Oleh
Pembimbing:
dr. Susi Kania., M. Kes
PUSKESMAS PANJANG
BANDAR LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR
Terima kasihkepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkat dan
Inap Simpur Periode Januari-Maret 2020” merupakan salah satu tugas dalam
Lampung.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Tutik
Ernawati, S.Ked, M.Gizi, Sp.GK, dr. Liskha Sari Sandiaty, S.Ked, M.Kes, dr.
Afia Marlita, S.Ked, drg. Febriyani Adelina, S.KG, dan Ibu Heriyani, SKM selaku
masih banyak kekurangan pada makalah ini, akan tetapi dengan kerendahan hati
penulis berharap makalah ini dapat memperkaya ilmu pengetahuan bagi dunia
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 4
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................. 4
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................ 5
v
BAB I
PENDAHULUAN
sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Rumah
harus sehat dan nyaman agar penghuninya dapat melakukan aktivitas sehari-
hari dengan aman tanpa adanya resiko atau gangguan. Konstruksi rumah
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
2016).
memenuhi kriteria minimal akses air minum, akses jamban sehat, lantai,
1
(tembok/papan), jenis lantai bukan tanah, tersedia jendela, ventilasi cukup,
pencahayaan alami cukup, dan tidak padat huni yaitu lebih besar atau sama
pada tahun 2012 yang hanya mencapai 24,9%, akan tetapi angka tersebut
tersebut masih jauh dari target kesehatan rumah yang ingin dicapai
persediaan lahan yang baik hanya 0.4 kali berpotensi untuk rumah sehat.
2
1. Mengapa pelaksanaan program Rumah Sehat di UPT Puskesmas Rawat
b. Tujuan khusus
3
1. Memperdalam ilmu kedokteran komunitas mengenai evaluasi
c. Bagi masyarakat
Simpur.
4
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
genetik, lingkungan dan pola hidup sehari-hari seperti makan, minum, kerja,
suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan
6
tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan (Chandra,
2009).
yang harus ada antara manusia dengan lingkungannya agar dapat menjamin
transportasi udara, laut dan darat, pencegahan kecelakaan, rekreasi umum dan
2009).
7
Penyakit berbasis lingkungan masih menjadi permasalahan hingga saat ini.
Infeksi saluran pernafasan atas dan diare yang merupakan penyakit berbasis
penyakit tersebut, sehingga kita dapat melakukan intervensi secara cepat dan
(Chandra, 2009).
(Chandra, 2009).
2. Mencegah kecelakaan
4. Menghindari pencemaran
8
6. Lingkungan menjadi bersih, sehat dan nyaman (Widyawati R, 2002).
Air merupakan salah satu bahan pokok yang mutlak dibutuhkan oleh manusia
selama pengalirannya.
2. Air Tanah, secara umum terbagi menjadi: Air tanah dangkal yaitu
air tanah dalam terdapat pada lapis rapat air yang pertama.
sebagainya.
kesehatan manusia. Untuk mendapatkan air yang baik, sesuai dengan standar
tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak
limbah dari kegiatan rumah tangga, limbah dari kegiatan industri dan
9
Ada empat macam klasifikasi penyakit yang berhubungan dengan air sebagai
1. Water Borne Disease, yaitu penyakit yang penularannya melalui air yang
terkontaminasi oleh bakteri pathogen dari penderita atau karier. Bila air
2. Water Based Disease, yaitu penyakit yang ditularkan air pada orang lain
Schistosomiasis.
air (Water borne) dan melalui alat-alat dapur yang dicuci dengan air
(Water washed). Contoh penyakit ini adalah cholera, thypoid dan Dysentry
10
4. Water Related Insect Vectors, Vektor-vektor insektisida yang berhubungan
dengan air yaitu penyakit yang vektornya berkembang biak dalam air,
yang dimaksud air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-
hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila
telah dimasak. Air bersih merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan
menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air
bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air
kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehingga
diperiksa maksimal adalah 50 untuk air yang berasal dari bukan perpipaan
11
Sistem penyedian air bersih harus memenuhi beberapa persyaratan utama.
persyaratan kontinuitas.
1. Persyaratan Kualitatif.
Persyaratan kualitas menggambarkan mutu atau kualitas dari air baku air
1. Syarat-syarat fisik.
Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berbau dan tidak berasa.
2. Syarat-syarat kimia.
kalsium (Ca), besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn),
dengan tidak adanya bakteri E. coli atau Fecal coli dalam air.
4. Syarat-syarat Radiologis
12
2. Persyaratan Kuantitatif (Debit).
banyaknya air baku yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat
dan jumlah penduduk yang akan dilayani. Persyaratan kuantitas juga dapat
ditinjau dari standar debit air bersih yang dialirkan ke konsumen sesuai
3. Persyaratan Kontinuitas.
Air baku untuk air bersih harus dapat diambil terus menerus dengan
fluktuasi debit yang relatif tetap, baik pada saat musim kemarau maupun
musim hujan. Kontinuitas juga dapat diartikan bahwa air bersih harus
tersedia 24 jam per hari, atau setiap saat diperlukan, kebutuhan air
tersedia. Akan tetapi kondisi ideal tersebut hampir tidak dapat dipenuhi
air yaitu minimal selama 12 jam per hari, yaitu pada jam-jam aktifitas
Kontinuitas aliran sangat penting ditinjau dari dua aspek. Pertama adalah
13
ditentukan. Karena itu, diperlukan reservoir pelayanan dan fasilitas energi
masyarakat. Jenis sarana air bersih ada beberapa macam yaitu sumur gali,
sumur pompa tangan dangkal dan sumur pompa tangan dalam, tempat
1990).
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau oleh KKP khusus untuk wilayah
14
Tabel 1. Parameter Standar Air Minum (Permenkes, 2010).
15
BAB III
METODE EVALUASI
rawat inap Simpur. Adapun sumber rujukan tolak ukur penilaian yang
Puskesmas Rawat Inap Simpur tahun 2020 dengan target 50% untuk
2020.
16
Evaluasi Program Kesehatan Ibu dan Anak khususnya cakupan Inspeksi
hasil output adalah dengan menetapkan tolak ukur atau standar yang
ingin dicapai. Nilai standar atau tolak ukur ini dapat diperoleh dari
Rawat Inap Simpur tahun 2020 dengan target 50% untuk program
17
diprioritaskan tadi yang berasal dari komponen sistem yang lainnya,
tertinggal.
bagian kanan dari diagram atau pada bagian kepala dari kerangka tulang
18
Dalam analisis penyebab masalah pada tulisan ini digunakan kategori
dipergunakan yaitu:
suatu masalah.
19
f. Identifikasi alternatif cara pemecahan masalah.
tidak efektif sampai angka 3 (tiga) untuk alternatif yang paling efektif.
sebagai berikut:
besar masalah yang dapat diatasi, makin tinggi prioritas jalan keluar
tersebut.
20
Sensitifitas jalan keluar (vulnerrability). Sensitifitas dikaitkan
Makin besar biaya yang diperlukan makin tidak efisien jalan keluar
tersebut. Beri angka 1 (satu) untuk biaya paling sedikit sampai angka
P=M×I×V
Keterangan :
P : Priority V : Vulnerability
C : Cost I : Importancy
M : Magnitude
21
BAB IV
GAMBARAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS
No.24 kelurahan Tanjung Karang. Pada tahun 1970 pindah ke Jl. Batu
Sangkar No. 4 kelurahan Kelapa Tiga dan pada Tahun 1982 pindah
yaitu :
22
7. dr. Erwandi (1993-1999)
4.1.2 Visi
4.1.3 Misi
23
c. Meningkatkan sumber daya manusia.
sebagai berikut:
24
keputusan untuk melakukan pemecahannya dengan benar tanpa
acuan bagi UPT puskesmas rawat inap Simpur dalam berperilaku yang
menunjang tercapainya visi dan misi. Adapun tata nilainya adalah yaitu:
c. Mandiri
d. Profesional
e. Universal
f. Responsif
25
4.2 Gambaran Wilayah Geografis
Unit pelaksana teknis UPT puskesmas rawat inap Simpur merupakan
Pusat dengan luas wilayah kerja ± 138 Ha dan membawahi tiga kelurahan,
yaitu :
Kedaton
Tanjung Karang
26
4.3 Keadaan Demografi
UPT puskesmas rawat inap Simpur pada tahun 2019 sebanyak 21.178 jiwa,
dengan jumlah kepala keluarga (KK) 6.605 sehingga rata-rata jiwa dalam
Petani - 34 - 539
Tukang 419 65 55 2840
Buruh 1427 738 675 348
Pensiunan 51 174 123 4694
Jasa Lain- 2118 808 1768 34
lain
Sumber: Profil Kesehatan UPT Puskesmas Rawat Inap Simpur Tahun 2019
27
Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Rawat Inap Simpur
Kelurahan
Tingkat
Kelapa Kaliawi Pasir Gintung Jumlah
Pendidikan
Tiga Persada
Sarjana 210 323 376 909
Akademi 199 273 271 743
SLTA 2896 917 1543 5.356
SLTP 3767 585 1335 5.687
SD 3743 854 1734 6.331
TK 631 230 381 1.242
Sumber: Profil Kesehatan UPT Puskesmas Rawat Inap Simpur Tahun 2019
28
Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Sasaran di UPT Puskesmas Simpur
Kelurahan
Kelapa Tiga Kaliawi Persada Pasir Gintung
No Sasaran Jumlah
L P L P L P
19 Lansia (60-69 thn) 286 304 168 178 233 246 1.415
20 Pra Lansia (45-59 thn) 212 203 124 119 172 164 995
21 Lansia ( 75 + thn) 719 705 421 412 585 570 3.412
29
4.4 Sumber Daya Puskesmas
4.4.1 Ketenagaan
dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan tenaga kontrak, baik tenaga
tahun 2009.
1 Dokter Umum 5
2 Dokter Gigi 1
3 SKM 2
4 Sarjana Lain ( 1 PNS dan 1 Tenaga Kontrak ) 2
5 Sarjana Keperawatan (1 PNS dan 2 Kontrak ) 3
6 Apoteker 1
7 Asisten Apoteker 2
8 D4 Kebidanan (3 PNS dan 1 Tenaga Kontrak) 5
9 D4 Analis dan SPK Analis 3
10 D4 Kesehatan Lingkungan 2
11 D3 Perawat (2 PNS dan 6 Kontrak) 8
12 D3 Gizi 1
13 D3 Bidan (3 PNS, 4 Kontrak, 3 PTT, 1 Kontrak) 11
14 D3 Analis 2
15 D3 Kesehatan Lingkungan 1
16 D3 Akutansi 1
17 Perawat (SPK) 3
18 Perawat Gigi (SPRG) 1
19 Analis (SMAK) 1
20 SMA/SMK (Tenaga Kontrak) 5
20 Cleaning Service (1 Kontrak & 2 Tenaga PKM) 3
21 Supir Ambulance (Tenaga Kontrak PKM) 1
Jumlah 62
30
4.4.2 Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan
31
4.4.3 Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)
Kegiatan
No Peran Serta
2018 2019
1 Kelurahan Siaga 3 3
2 Posyandu 14 14
3 UKK - -
4 Forum Kesehatan - -
5 Kader Posyandu 70 70
6 Kader PHBS 14 14
7 Kader kesehatan lingkungan 14 14
8 Kader lansia 14 14
9 KPKIA 14 14
10 Kader toga 14 14
11 BKB 3 3
12 Posyandu lansia 3 3
13 Posbindu 6 8
32
BAB V
HASIL EVALUASI
antara keluaran dengan tolak ukur, maka hal tersebut merupakan masalah
berikut :
33
Inspeksi Sanitasi Jumlah 450 lokasi 11,1% (50 lokasi) +
Sarana Air Minum
Kelurahan Pasir
Gintung
Inspeksi Sanitasi Jumlah 212 lokasi 12,7%(27 lokasi) +
Sarana Air Minum
Kelurahan Kaliawi
Persada
34
Tabel 14. Penentuan Prioritas Masalah dengan Menggunakan Metode
USG
Nilai Kriteria Nilai Akhir
No Masalah
U S G
Inspeksi rumah sehat kelurahan
1 4 3 3 36
Kelapa Tiga masih kurang
2 Inspeksi rumah sehat kelurahan
4 4 5 80
Pasir Gintung masih kurang
3 Inspeksi rumah sehat kelurahan
4 3 4 48
Kaliawi Persada masih kurang
4 Inspeksi Sanitasi Sarana Air
Minum Kelurahan Kelapa Tiga 5 4 3 60
masih kurang
5 Inspeksi Sanitasi Sarana Air
Minum Kelurahan Pasir Gintung 5 5 4 100
masih kurang
6 Inspeksi Sanitasi Sarana Air
Minum Kelurahan Kaliawi 5 4 4 80
Persada masih kurang
yang Masih Kurang” dengan total nilai akhir 100, menjadi prioritas masalah
Sanitasi Sarana Air Minum di UPT puskesmas rawat inap Simpur diperlukan
35
Gambar 2. Kerangka Konsep Evaluasi Program
inspeksi sanitasi sarana air minum di kelurahan Pasir Gintung wilayah kerja
UPT puskesmas rawat inap Simpur merupakan target yang tidak diinginkan
Faktor man yang berperan dalam belum tercapainya target, pertama adalah
tidak aktifnya kader sanitasi lingkungan khusunya kader yang fokus pada
bidang air bersih di wilayah kerja UPT puskesmas rawat inap Simpur
36
dilakukannya kunjungan inspeksi sanitasi. Hal ini dikarenakan kunjungan
hanya dilakukan oleh pemegang program seorang diri tanpa adanya sanitarian
air minum. Di UPT puskesmas rawat inap Simpur, diketahui belum tersedia
puskesmas hanya melakukan inspeksi sanitasi air minum secara fisik dengan
tersebar di wilayah kerja UPT puskesmas rawat inap Simpur. Faktor lain
adalah belum adanya sistem pendataan (inspeksi) berkala dan evaluasi pada
pada masyarakat.
PDAM sebagai air minum sehari-hari dengan pengolahan yang tidak direbus
37
hingga mendidih atau hanya dihangatkan saja untuk menghemat konsumsi
gas.
air minum di setiap rumah. Selain itu, pekerjaan masyarakat di dominasi oleh
penyuluhan.
38
MATERIAL MAN
39
5.5 Menentukan Prioritas Penyebab Masalah
Masalah
I Jumlah
No. Daftar Masalah T R
P S RI DU SB PB PC IxTxR
1. Man
Kurang 4 3 3 3 4 3 2 4 3 264
optimalnya
dilakukan
kunjungan
inspeksi sanitasi
Kurangnya 3 3 3 2 3 2 2 3 3 162
pemahaman
masyarakat
mengenai
pentingnya
sanitasi air minum
2. Method
Penyuluhan 4 3 3 2 3 2 2 3 3 171
mengenai sanitasi
air minum yang
kurang
41
(inspeksi) berkala
dan evaluasi yang
dilakukan
bersama kader
Media Promosi
kesehatan 3 3 3 2 3 2 2 3 3 162
lingkungan masih
kurang
3. Material
Tidak tersedianya
alat penunjang 4 3 4 2 3 2 1 3 2 114
pengawasan
sanitasi
4. Money
Belum menjadi 3 3 2 1 1 2 2 3 2 90
prioritas dalam
alokasi dari
penghasilan
keluarga
5. Machine
Mata pencaharian 3 3 2 2 2 2 1 2 3 90
masyarakat
mayoritas
berdagang
sehingga sulit
untuk
mengalokasikan
waktu dalam
mengikuti
penyuluhan
Daerah perbukitan 3 3 2 1 1 2 1 2 2 52
yang dinilai
inspektor
membutuhkan
tenaga lebih untuk
menginspeksi
setiap rumah
Wilayah padat 3 3 2 1 1 2 1 2 2 52
penduduk
sehingga
dibutuhkan waktu
yang lama untuk
melakukan
inspeksi setiap
42
rumah
tercapainya program secara maksimal. Dari data tabel matrik diatas dapat dilihat
sebagai berikut:
1. Tidak aktifnya kader sanitasi lingkungan khususnya dalam bidang sanitasi air
minum
43
10. Wilayah padat penduduk sehingga dibutuhkan waktu yang lama untuk
11. Daerah perbukitan yang dinilai inspektor membutuhkan tenaga lebih untuk
44
BAB VI
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
diharapkan yaitu sebesar 50%. Cakupan yang berhasil dicapai pada periode
kelurahan Pasir Gintung wilayah kerja UPT puskesmas rawat inap Simpur
45
Maret 2020 masih kerja UPT puskesmas rawat inap
rendah sebesar Simpur untuk melakukan inspeksi
11,1% dari target sanitasi air minum yang terjadwal
50%
3. Melakukan penyuluhan tentang
sanitasi dan standar air minum
kepada kader dan perangkat desa.
Sarana Air Minum ada tiga, untuk memilih prioritas pemecahan masalah,
penulis menggunakan rumus MIV/C yang dapat dilihat pada Tabel 17.
46
Keterangan:
P : Prioritas masalah
mortalitas
terkena masalah/penyakit
ersebut.
rumah dan melakukan inspeksi sanitasi sarana air minum. Dengan terbentuk
diharapkan target cakupan inspeksi sanitasi sarana air minum akan tercapai.
Selain itu, dapat pula diusulkan mengenai pengadaan penyuluhan bagi kader
dan perangkat desa tentang sanitasi dan standar air minum serta
47
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan di wilayah kerja
puskesmas.
rumah dan melakukan inspeksi sanitasi sarana air minum. Selain itu dapat
standar air minum bagi kader, serta berkoordinasi dengan perangkat desa
7.2 Saran
program Inspeksi Sanitasi Sarana Air Minum secara rutin oleh pemegang
program puskesmas.
48
2. Menggiatkan sesi penyuluhan promosi kesehatan mengenai pentingnya
cakupannya tercapai.
49
DAFTAR PUSTAKA
50
Wardhana, H, 2013. Analisis Kerentanan Pencemaran Air Tanah Bebas di
Kecamatan Medan Perjuangan. Medan: PGFI
World Health Organization (WHO). 2011. Health Aspect of Air Polution with
Particulate matter, Ozone and Nitrogen Dioxide.
51