Anda di halaman 1dari 12

STUDI PERENCANAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH

DI KELURAHAN MULYOREJO KECAMATAN SUKUN


KOTA MALANG

Jayanti Putri Kiswandhi1, Donny Harisuseno2, Runi Asmaranto2


1
Mahasiswa Program Sarjana Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya
2
Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
Email: putrikiswandhi@gmail.com

ABSTRAK
Kelurahan Mulyorejo merupakan daerah berkembang. Di wilayah ini terdapat
perkembangan pemanfaatan lahan dengan dominasi industri, pemukiman, dan pengolahan sampah.
Berdasarkan pendataan kebutuhan peningkatan kualitas lingkungan perkotaan oleh masyarakat
Kelurahan Mulyorejo, pemenuhan kebutuhan air bersih adalah salah satu permasalahan yang
belum dapat teratasi. Penurunan kualitas air dan semakin mahalnya tarif penggunaan air,
mendorong masyarakat untuk mencari alternatif penyediaan air bersih. Pemerintah Kota Malang
melalui Dinas Cipta Karya memberikan bantuan berupa pembangunan sumur bor.
Studi ini bertujuan untuk mendapatkan analisa jaringan distribusi air bersih yang sesuai
dengan kebutuhan dan kriteria yang ada. Debit yang tersedia sebesar 3,5 liter/detik nantinya akan
digunakan untuk melayani kebutuhan warga RW 05 sebanyak 290 Kepala Keluarga (KK). Setelah
dilakukan analisa, didapatkan debit kebutuhan rata rata sebesar 2,244 liter/detik yang hanya
mampu melayani sebesar 85,34% dari total keseluruhan penduduk.
Analisa jaringan distribusi ini menggunakan program WaterCAD ver8 XM Edition.
Dimana terdapat 3 kontrol parameter, yaitu tekanan, kecepatan, dan headloss gradient. Hasil
analisa menunjukkan bahwa kecepatan air tertinggi terjadi pukul 07.00 dikarenakan jam tersebut
adalah pemakaian air maksimum terjadi. Sedangkan untuk tekanan dan headloss gradient
berbanding terbalik dengan kecepatan. Tekanan terendah terjadi saat air mencapai jam maksimum.

Kata kunci : air tanah, perencanaan, WaterCAD ver8 XM Edition

ABSTRACT
Mulyorejo District is a growing area. In this region there is the development of land use
with the dominance of industrial, residential, and waste management. Based on the data for the
requirement of quality improvement of the urban environment for Mulyorejo Districtresident, the
availability of clean water is one of the problems yet to be resolved. Water quality degradation
and the increasingly high rates of water use, encourage people to seek alternative water supply.
Malang government through the Dinas Cipta Karya is providing assistance in the form of
construction of artesian well.
This study aimed to obtain clean water distribution network analysis in accordance with
the requirements and criteria. Dischargeavailable is at 3.5 liters / sec and will be used to serve the
residents of RW 05 which include 290 families. After analyzing it, the result of average flow
requiredis 2,244 liters / second which is only capable of serving for 85.34% of the total
population.
This distribution network analyzer is using WaterCAD program ver8 XM Edition. And
there are three control parameters which is pressure, speed, and headloss gradient. The analysis
shows that the water velocity is highest at 07.00 am because it is the peak hours of water usage
occurs. As for the pressure and headloss gradient is inversely with speed. The lowest pressure
occurs when the water reaches the peak hours.

Keyword : groundwater, planning, WaterCAD program ver8 XM Edition


1. PENDAHULUAN bersih yang dapat menjangkau wilayah
Latar Belakang yang kekurangan pasokan air bersih.
Air merupakan sumber daya Salah satu usaha yang
alam yang dibutuhkan oleh setiap dilakukan untuk dapat memenuhi
makhluk hidup, baik untuk memenuhi kebutuhan air bersih di wilayah ini
kebutuhan secara langsng maupun adalah dengan adanya pembangunan
tidak langsung. Banyak masalah yang sumur bor yang memanfaatkan potensi
muncul pada penyedia air bersih, air tanah yang ada. Pemerintah Kota
diantaranya meresapnya limbah cair Malang melalui Dinas Cipta Karya
TPA ke dalam air tanah dan merealisasikan pembangunan tersebut.
terbuangnya limbah pabrik di sungai. Untuk mengurangi adanya kecurangan
Faktor yang bisa dikaitkan dalam pendistribusian air, penulis
dengan permasalahan tersebut adalah memberikan masukan berupa
jumlah populasi penduduk yang perencanaan jaringan distribusi air
cenderung meningkat di suatu wilayah bersih dari sumur bor, tandon sampai
yang mengakibatkan semakin ke jaringan utama.
meningkatnya kebutuhan air di wilayah Perencanaan distribusi air
tersebut. Disamping itu itu, bersih ini menggunakan program
perindustrian yang semakin WaterCad V8 XM Edition yang
berkembang mengakibatnya semakin memiliki kemampuan untuk
sempitnya lahan terbuka untuk resapan menganalisavsekaligus
air sehingga berpengaruh pada mensimulasikan jaringan perpipaan.
keberadaan air dalam tanah.
Pemanfaatan air tanah Tujuan
merupakan upaya untuk memenuhi Memperoleh debit kebutuhan air
kebutuhan air di masa sekarang dan bersih di RW 05 Kecamatan
masa yang akan datang, serta Mulyorejo Kecamatan Sukun Kota
merupakan alternatif yang terbaik Malang yang sesuai dengan
apabila air di permukaan sudah tidak kebutuhan.
mencukupi atau sudah tidak terjangkau Merencanakan sistem jaringan
lagi. perpipaan untuk pemenuhan
Untuk itu diperlukan adanya kebutuhan air bersih sampai tahun
penyediaan air bersih yang secara 2034 dengan menggunakan bantuan
kualitas memenuhi standar yang program WaterCad V8 XM Edition.
berlaku dan secara kuantitas dan Agar penulis mempunyai keahlian
kontinuitas harus dapat memenuhi dalam menyelesaikan suatu
kebutuhan masyarakat di suatu wilayah permasalahan jaringan air bersih
sehingga aktivitas dapat berjalan dengan menggunakan software
dengan baik. WaterCAD.

Identifikasi Masalah 2. KAJIAN PUSTAKA


Kebutuhan air bersih di wilayah Proyeksi Penduduk
Kelurahan Mulyorejo masih sangat Pertumbuhan penduduk merupakan
jauh dari sasaran pelayanan. Penurunan salah satu faktor penting dalam
kualitas air dan mahalnya harga air perencanaan kebutuhan air bersih. Ada
menjadi permasalahan pokok di setiap 3 metode untuk menghitung proyeksi
tahunnya yang mendorong masyarakat penduduk, yaitu:
untuk mencari alternatif penyediaan air 1) Metode Aritmatik
2) Metode Geometrik asrama, dan juga untuk keperluan
3) Metode Eksponensial komersil seperti industri, hotel,
Kemudian dilakukan uji kesesuaian perdagangan, serta untuk pelayanan
proyeksi dengan menggunakan jasa umum.
perhitungan Standar Deviasi dengan
nilai terkecil dan Koefisien Korelasi Analisa Hidrolika
dengan nilai yang mendekati +1. a. Hukum Bernoulli
Aliran dalam pipa memiliki tiga
Kebutuhan Air Bersih macam energi yang bekerja
Kebutuhan air bersih didalamnya, yaitu :
dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu 1. Energi ketinggian
kebutuhan domestik dan non domestik. 2. Energi tekanan
Kebutuhan domestik merupakan 3. Energi kecepatan
kebutuhan air yang digunakan untuk Hal tersebut dikenal dengan
keperluan rumah tangga dan prinsip Bernoulli bahwa tinggi energi
sambungan kran umum. total pada sebuah penampang pipa
Besar kebutuhan domestik yang adalah jumlah energi kecepatan, energi
diperlukan dihitung rerata kebutuhan tekanan dan energy ketinggian yang
air per satuan orang perhari. Kebutuhan dapat ditulis sebagai berikut:
air perorang perhari disesuaikan ETot = Energi ketinggian + Energi
dengan dimana orang tersebut tinggal. kecepatan + Energi tekanan
Setiap kategori kota tertentu V2 p
mempunyai kebutuhan akan air yang ETot =h+ +
berbeda. Semakin besar kota maka 2g w
tingkat kebutuhan air juga akan Menurut teori kekekalan energi
semakin besar. dari hukum Bernoulli yakni apabila
Tabel 1. Kebutuhan Air Bersih tidak ada energi yang lolos atau
berdasarkan Kategori Kota dan Jumlah diterima antara dua titik dalam satu
Penduduk sistem tertutup, maka energi totalnya
Kebutuhan tetap konstan. Hal tersebut dijelaskan
Kategori Jumlah
Keterangan air pada gambar di bawah ini:
kota Penduduk
(ltr/org/hr) a
2

Kota V1
2g
EGL
hL
I Diatas 1 juta 190
Metropolitan a
P1 HGL
500.000 - 1
2
V2
II Kota Besar 170 2g
juta
V1
100.000 - P2
III Kota Sedang 150
500.000
20.000 -
IV Kota Kecil 130 h1
V2
100.000
10.000 - h2
V Desa 100
20.000 b b
3.000 -
VI Desa Kecil 60 Gambar 1.Garis Tenaga dan Tekanan
10.000
Sumber: Departemen Pekerjaan Umum Sumber: Priyantoro (1991:7)
RI Ditjen Cipta Karya (1994 : 40) Adapun Persamaan Bernoulli
Kebutuhan non domestik dalam gambar diatas dapat ditulis
merupakan kebutuhan air selain untuk sebagai berikut (Priyantoro, 1991:8):
keperluan rumah tangga dan p v2 P v2
h1 1 1 h 2 2 2 hL
sambungan kran umum, seperti 2g 2g
penyediaan air untuk sarana sosial, dengan:
tempat ibadah, sekolah, rumah sakit,
p1 p 2 Ada beberapa teori dan formula
, = Tinggi tekan di titik 1,2 (m)
w w untuk menghitung besarnya kehilangan
2 2 tinggi tekan mayor ini yaitu dari
V1 V2 Hazen-Williams, Darcy-Weisbach,
, = Tinggi energi dititik 1 dan
2g 2g Manning, Chezy, Colebrook-White dan
2 (m) Swamme-Jain. Adapun besarnya
p1, p2 =Tekanan di titik 1 dan 2 (kg/m2) kehilangan tinggi tekan mayor dalam
w = Berat jenis air (kg/m3) kajian ini dihitung dengan persamaan
V1,V2=Kecepatan aliran di titik 1 dan 2 Hazen-Williams (Priyantoro 1991 : 21):
(m/dt) Q 0.85 C hw A R 0,63 S 0,54
g = Percepatan gravitasi (m/det2) V 0.85 Chw R 0, 63 S 0,54
h1, h2= Tinggi elevasi di titik 1 dan 2
dari garis yang ditinjau (m) dengan:
Hf = Kehilangan tinggi tekan dalam V = kecepatan aliran pada pipa
pipa (m) Chw =koefisien kekasaran pipa Hazen-
Williams
b. Hukum Kontinuitas A = luas penampang aliran (m2)
Qmasuk = Qkeluar Q = debit aliran pada pipa (m3/det)
A1 . V1 = A2 . V2 S = kemiringan hidraulis
dengan: = hf / L
Q1 = debit pada potongan 1 (m3/det) R = jari-jari hidrolis (m)
Q2 = debit pada potongan 2 (m3/det) =D/4
A1 = luas penampang pada potongan 1 Untuk Q = V / A, didapat
A2 = luas penampang pada potongan 2 persamaan kehilangan tinggi tekan
V1 = kecepatan pada potongan 1 mayor menurut Hazen-Williams
V2 = kecepatan pada potongan 2 sebesar (Webber 1971 : 121):
Pada aliran percabangan pipa h f k .Q 1,85
jugaberlakuhukum kontinuitas dimana
debit yangmasuk pada suatu pipa sama 10,67 L
k 1,85
dengan debityang keluar pipa. Hal C hw .D 4,87
tersebut diilustrasikansebagai berikut: dengan:
Q1 = Q2 + Q3 h f = kehilangan tinggi tekan mayor (m)
A1.V1 = (A2.V2) + (A3.V3)
D = diameter pipa (m)
dengan:
K = koefisien karakteristik pipa
Q1,Q2,Q3 = Debit yang mengalir pada
L = panjang pipa (m)
penampang 1, 2 dan 3 (m3/det)
Q = debit aliran pada pipa (m3/det)
V1,V2,V3 = Kecepatan pada penampang
Chw = koefisien kekasaran Hazen-Will
1,2 dan 3 (m/det)

c. Kehilangan Tekanan (Headloss) Kehilangan Tinggi Tekan Minor


Kehilangan tinggi tekan dalam (Minor Losses)
pipa dapat dibedakan menjadi Ada berbagai macam kehilangan tinggi
kehilangan tinggi tekan mayor (major tekan minor sebagai berikut:
losses) dan kehilangan tinggi tekan 1. Kehilangan Tinggi Minor karena
minor (minor losses). Pelebaran Pipa
2. Kehilangan Tinggi Minor karena
Kehilangan Tinggi Tekan Mayor
Penyempitan Mendadak pada Pipa
(Major Losses)
3. Kehilangan Tinggi Minor karena Zb = merupakan perbedaan tinggi
Mulut Pipa muka air di sisi keluar dan sisi isap
4. Kehilangan Tinggi Minor karena v2/2g = head kecepatan keluar (m)
Belokan pada Pipa
5. Kehilangan Tinggi Minor karena Tandon
Sambungan dan Katup pada Pipa Secara umum tandon merupakan
Pada pipa-pipa yang panjang, tempat tampungan sementara air baku
kehilangan minor ini sering diabaikan dari sumber air. Bahan acuan dalam
tanpa kesalahan yang berarti (L/D menentukan lokasi dan perhitungan
>>1000), tetapi dapat menjadi cukup dimensi tandon harus memenuhi
penting pada pipa yang pendek pedoman berikut.
(Priyantoro,1991:37). Tandon harus dekat dengan pusat
Kehilangan minor pada daerah layanan, kecuali tidak
umumnya akan lebih besar bila terjadi dimungkinkan.
perlambatan kecepatan aliran didalam Tinggi tandon minimal 5 m dari
pipa dibandingkan peningkatan permukaan tanah, hal tersebut
kecepatan akibat adanya pusaran arus disesuaikan dengan peraturan
yang ditimbulkan oleh pemisahan Permen PU 18 tahun 2007.
aliran dari bidang batas pipa (Linsley, Volume efektif tandon ditentukan
1989:273). berdasarkan keseimbangan aliran
keluar dan aliran masuk pada
Pompa tandon.
Pompa adalah komponen Kapasitas tandon bergantung
system yang mampu memberikan pada fluktuasi kebutuhan masuk dan
tambahan tekanan dalam suatu sistem keluar, kapasitas pemompaan dan
jaringan distribusi air bersih. kegunaan dari tandon tersebut. Volume
Karateristik pompa ditunjukkan oleh tandon ditentukan dengan
debit yang dihasilkan pada berbagai memperhitungkan debit dan perkiraan
jenis variasi tinggi tekan (head). lama jam puncak. Berdasarkan
Semakin tinggi head yang perhitungan volume tandon tersebut,
ditambahkan, maka semakin kecil debit diperoleh dimensi tandon dengan
yang diproduksi dan sebaliknya. persamaan berikut:
Head total pompa yang harus V= TxLxP
disediakan untuk mengalirkan sejumlah dengan:
air seperti yang direncanakan dapat V = volume tandon (m3)
ditentukan berdasarkan kondisi T = tinggi tandon (m)
instalasi yang akan dilayani pompa. L = lebar tandon (m)
Perhitungan head total pompa dapat P = panjang tandon (m)
dihitung berdasarkan persaman berikut
(Sularso, 2000:28): 3. METODOLOGI PENELITIAN
v2 Kelurahan Mulyorejo merupakan
H h f hlm Zb
2g sebuah kelurahan yang berada di
dengan: Kecamatan Sukun, Kota Malang.
H = head total pompa (m) Kecamatan ini berada di 112o3614 -
Hf = kehilangan tinggi tekan major 112o4042 BT dan 077o3638 -
losses (m) 008o0157 LS.
hlm = kehilangan tinggi tekan minor
losses (m)
4. Referensi yang berkaitan dengan
studi ini.

Pengolahan Data
1. Analisa Kebutuhan Air Bersih
- Melakukan perhitungan penduduk
dengan proyeksi 20 tahun.
- Perhitungan dimulai dengan
perhitungan nilai standar deviasi dan
koefisien korelasi. Kemudian dapat
dipilih proyeksi penduduk yang
paling mendekati kenyataan.
Gambar 2. Peta Kota Malang - Perhitungan kebutuhan penduduk
Sumber: Bakosurtanal dengan membagi kebutuhan air
menjadi 3 bagian, yaitu kebutuhan
domestik, non domestik, dan
kehilangan air.
2. Analisa Penyediaan Air Bersih
- Melakukan perencanaan jaringan
perpipaan pada wilayah studi.
Perencanaan dimaksudkan untuk
mengetahui kondisi hidrolis dari
jaringan perpipaan yang telah
direncanakan.
- Melakukan running jaringan
perpipaan dengan menggunkan
WaterCAD V8 XM Edition.
- Menganalisa hasil WaterCAD V8
XM Edition dengan standar jaringan
Gambar 3. Peta Lokasi Studi distribusi air bersih.
Sumber: Bakosurtanal 3. Analisa Biaya Konstruksi
- Menghitung biaya yang dikeluarkan
Pengumpulan Data dalam keseluruhan perencanaan
Adapun data yang diperlukan jaringan distribusi air bersih.
yaitu:
1. Peta Topografi, didapatkan dari 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bakosurtanal. Peta ini digunakan untuk Perhitungan Proyeksi Penduduk
menentukan letak pipa yang akan Perhitungan proyeksi penduduk
digunakan untuk mendistribusi air merupakan dasar perhitungan
bersih. kebutuhan air bersih. Proyeksi jumlah
2. Data Jumlah Penduduk, didapatkan penduduk di suatu daerah dan pada
dari Kantor Kelurahan setempat. Data tahun tertentu dapat dilakukan apabila
yang diperlukan berupa jumlah diketahui tingkat pertumbuhan
penduduk Kelurahan Mulyorejo yang penduduknya. Ada beberapa cara untuk
nantinya akan digunakan untuk menentukan proyeksi penduduk, yaitu
menghitung proyeksi penduduk selama metode Aritmatik, Geometrik, dan
20 tahun mendatang. Eksponensial. Berikut data
3. Data Ketersediaan Air, didapatkan
dari hasil pengeboran air tanah.
pertumbuhan penduduk Kelurahan Tabel 3. Proyeksi Penduduk
Mulyorejo. Metode Aritmatik
Tabel 2. Hasil Perhitungan Proyeksi Jumlah Jumlah
No. Tahun Penduduk No. Tahun Penduduk
Penduduk
2014 1450
Jumlah Jumlah Penduduk (Metode)
Tahun 1 2015 1521 11 2025 2227
Penduduk Aritmatik Geometrik Eksponensial 2 2016 1591 12 2026 2298
2010 1200 1214 1199 1193 3 2017 1662 13 2027 2368
2011 1290 1265 1257 1253 4 2018 1733 14 2028 2439
2012 1345 1321 1318 1315 5 2019 1803 15 2029 2510
2013 1432 1383 1383 1381 6 2020 1874 16 2030 2580
2014 1450 1450 1450 1450 7 2021 1945 17 2031 2651
Jumlah 6717 6632 6607 6592 8 2022 2015 18 2032 2722
Dalam menetukan metode 9 2023 2086 19 2033 2792
proyeksi penduduk yang mendekati 10 2024 2156 20 2034 2863
kebenaran harus dilakukan uji perhitungan proyeksi penduduk selama
kesesuaian proyeksi berdasarkan 20 tahun mendatang.
standar deviasi dan koefisien korelasi. Hasil proyeksi penduduk
Berdasarkan perhitungan uji selama 20 tahun akan digunakan untuk
kesesuaian proyeksi penduduk, metode menghitung kebutuhan air bersih.
aritmatik yang mendekati kebenaran Berikut merupakan rekap hasil
karena memiliki standar deviasi perhitungan kebutuhan air bersih:
terkecil dan koefisien korelasi Tabel 4. Rekapitulasi Kebutuhan Air
mendekati 1. Metode tersebut akan Bersih
digunakan untuk menghitung proyeksi Analisa Q Kebutuhan
Kebutuhan Q Keb. Keb.
penduduk selama 20 tahun. Perlu berdasarkan Sumber Rata- Keb. Jam
diperhatikan bahwa studi ini hanya Tingkat rata Maksimum Puncak
Pelayanan (lt/dtk) (lt/dtk) (lt/dtk) (lt/dtk)
terbatas pada lingkup lebih kecil, yaitu Tingkat
Rukun Warga (RW). Mengingat data pelayanan
100 % 3,5 2,629 3,024 4,102
yang kurang lengkap pada studi ini, Tingkat
maka proyeksi penduduk disesuaikan pelayanan
sesuai
dengan data yang tersedia. dengan jam
Studi ini terfokus pada RW.05 puncak 3,5 2,244 2,580 3,500
Tingkat
yang ada di Kelurahan Mulyorejo, pelayanan
Kecamatan Sukun, Kota Malang. 80 % 3,5 2,103 2,419 3,281
Tingkat
Berdasarkan hasil survey, data jumlah pelayanan
penduduk yang pasti tidak ada, 60 % 3,5 1,315 1,512 2,051
Tingkat
melainkan yang tersedia adalah data pelayanan
jumlah KK. Menurut keterangan dari 40 % 3,5 1,052 1,209 1,641
Ketua RW setempat, pada RW 05 Tingkat
pelayanan
terdapat 290 KK yang terbagi atas 9 20 % 3,5 0,526 0,605 0,820
Rukun Tetangga (RT). Pada Berdasarkan hasil perhitungan
perencanaan ini diasumsikan 1 (satu) kebutuhan air yang telah dilakukan,
KK terdapat 5 jiwa penduduk. didapatkan total debit yang dibutuhkan
Sehingga jumlah penduduk wilayah untuk memenuhi kebutuhan di
studi didapatkan 1450 jiwa penduduk. Kelurahan Mulyorejo sampai tahun
Jumlah penduduk inilah yang nantinya 2034 dengan pelayanan 100% sebesar
digunakan dalam perhitungan proyeksi 4,102 lt/dtk. Dengan debit yang
penduduk. Berikut merupakan hasil tersedia sebesar 3,5 liter/detik dan dari
hasil perhitungan yang ada maka tahun 1. Tekanan kurang dari 0,5 atm,
2034, kemampuan pelayanan debit dilakukan perbaikan dengan cara:
sumber terhadap kebutuhan air bersih - Penggantian pipa dengan
pada saat jam puncak adalah sebesar diameter yang lebih besar
85,34%. Sehingga tidak memerlukan - Pemompaan
alternatif alternatif skenario - Menaikan tinggi tandon
pelayanan untuk memenuhi kebutuhan. 2. Tekanan lebih besar 8 atm,
dilakukan perbaikan dengan cara:
Perencanaan Jaringan Distribusi Air - Pembuatan bak pelepas tekan
Bersih. - Pemasangan Pressure Reducer
Tahapan awal pengerjaan Valve (PRV)
jaringan distribusi air bersih pada - Menurunkan tinggi tandon
lokasi studi dilakukan dengan melihat
kondisi topografi wilayah. Hal ini Analisa Penyediaan Air Bersih
untuk memudahkan dalam perletakan Studi ini direncanakan sesuai
reservoir, tandon, junction, dan pipa. dengan kondisi daerah studi. Dalam
Setelah selesai memasukkan skenario ini menggunakan 1 buah
background layer dilanjutkan pompa yang beroperasi selama 17
memasang titik titik pada setiap jam/hari dengan pola operasi 6 (enam)
komponen (reservoir, tandon, junction, jam-an. Pompa dimulai operasi pukul
pipa). 04.00.
Perencanaan jaringan pipa
distribusi air bersih ini direncanakan
dengan tidak menggunakan jaringan
yang sudah ada atau jaringan eksisting,
melainkan pembuatan jaringan awal Gambar 4. Skema Jaringan Distribusi
dari sumber air tanah. Dengan adanya Air Bersih
pembuatan jaringan dari awal ini
diharapkan dapat memanfaatkan secara Perencanaan Tandon
optimal kapasitas sumber yang telah Fungsi tandon adalah untuk
tersedia, dan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan akibat naik
melayani kebutuhan penduduk. turunnya pemakaian air yang akan
Adapun kriteria perencanaan dilirkan dalam sistem distribusi.
jaringan pipa pada sistem distribusi air Dimensi tandon direncanakan secara
bersih dapat dikatakan memenuhi cobacoba sehingga didapat dimensi
syarat atau tidak adalah sebagai dengan kapasitas yang efektif. Berikut
berikut: merupakan rencana kapasitas tandon
- Tekanan yang terdapat di titik yang akan dipakai:
simpul (junction) 0,5 8 atm. H minumum = 0,500 m
- Kecepatan dalam pipa 0,3 4,5 H initial = 3,000 m
m/dt. Panjang = 4,000 m
- Kemiringan garis hidrolis (headloss Lebar = 4,000 m
gradien) 0 - 15 m/km. H jagaan = 0,500 m
Apabila tekanan yang terjadi Pada jam ke 24.00 tandon harus
tidak sesuai dengan syarat perencanaan pada tinggi muka air yang sama seperti
sistem jaringan distribusi air bersih di awal pengoperasian (H initial) agar
maka dapat dilakukan perbaikan pola pengoperasiannya dapat terus
jaringan pipa dengan kondisi: berlanjut pada hari berikutnya dan
tandon tidak kehabisan air.
Tabel 5. Kondisi Muka Air dalam Tandon

Pompa submersible bekerja dengan


mendorong air yang berada dalam
tanah menuju permukaan. Jenis dan
spesifikasi pompa tergantung dari
kebutuhan air di wilayah studi. Berikut
tahapan perhitungannya.

Gambar 5. Grafik Fkultuasi Muka Air


dalam Tandon.

Gambar 7. Sketsa Perhitungan Head


Pompa
Berdasarkan perhitungan pompa,
didapatkan head total sebagai berikut:
v2
Gambar 6. Perbandingan Vol. Air Total hp = hf + hLm + Zb +
2g
dan Vol. Air Efektif dalam Tandon.
, 2
hp = 0,9232 + 0,0240 + (8,5) + 2x9,81
Perencanaan Pompa
Pompa yang digunakan dalam hp = 0,9232 + 0,0240 + 8,5 + 0,0301
air tanah adalah pompa submersible. hp = 9,4773 m 9,5 m
Dari hasil analisa perhitungan meningkat saat kebutuhan air menurun
hidrolika pompa tersebut maka yaitu pukul 08.00 sampai 13.00.
diperlukan head pompa sebesar 9,5 m Kemudian tekanan kembali menurun
untuk dapat mengalirkan kapasitas pukul 14.00 sampai 17.00.
debit sebesar 3,5 lt/dtk. Jenis pompa Berikut disajikan contoh hasil
yang akan digunakan dalam titik simpul J-30 dengan bantuan
perencanaan jaringan pipa untuk lokasi program WaterCAD V8 XM Edition:
studi ini adalah pompa submersible
merk GRUNDFOS dengan data
sebagai berikut:
Material : Stainless Steel
Tipe Pompa : SP 14A-3
Tipe Motor : MS 402
Daya Motor : 1,5 kW
Diameter Pipa : 95 mm
Berat : 16 kg

Hasil Simulasi Program WaterCAD Gambar 8. Grafik Fluktuasi


V8 XM Edition pada Junction Tekanan J-30
Junction merupakan titik bayangan
yang berguna sebagai titik kontrol Berikut merupakan penyajian
dalam perencanaan. Data yang grafik tekanan pada sistem transmisi
diperlukan adalah data elevasi dan data dan distribusi:
kebutuhan air penduduk. Penempatan
patok junction ini berjarak 50 m.
Berikut ini sebaran junction pada
daerah studi:
1. Jalur pipa transmisi dari J-1 sampai
J-3.
2. Jalur pipa distribusi dari J-4 sampai
J-30.
Dari hasil simulasi yang
dilakukan dengan menggunakan
program WaterCAD V8 XM Edition Gambar 9. Grafik Tekanan pada Pipa
dapt diketahui: Transmisi Pukul 00.00
Contoh titik simpul J-30 merupakan
titik simpul yang tekanannya paling
tinggi dengan kriteria perencanaan
maksimum 16 bars. Tekanan
maksimum terjadi saat kebutuhan air
minimal pada pukul 00.00 yaitu sebesar
0,969 bars. Dan tekanan minimum
terjadi saat kebutuhan air maksimal
yaitu pada pukul 07.00 yitu sebesar
0,759 bars.
Tekanan rendah dimulai saat
kebutuhan air meningkat yaitu pukul Gambar 10. Grafik Tekanan pada Pipa
00.00 sampai 07.00. Tekanan Distribusi Pukul 07.00
Hasil Simulasi Program WaterCAD
V8 XM Edition pada Pipa
Dari hasil simulasi dengan
menggunakan bantuan program
WaterCAD V8 XM Edition pada saat
kebutuhan maksimal (pukul 07.00)
dapat diketahui sebagai berikut:
Pada simulasi sistem jaringan
distribusi air bersih ini diperoleh
headloss gradient yang berbeda beda
pada semua pipa. Gambar 12. Grafik Fluktuasi
Kemiringan garis gradien hidrolis, Kecepatan P-30
misalkan pada pipa 30 (P-30)
mengalami peningkatan yang cukup Rencana Anggaran Biaya
besar pada pukul 04.00 07.00 yaitu Rencana Anggaran Biaya dilakukan
2,223 m/km menjadi 6,112 m/km. untuk mengetahui besarnya biaya yang
Penurunan terjadi pukul 07.00 13.00 dikeluarkan dari awal persiapan proyek
yaitu 6,112 m/km menjadi 3,569 m/km. hingga proyek tersebut selesai. Berikut
Headloss Gradient terbesar terjadi pada merupakan hasil rekapan dari rencana
pukul 07.00 sebesar 6,112 m/km, hal anggaran biaya:
ini terjadi karena menurunnya tekanan Tabel 6. Rekapitulasi Rencana
pada titik simpul tersebut yang Anggaran Biaya
disebabkan karena jumlah permintaan
air bersih yang meningkat
dibandingkan pada jam jam
sebelumnya.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
1. Hasil yang didapat dari perhitungan
kebutuhan air bersih, didapatkan debit
kebutuhan rata rata sebesar 2,244
lt/dtk untuk keseluruhan daerah
Gambar 11. Grafik Fluktuasi Headloss pelayanan. Dengan menggunakan
Gradient P-30 tandon mampu melayani kebutuhan
penduduk sebesar 85,34% dengan
Kecepatan yang terjadi pada pipa 30 kehilangan air sebesar 15%. Dapat
(P-30) berkisar antara 0,082 0,450 disimpulkan bahwa besarnya debit
m/detik. Kecepatan tertinggi terjadi sumber yang tersedia mampu
pada saat pukul 07.00 sebesar 0,450 mencukupi kebutuhan air bersih sampai
m/detik dan kecepatan terendah terjadi tahun 2034.
pada pukul 00.00 sebesar 0,082 m/detik 2. Skenario perencanaan jaringan
dimana kebutuhan air yang paling distribusi air bersih menggunakan jenis
rendah. Kondisi kecepatan untuk pipa pipa HDPE dengan 2 variasi diameter,
30 (P-30) disajikan berikut:
yaitu 3 inch untuk jaringan utama dan 2 1. Ketersediaan data yang sangat
inch untuk jaringan sekunder. membantu dalam perencanaan
3. Hasil simulasi WaterCAD V8 XM distribusi jaringan perpipaan.
Edition adalah sebagai berikut: 2. Sebaiknya digunakan pemilihan
Kecepatan tertinggi terjadi pada alternatif yang sesuai dengan kondisi
pukul 07.00 yaitu sebesar 0,450 m/dtk daerah studi dan juga pertimbangan
dan kecepatan terendah terjadi pada dari berbagai aspek.
pukul 00.00 yaitu sebesar 0,082 m/dtk. 3. Adanya kerjasama dari berbagai
Kecepatan tertinggi terjadi pukul 07.00 pihak untuk menjaga kelestarian dan
dikarenakan jam tersebut adalah jam fasilitas yang sudah ada.
dimana pemakaian air maksimum
terjadi dan sebaliknya. UCAPAN TERIMA KASIH
Tekanan berbanding terbalik dengan 1. Dr. Eng. Donny Harisuseno, ST.,
kecepatan. Tekanan maksimum terjadi MT dan Dr. Runi Asmaranto, ST., MT
pada saat kebutuhan air minimum pada selaku dosen pembimbing yang telah
jam 00.00 yaitu sebesar 0,969 bars. memberikan arahan dan waktunya.
sedangkan tekanan minimum terjadi 2. Dian Sisinggih, ST., MT., Ph.D;
pada saat kebutuhan air maksimum Anggara WWS, ST., M.Tech; dan
pada pukul 07.00 yaitu sebesar 0,759 Linda Prasetyorini, ST., MT selaku
bars. dosen penguji yang telah memberikan
Headloss Gradient mengalami saran dan kritik.
peningkatan yang cukup besar pada 3. Kedua orang tua dan semua pihak
pukul 04.00 07.00 yaitu 2,223 m/km yang telah memberikan bantuan.
menjadi 6,112 m/km. Penurunan terjadi
pukul 07.00 13.00 yaitu 6,112 m/km DAFTAR PUSTAKA
menjadi 3,569 m/km. Headloss Anonim. 1994. Kriteria Perencanaan
Gradient terbesar terjadi pada pukul Ditjen Cipta Karya Dinas PU,
07.00 sebesar 6,112 m/km, hal ini Jakarta: Dinas Pekerjaan Umum.
terjadi karena menurunnya tekanan Muliakusumah, Sutarsih. 2000.
pada titik simpul tersebut yang Proyeksi Penduduk. Jakarta:
disebabkan karena jumlah permintaan Fakultas Ekonomi UI.
air bersih yang meningkat Priyantoro, Dwi. 1991. Hidraulika
dibandingkan pada jam jam Saluran Tertutup. Malang: Jurusan
sebelumnya. Teknik Pengairan Universitas
Dari hasil perencanaan diatas, Brawijaya.
didapatkan rencana anggaran biaya Linsley, Ray K, dan Yoseph B.
(RAB) sebesar Rp. 631.447.346,00 Franzini. 1996. Teknik Sumber
(Terbilang: Enam Ratus Tiga Puluh Daya Air. Jilid I. Jakarta:
Satu Juta Empat Ratus Empat Puluh Erlangga.
Tujuh Ribu Tiga Ratus Empat Puluh Sularso, & Tahara, Haruo. 2000.
Enam Rupiah). Pompa dan Kompresor. Jakarta :
PT. Pradnya Paramita.
Saran Triatmodjo, Bambang. 2008.
Untuk mendapatkan hasil yang Hidraulika II. Yogyakarta: Beta
baik dalam suatu perencanaan jaringan Offset.
pipa, maka hal hal yang perlu Webber, N. B. 1971. Fluid Mechanics
diperhatikan adalah sebagai berikut: For Civil Engineering, S.I Edition.
London: Chapman and Hall Ltd.

Anda mungkin juga menyukai