Anda di halaman 1dari 34

PELAKSANAAN

PEMBONGKARAN
BANGUNAN GEDUNG
Rencana Teknis Pembongkaran
Rencana Teknis Pembongkaran (RTB) adalah rencana teknis pembongkaran bangunan
gedung dengan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disetujui Pemerintah
Daerah dan dilaksanakan secara tertib agar terjaga keamanan, keselamatan masyarakat dan
lingkungannya.

RTB terdiri atas:


• konsep dan gambar rencana pembongkaran,
• gambar detail pelaksanaan pembongkaran,
• rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) pembongkaran,
• jadwal, metode, dan tahapan pembongkaran,
• rencana pengamanan lingkungan
• rencana lokasi tempat pembuangan limbah pembongkaran.

Keharusan penggunaan rencana teknis diberitahukan secara tertulis di dalam surat penetapan
atau surat persetujuan pembongkaran kepada pemilik bangunan gedung oleh pemerintah
daerah, kecuali bangunan gedung fungsi khusus oleh Pemerintah.
Rencana Pembongkaran dan Laporan Stabilitas termasuk
Perhitungan
a. Rencana Pembongkaran harus menunjukan:

(a) lokasi bangunan yang akan dibongkar;

(b) topografi rinci dari site dan sekitarnya bersama dengan kontur permukaan tanah
dan bagian dari lereng dan tanah didukung oleh bangunan mana yang sesuai;

(c) rincian penggalian tanah dan / atau penimbunan; dan

(d) jarak dari bangunan yang akan dibongkar untuk bangunan yang berdekatan,
jalan-jalan, struktur dan kelengkapan jalan lainnya yang signifikan.
b. Sebuah rencana tata letak semua lantai bangunan akan dibongkar, dengan bagian
yang memadai, menunjukkan:
1) Penggunaan hunian lantai;
2) Sistem dukungan struktural;
3) Bahan pokok konstruksi;
4) Kondisi bangunan mis: tingkat kerusakan;
Hubungan bangunan yang akan dibongkar dengan sifat tetangga yang terkena
pembongkaran, yang mencakup semua bangunan sekitarnya dan struktur yang tidak
sah, bersama tangga, dinding partai, truncating frame terus menerus, lereng, dinding
penahan, kabel overhead, dan layanan utilitas bawah tanah.
c. Sebuah rencana yang menunjukkan susunan struktur dan konstruksi dari semua
elemen struktural tidak konvensional, seperti struktur beton prategang, anggota beton
pracetak, menekankan struktur kulit, struktur baja dibingkai, gantungan, dasi
menggantung, gulungan atau girder Vierendeel, balok, panjang bentang balok (lebih
besar dari 10 m) , lengkungan, transfer piring, transfer girder, penahan tanah atau
basemen struktur, bangunan yang juga bertindak sebagai struktur bumi penahan
mendukung tanah yang berdekatan, lempeng datar, hollow block bergaris lembaran dan
struktur kantilever besar;
d. Rencana menunjukkan prosedur untuk pembongkaran bangunan; Urutan rinci
menghancurkan anggota struktural tertentu; dan metode pembongkaran yang akan
diadopsi termasuk pembatasan penggunaan jenis tertentu peralatan;
Utilitas
• Pemutusan Utilitas
Utilitas umum yang dihadapi dalam membangun pembongkaran umumnya
adalah sebagai berikut:
1) Elektronik;
2) Air;
3) Gas;
4) Telekomunikasi;
5) Drainase;
6) Kabel overhead dan underground;
7) Railway Tunnel dan aksesorisnya , seperti poros ventilasi; dan

8) Air Limbah.
• Efek Pembongkaran pada Utilitas
Rencana pembongkaran harus memastikan bahwa selama
pembongkaran, ada utilitas yang ada di sekitar situs pembongkaran dipengaruhi oleh
operasi pembongkaran
• Pemeliharaan Utilitas
Selama pembongkaran, utilitas dasar wajib menyediakan lingkungan kerja yang
aman dan sehat.
Pasokan air wajib menyediakan penyemprotan air selama
pembongkaran sebagai Tindakan pengurangan pencemaran debu . Sementara
hubungan telekomunikasi antara situs pembongkaran dan organisasi luar harus
dipelihara untuk dan pasokan listrik sementara untuk penerangan dan penggunaan
konstruksi lainnya .
• Bahan Berbahaya
Jika bahan berbahaya, seperti bahan yang mengandung asbes, kontaminasi minyak dan kontaminasi
radioaktif, ada di gedung, penyelidikan lebih lanjut dan penghapusan bahan berbahaya tersebut atau kontaminasi
harus merujuk kpd spesialis.
• Material Asbes
Ahli Spesialis harus digunakan untuk mengambil sampel dan menguji sampel tersebut untuk mengetahaui
apakah mengandung bahan asbes Dalam kasus ketika bahan yang mengandung asbes ditemukan, kontraktor
spesialis harus digunakan untuk menghilangkan bahan asbes tersebut. Limbah asbes harus ditangani, disimpan
dan dibuang sebagai limbah kimia sesuai dengan Peraturan Pembuangan Limbah
• Kontaminasi Material Tanah
Jika ada bahan terkontaminasi tanah, ahli spesialis harus digunakan untuk menyiapkan proposal uji
kontaminasi tanah dan mengajukan proposal tersebut kepada Dinas Lingkungan Hidup untuk persetujuan
penanganan.
Prosedur pembongkaran gedung
Prosedur pembongkaran gedung dapat terditi atas 2 cara yaitu
Perencanaan dan Pelaksanaan dilakukan oleh penyedia jasa yg
berbeda
Perencanaan dan Pelaksanaan dibuat oleh satu Penyedia Jasa.
Semua prosedur ini terdiri terdiri dari tahap pengadaan, tahap perencanaan dan tahap
pelaksanaan
Detail dari masing-masing tahapan adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pengadaan

Pada tahap ini pihak terkait melakukan lelang terkait dengan kajian pembongkaran gedung
yang akan dilaksanakan. Berikut tahapan dalam proses pengadaan:

a. Merencanakan waktu dan metoda pelaksanaan pembongkaran;

b. Mencantumkan dalam RKT dan RKA tentang pengimplementasian prinsip-prinsip yang


berlaku;

c. Memastikan bahwa konsultan perencana, konsultan pengawas maupun kontraktor yang


berperan sebagai pelaksana di lapangan benar-benar menerapkan prinsip yang dikehendaki
oleh pengguna jasa.
2. Tahap Perencanaan

a. Membuat perencanaan sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam RKT dan RKA;

b. Bersama panitia pengadaan membuat dokumen lelang untuk proses pembongkran;

c. Mencantumkan ke dalam dokumen lelang beberapa hal yang berhubungan dengan


prinsip-prinsip yang digunakan oleh pengguna jasa serta prinsip Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3)

d. Melakukan pengawasan berkala terutama yang berhubungan dengan pelaksanaan


prinsip yang ditetapkan oleh pengguna jasa.
3. Tahap Perizinan

a. Menyusun dokumen berupa gambar perencanaan dan RKS untuk proses


perizinan dari Pemkot/Pemkab.

b. Semua dokumen harus ditanda tangani oleh para Tenaga Ahli bersertifikat, sesuai
dengan bidangnya masing.

c. Tidak melakukan kegiatan di lapangan sebelum izin dikeluarkan.


4. Tahap Pelelangan
a. Melakukan Pengumuman dan atau undangan terbatas kepada calon rekanan
b. Upload dokumen / Pengambilan dokumen
c. Melakukan Rapat Penjelasan Teknis / Aanwijzing
d. Melakukan evaluasi teknis dan biaya terhadap Penawaran yang masuk
e. Menetapkan Pemenang Penyedia Jasa Pelaksanaan
5. Tahap Pelaksanaan
a. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait (pengguna jasa, konsultan
perencana dan instansi terkait);
b. Membuat gambar dan rencana kerja pelaksanaan dilapangan;
c. Melaksanakan pekerjaan di lapangan sesuai dengan rekomendasi dan gambar
kerja.
Gambar Struktur Organisasi Pelaksanaan Pembongkaran Gedung
Sosialisasi Pembongkaran Ke Masyarakat
• Pelaksanaan pembongkaran dapat mengakibatkan dampak
yang luas terhadap keselamatan umum dan lingkungan
pemilik. Oleh karena itu pemerintah daerah perlu melakukan
sosialisasi dan pemberitahuan tertulis kepada masyarakat
disekitar bangunan gedung agar pelaksanaan
pembongkaran bangunan berjalan lancar dan kondusif.
Pembongkaran Dilakukan Oleh Kontraktor Bersertifikat
Pembongkaran Gedung (Sesuai Prinsip K3)
• Pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung diwajibkan mengikuti
prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Yang dimaksud
dengan penerapan prinsip- prinsip keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) adalah termasuk juga penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Untuk itu perlu dilakukan
pemilihan penyedia jasa yang memiliki sertifikasi bidang pembongkaran
bangunan gedung dan memiliki dukungan kompetensi tenaga ahli
pembongkaran beserta peralatan penunjang atau pendukung lainnya
untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Metoda Pembongkaran Bangunan Gedung
Teknik-teknik Pembongkaran Bangunan Gedung
1. Potong dan Rubuhkan
Dalam metoda potong dan rubuhkan, sebuah dinding inti dibangun untuk memberikan ketahanan
gempa, dasar kolom lantai 1 digantikan dengan dongkrak hidrolik, dan kemudian gedung dihancurkan
lantai per lantai, dimulai dari lantai terbawah dan naik ke lantai atas dengan siklus berikut:
a. Memotong kolom hingga menjadi potongan 70 cm dengan memindahkan beban dongkrak
(pemotongan suspense)
b. Menyokong kolom dengan cara memanjangkan dongkrak
c. Merendahkan kolom dengan cara merubuhkan
d. Penghancuran balok dan lantai Penghancuran bangunan 24 lantai di atas diselesaikan
dengan kecepatan 3 hari/1 lantai, atau total 3 bulan.
• Metode potong dan rubuhkan adalah metode ramah lingkungan yang
sangat efisien menekan emisi CO2. Penggunaan metoda ini
memungkinkan pengurangan emisi CO2 hingga 17.8% dibandingkan
dengan metode konvensional penghancuran bangunan dari lantai atas ke
bawah.
2. High Reach Arm

Ini adalah salah satu metoda tradisional dalam urusan pembongkaran


gedung. Biasanya alat yang digunakan adalah ekskavator, tank dan alat
berat lainnya. Alat perusak utama ditempel alat berat, seperti palu,
pengeruk dan penghancur.
Teknik Pembongkaran Gedung dengan Penghancuran
Kebutuhan dan Tugas Ahli Pembongkaran Gedung
1. Ahli Teknik Pembongkaran Bangunan Madya
Uraian tugas dan tanggung jawab tenaga ahli teknik pembongkaran bangunan madya adalah sebagai berikut:
a. Menerapkan peraturan Perundang Undangan Konstruksi, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L);

b. Melakukan kajian teknis rencana pembongkaran bangunan;

c. Melakukan pengukuran bentuk, dimensi, tinggi, lebar, dan jenis material konstruksi yang digunakan pada bangunan;

d. Menyiapkan rencana pembongkaran sesuai jenis penghacuran yang ditetapkan;

e. Menyiapkan peralatan, bahan penghancuran, dan peralatan bantu pemasangan bahan penghancuran bangunan;

f. Melakukan pengamanan pada radius tertentu sesuai dengan tipe dan jenis metoda penghancuran bangunan;

g. Melakukan pemasangan bahan dan atau peralatan bantu dalam proses penghancuran atau merubuhkan bangunan;

h. Melakukan penghancuran atau merubuhkan bangunan sesusi dengan tipe dan metoda yang dipilih; dan

i. Membuat laporan hasil pekerjaan perubuhan atau penghancuran bangunan.


2. Ahli Teknik Pembongkaran Bangunan Muda
a. Menerapkan peraturan Perundang Undangan Konstruksi, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dan Lingkungan (SMK3L);

b. Melakukan kajian teknis rencana pembongkaran bangunan;

c. Melakukan pengukuran bentuk, dimensi, tinggi, lebar, dan jenis material konstruksi yang digunakan pada bangunan;

d. Menyiapkan rencana pembongkaran sesuai jenis penghacuran yang ditetapkan;

e. Menyiapkan peralatan, bahan penghancuran, dan peralatan bantu pemasangan bahan penghancuran bangunan;

f. Melakukan pengamanan pada radius tertentu sesuai dengan tipe dan jenis metoda penghancuran bangunan;

g. Melakukan pemasangan bahan dan atau peralatan bantu dalam proses penghancuran atau merubuhkan bangunan;

h. Melakukan penghancuran atau merubuhkan bangunan sesusi dengan tipe dan metoda yang dipilih; dan

i. Membuat laporan hasil pekerjaan perubuhan atau penghancuran bangunan.


3. Ahli Teknik Pembongkaran Bangunan Utama

a. Menerapkan peraturan Perundang Undangan Konstruksi, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan
Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L);

b. Melakukan kajian teknis rencana pembongkaran bangunan;

c. Mengkaji data hasil pengukuran bentuk, dimensi, tinggi, lebar, dan jenis material konstruksi yang digunakan
pada bangunan;

d. Melakukan analisis teknis, K3, Lingkungan, dan ekonomi dalam perencanaan pembongkaran
(demolition);
3. Ahli Teknik Pembongkaran Bangunan Utama
e. Menentukan Metoda pembongkaran yang paling efisien;

f. Memeriksa peralatan, bahan penghancuran, dan peralatan bantu pemasangan bahan penghancuran
bangunan;

g. Memeriksa pengamanan pada radius tertentu sesuai dengan tipe dan jenis metoda penghancuran bangunan;
h. Memeriksa pemasangan bahan dan atau peralatan bantu dalam proses penghancuran atau merubuhkan
bangunan;
i. Melakukan pemeriksaan ulang hasil pemasangan bahan dan alat bantu yang telah dipasang;

j. Mengendalikan proses penghancuran atau merubuhkan bangunan sesusi dengan tipe dan metoda yang
dipilih;

k. Melakukan kajian teknis hasil penghancuran dan perubuhan bangunan; dan


l. Membuat laporan hasil pekerjaan perubuhan atau penghancuran bangunan
Keselamatan Kerja Pembongkaran Bangunan
• Hal yang tidak kalah penting dalam pelaksanaan pembongkaran gedung salah satunya yaitu keselamatan kerja. Adapun
langkah-langkah keselamatan kerja yang harus dilakukan dalam pembongkaran gedung adalah sebagai berikut:
1. Merencanakan langkah-langkah pengamanan K3 untuk semua pekerja yang berada di tempat kerja sebelum memulai
kegiatan pembongkaran bangunan;
2. Melakukan engineering survey, antara lain mencakup:
• Melihat kondisi struktur yang akan di bongkar termasuk peninjauan atas kekuatan bangunan, bagian yang tidak stabil
dari bangunan dan kemungkinan collapse;
• Merencanakan metode, peralatan dan tenaga yang akan dipergunakan untuk pembongkaran serta untuk
pengamanan kepentingan public;
• Perhitungan potensial hazard seperti terkubur, celaka, dll;
• Menetapkan perangkat K3 kedalam setiap tahap kegiatan, antara lain : jarring pengaman, rambu/tanda peringatan,
alat pelindung diri, dll;
• Jika bangunan yang akan dibongkar sudah rusak karena kebakaran, banjir, huru-hara atau sebab lainnya, maka perlu
direncanakan suatu sistem pengamanan seperti : brancing, shoring, dll untuk melindungi pekerja dari kemungkinan
robohnya bangunan
3. Menetapkan petugas yang kompeten dan berpengalaman atau ahli
dalam melaksanakan pembongkaran bangunan
4. Membuat jalanan yang aman untuk lalu lintas pekerja
5. Memastikan semua aliran listrik dalam kondisi mati (shut off) sebelum
pelaksanaan pembongkaran di mulai dan saluran air dan gas dalam
kondisi mati/tertutup. Jika dipandang membahayakan, maka aliran
listrik, saluran air dan gas dapat dipindahkan ke lokasi sementara di luar
bangunan dan dalam kondisi aman.
6. Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai, helm, sepatu bot, sarung
tangan, masker, dsb;
7. Menyiapkan pelayanan kecelakaan kerja, antara lain: petugas P3K atau
tenaga medis bila perlu, denah dan rujukan rumah sakit/ klinik terdekat,
kendaraan untuk mengangukut dan alat komunikasi;
8. Memasang barikade, pagar pengaman agar orang tidak
melewati area bongkaran;
9. Memastikan bangunan yang akan dibongkar sudah tidak terdapat sisa
barang-barang yang berbahaya, misalnya : bahan yang mduah terbakar
atau meledak.
Gambar Perlengkapan K3
Peralatan dan Mobilisasi
1. Kontraktor harus mempersiapkan dan mengadakan peralatan-peralatan kerja dan
peralatan bantu yang akan digunakan di lokasi kegiatan sesuai dengan lingkup pekerjaan
serta memperhitungkan segala biaya pengangkutan.

2. Kontraktor harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama perjalanan alat-alat


berat yang menggunakan jalanan umum agar tidak mengganggu lalu- lintas.

3. Pengawas atau Pengguna Jasa berhak memerintahkan untuk menambah


peralatan atau menolak peralatan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan
4. Bila pekerjaan telah selesai, Kontraktor diwajibkan untuk segera
menyingkirkan alat-alat tersebut, memperbaiki kerusakan yang
diakibatkannya dan membersihkan bekas-bekasnya.
5. Disamping untuk menyediakan alat-alat yang diperlukan seperti
dimaksudkan pada ayat (1), Kontraktor harus menyediakan alat-alat bantu
sehingga dapat bekerja pada kondisi apapun, seperti: tenda-tenda untuk
bekerja pada waktu hari hujan, perancah (scafolding) pada sisi luar
bangunan atau tempat lain yang memerlukan, serta peralatan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai