Anda di halaman 1dari 6

1.

LATAR BELAKANG

Air merupakan kebutuhan dasar manusia dalam kehidupan sehingga ketersediaan air
perlu untuk diperhatikan. Air adalah semua air yang terdapat di atas atau di bawah
permukaan tanah termasuk dalam pengertian ini, air permukaan, air tanah, air hujan, dan
air laut yang berada di darat. Pemanfaatan air untuk air bersih merupakan hal mutlak yang
harus dijaga ketersediaannya. Laju pertumbuhan penduduk, perkembangan pembangunan
dan standar gaya hidup di suatu daerah akan sebanding dengan meningkatnya jumlah
kebutuhan air masyarakat. Hal ini menjadi perhatian khusus untuk penyedia jasa air
bersih dalam memberikan kualitas pelayanan terhadap masyarakat.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai salah satu perusahaan milik daerah
punya peran penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui memberikan
pelayanan air bersih yang baik. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang no.32 tahun 2004,
tentang Pemerintahan Daerah. Sesuai Kementerian PU (2012) pengelolaan dan pelayanan
air minum yang memenuhi prinsip 3K, kualitas, kuantinitas, kontinuitas serta proses
pengelolaan dan pelayanan di seluruh unit kerja penyelenggara agar beroperasi dan
terkoordinasi dengan baik. Namun, permasalahan yang sering muncul adalah prinsip
kontinuitas air yang tidak berjalannya dengan baik. Dengan berkembangnya
permasalahan ini, maka perlu dilakukan kajian ini dengan tujuan mengetahui seberapa
jauh permasalahan ini dirasakan oleh masyarakat dan apa saja dampak yang terjadi
dengan adanya air yang tidak terdistribusi dengan baik.

2. TUJUAN KAJIAN
Tujuan dari kajian ini adalah:
a. Mengetahui penyebab air tidak terdistribusi dengan baik
b. Mengetahui dampak permasalahan ini terhadap masyarakat.

Manfaat jangka panjang dari kajian ini adalah sebagai berikut

a. Hasil kajian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi masyarakat tentang
penyebab-penyebab yang membuat air menjadi tidak terdistribusi dengan baik.
Dengan hal itu, bisa menjadi suatu pengetahuan yang baik agar tidak terjadi lagi
masalah serupa di kemudian hari.
3. PENDEKATAN TEORITIK

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:


416/MENKES/PER/IX/1990 dimana air bersih adalah air yang digunakan untuk
keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum
apabila telah dimasak, sedangkan air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum.

Sesuai Kementerian PU (2012) pengelolaan dan pelayanan air minum yang memenuhi
prinsip 3K, kualitas, kuantinitas, kontinuitas serta proses pengelolaan dan pelayanan di
seluruh unit kerja penyelenggara agar beroperasi dan terkoordinasi dengan baik.

Menurut Agustina D.V (2007) sistem distribusi produksi air dengan perpipaan,
kualitas pelayanan tergantung pada kondisi jaringan pipa distribusi air dan kinerja
pelayanan. Sedangkan kualitas pelayanan pada sistem distribusi produksi air non
perpipaan tergantung pada kondisi lingkungan alam sekitarnya.

Damanik, W., (2002) menyatakan bahwa banyaknya air yang hilang (losses) maka
akan menurunkan jumlah air yang dapat dijual kepada pelanggan, dan berdampak
selanjutnya pada pendapatan perusahaan dari penjualan air yang akan berkurang sehingga
akan menurunkan produktivitas perusahaan. Ferijanto, K., (2007) menyatakan bahwa
kehilangan air merupakan faktor yang dapat menyebabkan kerugian pada suatu sistem
penyediaan air, baik terhadap PDAM maupun terhadap konsumen. Dengan adanya
kehilangan air maka pihak PDAM akan menderita kerugian secara ekonomi dan financial,
sedangkan kerugian yang diderita pihak konsumen adalah terganggunya kapasitas dan
kontinuitas palayanan.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Keberadaan wilayah geografis Kota Banda Aceh terletak antara 05 16' 15" - 05 36'
16" Lintang Utara dan 95 16' 15" - 95 22' 35" Bujur Timur dengan tinggi rata-rata 0,80
meter diatas permukaan laut. Kota Banda Aceh terdiri dari 9 Kecamatan dan 90 Desa.
Luas wilayah administratif Kota Banda Aceh sebesar 61.359 Ha atau kisaran 61, 36 Km2
dengan batas-batas sebagai berikut :
Utara Selat Malaka
Kecamatan Darul Imarah Dan Kecamatan Ingin
Selatan
Jaya Kabupaten Aceh besar
Kecamatan Barona Jaya Dan Kecamatan
Timur
Darussalam Kabupaten Aceh Besar
Barat Kecamaan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar
Sumber : perizinan.bandaacehkota.go.id

No Kecamatan Luas (Km²)


1 Meuraxa 16.04
2 Baiturrahman 10.16
3 Kuta Alam 14.77
4 Syiah Kuala 20.39
Sumber: ciptakarya.pu.go.id

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui luas wilayah terbesar yaitu Kecamatan Syiah
Kuala (20,39 Km), sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu Kecamatan Baiturrahman
(10,16 Km).

No Kecamata   Jiwa
n
1 Meuraxa 66.108
2 Baiturrahman 52.486
3 Kuta Alam 62.263
4 Syiah Kuala 39.88
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Banda Aceh

Jumlah penduduk terbanyak di Kota Banda Aceh terdapat di Kecamatan


Meuraxa, yaitu sejumlah 66.108 jiwa, sedangkan penduduk terkecil terdapat di
Kecamatan Baiturrahman, yaitu sebanyak 52.486 jiwa. Dari data diatas dapat
diketahui jumlah jiwa sebesar 220.737 jiwa.

SATUA BESARA
No URAIAN N N
I Pelayanan Penduduk      
1 Jumlah penduduk   Jiwa 264.091
2 Jumlah pelanggan   Jiwa 142.609
3 Penduduk terlayani   % 54
II Data Sumber      
Nama pengelola : PDAM Tirta
1 Daroy      
2 Sistem : -
Sistem sumber : sumber air
3 permukaan      
4 Kapasitas sumber   Lt/dt -  
III III. Data Produksi      
1 Kapasitas produksi   Lt/dt 290
2 Kapasitas desain   Lt/dt 362,5
3 Kapasitas pasang   Lt/dt 435
4 Produksi aktual   m3/th -
       
IV IV. Data Distribusi      
1 Sistem distribusi : Interkoneksi      
2 Kapasitas distribusi   Lt/dt 290

26.409.10
3 Asumsi kebutuhan air   Lt/org/hr 0
4 Ratio kebutuhan % -      
5 Air terjual   m3/th  
6 Air terdistribusi m3/th  
7 Total penjualan air Rp -
8 Cakupan pelayanan air % 54
9 Cakupan penduduk jiwa 142.609
10 Jumlah mobil tangki -  
V Data Kebocoran    
1 Kebocoran administrasi   % -
2 Kebocoran teknis % 31,03
Sumber : PDAM Tirta Daroy

Jumlah kapasitas pasang dari data produksi air yang didapat adalah 435 lt/dt, jumlah
ini melebihi kapasitas desain dan kapasitas produksi. Untuk jumlah sambungan air yang ada
adalah sebanyak 19.042 unit. Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan untuk Kota
Sedang sebesar 15%, dan kebutuhan ideal adalah 100 liter/orang/hari, maka kebutuhan air
bersih untuk Kota Banda Aceh disajikan dalam tabel berikut ini :

Jumlah Kapasitas produksi Kebutuhan


Penduduk Eksisting Kebutuhan ideal kota total Selisih (lt/hr)
sedang
(jiwa) lt/dt lt/hr lt/hr
264.091 290 25.056.000 100 26.409.100 1.353.100
Sumber: analisis

Dari tabel tersebut diatas, maka Kota Banda Aceh dengan jumlah penduduk 264.091
jiwa, membutuhkan air bersih sebesar 26.409.100 liter/hari. Jumlah ini didapatkan dari
jumlah penduduk x 100 liter/orang/hari. Namun PDAM Kota Banda Aceh baru dapat
memproduksi sebanyak 25.056.00 liter/hari. Sehingga masih dibutuhkan kapasitas produksi
sebanyak 1.353.100 liter/hari, atau 15,6 liter/detik.

Anda mungkin juga menyukai