Anda di halaman 1dari 11

Makalah Seminar Tugas Akhir

EVALUASI EFISIENSI SIRKULASI TERMINAL


ANGKUTAN PERKOTAAN DI TERMINAL BUS MANGKANG
Suis Ogeswartomal
Agusvan Syarif
Bambang Rianto
Supriyono
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Kata kunci :
Evaluasi – Efisiensi – Sirkulasi - Terminal Angkutan Perkotaan,Mangkang

Abstrak - Pembenahan di bidang transportasi mendapat perhatian yang serius


dari Pemerintah Kota Semarang supaya tidak terjadi penumpukan arus lalu lintas di
dalam kota. Untuk mengatasi sebagian masalah transportasinya, maka Terminal
Mangkang yang sebelumnya merupakan terminal dengan tipe C, saat ini telah menjadi
terminal dengan tipe A yang berlokasi di sebelah barat Kota Semarang. Terminal
Mangkang khususnya terminal angkutan perkotaan memiliki beberapa permasalahan,
diantaranya adalah sirkulasi kendaraan yang kurang baik karena adanya titik temu
antara kendaraan yang masuk dengan kendaraan yang akan keluar. Selain itu banyak
terdapat kegiatan menurunkan dan menaikkan penumpang yang tidak pada tempatnya.
Oleh karena itu diperlukan sebuah evaluasi efisiensi sirkulasi yang terjadi di terminal
angkutan perkotaan dengan pengkajian secara teknis.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengarahkan permasalahan pada
pola naik dan turun pengguna angkutan umum di dalam dan luar Terminal Angkutan
Perkotaan Mangkang, serta pola kendaraan angkutan umum dalam menaikkan dan
menurunkan penumpang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan memberikan
kuisioner kepada 100 responden yang didapat dari hasil teori sampling. Kuisioner
berisikan 10 (sepuluh) pertanyaan dengan memfokuskan pada asal dan tujuan
perjalanan, angkutan umum yang digunakan, serta pola pergerakan atau naik turunnya
penumpang di dalam dan luar terminal.
Dari hasil kuisioner didapat bahwa mayoritas penumpang berasal dari arah
barat dengan prosentase 54%, dengan moda yang sering digunakan adalah NBAK (Non
Bus Angkutan Kota) sebesar 40%. Untuk pola pergerakan penumpang, para pengguna
angkutan umum mayoritas turun dari angkutan perkotaan di dalam Terminal Angkutan
Perkotaan Mangkang, yang berada di pintu masuk setelah tanjakan (TPR) dengan
prosentase sebesar 47%. Kemudian melanjutkan dan menunggu angkutan perkotaan di
sepanjang jalan keluar yang berada di luar Terminal Angkutan Perkotaan Mangkang
dengan prosentase sebesar 41%. Berdasarkan perbandingan kinerja tiap model
terminal, usulan model alternatif 2 memiliki efisiensi waktu sirkulasi sebesar 78 detik
dibandingkan dengan terminal eksisting. Kecenderungan penumpang untuk berganti
moda di luar terminal juga bisa ditekan lebih kecil untuk usulan model alternatif 2.
Hasil dari penelitian ini adalah disarankan untuk melakukan penataan ulang
layout terminal dalam memfasilitasi kegiatan menaikkan dan menurunkan penumpang
untuk setiap jenis moda yang beroperasi di terminal angkutan perkotaan. Penataan
ulang layout juga dirasa perlu untuk mengurangi titik konflik antara kendaraan yang
masuk dengan yang keluar di dalam terminal. Usulan model alternatif 2 dapat
dipertimbangkan oleh instansi terkait dalam melakukan penataan ulang layout terminal
3. Memberikan rekomendasi dan masukan
I. PENDAHULUAN kepada Terminal Mangkang dalam
1.1. Latar Belakang pengoperasian dan mengatur sirkulasi
Berdasarkan pelayanan angkutannya, sehingga bisa dijadikan percontohan bagi
terminal di kota Semarang terdiri atas terminal terminal-terminal lain di Semarang.
tipe A, terminal tipe B, dan terminal tipe C. 1.4. Manfaat Penelitian
Terminal tipe A yang terdapat di kota Semarang
Manfaat yang dapat diharapkan dari
ada dua, yaitu terminal Terboyo yang berada di
penelitian ini yaitu dapat memberikan gambaran
sisi timur dan terminal Mangkang yang berada di
kinerja terminal bus Mangkang khususnya pada
sisi barat. Terminal ini melayani angkutan
terminal angkutan perkotaan, sehingga dapat
penumpang antarkota dan dalam kota serta
menjadi suatu bahan usulan yang dapat
wilayah pendukung sub-urban.
dipertimbangkan bagi instansi yang berwenang,
1.2. Pokok Permasalahan terkait dengan peningkatan kinerja terminal bus
Beberapa permasalahan yang didapatkan Mangkang pada terminal angkutan perkotaan.
pada terminal angkutan perkotaan di terminal bus 1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Mangkang adalah sebagai berikut :
Ruang lingkup penelitian adalah sebagai
1. Sirkulasi kendaraan yang kurang baik karena berikut:
adanya titik temu antara kendaraan yang
1. Pergerakan kendaraan yang ditinjau adalah
masuk dengan kendaraan yang akan keluar.
terhadap seluruh angkutan umum yang
2. Kegiatan menurunkan dan menaikkan masuk dan keluar di terminal angkutan
penumpang yang tidak pada tempatnya. perkotaan.
3. Kesulitan untuk melakukan manuver dalam 2. Areal parkir yang ditinjau adalah areal
melakukan keberangkatan untuk angkutan parkir yang digunakan oleh angkutan umum
seperti BRT (Bus Rapid Transit). pada terminal angkutan perkotaan.
4. Pada jam-jam tertentu seperti pagi (06.00 – 3. Parameter kinerja terminal yang ditinjau
09.00 WIB) dan sore (16.00 – 18.00 WIB), adalah sirkulasi kendaraan, parkir kendaraan
area sekitar terminal angkutan perkotaan angkutan umum, serta sistem model antrian
khususnya di depan pintu masuk dan pintu yang diterapkan pada terminal angkutan
keluar penuh sesak dengan aktivitas angkutan perkotaan.
kota dalam menaikkan dan menurunkan
penumpang. II. STUDI PUSTAKA
5. Beberapa bus AKDP (Antar Kota Dalam 2.1. Pengertian Umum
Propinsi) melakukan kegiatan menaikkan dan Ditinjau dari Undang-undang No. 22 Tahun
menurunkan penumpang di dalam terminal 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Umum
angkutan perkotaan. Bab 1 Pasal 1 No. 13 menyebutkan pengertian
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian terminal adalah pangkalan Kendaraan Bermotor
Maksud dari penelitian ini adalah : Umum yang digunakan untuk mengatur
1. Untuk mengidentifikasi sirkulasi kendaraan kedatangan dan keberangkatan, menaikkan dan
yang terjadi pada terminal angkutan menurunkan orang dan atau barang, serta
perkotaan di terminal bus Mangkang. perpindahan moda angkutan.
2. Mengkaji secara teknis efisiensi sirkulasi Oleh karena itu, terminal secara lengkap
kendaraan yang terjadi pada terminal dapat didefinisikan sebagai suatu simpul dalam
angkutan perkotaan di terminal bus sistem jaringan transportasi yang berfungsi untuk
Mangkang. menaikkan dan menurunkan penumpang atau
bongkar muat barang, untuk mengendalikan lalu
Tujuan yang ingin dicapai adalah : lintas, tempat pergantian antar moda, dan sebagai
1. Untuk mengevaluasi efisiensi sirkulasi tujuan akhir dari suatu paket asal-tujuan.
terminal bus Mangkang pada terminal
angkutan perkotaan berkaitan dengan 2.2. Fungsi Terminal
sirkulasi kendaraan, parkir kendaraan Menurut Idwan Santoso (1996) fungsi dari
angkutan umum, dan model antrian keberadaan terminal dapat ditinjau dalam tiga
angkutan umum yang diterapkan. unsur, yaitu :
2. Dapat memberikan masukan tentang 1. Fungsi terminal bagi penumpang
penjadwalan yang baik di terminal perkotaan 2. Fungsi terminal bagi Pemerintah
sehingga pengguna angkutan perkotaan 3. Fungsi Terminal bagi operator bus
dapat mengetahui jadwal pemberangkatan. Ditinjau dari Undang-undang No.14 Tahun
1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Umum
Bab IV Bagian Ketiga Pasal 9 dijelaskan bahwa 2.6. Sistem Sirkulasi Terminal
untuk menunjang kelancaran mobilitas orang Pada dasarnya sistem sirkulasi dapat
maupun arus barang dan untuk terlaksananya dirumuskan sebagai hubungan antara lama waktu
keterpaduan intra dan antar moda secara lancar sirkulasi kedatangan suatu kendaraan, lama
dan tertib, di tempat-tempat tertentu dapat waktu sirkulasi keberangkatan kendaraan, lama
dibangun dan diselenggarakan terminal. waktu tunggu di pool serta jumlah rata-rata
2.3. Jenis Terminal kedatangan kendaraan setiap jamnya.
2.7. Permintaan di Terminal (Demand)
Dari hasil Keputusan Menteri perhubungan
nomor 31 tahun 1995, terminal dapat dibedakan Pada umumnya pola kedatangan kendaraan
berdasarkan jenis angkutan menjadi : dalam suatu sistem terminal berbentuk diantara
a. Terminal penumpang dua kemungkinan berikut:
b. Terminal barang a. Pola Random
Pola random dijelaskan sebagi acak dan ke-
2.4. Pemilihan Lokasi Terminal random-an berarti suatu sifat dari sistem
Lokasi terminal sangat ditentukan oleh yang mengikuti kaidah-kaidah acak atau tak
konsep pelayanan angkutan umum dalam suatu beraturan. Dalam terminologi matematis,
kota. Karena kegiatan yang berlangsung dalam sebenarnya acak tidak sama persis dengan
terminal cukup kompleks dan menyangkut ketidak beraturan. Karena pada
pergerakan kendaraan dan penumpang di dalam kenyataannya random atau acak tetap
maupun luar terminal, maka lokasi terminal harus mempunyai “keteraturan tertentu” yang
diusahakan sedemikian rupa sehingga tidak bersifat unik.
menimbulkan gangguan lalu lintas. Ditinjau dari b. Pola Sekuensial
posisi terhadap elemen transportasi jalan, lokasi Pola sekuensial biasanya dapat dimengerti
terminal dapat dibedakan menjadi terminal off sebagai keberaturan. Suatu sistem yang
street (diluar jaringan jalan) dan on street (pada sekuensial mengandung arti sistem yang
jaringan jalan). kerjanya mengikuti sifat keberurutan. Ciri
utama dari sekuensial adalah adanya waktu
2.5. Fasilitas Terminal Penumpang
penggunaan dan waktu jeda.
Fasilitas terminal penumpang harus mampu
memberikan kemudahan-kemudahan bagi 2.8. Analisis Antrian
kendaraan angkutan umum dan para calon Jika suatu sistem mendapatkan suatu input
penumpang. dalam jumlah tertentu dinamis terhadap satuan
2.5.1. Fasilitas Utama Terminal waktu maka dalam jangka waktu tertentu sistem
Fasilitas-fasilitas tersebut yaitu : akan mengalami akumulasi beban. Untuk
1. Jalur Pemberangkatan Kendaraan Umum menanggapinya, sistem akan memproses dan
2. Jalur Kedatangan Kendaraan Umum menyalurkan keluar (output). Jika proses yang
3. Tempat Tunggu Kendaraan Umum terjadi lebih lambat daripada tingkat input yang
4. Bangunan Kantor Dan Menara Pengawas terjadi, maka akan muncul tumpukan atau
Terminal tundaan atau antrian. Besarnya tundaan atau
5. Tempat Tunggu Penumpang Atau Pengantar antrian ini tergantung pada tingkat input, waktu
6. Tempat Istirahat Sementara Kendaraan pelayanan dan tingkat output dalam sistem
7. Jalur Lintasan tersebut.
8. Loket Penjualan Karcis 2.9. Optimalisasi Terminal
9. Rambu-Rambu dan Papan Informasi Optimalisasi terminal sangat diperlukan
untuk suatu pergerakan dalam terminal sehingga
2.5.2. Fasilitas Penunjang Terminal
dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan terminal.
Fasilitas-fasilitaas penunjang tersebut Optimalisasi terminal dapat dibedakan menjadi
terdiri dari : dua, yaitu optimalisasi penggunaan ruang dan
1. Kamar kecil atau toilet optimalisasi waktu sirkulasi.
2. Mushola
3. Kios atau kantin 2.10. Kapasitas Terminal
4. Ruang pengobatan Untuk mengetahui kapasitas suatu terminal
5. Ruang informasi dan pengaduan dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah
6. Telepon umum satunya adalah dengan menggunakan teori
7. Tempat penitipan barang antrian. Teori antrian merupakan cabang yang
8. Taman dan lain-lain. harus berkembang dari teori probabilitas, teori ini
berhubungan dengan antrian yang terjadi dengan
menarik kesimpulan dari berbagai karakteristik III. METODOLOGI
melalui analisa matematis dan berusaha Sebagai gambaran jalannya penelitian dapat
mendapatkan rumus yang secara langsung akan dilihat pada bagan alir berikut ini :
memberikan keterangan dan jenis yang kita Mulai
dapatkan dari simulasi (Edward Morlock, 1991).
2.11. Teori Sampling Persiapan

Teknik pengambilan sampel penelitian


dilakukan secara acak sederhana (simple random Observasi Awal Permasalahan
sampling). Untuk menentukan berapa ukuran Terminal Mangkang
Zona Angkutan Perkotaan
sampel minimal yang dibutuhkan jika ukuran
populasi diketahui, maka dapat dipergunakan
Perumusan Masalah Dan
persamaan Slovin dalam Umar (2003,108) Tujuan Penelitian
berikut ini: Studi Pustaka

Metodologi Studi dan


N
n Pengumpulan Data

1  Nd 2
Survei Lokasi
Keterangan :
n = jumlah sampel Pengumpulan Data Sekunder
Pengumpulan Data Primer 1. Data Layout
N = ukuran populasi 1. Data Kedatangan 2. Data Demografi
2. Data Keberangatan 2. Ukuran Layout

d : Margin Kesalahan (%), diambil tingkat 3. Kuisioner 3. Jumlah Kendaraan Memasuki Terminal

margin kesalahan sebesar 10%


2.12. Waktu Antara (Headway) Optimasi Waktu Sirkulasi Terminal
Mangkang Pada Zona Angkutan Perkotaan
Headway adalah merupakan interval
waktu antara saat dimana bagian depan satu
kendaraan melalui satu titik sampai saat bagian Kesimpulan Dan
Saran
depan kendaraan berikut melalui titik yang sama
(Morlok, 1991).
Headway dan frekuensi bus kota pada Selesai

masing-masing jalur dapat diperoleh dengan


rumus berikut: IV. ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA
60menit
H 4.1. Tinjauan Umum Kota Semarang
F 4.1.1. Kondisi Fisik Dan Geografis
Keterangan : H = waktu antara (Headway) Ditinjau dari geografis, kota Semarang
F = frekuensi tergolong unik dikarenakan Semarang terkenal
dengan Semarang atas dan Semarang bawah. Ini
terjadi karena Semarang bawah merupakan
dataran rendah yang luas di sebelah utara dan
Semarang atas mempunyai keadaan geografis
yang berbukit-bukit di sebelah selatan.
4.1.2. Demografi
4.1.2.1. Jumlah Dan Pertambahan Penduduk
Pertumbuhan jumlah penduduk yang
tercatat hingga tahun 2010 sebesar 1.527.433
jiwa yang tersebar di 16 kecamatan dan 177
kelurahan di kota Semarang, dengan kepadatan
tiap penduduk rata-rata sebesar 4.087 /km2.
4.1.2.2. Angkatan Kerja
pada tahun 2010 jumlah angkatan kerja
berdasarkan tingkat pendidikan di kota
Semarang terbesar berada di Kecamatan
Tembalang sebesar 74.338 orang, Kecamatan
Pedurungan sebesar 72.916 orang dan yang
terakhir Kecamatan Semarang Barat sebesar Tabel 4.2. Jenis Pekerjaan Pengguna
61.261 orang sedangkan untuk angkatan kerja Angkutan Perkotaan
berdasarkan mata pencaharian di kota Semarang Pengguna
terbesar berada di Kecamatan Tembalang sebesar Jenis Pekerjaan Angkutan Umum
189.669 orang, Kecamatan Semarang Barat (%)
sebesar 108.205 orang dan yang terakhir Pelajar dan Mahasiswa 20
Kecamatan Pedurungan sebesar 105.643 orang. PNS 7
Swasta 39
4.2. Pengumpulan Data
Lain-lain 34
4.2.1. Identifikasi Efisiensi Pengguna (Sumber : Survei dan Evaluasi Januari 2013)
Kendaraan Umum Di Terminal
Jadi pengguna angkutan umum didominasi umur
Angkutan Perkotaan Mangkang
31 - 40 tahun dengan prosentase mencapai 34%,
Berdasarkan data jumlah penumpang yang rata-rata penggunanya merupakan pekerja
masuk (perhari) di Terminal Mangkang untuk swasta dengan prosentase sebanyak 39%.
bulan Januari-Desember Tahun 2012, maka
4.3.2. Arah Asal Perjalanan Pengguna
diambil rata-rata jumlah penumpang per hari Angkutan Perkotaan
yang terbesar. Data terbesar terdapat pada bulan
Juli 2012 dengan rata-rata jumlah penumpang per
harinya sebesar 5720 penumpang/hari. Oleh
karena itu angka 5720 dijadikan sebagai ukuran 54% 46%
populasi (N) dalam menentukan jumlah sampel Asal Perjalanan Dari Asal Perjalanan
yang akan digunakan. Sehingga jumlah sampel Barat Dari Timur
yang akan digunakan adalah sebagai berikut :
N 5720
n n 
1  Nd 2 1  5720 *10%2
5720
n  98.28 Gambar 4.1. Pemetaan Berdasarkan Asal Perjalanan
Pengguna Angkutan Perkotaan
58.2
Keterangan : 4.3.3. Tujuan Perjalanan Pengguna
n : Jumlah Sampel Angkutan Perkotaan Berdasarkan Asal
Perjalanan
N : Ukuran Populasi
d : Margin Kesalahan (%), diambil tingkat Tabel 4.3. Tujuan Perjalanan Pengguna Angkutan
Perkotaan Yang Berasal Dari Barat
margin kesalahan sebesar 10% Terminal Mangkang
Dari hasil perhitungan diatas, dengan jumlah Pengguna Pengguna
penumpang per hari ± 5720 orang yang Asal Angkutan Tujuan Angkutan
Perjalanan Perkotaan Perjalanan Perkotaan
menggunakan kendaraan umum di Terminal (%) (%)
Angkutan Perkotaan Mangkang, dapat diketahui Barat
40
Timur
52
jumlah responden mencapai n = ± 100. (Kendal) (Semarang)
Kendal 17 Pemuda 8
4.3. Hasil Evaluasi Kuisioner Cepiring 8 Tambak Aji 6
4.3.1. Kelompok Umur dan Jenis Pekerjaan Weleri 5 Semarang 6
Pengguna Angkutan Perkotaan Kaliwunggu 4 Ungaran 4
Sukoharjo 3 Ngaliyan 4
Tabel 4.1. Kelompok Umur Pengguna Mangkang 3 Mangkang 3
Angkutan Perkotaan Penggaron 3
Pengguna Undip
Kelompok Umur 3
Angkutan Umum Pleburan
(Tahun) Barat Simpang
(%) 14 2
(AKAP) Lima
< 16 – 20 Tahun 12 Batang 5 Krapyak 2
21 – 30 Tahun 30 Pemalang 3 Tugu Muda 2
31 – 40 Tahun 34 Jakarta 2 Tugu 2
41 – 50 Tahun 18 Pekalongan 2 Tembalang 1
Cirebon 1 Banyumanik 1
‘> 50 Tahun 6
Bandung 1 Majapahit 1
(Sumber : Survei dan Evaluasi Januari 2013)
Asal Pengguna Tujuan Pengguna
Perjalanan Angkutan Perjalanan Angkutan 4.3.4. Angkutan Perkotaan Yang Digunakan
Perkotaan Perkotaan Untuk Menuju Dan Berganti Moda Di
(%) (%)
Jatingaleh 1
Terminal Mangkang
Pamularsih 1 Tabel 4.5. Angkutan Perkotaan Yang Digunakan
Johar 1 Untuk Menuju Dan Berganti Moda Dari Arah Barat
Mranggen 1 Terminal Mangkang
Timur
2 Pengguna/ Berganti Pengguna/
(AKAP) Menuju
Madiun 2 Penumpang Moda Di Penumpang
Terminal
(Sumber : Survei dan Evaluasi Januari 2013) (%) Terminal (%)
DAMRI - DAMRI 4
Dari tabel 4.3. dapat diketahui bahwa mayoritas BRT - BRT 17
asal perjalanan pengguna angkutan perkotaan ANGKOTA - ANGKOTA 13
yang berasal dari arah barat adalah dari arah ANGKUDES - ANGKUDES
Kendal dan Cepiring. Sedangkan untuk tujuan AKAP 14 AKAP 2
perjalananannya didominasi ke arah Pemuda, BUS KOTA - BUS KOTA 17
Tambak Aji dan daerah di perkotaan Semarang. NBAK 40 NBAK 1
(Sumber : Survei dan Evaluasi Januari 2013)
Tabel 4.4. Tujuan Perjalanan Pengguna Angkutan
Perkotaan Yang Berasal Dari Timur
Terminal Mangkang
Pengguna Pengguna
Asal Angkutan Tujuan Angkutan
Perjalanan Umum Perjalanan Umum
(%) (%)
Timur (arah Barat (arah
46 33
Semarang) Kendal)
Semarang 6 Kendal 18
Ungaran 6 Cepiring 6
Ngaliyan 5 Kaliwunggu 3 Gambar 4.2. Pola Penyebaran Penumpang Dari
Tambak Aji 5 Sukoharjo 2 NBAK Menuju Moda Angkutan Lain
Mangkang 4 Mangkang 2
Penggaron 4 Weleri 2
Tembalang 4
Banyumanik 2
Barat
Pemuda 2 13
(AKAP)
Simpang
2 Batang 7
Lima
LANAL
(Angkatan 2 Tegal 3
Udara) Gambar 4.3. Pola Penyebaran Penumpang Dari
Krapyak 1 Pekalongan 2 AKAP Menuju Moda Angkutan Lain
Majapahit 1 Jakarta 1
Kalibanteng 1 Tabel 4.6. Angkutan Perkotaan Yang Digunakan
Kariadi 1 Untuk Menuju Dan Berganti Moda Dari Arah Timur
(Sumber : Survei dan Evaluasi Januari 2013)
Terminal Mangkang
Dengan melihat dari Tabel 4.4. diatas, dapat Pengguna Berganti Pengguna
Menuju
diketahui bahwa mayoritas asal perjalanan Terminal
/Penumpang Moda Di /Penumpang
pengguna Angkutan Perkotaan yang berasal dari (%) Terminal (%)
arah timur adalah dari arah Semarang, Ungaran, DAMRI 4 DAMRI -
Ngaliyan serta Tambak Aji. Dengan mayoritas BRT 17 BRT -
tujuan perjalanan ke arah Kendal dan Cepiring. ANGKOTA 15 ANGKOTA 3
ANGKUDES 0 ANGKUDES -
AKAP - AKAP 14
BUS KOTA 10 BUS KOTA 1
NBAK - NBAK 28
(Sumber : Survei dan Evaluasi Januari 2013)
Tabel 4.6. Pemilihan Lokasi Untuk Melanjutkan
Perjalanan Dengan Angkutan Umum Di Terminal
Angkutan Perkotaan Mangkang
Pengguna
Angkutan
Lokasi Menurunkan Penumpang
Umum
(%)
Pintu Masuk (AKAP) 0
Pintu Masuk Setelah Tanjakan (TPR) 1
Gambar 4.4. Pola Penyebaran Penumpang Dari Ruang Tunggu Penumpang (BRT) 17
Angkota Menuju Moda Angkutan Lain Ruang Tunggu Penumpang (Angkota) 19
Ruang Tunggu Penumpang (AKAP) 15
Sepanjang Jalan Keluar Terminal
41
Mangkang (Luar Terminal)
Lampu Merah Di Depan Pintu Keluar
3
Terminal Mangkang
Lampu Merah Di Depan Pintu
4
MasukTerminal Mangkang
(Sumber : Survei dan Evaluasi Januari 2013)

4.3.7. Pemilihan Lokasi Untuk Menunggu


Gambar 4.5. Pola Penyebaran Penumpang
Angkutan Umum Di Terminal Angkutan
Dari BRT Menuju Moda Angkutan Lain
Perkotaan Mangkang
Tabel 4.7. Pemilihan Lokasi Untuk Menunggu
Angkutan Umum Di Terminal Angkutan
Perkotaan Mangkang
Pengguna
Angkutan
Lokasi Menurunkan Penumpang
Umum
(%)
Pintu Masuk (AKAP) 0
Gambar 4.6. Pola Penyebaran Penumpang Dari Pintu Masuk Setelah Tanjakan (TPR) 1
Bus KotaMenuju Moda Angkutan Lain Ruang Tunggu Penumpang (BRT) 17
Ruang Tunggu Penumpang
19
4.3.5. Kecenderungan Lokasi Turunnya (Angkota)
Penumpang Di Terminal Angkutan Perkotaan Ruang Tunggu Penumpang (AKAP) 15
Mangkang Sepanjang Jalan Keluar Terminal
41
Mangkang (Luar Terminal)
Tabel 4.5. Lokasi Tempat Turunnya Penumpang di
Lampu Merah Di depan Pintu Keluar
Terminal Angkutan Perkotaan Mangkang 3
Terminal Mangkang
Pengguna Lampu Merah Di Depan Pintu
Angkutan 4
Lokasi Menurunkan Penumpang MasukTerminal Mangkang
Umum (Sumber : Survei dan Evaluasi Januari 2013)
(%)
Pintu Masuk (AKAP) 20 4.3.8. Frekuensi Menggunakan Angkutan
Pintu Masuk Setelah Tanjakan (TPR) 47 Umum Melalui Terminal Angkutan Perkotaan
Ruang Tunggu Penumpang (BRT) 15 Mangkang
Ruang Tunggu Penumpang (Angkota) 5 Tabel 4.8. Frekuensi Menggunakan Angkutan Umum
Ruang Tunggu Penumpang (AKAP) 0 Melalui Terminal Angkutan Perkotaan Mangkang
Sepanjang Jalan Keluar Terminal
10 Pengguna
Mangkang (Luar Terminal) Frekuensi
Lampu Merah Di Depan Pintu Keluar Angkutan Umum (%)
0
Terminal Mangkang Setiap Hari 25
Lampu Merah Didepan Pintu Masuk 2 – 3 Kali/minggu 15
3
Terminal Mangkang
3 - 4 Kali/minggu 3
(Sumber : Survei dan Evaluasi Januari 2013)
4 – 5 Kali/minggu 7
4.3.6. Pemilihan Lokasi Untuk Melanjutkan < 2 Kali/minggu 50
Perjalanan Dengan Angkutan Umum Di (Sumber : Survei dan Evaluasi Januari 2013)
Terminal Angkutan Perkotaan Mangkang
4.3.9. Waktu Yang Sering Digunakan 4.3.11. Kinerja Model Terminal Alternatif
Pengguna Angkutan Umum Di Terminal Tabel 4.11. Data Layout Terminal Alternatif
Angkutan Perkotaan Mangkang
N Usl Usl
Tabel 4.9. Waktu Yang Sering digunakan o
Fasilitas
Alt 1 Alt 2
Di Terminal Angkutan Perkotaan Mangkang Panjang dari jalan masuk (TPR)
Pengguna 1. Sampai area menurunkan 48 20
Waktu Kendaraan Umum penumpang (meter)
(%) Panjang dari menurunkan
Pagi 35.76 2. penumpang sampai area parkir 20 18
Siang 10.94 (meter)
Sore 43.08 Panjang dari area parkir sampai
3. 25 18
area keberangkatan (meter)
Malam 3.65
Panjang dari area keberangkatan
Setiap Waktu 6.57 4. 21 12
sampai pintu keluar (meter)
(Sumber : Survei dan Evaluasi Januari 2013)
5. Panjang area menurunkan (meter) 20 15
4.3.10. Pola Sirkulasi Kendaraan Kaitannya (Sumber : Survei dan Evaluasi Januari 2013)
Terhadap Pola Pergerakan Penumpang Di
Terminal Angkutan Perkotaan Mangkang

Gambar 4.17. Usulan Alternatif 1

Gambar 4.10. Pola Penyebaran Penumpang Dalam


Melakukan Pergantian Moda Di Terminal Angkutan
Perkotaan Mangkang

Gambar 4.18. Usulan Alternatif 2


4.3.12. Perbandingan Kinerja Terminal
Eksisting, Alternatif 1, dan Alternatif 2
Tabel 4.12. Perbandingan Kinerja Tiap Layout
Terminal Eksisting Dan Alternatif
N Eksisti
Keterangan ALT 1 ALT 2
o ng
1. Lama sirkulasi bus (det) 1321 1249 1243
2. Kapasitas jumlah parkir 41 38 43
Gambar 4.11. Pola Pergerakan Penumpang Dalam
Memilih Lokasi Turun Untuk Bergerak Ke Lokasi 3. Banyaknya konflik 2 0 1
Menunggu Angkutan Perkotaan 4. Lokasi pasti untuk
menurunkan penumpang 2 3 3
di dalam terminal
5. Banyaknya manuver
4 4 3
membelok
(Sumber : Survei dan Evaluasi Januari 2013)
Tabel 4.13. Kriteria Penilaian Kinerja 4. Model alternatif 2 memiliki lokasi pasti dalam
Tiap Model Terminal menurunkan penumpang untuk kendaraan
N Keteranga seperti NBAK (Non Bus Angkutan Kota),
Kriteria Nilai
o n Angkota dan Bus Kota.
<650 = 10
651 - 1300 = 9 4.3.13. Perbandingan Fasilitas Terminal
1301 - 1950 = 8
semakin 1951 - 2600 = 7 Eksisting, Alternatif 1, dan Alternatif 2
Lama 2601 -3250 = 6 Terhadap Pergerakan Penumpang
cepat
1. sirkulasi bus 3251 - 3900 = 5
(det) semakin 3901 - 4550 = 4 Tabel 4.15. Perbandingan Fasilitas Tiap Layout
baik 4551 - 5200 = 3 Terminal Eksisting Dan Alternatif Terhadap
5201 - 5850 = 2
5851 - 6500 = 1
Pergerakan Penumpang
>6500 = 0 N
>50 =5 Keterangan Eks ALT 1 ALT 2
semakin 41 - 50 = 4 o
Kapasitas
banyak 31 - 40 = 3
2. jumlah 21 - 30 = 2 Kejelasan lokasi
parkir semakin kurang
11 - 20 = 1 1. dalam menurunkan jelas jelas
baik jelas
< 11 =0 penumpang
Tidak ada titik konflik = 5
semakin 1 titik konflik = 4 Kejelasan lokasi
Banyaknya kecil 2 titik konflik = 3 dalam kurang
3. 3 titik konflik = 2
2. jelas jelas
konflik semakin keberangkatan jelas
4 titik konflik = 1 penumpang
baik
>4 titik konflik = 0
Lokasi pasti Jarak antara area
>4 = 5
untuk semakin 4 = 4
menurunkan
3. 43 22 60
menurunkan banyak 3 = 3 dengan area
4.
penumpang semakin 2 = 2 keberangkatan (m)
di dalam 1 = 1 Penumpang
baik kurang
terminal 0 = 0
4. memahami lokasi paham paham
0 = 5 paham
semakin keberangkatan
Banyaknya 1 = 4
sedikit 2 = 3 Kecenderungan
5. manuver 3 = 2 penumpang untuk
membelok semakin 5. besar sedang kecil
4 = 1 berganti moda di
baik
>4 = 0
luar terminal
(Sumber : Survei dan Evaluasi Januari 2013)
(Sumber : Survei dan Evaluasi Januari 2013)
Tabel 4.14. Hasil Penilaian Kinerja Terminal Tabel 4.16. Kriteria Penilaian Tiap Fasilitas
Eksisting Dan Terminal Alternatif Model Terminal
ALT ALT
N Eks No Keterangan Kriteria Nilai
Keterangan 1 2
o Nilai Nilai Nilai sangat jelas =5
Kejelasan lokasi semakin
jelas =4
1 Lama sirkulasi bus (det) 8 9 9 1.
dalam jelas
cukup jelas =3
menurunkan semakin
2 Kapasitas jumlah parkir 4 3 4 kurang jelas =2
penumpang baik
tidak jelas =1
3 Banyaknya konflik 3 5 4
sangat jelas =5
Lokasi pasti untuk menurunkan Kejelasan lokasi semakin
4 2 3 3 jelas =4
penumpang di dalam terminal dalam jelas
2. cukup jelas =3
keberangkatan semakin
5 Banyaknya manuver membelok 1 1 2 kurang jelas =2
penumpang baik
tidak jelas =1
Nilai Total 18 21 22 Jarak antara area 0 – 20 =5
(Sumber : Survei dan Evaluasi Januari 2013) semakin
menurunkan 21 - 40 =4
dekat
3. dengan area 41 - 60 =3
Dari Tabel 4.14. terlihat bahwa dengan semakin
keberangkatan 61 - 80 =2
baik
perubahan layout terminal didapatkan hal-hal (m) >80 =1
sebagai berikut: semakin
1. Terjadinya efisiensi waktu sirkulasi sebesar 78 besar sangat paham =5
Penumpang penilaian paham =4
detik antara terminal eksisting dengan model 4. memahami lokasi maka cukup paham =3
alternatif 2. keberangkatan semakin kurang paham =2
2. Model alternatif 2 mengalami peningkatan baik dalam tidak paham =1
kapasitas jumlah parkir sebesar 2 kendaraan memahami
Kecenderungan sangat besar =1
dibandingkan dengan terminal eksisting. penumpang
semakin
besar =2
3. Berkurangnya konflik yang terjadi di dalam kecil
5. untuk berganti sedang =3
model alternatif 2 jika dibandingkan dengan semakin
moda di luar kecil =4
baik
terminal eksisting. terminal sangat kecil =5
Tabel 4.17. Hasil Penilaian Fasilitas Terminal 1. Angkot trayek C.9 dapat dijadwalkan untuk
Eksisting Dan Terminal Alternatif diberangkatkan setiap 5 menit/kendaraan.
N Eksisting ALT 1 ALT 2 2. Angkot trayek R.4.c dapat dijadwalkan
Keterangan
o Nilai Nilai Nilai untuk diberangkatkan setiap 14
Kejelasan lokasi dalam menit/kendaraan.
1. menurunkan 2 4 4 3. Angkot trayek R.6 dapat dijadwalkan untuk
penumpang diberangkatkan setiap 15 menit/kendaraan.
Kejelasan lokasi dalam
2. keberangkatan 2 4 4
4. Bus kota trayek B.21 dapat dijadwalkan
penumpang untuk diberangkatkan setiap 28
Jarak antara area menit/kendaraan.
3. menurunkan dengan 3 4 3 5. Bus kota trayek B.25 dapat dijadwalkan
area keberangkatan (m) untuk diberangkatkan setiap 15
Penumpang memahami
4.
lokasi keberangkatan
2 4 4 menit/kendaraan.
Kecenderungan 6. Bus kota trayek B.31 dapat dijadwalkan
penumpang untuk untuk diberangkatkan setiap 8
5. 2 3 4
berganti moda di luar menit/kendaraan.
terminal 7. Bus kota trayek B.34 dapat dijadwalkan
Nilai Total 11 19 19 untuk diberangkatkan setiap 6
(Sumber : Survei dan Evaluasi Januari 2013) menit/kendaraan.
8. Bus kota trayek B.51 dapat dijadwalkan
Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui
untuk diberangkatkan setiap 21
bahwa model alternatif 2 memiliki penilaian yang
menit/kendaraan.
lebih baik dalam hal fasilitas terminal untuk
9. BRT Koridor I dapat dijadwalkan untuk
pergerakan penumpang, jika dibandingkan
diberangkatkan setiap 12 menit/kendaraan.
dengan terminal eksisting dan model alternatif 1.
10. DAMRI Trayek Mangkang-Ungaran dapat
Walaupun memiliki jarak yang lebih jauh dalam
dijadwalkan untuk diberangkatkan setiap 60
hal jarak antara area menurunkan dengan area
menit/kendaraan.
keberangkatan dibandingkan dengan yang
11. NBAK Trayek Mangkang-Kendal dapat
lainnya, akan tetapi kecenderungan penumpang
dijadwalkan untuk diberangkatkan setiap 2
untuk berganti moda di luar terminal bisa ditekan
menit/kendaraan.
lebih kecil.
V. Kesimpulan Dan Saran
4.3.14. Penjadwalan Pemberangkatan
5.1. Kesimpulan
Kendaraan di Terminal Angkutan
Berdasarkan hasil survei dan pengolahan
Perkotaan Mangkang
data serta evaluasi pembahasan yang telah
Tabel 4.18. Rekapitulasi Simulasi Penjadwalan diselesaikan pada bab-bab sebelumnya, dapat
Keberangkatan Angkutan Perkotaan diambil kesimpulan sebagai berikut ini :
Pada Terminal Mangkang 1. Dari 100 kuisioner yang disebar ke responden
Headway
Frekuensi
= 3600 dtk pengguna angkutan umum di Terminal
Jenis Kendaraan Jenis Trayek (Kendaraan
/ jam)
/ Frekuensi Angkutan Perkotaan Mangkang didapatkan :
(detik) a. Untuk pengguna angkutan perkotaan yang
ANGKOT C.9 12 314 berasal dari barat rata-rata didominasi dari
ANGKOT R.4.c 7 825 arah Kendal sebesar 17%, Cepiring sebesar
ANGKOT R.6 6 855 8% dan Weleri sebesar 5%, dengan tujuan
BUS KOTA B.21 3 1650
perjalanan ke arah timur (Semarang)
BUS KOTA B.25 7 907
diantaranya adalah Pemuda sebanyak 8%,
BUS KOTA B.31 8 454
BUS KOTA B.34 11 365
Tambak Aji dan Semarang dengan masing-
BUS KOTA B.51 4 1230 masing sebesar 6%.
BRT KRD I 5 720 b. Untuk pengguna angkutan perkotaan yang
Mangkang - berasal dari timur sebagian berasal dari
DAMRI 1 3600 arah Semarang dan Ungaran dengan
Ungaran
Mangkang - masing-masing sebesar 6%, Ngaliyan dan
NBAK 46 80
Kendal Tambak Aji dengan masing-masing sebesar
(Sumber : Survei dan Evaluasi Januari 2013) 5%, dengan tujuan ke barat (Kendal)
Berdasarkan Tabel 4.18, dapat disimpulkan diantaranya adalah Kendal sebanyak 18%,
bahwa waktu headway untuk keberangkatan dan Cepiring sebanyak 6% pengguna
angkutan umum jenis angkot sebgai berikut: angkutan perkotaan.
c. Angkutan perkotaan yang sering c. Usulan model alternatif 2 memiliki jarak
digunakan untuk menuju Terminal yang lebih jauh antara area menurunkan
Mangkang dari arah barat adalah NBAK dengan area keberangkatan dengan jarak
(Non Bus Angkutan Kota) dengan sebesar 60 meter. Walaupun memiliki jarak
prosentase sebesar 40%, dan AKAP yang lebih jauh dibandingkan dengan yang
sebesar 14%. Sedangkan untuk angkutan lain, akan tetapi kecenderungan
perkotaan yang sering digunakan untuk penumpang untuk berganti moda di luar
menuju Terminal Mangkang dari arah terminal bisa ditekan lebih kecil.
timur adalah BRT dengan prosentase
sebesar 17% dan Angkota sebesar 15%. 5.2. Saran
d. Untuk jenis angkutan perkotaan yang Untuk perbaikan dari segi efisiensi kinerja
digunakan untuk melanjutkan perjalanan pelayanan terminal dalam hal ini sirkulasi, maka
dari arah barat menuju timur, sebagian saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian
besar masih tetap memilih BRT dan Bus Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
Kota dengan masing-masing sebesar 17%. 1. Perlu adanya lokasi yang pasti dalam
Sedangkan untuk arah sebaliknya, dari menaikkan dan menurunkan penumpang
arah timur menuju barat didominasi oleh untuk setiap jenis moda yang beroperasi
NBAK (Non Bus Angkutan Kota) dengan di Terminal Angkutan Perkotaan
prosentase sebesar 28%, kemudian diikuti Mangkang.
oleh AKAP sebesar 14%. 2. Perubahan layout terminal dirasa perlu
e. Frekuensi penumpang terbesar dalam untuk memfasilitasi kegiatan dalam
memanfaatkan Terminal Angkutan menaikkan dan menurunkan penumpang
Perkotaan Mangkang yaitu dengan dengan pertimbangan efektifitas dan
frekuensi < 2 kali / minggu yang memiliki kenyamanan penumpang.
prosentase 50% dengan tujuan perjalanan 3. Usulan model alternatif 2 dapat
bervariasi. Untuk waktu yang sering dipertimbangkan oleh instansi yang
dimanfaatkan dalam menggunakan berwenang dalam melakukan penataan
angkutan umum melalui terminal adalah di ulang layout terminal dalam
pagi dan sore hari. meningkatkan efisiensi sirkulasi
2. Para pengguna angkutan umum mayoritas kendaraan serta efektifitas waktu
turun di lokasi pintu masuk setelah tanjakan pelayanan yang lebih cepat terhadap
(TPR) dengan prosentase sebesar 47%. pengguna angkutan umum.
Kemudian melanjutkan dan menunggu 4. Perlu adanya evaluasi untuk kondisi
angkutan perkotaan di sepanjang jalan keluar terminal setiap tahunnya untuk
yang berada di luar terminal dengan mengantisipasi perkembangan yang ada
prosentase sebesar 41%. Faktor kedekatan dan melakukan perbaikan sesegera
jarak dalam melakukan pergantian moda mungkin, supaya kinerja terminal tetap
menjadi pertimbangan dalam melakukan hal optimal.
tersebut dan erat kaitannya dengan 5. Diperlukan ketegasan dan kedisiplinan
kecenderungan penumpang untuk dari instansi terkait dalam hal ini
mendapatkan waktu pelayanan yang lebih pengelola Terminal Mangkang untuk
cepat dalam berganti moda jika dibandingkan dapat mengatur sirkulasi kendaraan yang
dengan memilih menunggu di dalam terminal. beroperasi di terminal.
3. Berdasarkan perbandingan kinerja dan 6. Dengan beberapa alternatif yang peneliti
fasilitas tiap model terminal yang diusulkan berikan, diharapkan sirkulasi kendaraan
didapatkan bahwa usulan model alternatif 2 di dalam terminal dapat berjalan lebih
memiliki penilaian yang lebih baik. Adapun efektif dan efisien dengan mengindahkan
penilaiannya sebagai berikut : rasa kenyamanan penumpang.
a. Usulan model alternatif 2 memiliki 7. Dengan pemberian contoh simulasi
efisiensi waktu sirkulasi sebesar 78 detik penjadwalan keberangkatan kendaraan
dibandingkan dengan terminal eksisting diharapkan tidak terjadi lagi saling
dengan lama sirkulasi sebesar 1243 detik. berebut antar moda dalam menaikkan
b. Usulan model alternatif 2 memiliki lokasi penumpang. Simulasi penjadwalan perlu
yang jelas untuk area menurunkan dan area dikaji lebih lanjut dengan
keberangkatan penumpang di dalam mempertimbangkan jumlah demand
terminal. angkutan umum.

Anda mungkin juga menyukai