Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengembangan dan pengelolaan sumber air di Provinsi Bali saat ini masih
kurang optimal sehingga masih banyak daerah yang mengalami kesulitan air
minum dan semakin luasnya lahan kritis. Di satu sisi masih banyak sumber air (air
permukaan, mata air, dan air tanah) yang belum dimanfaatkan ataupun
dioptimalkan sebagai air minum untuk kelangsungan hidup masyarakat dan
makhluk hidup lainnya (Ganesha, 2015).
Perkembangan pembangunan telah memberikan dampak tersendiri bagi
sektor-sektor lain pada suatu wilayah, salah satunya adalah kebutuhan akan
ketersediaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kebutuhan akan
penyediaan dan pelayanan air bersih dari waktu ke waktu semakin meningkat
seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, derajat kehidupan warga, dan
peningkatan kondisi sosial ekonomi pada wilayah pelayanan sehingga terjadi
peningkatan jumlah kebutuhan air per kapita. Jika tidak diimbangi dengan
kapasitas produksi air bersih yang memadai maka akan menimbulkan masalah
dimana jumlah air yang tersedia tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Sebagaimana yang terjadi di daerah yang telah berkembang, hal ini pun
terjadi di wilayah Badung Selatan yaitu Kecamatan Kuta dan Kuta Selatan yang
merupakan kawasan pariwisata yang berkembang pesat. Kecamatan Kuta dan
Kecamatan Kuta Selatan memiliki total luas wilayah sebesar 112,95 km² dan
jumlah penduduk 134.063 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk dalam 3 tahun
terakhir sebesar 6,33% (Kecamatan Kuta dan Kuta Selatan Dalam Angka 2014).
PDAM Tirta Mangutama wilayah Badung Selatan sebagai lembaga pengelola
sistem penyediaan air minum di Kecamatan Kuta dan Kuta Selatan memberikan
cakupan pelayanan sebesar 86,204% dari total jumlah penduduknya dengan
kebutuhan air rata-rata 205,09 liter/orang/hari (Laporan bidang teknik bulan
Desember PDAM Tirta Mangutama Kabupaten Badung 2014). Berdasarkan

1
analisis dari aspek kontinyuitas air, jika jumlah produksi air dibandingkan dengan
jumlah kebutuhan air mayarakat dimana dalam satu hari penduduk rata-rata
mendapatkan air selama 12 jam, maka didapat persentase tingkat pemenuhan
kebutuhan air masyarakat sebesar 74,871%.
Jaringan pipa transmisi air PDAM wilayah Badung Selatan (Kecamatan
Kuta dan Kuta Selatan) mencakup daerah (desa) layanan Kerobokan Klod,
Seminyak, Legian, Kuta, Tuban, Kedonganan, Jimbaran, Ungasan, Pecatu, Kutuh,
Benoa dan Tanjung Benoa. Dari sistem penyediaan air minum yang telah ada
(existing), sumber air jaringan PDAM Badung Selatan adalah IPA Belusung yang
berkapasitas 450 L/dt, IPA Penet (150 L/dt), IPA Petanu (100 L/dt), dan IPA
Estuary DAM (450 L/dt). PDAM Badung Selatan juga memiliki unit/sumber
produksi air baku lain yaitu Well Site Simpangan (37,5 L/dt), dan UPA Nusa Dua
(12,5 L/dt) (skema umum dapat dilihat pada gambar 1.1).
Kebutuhan air untuk masyarakat di Kecamatan Kuta dan Kuta Selatan saat
ini kurang mampu dilayani oleh sistem penyediaan air minum yang telah ada.
Selain itu, kebutuhan air minum di wilayah ini diperkirakan akan semakin
bertambah seiring perkembangan pariwisata dan pertambahan jumlah
penduduknya. Peningkatan kebutuhan air minum diantisipasi dengan melakukan
analisis kebutuhan air baku terhadap sistem penyediaan air minum existing agar
kedepannya jaringan air baku di wilayah kecamatan Kuta dan Kuta Selatan
mampu memenuhi kebutuhan air masyarakatnya.
Pengoptimalan analisis jaringan air minum, pada tugas akhir ini digunakan
suatu program komputer yang dapat menghitung jaringan pipa dengan proses
perhitungan yang cepat dengan kesalahan yang relatif kecil yaitu program
WaterNet. Adapun program WaterNet adalah suatu aplikasi yang digunakan untuk
memodelkan dan menganalisis sistem jaringan pipa transmisi dengan operasional
under windows.

2
IPA Penet IPA Belusung IPA Petanu
150 L/dt 450 L/dt 100 L/dt

Kerobokan
Klod IPA Estuary DAM
(344,07L/dt)
Seminyak

IPP Teluk Benoa


Legian
(1000 m³)

Kuta
Tanjung Benoa

Tuban

UPA Nusa Dua


Kedonganan (4500 m³)

15,19 L/dt
Reservoir
Jimbaran Tegeh Sari
T.1
(1000 m³)

16,48 L/dt
T.4 Benoa
Well Site Simpangan
13,13 L/dt (1000 m³)
T.11

Ungasan
17,07 L/dt
T.13
Reservoir Ungasan
(1000 m³) Kutuh

Keterangan:
: Reservoir
: Desa/Kelurahan
: Pipa Transmisi Existing
Pecatu : Pipa Distribusi Existing
: Pipa Rencana
: Pompa

Gambar 1.1 Skema Jaringan Pipa Existing Secara Umum


Sumber: PDAM Titra Mangutama Kabupaten Badung (2011)

3
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah upaya pemenuhan kebutuhan air minum pada 20 tahun
proyeksi pada sistem penyediaan air minum di wilayah kecamatan Kuta dan
Kuta Selatan?
2. Bagaimanakah cara pengoptimalan sistem penyediaan air minum di wilayah
kecamatan Kuta dan Kuta Selatan pada 20 tahun proyeksi dengan WaterNet?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Menganalisis upaya pemenuhan kebutuhan air minum pada 20 tahun proyeksi
pada sistem penyediaan air minum di wilayah Kecamatan Kuta dan Kuta
Selatan.
2. Menganalisis cara pengoptimalan sistem penyediaan air minum di wilayah
Kecamatan Kuta dan Kuta Selatan pada 20 tahun proyeksi dengan WaterNet.

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan akan menberikan manfaat sebagai berikut.
1. Evaluasi dari tingkat kebutuhan air baku di wilayah Kecamatan Kuta dan
Kuta Selatan.
2. Penelitian ini diharapkan dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya air
dari sistem penyediaan air minum di wilayah Kecamatan Kuta dan Kuta
Selatan untuk memenuhi kebutuhan air baku.

1.5 Batasan Penelitian


Adapun batasan pada penelitian yang akan dilakukan yaitu :
1. Tidak memperhitungkan pengaruh aspek lingkungan dan aspek sosial
2. Perhitungan jaringan hanya pada jaringan transmisi utama.
3. Tidak memperhitungkan sistem keseimbangan air (waterbalance).
4. Tidak meninjau Rencana Anggaran Biaya (RAB).
5. Penelitian ini hanya meninjau wilayah PDAM Badung Selatan.
6. Kebutuhan non domestik dihitung sebesar 20% dari kebutuhan domestik.

Anda mungkin juga menyukai