ABSTRAK
Kelurahan Mulyorejo merupakan daerah berkembang. Di wilayah ini terdapat
perkembangan pemanfaatan lahan dengan dominasi industri, pemukiman, dan pengolahan sampah.
Berdasarkan pendataan kebutuhan peningkatan kualitas lingkungan perkotaan oleh masyarakat
Kelurahan Mulyorejo, pemenuhan kebutuhan air bersih adalah salah satu permasalahan yang
belum dapat teratasi. Penurunan kualitas air dan semakin mahalnya tarif penggunaan air,
mendorong masyarakat untuk mencari alternatif penyediaan air bersih. Pemerintah Kota Malang
melalui Dinas Cipta Karya memberikan bantuan berupa pembangunan sumur bor.
Studi ini bertujuan untuk mendapatkan analisa jaringan distribusi air bersih yang sesuai
dengan kebutuhan dan kriteria yang ada. Debit yang tersedia sebesar 3,5 liter/detik nantinya akan
digunakan untuk melayani kebutuhan warga RW 05 sebanyak 290 Kepala Keluarga (KK). Setelah
dilakukan analisa, didapatkan debit kebutuhan rata rata sebesar 2,244 liter/detik yang hanya
mampu melayani sebesar 85,34% dari total keseluruhan penduduk.
Analisa jaringan distribusi ini menggunakan program WaterCAD ver8 XM Edition.
Dimana terdapat 3 kontrol parameter, yaitu tekanan, kecepatan, dan headloss gradient. Hasil
analisa menunjukkan bahwa kecepatan air tertinggi terjadi pukul 07.00 dikarenakan jam tersebut
adalah pemakaian air maksimum terjadi. Sedangkan untuk tekanan dan headloss gradient
berbanding terbalik dengan kecepatan. Tekanan terendah terjadi saat air mencapai jam maksimum.
ABSTRACT
Mulyorejo District is a growing area. In this region there is the development of land use
with the dominance of industrial, residential, and waste management. Based on the data for the
requirement of quality improvement of the urban environment for Mulyorejo Districtresident, the
availability of clean water is one of the problems yet to be resolved. Water quality degradation
and the increasingly high rates of water use, encourage people to seek alternative water supply.
Malang government through the Dinas Cipta Karya is providing assistance in the form of
construction of artesian well.
This study aimed to obtain clean water distribution network analysis in accordance with
the requirements and criteria. Dischargeavailable is at 3.5 liters / sec and will be used to serve the
residents of RW 05 which include 290 families. After analyzing it, the result of average flow
requiredis 2,244 liters / second which is only capable of serving for 85.34% of the total
population.
This distribution network analyzer is using WaterCAD program ver8 XM Edition. And
there are three control parameters which is pressure, speed, and headloss gradient. The analysis
shows that the water velocity is highest at 07.00 am because it is the peak hours of water usage
occurs. As for the pressure and headloss gradient is inversely with speed. The lowest pressure
occurs when the water reaches the peak hours.
Kota V1
2g
EGL
hL
I Diatas 1 juta 190
Metropolitan a
P1 HGL
500.000 - 1
2
V2
II Kota Besar 170 2g
juta
V1
100.000 - P2
III Kota Sedang 150
500.000
20.000 -
IV Kota Kecil 130 h1
V2
100.000
10.000 - h2
V Desa 100
20.000 b b
3.000 -
VI Desa Kecil 60 Gambar 1.Garis Tenaga dan Tekanan
10.000
Sumber: Departemen Pekerjaan Umum Sumber: Priyantoro (1991:7)
RI Ditjen Cipta Karya (1994 : 40) Adapun Persamaan Bernoulli
Kebutuhan non domestik dalam gambar diatas dapat ditulis
merupakan kebutuhan air selain untuk sebagai berikut (Priyantoro, 1991:8):
keperluan rumah tangga dan p v2 P v2
h1 1 1 h 2 2 2 hL
sambungan kran umum, seperti 2g 2g
penyediaan air untuk sarana sosial, dengan:
tempat ibadah, sekolah, rumah sakit,
p1 p 2 Ada beberapa teori dan formula
, = Tinggi tekan di titik 1,2 (m)
w w untuk menghitung besarnya kehilangan
2 2 tinggi tekan mayor ini yaitu dari
V1 V2 Hazen-Williams, Darcy-Weisbach,
, = Tinggi energi dititik 1 dan
2g 2g Manning, Chezy, Colebrook-White dan
2 (m) Swamme-Jain. Adapun besarnya
p1, p2 =Tekanan di titik 1 dan 2 (kg/m2) kehilangan tinggi tekan mayor dalam
w = Berat jenis air (kg/m3) kajian ini dihitung dengan persamaan
V1,V2=Kecepatan aliran di titik 1 dan 2 Hazen-Williams (Priyantoro 1991 : 21):
(m/dt) Q 0.85 C hw A R 0,63 S 0,54
g = Percepatan gravitasi (m/det2) V 0.85 Chw R 0, 63 S 0,54
h1, h2= Tinggi elevasi di titik 1 dan 2
dari garis yang ditinjau (m) dengan:
Hf = Kehilangan tinggi tekan dalam V = kecepatan aliran pada pipa
pipa (m) Chw =koefisien kekasaran pipa Hazen-
Williams
b. Hukum Kontinuitas A = luas penampang aliran (m2)
Qmasuk = Qkeluar Q = debit aliran pada pipa (m3/det)
A1 . V1 = A2 . V2 S = kemiringan hidraulis
dengan: = hf / L
Q1 = debit pada potongan 1 (m3/det) R = jari-jari hidrolis (m)
Q2 = debit pada potongan 2 (m3/det) =D/4
A1 = luas penampang pada potongan 1 Untuk Q = V / A, didapat
A2 = luas penampang pada potongan 2 persamaan kehilangan tinggi tekan
V1 = kecepatan pada potongan 1 mayor menurut Hazen-Williams
V2 = kecepatan pada potongan 2 sebesar (Webber 1971 : 121):
Pada aliran percabangan pipa h f k .Q 1,85
jugaberlakuhukum kontinuitas dimana
debit yangmasuk pada suatu pipa sama 10,67 L
k 1,85
dengan debityang keluar pipa. Hal C hw .D 4,87
tersebut diilustrasikansebagai berikut: dengan:
Q1 = Q2 + Q3 h f = kehilangan tinggi tekan mayor (m)
A1.V1 = (A2.V2) + (A3.V3)
D = diameter pipa (m)
dengan:
K = koefisien karakteristik pipa
Q1,Q2,Q3 = Debit yang mengalir pada
L = panjang pipa (m)
penampang 1, 2 dan 3 (m3/det)
Q = debit aliran pada pipa (m3/det)
V1,V2,V3 = Kecepatan pada penampang
Chw = koefisien kekasaran Hazen-Will
1,2 dan 3 (m/det)
Pengolahan Data
1. Analisa Kebutuhan Air Bersih
- Melakukan perhitungan penduduk
dengan proyeksi 20 tahun.
- Perhitungan dimulai dengan
perhitungan nilai standar deviasi dan
koefisien korelasi. Kemudian dapat
dipilih proyeksi penduduk yang
paling mendekati kenyataan.
Gambar 2. Peta Kota Malang - Perhitungan kebutuhan penduduk
Sumber: Bakosurtanal dengan membagi kebutuhan air
menjadi 3 bagian, yaitu kebutuhan
domestik, non domestik, dan
kehilangan air.
2. Analisa Penyediaan Air Bersih
- Melakukan perencanaan jaringan
perpipaan pada wilayah studi.
Perencanaan dimaksudkan untuk
mengetahui kondisi hidrolis dari
jaringan perpipaan yang telah
direncanakan.
- Melakukan running jaringan
perpipaan dengan menggunkan
WaterCAD V8 XM Edition.
- Menganalisa hasil WaterCAD V8
XM Edition dengan standar jaringan
Gambar 3. Peta Lokasi Studi distribusi air bersih.
Sumber: Bakosurtanal 3. Analisa Biaya Konstruksi
- Menghitung biaya yang dikeluarkan
Pengumpulan Data dalam keseluruhan perencanaan
Adapun data yang diperlukan jaringan distribusi air bersih.
yaitu:
1. Peta Topografi, didapatkan dari 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bakosurtanal. Peta ini digunakan untuk Perhitungan Proyeksi Penduduk
menentukan letak pipa yang akan Perhitungan proyeksi penduduk
digunakan untuk mendistribusi air merupakan dasar perhitungan
bersih. kebutuhan air bersih. Proyeksi jumlah
2. Data Jumlah Penduduk, didapatkan penduduk di suatu daerah dan pada
dari Kantor Kelurahan setempat. Data tahun tertentu dapat dilakukan apabila
yang diperlukan berupa jumlah diketahui tingkat pertumbuhan
penduduk Kelurahan Mulyorejo yang penduduknya. Ada beberapa cara untuk
nantinya akan digunakan untuk menentukan proyeksi penduduk, yaitu
menghitung proyeksi penduduk selama metode Aritmatik, Geometrik, dan
20 tahun mendatang. Eksponensial. Berikut data
3. Data Ketersediaan Air, didapatkan
dari hasil pengeboran air tanah.
pertumbuhan penduduk Kelurahan Tabel 3. Proyeksi Penduduk
Mulyorejo. Metode Aritmatik
Tabel 2. Hasil Perhitungan Proyeksi Jumlah Jumlah
No. Tahun Penduduk No. Tahun Penduduk
Penduduk
2014 1450
Jumlah Jumlah Penduduk (Metode)
Tahun 1 2015 1521 11 2025 2227
Penduduk Aritmatik Geometrik Eksponensial 2 2016 1591 12 2026 2298
2010 1200 1214 1199 1193 3 2017 1662 13 2027 2368
2011 1290 1265 1257 1253 4 2018 1733 14 2028 2439
2012 1345 1321 1318 1315 5 2019 1803 15 2029 2510
2013 1432 1383 1383 1381 6 2020 1874 16 2030 2580
2014 1450 1450 1450 1450 7 2021 1945 17 2031 2651
Jumlah 6717 6632 6607 6592 8 2022 2015 18 2032 2722
Dalam menetukan metode 9 2023 2086 19 2033 2792
proyeksi penduduk yang mendekati 10 2024 2156 20 2034 2863
kebenaran harus dilakukan uji perhitungan proyeksi penduduk selama
kesesuaian proyeksi berdasarkan 20 tahun mendatang.
standar deviasi dan koefisien korelasi. Hasil proyeksi penduduk
Berdasarkan perhitungan uji selama 20 tahun akan digunakan untuk
kesesuaian proyeksi penduduk, metode menghitung kebutuhan air bersih.
aritmatik yang mendekati kebenaran Berikut merupakan rekap hasil
karena memiliki standar deviasi perhitungan kebutuhan air bersih:
terkecil dan koefisien korelasi Tabel 4. Rekapitulasi Kebutuhan Air
mendekati 1. Metode tersebut akan Bersih
digunakan untuk menghitung proyeksi Analisa Q Kebutuhan
Kebutuhan Q Keb. Keb.
penduduk selama 20 tahun. Perlu berdasarkan Sumber Rata- Keb. Jam
diperhatikan bahwa studi ini hanya Tingkat rata Maksimum Puncak
Pelayanan (lt/dtk) (lt/dtk) (lt/dtk) (lt/dtk)
terbatas pada lingkup lebih kecil, yaitu Tingkat
Rukun Warga (RW). Mengingat data pelayanan
100 % 3,5 2,629 3,024 4,102
yang kurang lengkap pada studi ini, Tingkat
maka proyeksi penduduk disesuaikan pelayanan
sesuai
dengan data yang tersedia. dengan jam
Studi ini terfokus pada RW.05 puncak 3,5 2,244 2,580 3,500
Tingkat
yang ada di Kelurahan Mulyorejo, pelayanan
Kecamatan Sukun, Kota Malang. 80 % 3,5 2,103 2,419 3,281
Tingkat
Berdasarkan hasil survey, data jumlah pelayanan
penduduk yang pasti tidak ada, 60 % 3,5 1,315 1,512 2,051
Tingkat
melainkan yang tersedia adalah data pelayanan
jumlah KK. Menurut keterangan dari 40 % 3,5 1,052 1,209 1,641
Ketua RW setempat, pada RW 05 Tingkat
pelayanan
terdapat 290 KK yang terbagi atas 9 20 % 3,5 0,526 0,605 0,820
Rukun Tetangga (RT). Pada Berdasarkan hasil perhitungan
perencanaan ini diasumsikan 1 (satu) kebutuhan air yang telah dilakukan,
KK terdapat 5 jiwa penduduk. didapatkan total debit yang dibutuhkan
Sehingga jumlah penduduk wilayah untuk memenuhi kebutuhan di
studi didapatkan 1450 jiwa penduduk. Kelurahan Mulyorejo sampai tahun
Jumlah penduduk inilah yang nantinya 2034 dengan pelayanan 100% sebesar
digunakan dalam perhitungan proyeksi 4,102 lt/dtk. Dengan debit yang
penduduk. Berikut merupakan hasil tersedia sebesar 3,5 liter/detik dan dari
hasil perhitungan yang ada maka tahun 1. Tekanan kurang dari 0,5 atm,
2034, kemampuan pelayanan debit dilakukan perbaikan dengan cara:
sumber terhadap kebutuhan air bersih - Penggantian pipa dengan
pada saat jam puncak adalah sebesar diameter yang lebih besar
85,34%. Sehingga tidak memerlukan - Pemompaan
alternatif alternatif skenario - Menaikan tinggi tandon
pelayanan untuk memenuhi kebutuhan. 2. Tekanan lebih besar 8 atm,
dilakukan perbaikan dengan cara:
Perencanaan Jaringan Distribusi Air - Pembuatan bak pelepas tekan
Bersih. - Pemasangan Pressure Reducer
Tahapan awal pengerjaan Valve (PRV)
jaringan distribusi air bersih pada - Menurunkan tinggi tandon
lokasi studi dilakukan dengan melihat
kondisi topografi wilayah. Hal ini Analisa Penyediaan Air Bersih
untuk memudahkan dalam perletakan Studi ini direncanakan sesuai
reservoir, tandon, junction, dan pipa. dengan kondisi daerah studi. Dalam
Setelah selesai memasukkan skenario ini menggunakan 1 buah
background layer dilanjutkan pompa yang beroperasi selama 17
memasang titik titik pada setiap jam/hari dengan pola operasi 6 (enam)
komponen (reservoir, tandon, junction, jam-an. Pompa dimulai operasi pukul
pipa). 04.00.
Perencanaan jaringan pipa
distribusi air bersih ini direncanakan
dengan tidak menggunakan jaringan
yang sudah ada atau jaringan eksisting,
melainkan pembuatan jaringan awal Gambar 4. Skema Jaringan Distribusi
dari sumber air tanah. Dengan adanya Air Bersih
pembuatan jaringan dari awal ini
diharapkan dapat memanfaatkan secara Perencanaan Tandon
optimal kapasitas sumber yang telah Fungsi tandon adalah untuk
tersedia, dan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan akibat naik
melayani kebutuhan penduduk. turunnya pemakaian air yang akan
Adapun kriteria perencanaan dilirkan dalam sistem distribusi.
jaringan pipa pada sistem distribusi air Dimensi tandon direncanakan secara
bersih dapat dikatakan memenuhi cobacoba sehingga didapat dimensi
syarat atau tidak adalah sebagai dengan kapasitas yang efektif. Berikut
berikut: merupakan rencana kapasitas tandon
- Tekanan yang terdapat di titik yang akan dipakai:
simpul (junction) 0,5 8 atm. H minumum = 0,500 m
- Kecepatan dalam pipa 0,3 4,5 H initial = 3,000 m
m/dt. Panjang = 4,000 m
- Kemiringan garis hidrolis (headloss Lebar = 4,000 m
gradien) 0 - 15 m/km. H jagaan = 0,500 m
Apabila tekanan yang terjadi Pada jam ke 24.00 tandon harus
tidak sesuai dengan syarat perencanaan pada tinggi muka air yang sama seperti
sistem jaringan distribusi air bersih di awal pengoperasian (H initial) agar
maka dapat dilakukan perbaikan pola pengoperasiannya dapat terus
jaringan pipa dengan kondisi: berlanjut pada hari berikutnya dan
tandon tidak kehabisan air.
Tabel 5. Kondisi Muka Air dalam Tandon