Anda di halaman 1dari 25

Sitokin

Mohammad Ghani Setiawan (16334015)


Andi miftahul jannah (16334057)
Rini Kartini (16334089)
Zanita Nurcahyani Yahya (18334710)
Diantika Putri (18334749)
Kadek Eni Sulistiawati (19334744)
◦ Sitokin merupakan protein-protein kecil sebagai mediator
dan pengatur immunitas, inflamasi dan hematopoesis.
Sitokin berasal dari bahasa Yunani “cyto”' yang berarti sel,
dan ”'-kino”' yang berarti gerakan. Sitokin adalah salah satu
dari sejumlah zat yang disekresikan oleh sel-sel tertentu dari
sistem kekebalan tubuh yang berperan sebagai hantaran

Definisi signal dari suatu sel ke sel lain, dan memiliki efek pada sel-sel
lain.

◦ Sitokin dihasilkan sebagai respon terhadap stimulus sistem


imun. Sitokin bekerja dengan mengikat reseptor-reseptor
membran spesifik, yang kemudian membawa sinyal ke sel
melalui second messenger (tirosin kinase), untuk
mengubah aktivitasnya (ekspresi gen).

2
Langsung Tidak langsung

Peranan ◦ Lebih dari satu efek


terhadap berbagai jenis sel
• Menginduksi ekspresi
reseptor untuk sitokin lain
atau bekerja sama dengan
(pleitropi).

Sitokin ◦ Autoregulasi (fungsi


autokrin).
sitokin lain dalam
merangsang sel
(sinergisme).
◦ Terhadap sel yang letaknya • Mencegah ekspresi reseptor
tidak jauh (fungsi parakrin) untuk sitokin lain atau
produksi sitokin
(antagonisme)
.

3
Sifat- Sifat
◦ PLEITROPISME
Satu sitokin mempunya berbagai efek terhadap berbagai sel
◦ REDUNDANSI
Berbagai sitokin memiliki efek yang sama yang tumpang tindih
◦ SINERGISME
Dua atau lebih sitokin menunjukkan efek yang lebih besar daripada hanya
efek satu sitokin
◦ ANTAGONISME
Sitokin yang satu dapat mencegah efek sitokin yang lain

4
Efek Biologis Sitokin
Efek biologis sitokin timbul setelah diikat oleh reseptor spesifiknya yang diekspresikan
pada membran sel organ sasaran. Pada awalnya, kadar reseptor tersebut sangat rendah.
Dewasa ini telah dapat dilakukan cloning dari gen sitokin yang meyandi reseptor tersebut
sehingga dapat dilakukan identifikasi untuk mengetahui ciri-ciri reseptor tersr tersebut.
Struktur reseptor berbagai sitokin sangat berbeda, tetapi hasil cloning menunjukkan
tergolong pada 5 famili yaitu :
 Superfamili immunoglobulin
 Famili reseptor kelas I yang juga disebut famili reseptor hematopoietin
 Famili reseptor kelas II yang juga diketahui sebagai famili reseptor interferon
 Famili reseptor TNF
 Famili reseptor kemokin

5
Peran Sitokin
pada Imunitas
2

Sitokin berperan dalam


poliferasi dan diferensiasi
limfosit setelah antigen
dikenal dalam fase aktivasi
pada respons spesifik dan
selanjutnya berperan dalam
aktivasi dan poliferasi sel
efektor khusus.
6
.

 Aktivasi sel T Aktivasi sel B Inflamasi

Fungsi
Sitokin
 Aktivasi Efek
monosit dan sitotoksisitas
makrofag

7
1. AKTIVASI SEL T

◦ Antigen yang ditangkap sel APC (Antigen


Presenting Cell) dipresentasikan ke reseptor
pada sel Tc dan sel Th.
◦ APC memproduksi sitokin IL-1 yang
merangsang sel T untuk berproliferasi dan
berdifferensiasi. Hasil aktivasi sel T adalah sel
Th dan sel memori.
◦ Apabila sel memori mengalami aktivasi ulang,
maka sel Th akan berdifferensiasi menjadi sel
Th1 dan sel Th2.
2. AKTIVASI SEL B



Aktivasi sel B oleh sitokin sel Th terjadi dalam 3 tingkatan, yaitu aktivasi,
proliferasi dan differensiasi menjadi sel plasma, yang memproduksi antibodi
(Ig)
◦ IL-1 : faktor differensiasi sel B (B cell differentiation factor) atau BCDF
◦ IL-5 : faktor pertumbuhan sel B (B cell growth factor/ BCGF)

9
Lanjutan



Kebanyakan Ag menimbulkan respon sel B dengan bantuan sel T (Ag-T
dependent) tetapi beberapa Ag mampu mengaktivkan sel B untuk memproduksi
Ig tanpa bantuan sel T (Ag-T independent).
 Contoh : polisakarida, dekstran dan ficoll yang mempunyai banyak Ag
determinan.
 IgG yang diproduksi terutama adalah IgM dan tidak dibentuk sel memori.
 Sitokin juga mempengaruhi produksi kelas antibody oleh sel plasma

10
◦ Ada limfokin yang menunjukkan efek sitotoksik dan dapat

EFEK membunuh penyebab infeksi dan sel tumor dengan langsung atau
tidak langsung, melalui aktivitas sel NK.
SITOTOKSIK ◦ TNF-α mempunyai efek sitotoksik langsung terhadap sel tumor,
SITOKIN sedangkan IL-2 merangsang sel LAK (Lymphokine Activated
Killer Cell) yang sitotoksik terhadap tumor.

11
Hematopoiesis ialah proses pembentukan
darah. Pada orang dewasa dalam keadaan fisiologik semua
Sitokin pada hemopoesis terjadi pada sumsum tulang. Untuk
kelangsungan hemopoesis diperlukan : Sel induk
Hematopoiesis hemopoetik (hematopoietic stem cell) .Sel induk
hemopoetik ialah sel-sel yang akan berkembang menjadi
sel-sel darah, termasuk eritrosit, lekosit, trombosit, dan juga
beberapa sel dalam sumsum tulang seperti fibroblast. Sel
induk yang paling primitif sebagai pluripotent (totipotent)
stem cell.

12
Lanjutan
Menurut sifat kemampuan diferensiasinya maka sel induk
hemopoetik dapat dibagi menjadi :
◦ Pluripotent (totipotent)stem cell : sel induk yang mempunyai
yang mempunyai kemampuan untuk menurunkan seluruh
jenis sel-sel darah.
◦ Committeed stem cell : sel induk yang mempunyai komitmet
Sitokin pada untuk berdiferensiasi melalui salah satu garis turunan sel (cell
line). Sel induk yang termasuk golongan ini ialah sel induk
Hematopoiesis myeloid dan sel induk limfoid.
◦ Oligopotent stem cell : sel induk yang dapat berdiferensiasi
menjadi hanya beberapa jenis sel. Misalnya CFU-GM (colony
forming unit-granulocytelmonocyte) yang dapat berkembang
hanya menjadi sel-sel granulosit dan sel-sel monosit.
◦ Unipotent stem cell : sel induk yang hanya mampu
berkembang menjadi satu jenis sel saja. Contoh CFU-E (colony
forming unit- erythrocyte) hanya dapat menjadi eritrosit, CFU-
G (colony forming unit-granulocyte) hanya mampu
berkembang menjadi granulosit.
13
Dengan teknik rekombinan DNA, sitokin dapat
diproduksi dalam jumlah besar. Sesuai dengan
Sitokin peran biologisnya, maka sitokin dapat
dugunakan sebagai pengganti komponen
Dalam system imun yang imunokompromais atau untu
mengerahkan sel-sel yang diperlukan dalam
Pengobatan menanggulangi defisiensi imun primer atau
sekunder, merangsang sel system imun dalam
proses respons terhadap tumor, infeksi bakteri
atau virus yang berlebihan.

14
Jenis-jenis Sitokin yang penting

I. INTERLEUKIN (IL)
Ditemukan tahun 1979 sebagai imunoregulator
spesifik maupun non spesifik Artinya
adanya komunikasi antar sel leukosit
Terdiri 18 jenis (IL-1 s/d IL-18)
II. INTERFERON (IFN)
III. TUMOR NECROSIS FACTOR (TNF)
◦ Diproduksi oleh monosit atau makrofag (sel Kupfer, limpa dll.)
1).INTERLEUKIN-1 ◦ Fungsi : meningkatkan pertumbuhan dan differensiasi limfosit B
(IL-1) ◦ Merangsang produksi sitokin sel T (limfokin), yaitu IFN-
◦ Memacu sel T untuk memproduksi IL-2 yaitu sitokin yang dapat
mengaktifkan sel Th (T helper) dan membantu sel B
menghasilkan antibodi

16
 Menginduksi proliferasi sel T terutama sel Th
 Faktor pertumbuhan dan differensiasi sel B (T dependent)
2).INTERLEUKIN-2 dan sel NK
(IL-2)  Mengaktifkan makrofag
 Meningkatkan efek sitotoksik sel Tc (T cytotoxic)
 Merangsang produksi limfotoksin (sitokin sel T untuk sel
tumor) dan interferon.

17
3.INTERLEUKIN-4
• Diproduksi oleh sel T, mastosit dan sel B
(IL-4) • Memegang peranan dalam class switching (proses peralihan kelas)
immunoglobulin.
Contoh : IgG 1 IgE
4. INTERLEUKIN-5
(IL-5)
 Diproduksi oleh sel Th dan mast cell
 Proliferasi eosinofil
 Aktivitas terhadap proliferasi sel B untuk memproduksi IgM dan IgA
 Meningkatkan ekspresi IL-2 (sinergisme)

18
5.INTERLEUKIN-10  Diproduksi oleh sel B, sel T dan monosit
(IL-10)  Fungsi untuk aktivasi sel B, induksi sel Th2 dan menghambat respons
sel Th1
 Menghambat produksi IFN- dan pertumbuhan mast cell
 Menghambat aktivasi monosit/makrofag

6.INTERLEUKIN-12
(IL-12) ◦ Diproduksi monosit, makrofag, sel dendritik, sel T, sel B, neutrofil
◦ Sinergi dengan IL-2, memacu aktivasi sel NK, Th1 dan sel Tc
◦ Menghambat respon Th2 dan IgE yang diinduksi IL-4

19
7.INTERLEUKIN-18 (IL-18)




Diproduksi oleh monosit dan makrofag tetapi
tidak diproduksi oleh limfosit
Memacu sekresi IFN-, respon TH1 dan aktivitas
sel NK
◦ Memacu sintesa IL-1 dan TNF (Tumor Necrosis
Factor)
◦ Menghambat sintesa IL-10 (antagonisme)

20
II. INTERFERON (IFN)

 Fungsi sebagai antivirus atau mengganggu replikasi virus


(interfere = mengganggu)
 Terdiri 3 jenis yaitu IFN-; IFN-; IFN-. Yang terpenting
IFN- yang diproduksi oleh sel Th1, Tc, sel NK, makrofag dan
fibroblast
 Aktivitas IFN- terhadap sel T, sel B dan sel NK
 Menghambat aktivitas sel Th2

21
III.TUMOR NECROSIS FACTOR
(TNF) : TNF- dan TNF-

a) TNF- : dihasilkan oleh monosit, sel T, sel B, sel NK, makrofag


dan timosit
 Fungsi sebagai penghancur sel tumor
 Merangsang sintesa limfokin

b) TNF- (LIMFOTOKSIN/LT) : dihasilkan oleh sel T


 Fungsi sitotoksik terhadap sel T dan sel B dan antineoplastik (anti tumor)
 Merangsang system limfokin
 Mengaktifkan sel endotel dan makrofag
 Mediator inflamasi dan menimbulkan panas
Sitokin merupakan protein-protein kecil sebagai
mediator dan pengatur immunitas, inflamasi dan
hematopoesis. Sitokin bekerja seperti hormone, melalui
reseptor pada permukaan sel sasaran. Sitokin berperan dalam
banyak respons imun seperti aktivasi sel T, sel B, monosit dan
makrofag, induksi sitotoksitas dan inflamasi. Sitokin
Kesimpulan mempunyai efek terhadap hematopoisis pada manusia yaitu
GM-CSF, G-CSF dan M-CSF, Dengan teknik rekomendasi DNA,
sitokin dapat diproduksi dalam jumlah besar. Sesuai dengan
peranan biologiknya, maka sitokin dapat digunakan sebagai
pengganti komponen sistem imun yang defisien.

23
Thank you!
25

Anda mungkin juga menyukai