Anda di halaman 1dari 28

AGREGAT WANITA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

1. AMBAR ANDRIYANI ( 08200100140 )


2. SYAH TRIANA ( 08200100141 )
3. SANTIANA RM TAMPUBOLON ( 08200100142 )
4. SITI KOMALASARI ( 08200100143 )
5. IMAS MULYA ASIH ( 08200100144 )
6. EFIATIN ( 08200100145 )
7. ANIS HAFNISA ( 08200100146 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU JAKARTA

2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Pencipta dan Pemelihara alam
semesta ini, atas karunianya kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Agregat
Wanita”. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan bagi nabi Muhammad SAW,
keluarga dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman termasuk kita semua.

Disadari sepenuhnya masih banyak kekurangan dalam pembahasan makalah ini dari teknis
penulisan sampai dengan pembahasan materi untuk itubesar harapan kami akan saran dan
masukan yang sifatnya mendukung untuk perbaikan ke depannya.

Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada Dosen pembimbing yang telah
memberi arahan untuk membuat Makalah ini dan tidak lupa untuk rekan rekan mahasiswa
kami ucapkan terima kasih semoga apa yang saya susun bermanfaat.

Jakarta, Oktober 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................4

A. Latar Belakang................................................................................................. .......4


B. Tujuan Penulisan......................................................................................................4
C. Ruang Lingkup.........................................................................................................5
D. Metode Penulisan.....................................................................................................5
E. Sistematika Penulisan..............................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI................................................................................................6

BAB III PENUTUP............................................................................................................28

A. Kesimpulan..............................................................................................................28
B. Saran........................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................29

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laktasi merupakan suatu masa dimana terjadi perubahan pada


payudara ibu, sehingga mampu memproduksi ASI dan merupakan suatu
interaksi yang sangat kompleks antara rangsangan mekanik, saraf, dan
berbagai macam hormon ASI sehingga dapat keluar (Turlina & Wijayanti,
2015). Air Susu Ibu (ASI) merupakan pangan kompleks karena mengandung
zat-zat gizi lengkap, yang merupakan nutrisi ideal untuk menunjang kesehatan,
pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal (Amin, Agung, & W,
2014).

Dengan memberikan air susu ibu kepada bayi akan mendapatkan


manfaat dan kelebihan Sesungguhnya, lebih dari 100 jenis zat gizi terdapat
dalam ASI. Komposisi zat dalam ASI antara lain 88,1% air, 3,8% lemak, 0,9%
protein, 7% laktosa, serta 0,2% zat lainnya berupa DHA, DAA, sphynogelin,
dan zat gizi lainnya. Memberikan ASI eksklusif selama enam bulan dapat
menyelamatkan 1,3 juta jiwa anak diseluruh dunia, termasuk 22% nyawa yang
melayang setelah kelahiran. (Ida & Irianto, 2015).

Chin et al. (2008) menyatakan bahwa ibu yang gagal dalam praktik
menyusui eksklusif disebabkan karena pengetahuan dan motivasi yang kurang.
Upaya yang dilakukan petugas kesehatan untuk meningkatkan pemberian ASI
eksklusif adalah melalui penyuluhan individu yang dilakukan satu sampai dua
kali dalam satu minggu yang sifatnya memberikan informasi mengenai ASI
eksklusif dan manfaatnya, dan perawatan payudara. Kegiatan konseling laktasi
membantu memotivasi ibu untuk menyusui ASI secara eksklusif. (Ambarwati,
Muis, & Susantini, 2014)

B. Tujuan penulisan

Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang Agregat wanita

4
C. Ruang lingkup
Penyusunan makalah ini membahas tentang Agregat Wanita.

D. Metode penulisan
Dalam penulisan makalah ini menggunakan metode kepustakaan dengan mempelajari buku –
buku referensi yang terkait dengan agregat wanita.

E. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
BAB I pendahuluan terdiri dari latar belakang,tujuan,ruang lingkup,metode penuliisan,dan
sistematika penulisan. BAB II tinjauan teori. BAB III penutup yang terdiri dari kesimpulan
dan saran. Daftar Pustaka.

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keperawatan Komunitas


1) Definisi
Menurut WHO, keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang
merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan
bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan
guns meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan
fisik, rehabilitasi, pence-gahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan
kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi
masyarakat secara keseluruhan.

Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang


ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemeliharaan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagi mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (menurut CHN). Di
Indonesia dikenal dengan sebutan perawatan kesehatan masyarakat (PERKESMAS)
yang dimulai sejak permulaan konsep Puskesmas diperkenalkan sebagai institusi
pelayanan kesehatan profesional terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat secara komprehensif.

2) Paradigma Keperawatan Komunitas


Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu
manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins, 1987). Sebagai
sasaran praktik keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan
masyarakat.
1. Individu Sebagai Klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari
aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu

6
sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup
kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan
fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurangnya kemauan menuju
kemandirian pasien/klien.

2. Keluarga Sebagai Klien


Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat
secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara
perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri
atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi
dan lingkup kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman
dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.

Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu fokus


pelayanan keperawatan yaitu :
a. Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga
yang menyangkut kehidupan masyarakat.
b. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan didalam
kelompoknya sendiri.
c. Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit yang
diderita salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota
keluarga tersebut.

3. Masyarakat Sebagai Klien


Masyarakat memiliki cirri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur
oleh adat istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki
identitas yang kuat mengikat semua warga.
Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas didefenisikan
sebagai kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif.
Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas,
konstruktif dan produktif. Menurut Hendrik L. Blum ada empat faktor yang
mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan
dan keturunan. Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial.

7
Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti air,
udara, sampah, tanah, iklim, dan perumahan. Contoh di suatu daerah
mengalami wabah diare dan penyakit kulit akibat kesulitan air bersih.
Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri manusia yang
dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma. Keempat faktor tersebut
saling berkaitan dan saling menunjang satu dengan yang lainnya dalam
menentukan derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang
sebagai bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada
individu, keluarga, dan kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah
kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative dengan
menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang
optimal. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai
bagian integral pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan biologi,
psikologi, sosial dan spiritual secara komprehensif yang ditujukan kepada
individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus
hidup manusia.
Lingkungan dalam paradigm keperawatan berfokus pada lingkungan
masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan
manusia. Lingkungan disini meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial dan
budaya dan lingkungan spiritual

3) Sasaran Keperawatan Komunitas

Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu,


keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah
kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi,
balita dan ibu hamil.

Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan komunitas terdiri dari tiga


tingkat yaitu

1. Tingkat Individu.

Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang


mempunyai masalah kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil d1l) yang

8
dijumpai di poliklinik, Puskesmas dengan sasaran dan pusat perhatian pada
masalah kesehatan dan pemecahan masalah kesehatan individu

2. Tingkat Keluarga.

Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang


mempunyai masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan
mengukur sejauh mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga yaitu mengenal
masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan,
memberikan perawatan kepada anggota keluarga, menciptakan lingkungan
yang sehat dan memanfaatkan sumber daya dalam masyarakat untuk
meningkatkan kesehatan keluarga.

Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difokuskan pada


keluarga rawan yaitu :

a. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu


keluarga dengan: ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang
persalinannya ditolong oleh dukun dan neo¬natusnya, balita
tertentu, penyakit kronis menular yang tidak bisa diintervensi oleh
program, penyakit endemis, penyakit kronis tidak menular atau
keluarga dengan kecacatan tertentu (mental atau fisik).

b. Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil


yang memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi be-rat (HB kurang
dari 8 gr%) ataupun Kurang Energi Kronis (KEK), keluarga
dengan ibu hamil resiko tinggi seperti perdarahan, infeksi,
hipertensi, keluarga dengan balita dengan BGM, keluarga dengan
neonates BBLR, keluarga dengan usia lanjut jompo atau keluarga
dengan kasus percobaan bunuh diri.

c. Keluarga dengan tindak lanjut perawatan

3. Tingkat Komunitas

Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien.

a. Pembinaan kelompok khusus

9
b. Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah.

4) Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas mencakup berbagai bentuk upaya pelayanan


kesehatan baik upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun resosialitatif.

Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,


kelompok dan masyarakat dengan melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan,
peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan
lingkungan, olahraga teratur, rekreasi dan pendidikan seks.

Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan


terhadap individu, keluarga kelompok dan masyarakat melalui kegiatan imunisasi,
pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas dan kunjungan rumah,
pemberian vitamin A, iodium, ataupun pemeriksaan dan peme¬liharaan kehamilan,
nifas dan menyusui.

Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau
masalah kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit dirumah, perawatan orang
sakit sebagai tindaklanjut dari Pukesmas atau rumah sakit, perawatan ibu hamil
dengan kondisi patologis, perawatan buah dada, ataupun perawatan tali pusat bayi
baru lahir.

Upaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien yang dirawat dirumah atau
kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu seperti TBC, kusta dan cacat
fisik lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada penderita kusta, patch tulang dan lain
sebagai¬nya, kegiatan fisioterapi pada penderita stroke, batuk efektif pada penderita
TBC, dll.

Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan pen¬derita ke


masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti, penderita
AIDS, kusta dan wanita tuna susila.

10
B. Usia Dewasa sebagai Kelompok Resiko
Masa dewasa awal dan tengah adalah periode yang penuh tantangan,
penghargaan dan krisis. Tantangan ini meliputi tuntunan kerja dan membentuk
keluarga, meskipun orang dewasa juga dapat diberi penghargaan karena kesuksesan
karier mereka dan kehidupan pribadi mereka. Orang dewasa juga menghadapi krisis
seperti merawat orang tua mereka yang telah lanjut usia. Kemungkinan kehilangan
pekerjaan dengan berubah lingkungan ekonomi dan menghadapi kebutuhan
perkembangan mereka sendiri seperti juga kebutuhan anggota keluarga mereka.
Peran orang dewasa (usia produktif) di masyarakat menjadi sangat urgent
sesuai dengan tugas perkembangan yang menunjukkan bahwa mereka memiliki
pengaruh yang besar pada taraf kesehatan di lingkungan tempat tinggalnya. Jumlah
yang mendominasi di masyarakat juga menjadi sebuah alas an yang tepat untuk
menjadikan kelompok khusus usia produktif mendapatkan perhatian lebih dalam
asuhan keperawatan di komunitas.

C. Pengertian Wanita Dewasa


1. Pengertian Wanita
Wanita adalah kata yang umum digunakan untuk menggambarkan perempuan
dewasa. Perempuan yang sudah menikah juga biasa dipanggil dengan sebutan ibu.
Untuk perempuan yang belum menikah atau berada antara umur 16 hingga 21 tahun
disebut juga dengan anak gadis.

2. Pengertian Dewasa
Istilah adult atau dewasa berasal dari kata kerja latin yang berarti tumbuh
menjadi dewasa. Oleh karena itu orang dewasa adalah seseorang yang telah
menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukannya di dalam
masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya (Elizabeth Hurlock,
Developmental Psychology, 1991). Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa
remaja. Hurlock (1986) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada usia 18 tahun
sampai kira-kira usia 40 tahun. Secara umum, mereka yang tergolong dewasa awal
ialah mereka yang berusia 20-40 tahun.
Santrock (1999), orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik secara fisik,
transisi secara intelektual serta transisi peran sosial. Perkembangan sosial masa
dewasa awal adalah puncak dari perkembangan sosial masa dewasa. Masa

11
dewasa awal adalah masa beralihnya pandangan egosentris menjadi sikap
yang empati. Pada masa ini, penentuan relasi sangat memegang peranan penting.
Dewasa awal merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai menjalin
hubungansecara intim dengan lawan jemisya. Hurlock (1986) mengemukakan
beberapa karakteristik dewasa awal dan pada salah satu initinya dikatakan bahwa
dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan
memanfaatkan kebebasan yang diperolehnya.

3. Ciri-ciri Umum Masa Dewasa Awal

Dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian terhadap pola-pola


kehidupan yang baru dan harapan-harapan sosial yang baru. Masa dewasa awal
adalah kelanjutan dari masa remaja, sehingga ciri-ciri masa dewasa awal tidak
jauh berbeda dengan masa remaja.

Ciri-ciri masa dewasa awal menurut Hurlock :

1) Masa dewasa awal sebagai usia reproduktif.

Masa dewasa awal adalah masa usia reproduktif. Masa ini ditandai
dengan membentuk rumah tangga. Pada masa ini khususnya wanita, sebelum
usia 30 tahun, merupakan masa reproduksi, dimana seorang wanita siap
menerima tanggung jawab sebagai seorang ibu. Pada masa ini, alat-alat
reproduksi manusia telah mencapai kematangannya dan sudah siap untuk
melakukan reproduksi.

2) Masa dewasa awal sebagai masa bermasalah.


Setiap masa dalam kehidupan manusia, pasti mengalami perubahan,
sehingga seseorang harus melakukan penyesuaian diri kembali terhadap diri
maupun lingkungannya. Demikian pula pada masa dewasa awal ini, seseorang
harus banyak melakukan kegiatan penyesuaian diri dengan kehidupan
perkawinan, peran sebagai orang tua dan sebagai warga negara yang sudah
dianggap dewasa secara hukum.

12
3) Masa dewasa awal sebagai masa yang penuh dengan ketegangan emosional.
Ketegangan emosional seringkali ditampakkan dalam
ketakutan-ketakutan atau kekhawatiran-kekhawatiran. Ketakutan atau
kekhawatiran yang timbul ini pada umumnya bergantung pada tercapainya
penyesuaian terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi pada suatu saat
tertentu atau sejauh mana sukses atau kegagalan yang dialami dalam
penyelesaian persoalan.

4) Masa dewasa awal sebagai masa ketergantungan dan perubahan nilai.


Ketergantungan disini mungkin ketergantungan kepada orang tua,
lembaga pendidikan yang memberikan beasiswa atau pada pemerintah karena
mereka memperoleh pinjaman untuk membiayai pendidikan mereka.
Sedangkan masa perubahan nilai masa dewasa awalterjadi karena beberapa
alasan seperti ingin diterima pada kelompok orang dewasa, kelompok-
kelompok sosial dan ekonomi orang dewasa.

4. Pengertian Wanita Dewasa

Secara etimologis (istilah) fiqih seorang wanita dianggap dewasa apabila


sudah memasuki masa haid, biasanya saat usia 13 – 14 tahun. Setelah
memasuki masa inilah berlaku kewajiban dan larangan agama seperti
kewajiban salat lima waktu dan larangan bergaul dengan pria yang bukan
muhrim.

Menurut hukum negara, wanita baru dianggap dewasa saat berusia 17


tahun saat di mana dia mulai memiliki hak dan kewajiban sebagai warga
negara penuh seperti hak untuk mengenyam pendidikan, berpartisipasi dalam
pemilu, hak untuk menikah, memiliki KTP atau SIM serta kewajiban untuk
menaati peraturan pemerintah yang berlaku.

Dewasa dalam pengertian di atas adalah definisi dewasa yang formal yang
terkait dengan hukum tertentu baik hukum islam maupun hukum negara.

13
Sedangkan dewasa dalam tinjauan umum, termasuk dalam tinjauan
psikologi, adalah sempurnanya pertumbuhan fisik dan mental seseorang.
Pertumbuhan fisik yang normal mudah diketahui karena dapat dilihat oleh
pancaindra. Akan tetapi pertumbuhan mental yang sempurna dan matang
merupakan hal yang berbeda.

D. Perkembangan pada Usia Dewasa

Proses perkembangan itu berlangsung secara bertahap, dalam arti sebagai berikut.

1. Bahwa perubahan yang terjadi bersifat maju meningkat dan atau mendalam/
meluas, baik secara kuantitatif maupun kualitatif (prinsip progressif)

2. Bahwa perubahan yang terjadi antar bagian dan atau fungsi organisme itu
terdapat interpedensi sebagai kesatuan integral yang harmonis (prinsip
sitematik).

3. Bahwa perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara
beraturan dan berurutan dan tidak secara kebetulan dan meloncat-loncat (prinsip
berkesinambungan).

E. Konsep ASI
1. Definisi

Air susu ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan
protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresikan ole
kelenjar mammae ibu, dan berguna sebagai makanan bayi. (Maryunani,
2012)
Air susu ibu (ASI) adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan
Allah untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam
melawan kemungkinan kebutuhan serangan penyakit.keseimbangan zat-
zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya
memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat
yang sama, ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang
mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf.
Makanan-makanan tiruan untuk bayi yang diramu menggunakan

14
tekhnologi masa kini tidak mampu menandingi keunggulan makanan
ajaib ini. (Maryunani, 2012)
Air Susu Ibu (ASI) adalah sumber nutrisi terpenting yang
dibutuhkan oleh setiap bayi idealnya diberikan secara eksklusif selama 6
bulan dan dilanjutkan makanan pendamping sampai usia 2 tahun.
(Wulandari & Iriana, 2013)

2. Macam-macam ASI

ASI dibedakan dalam tiga stadium yaitu: kolostrum, air susu


transisi, dan air susu matur. Komposisi ASI hari 1-4 (kolostrum) berbrda
dengan ASI hari ke 5-10 (transisi) dan ASI matur. Masing-masing ASI
tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a. Kolostrum

1) Kolostrum adalah air susu yang pertama kali keluar.

2) Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh


kelenjar mammae yang mengandung tissue debris dan residual
material yang terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar
mammae, sebelum dan segera sesuadah melahirkan.
3) Kolostrum ini desekresi oleh kelenjar payudara pada hari pertama
sampai hari keempat pasca persalinan.
4) Kolostrum merupakan cairan dengan vikositas kental, lengket dan
berwarna kekuningan.

5) Kolostrum merupakan cairan yang pertama keluar, berwarna


kekuning- kunigan. Banyak mengandung protein, antibody
(kekebalan tubuh), immunoglobulin.
6) Kolostrum berfungsi sebagai perlindungan terhadap infeksi pada
bayi, dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Apabila ibu terinfeksi, maka

b) Sel darah putih dalam tubuh ibu membuat perlindungan terhadap ibu

15
c) Sebagian sel darah putih menuju payudara dan membentuk antibody

d) Antibody yang terbentuk, keluar melalui ASI sehingga melindungi bayi.

e) Kolostrum mengandung tinggi protein, mineral, garam, vitamin A,


nitrogen, sel darah putih dan antibody yang tinggi daripada ASI
matur. (Maryunani, 2012)
b. ASI Peralihan

Merupakan ASI pwralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI


mature. ASI dproduksi pada hari keempat sampai hari kesepuluh, namun
ada juga yang berpendapat bahwa ASI diproduksi pada minggu ketiga
sampai minggu kelima. Kadar proteinnya semakin menurun sedangkan
kadar lemak dan karbohidrat semakin meningkat. (Andamari, 2014)
c. ASI Matur

Merupakan ASI yang dikeluarkan setelah hari kesepuluh sampai


seterusnya dengan komposisi yang sudah mulai tetap. (Andamari, 2014)

3. Kandungan ASI

ASI banyak memiliki banyak unsur atau zat yang memenuhi


kebutuhan individu dan walaupun terjadi kemajuan teknologi, ASI tidak
dapat digantikan secara akurat oleh susu buatan; ASI sering kali dirujuk
sebagai cairan kehidupan (living fluid). Mengandung air, lemak, protein,
karbohidrat, elektrolit, mineral serta serta imunoglobulin. (Pollard, 2015)
a. Lemak

Lemak merupakan sumber energi utama dan menghasilkan kira-


kira setengah dari total seluruh kalori. Lipid terutama terdiri dari butiran-
butiran trigliserid, yang mudah dicerna dan yang merupakan 98% dari

16
seluruhlemak susu ibu. ASI terdiri dari asam lemak tak-jenuh rantai
panjang yang membantu perkembangan otak dan mata, serta saraf dan
sistem vaskuler. Namun, lemak yang terdapat dalam susu ibu bervariasi
sepanjang menyusui, bertambah bila payudara kosong. Payudara penuh
diasosiasikan dengan jumlah minimum lemak dalam susu, sementara
payudara yang lebih kososng diasosiasikan dengan jumlah lemak yang
lebih tinggi. (Pollard, 2015)
b. Protein (Maryunani, 2012)

1) Memiliki fungsi untuk pengatur dan pembangun tubuh bayi.

2) Komponen dasar dari protein adalah asam amino, berfungsi


sebagai pembentuk struktur otak.
3) Protein dalam susu adalah Whey dan Casein yang sesuai untuk bayi.

a) ASI memiliki perbandingan antara Whey dan Casein yang


sesuai untuk bayi

b) Namun demikian protein ASI sangat cocok karena unsur protein


didalamnya hampir seluruhnya terserap oleh sistem pencernaan
bayi yaitu protein unsur whey.
c) Perbandingan protein unsur whey dan casein dalam ASI adalah
80:40, sedangkan dalam PASI 20:80.
d) Artinya protein pada PASI hanya sepertiganya protein ASI yang
dapat diserap oleh sistem pencernaan bayi dan harus membuang
dua kali lebih banyak protein yang sukar diabsorpsi.
c. Garam dan mineral

1) ASI mengandung mineral yang lengkap walaupun kadarnya relatif


rendah, tetapi bisa mencukupi kebutuhan bayi sampai berumur 6
bulan.
2) Zat besi dan kalsium dalam ASI merupakan mineral yang sangat
stabil dan mudah diserap dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh
diet ibu.

17
a) Zat besi: zat yang membantu pembentukan darah untuk
menghindarkan bayi dari penyakit kurang darah atau anemia.
b) Ferum: Fe rendah tapi mudah diserap.

3) Dalam PASI kandungan mineral jumlanya tinggi, tetapi sebian


besar tidak dapat diserap hal ini akan memperberat kerja usus bayi
serta menggaggu keseimbangan dalam usus dan meningkatkan
pertumbuhan bakteri yang merugikan sehingga mengakibatkan
kontraksi usus bayi tidak normal. Bayi akan kambung, gelisah
karenaobstipasi atau gangguan metabolisme. (Maryunani, 2012)

d. Vitamin

1) ASI mengandung berbagai vitamin yang diperlukan bayi.

2) ASI mengandung vitamin yang lengkap yang dapat mencukupi


kebutuhan bayi sampai 6 bulan kecuali vitamin K, karena bayi
baru lahir ususnya belum mampu membentuk vitamin K.
3) Vitamin-vitamin tersebut, adalah vitamin: ADEK antara lain:

a) Vitamin A: Vitamin yang sangat berguna bagi perkembangan


penglihatan bayi.
b) Vitamin D

c) Vitamin E: terdapat terutama dalam kolostrum.

d) Vitamin K: berfungsi sebagai katalisator pada proses pembekuan


darah terdapat dalam ASI dengan jumlah yang cukup dan mudah
diserap. Karena bayi baru lahir ususnya belum mampu
membentuk vitamin K. Maka setelah lahir, biasanya bayi
diberikan tambahan vitamin K. (Maryunani, 2012)

18
4. Volume produksi ASI

a. Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat


ASI mulai menghasilkan ASI.
b. Apabila tidak ada kelaianan:

1) Hari pertama: sejak lahir akan dapat menghasilkan 50-100ml


sehari dari jumlah ini akan terus bertambah.

2) Bayi usia 2 minggu: mencapai sekitar 400-450ml. Jumlah ini akan


tercapai bila bayi menyusu sampai 4-6 bulan pertama.
3) Oleh karena itu, selama kurun waktu tersebut ASI mampu
memenuhi kebutuhan gizi bayi.
4) Dalam keadaan produksi ASI telah normal, volume susu
terbanyak yang dapat diperoleh adalah 5 menit. (Maryunani,
2012)

5. Manfaat ASI

a. Manfaat ASI bagi bayi


Manfaat ASI bagi bayi yaitu ASI sebagai nutrisi, ASI dapat
meningkatkan daya tahan tubuh bayi, ASI dapat meningkatkan
kecerdasan, serta ASI dapat meningkatkan jalinan kasih sayang. ASI
sebagai nutrisi merupakan sumber gizi yang sangat ideal bagi bayi karena
komposisi ASI seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi.
Kebutuhan bayi akan terpenuhi oleh ASI sampai usia enam bulan dengan
tatalaksana menyusui yang benar. ASI mengandung lebih dari 100 jenis
zat gizi yang tidak bisa disamai oleh semua jenis susu dan ASI
merupakan nutrisi yang paling sempurna untuk proses tumbuh kembang
bayi. (Albab, 2013)
ASI mengandung kolostrum kaya antibodi yang dapat melindungi
bayi dari infeksi, alergi, asma, diare dan lain-lain. ASI mengandung
bakteri Lactobacillus bifidus yang dapat mencegah bakteri penyebab

19
penyakit. ASI eksklusif yang diberikan ibu dapat meningkatkan
kecerdasan. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi perkembangan
kecerdasan adalah pertumbuhan otak.
Proses pertumbuhan otak cepat dapat terjadi dengan pemberian
nutrisi yang baik, yaitu ASI eksklusif. Bayi yang memperoleh ASI
memiliki IQ 7-9 poin lebih tinggi daripada bayi yang tidak diberi ASI.
(Albab, 2013)
Manfaat ASI eksklusif yang penting yaitu meningkatkan jalinan
kasih sayang antara bayi dan ibu. Bayi yang sering berada dalam dekapan
ibu karena menyusu akan merasakan kasih sayang ibunya, bayi juga akan
merasa aman dan tentram, terutama bayi dapat mendengar detak jantung
ibunya yang dikenal sejak dalam kandungan. Perasaan terlindung dan
disayangi inilah yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan
membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik.
(Albab, 2013)
b. Manfaat ASI bagi ibu

Menyusui merupakan proses terjadi kontak langsung antara ibu


dan bayi, sehingga selama proses menyusui tersebut dapat terbentuk
ikatan kasih sayang seperti sentuhan kulit, bayi akan merasa aman karena
merasakan kehangatan tubuh ibu. Proses pemberian ASI kepada bayi
juga dapat memperkecil rahim dan mengurangi risiko perdarahan, karena
saat menyusui terdapat hormon oksitosin yang berperan dalam produksi
ASI yang juga berfungsi membantu rahim mengecil lebih cepat daripada
ibu yang tidak menyusui. (Albab, 2013)
Pemberian ASI dapat mengurangi risiko berat badan berlebih
karena lemak yang ditimbun di sekitar panggul dan paha pada saat
kehamilan berpindah ke dalam ASI sehingga ibu lebih cepat langsing
kembali. Ibu yang menyusui bayinya lebih rendah beresiko terkena
kanker payudara dan kanker rahim, serta mengurangi risiko osteoporosis
dan patah tulang pada usia lanjut karena terjadi peningkatan kepadatan
tulang selama menyusui. Manfaat lainnya yaitu ibu yang menyusui
bayinya secara eksklusif dapat menunda kehamilan dengan metode
Metode Amenorea Laktasi (MAL), serta dapat menghemat waktu karena

20
ibu tidak perlu menyiapkan dan mensterilkan botol susu, dot dan lain
sebagainya. (Albab, 2013)

6. Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI

ASI adalah makanan terbaik bagi bayi pada awal usia


kehidupannya. Hal ini tidak hanya karena ASI mengandung cukup zat
gizi tetapi juga karena ASI mengandung zat imunologik yang melindungi
bayi dari berbagai infeksi. Sebagai makanan terbaik bayi, ternyata ASI
belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh masyarakat bahkan terdapat
kecenderungan terjadi pergeseran penggunaan susu formula pada
sebagian kelompok masyarakat. (Aziezah & Adriani, 2013)
Pentingnya pemberian ASI eksklusif menurut studi Kedokteran
yang dilakukan di Eropa menunjukkan angka kematian dan kesakitan
bayi yang diberikan ASI lebih rendah daripada yang diberi susu formula.
Kemungkinan anak yang tidak diberi ASI eksklusif akan menderita
kekurangan gizi dan obesitas jauh lebih besar jika dibandingkan dengan
anak yang diberi ASI eksklusif. Bayi yang tidak disusui dalam satu jam
pertama dan tidak mendapatkan ASI eksklusif berisiko untuk lebih sering
terkena penyakit infeksi 1,4 kali lebih besar daripada bayi yang
mendapatkan ASI eksklusif. (Aziezah & Adriani, 2013)
Banyak faktor yang mempengaruhi pemberian ASI antara lain
pengetahuan, ibu harus bekerja, ibu sakit, pengaruh iklan atau promosi
susu formula, meniru teman yang memberikan susu formula, takut
kehilangan daya tarik sebagai wanita, tekanan batin, kurangnya dukungan
tenaga kesehatan, kesulitan bayi dalam menghisap serta ibu merasa
produksi ASInya kurang. (Amin, Agung, & W, 2014)
Di Indonesia, rata-rata ibu menyusui eksklusif hanya 2 bulan. Pada
saat yang bersamaan, pemberian susu formula meningkat 3 kali lipat.
Bayi pada dua bulan pertama kelahiran, yakni usia 3 minggu dan 6
minggu mengalami percepatan pertumbuhan (growth spurt), disaat
kebutuhan bayi meningkat, frekuensi menyusu menjadi lebih sering dan
durasi menyusui lebih lama dari biasanya. Pada masa ini seringkali ibu
menduga produksi ASInya kurang sehingga cenderung memberikan

21
tambahan makanan/minuman lain. (Amin, Agung, & W, 2014)
Ibu yang tidak bekerja lebih mempunyai kemungkinan mampu
memberikan ASI eksklusif hingga dua bulan pertama. Pada ibu yang
bekerja, lama cuti hamil dan melahirkan yang singkat mengakibatkan ibu
sudah kembali bekerja sebelum masa menyusui eksklusif berakhir. Faktor
yang menghambat keberhasilan menyusui pada ibu yang bekerja adalah
waktu cuti kerja yang pendek masih kurangnya dukungan dari tempat
kerja, pendeknya waktu istirahat saat bekerja sehingga ibu tidak
mempunyai cukup waktu untuk memerah ASI, tidak tersedianya ruangan
untuk memerah ASI, serta keinginan ibu yang sering bertentangan antara
mempertahankan prestasi kerja dan produksi ASI. (Amin, Agung, & W,
2014)

7. Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian

A. Data inti komunitas (core inti)


1. Demografi: jumlah kelompok dewasa, golongan umur, pengalaman
sebelumnya. Etnis terdiri dari suku bangsa dan ras.
2. Tipe keluarga: keluarga/ bukan keluarga, kelompok.
3. Status perkawinan: kawin, janda/duda, single.
4. Statistik vital: kelahiran, kematian kelompok usia dewasa dan penyebab
kematian.
5. Nilai-nilai keyakinan dan agama: nilai agama dan keyakinan yang dianut
oleh kelompok dewasa berkaitan dengan nilai dan norma yang dianut.

B. Data Subsistem Komunitas


Delapan data subsistem yang perlu dikumpulkan dalam pengkajian komunitas
meliputi:
1. Lingkungan fisik
Dilihat di lingkungan kelompok usia dewasa, kebersihan lingkungan
kualitas air, pembuangan limbah, kualitas udara, kualitas makanan, akses

22
dan aktifitas kelompok dewasa dalam pemenuhan kebutuhan. Data dapat
dikumpulkan dengan winshield survey dan observasi.
2. Pelayanan kesehatan dan sosial
Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus kelompok dewasa melalui
puskesmas, pengobatan tradisional atau fasilitas pelayanan kesehatan.
3. Ekonomi
Dilihat dari jumlah pendapatan keluarga, jenis pekerjaan penanggungjawab,
jumlah penghasilan dan pengeluarannya.

4. Transportasi dan keamanan


Dilihat dari jenis transportasi yang digunakan kelompok dewasa untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan dan adanya rasa aman dan dukungan
dari anggota keluarga untuk kelompok usia dewasa.
5. Politik dan pemerintahan
Pemerintahan: kelompok pelayanan masyarakat seperti PKK, tahlil,
kumpulan bapak-bapak, dll. Terdapat kebijakan yang mendukung
optimalnya peran ibu dalam memberikan ASI. Politik: kegiatan politik yang
ada diwilayah tersebut dan peran peserta partai politik dalam pelayanan
kesehatan.
6. Komunikasi
a. Komunikasi formal: media komunikasi yang digunakan oleh kelompok
dewasa untuk memperoleh informasi pengetahuan tentang kesehatan
melalui buku dan sosialisasi dari tenaga kesehatan.
b. Komunikasi informal
Komunikasi/ diskusi yang dilakukan kelompok dewasa dengan tenaga
kesehatan, orang yang berpengalaman dan lingkungan dalam
masyarakat dalam menyelesaikan masalah kelompok dewasa.
7. Pendidikan
Tingkat pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap dalam
meningkatkan derajat kesehatan.
8. Rekreasi
Tempat rekreasi yang digunakan oleh kelompok dewasa.

23
24
2) Diagnosa Keperawatan , Luaran, dan Rencana Yang Mungkin Muncul
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Menyusui Efektif Status Menyusui Konseling Laktasi
D.0028 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam
Observasi:
diharapkan kemampuan memberikan ASI secara lansgung dari
 Identifikasi keadaan emosional ibu saat akan
payudara kepada bayi dan anak untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
dilakukan konseling menyusui
membaik
 Identifikasi keinginan dan tujuan menyusui
Pengertian : Kriteria Hasil:
Pemberian ASI secara Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun  Identifikasi permasalahan yang ibu alami selama
langsung dari Meningkat Menurun proses menyusui
1 Tetesan/pancaran ASI Terapeutik:
payudara kepada bayi
  1 2 3 4 5
dan anak yang dapat 2 Suplai ASI adekuat
memenuhi kebutuhan   1 2 3 4 5

nutrisi 3 Intake bayi


1 2 3 4 5

4 Hisapan Bayi
1 2 3 4 5

5 Kecemasan Maternal
1 2 3 4 5

Diagnosa Perencanaan Keperawatan


Keperawatan
25
26
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Memberikan ASI eksklusif selama enam bulan dapat menyelamatkan 1,3 juta jiwa anak
diseluruh dunia, termasuk 22% nyawa yang melayang setelah kelahiran. Dengan memberikan
air susu ibu kepada bayi akan mendapatkan manfaat dan kelebihan Sesungguhnya, lebih dari
100 jenis zat gizi terdapat dalam ASI
B. Saran

Kita sebagai seorang perawat perlu mengetahui tentang asuhan keperawatan dengan agregat
wanita, selain untuk menambah wawasan pengetahuan kita sebagai seorang perawat, juga
untuk berbagi kepada masyarakat tentang informasi tentang agregat wanita. Makalah ini
masih jauh dari sempurna, diharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
kesempurnaan makalah ini.

27
DAFTAR PUSTAKA

Albab, F. U. (2013). Hubungan Promosi Susu Formula Dengan Pengambilan


Keputusan Keluarga Dalam Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember. Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Jember

Aziezah, N., & Adriani, M. (2013). Perbedaan Tingkat Konsumsi Dan Status Gizi
Antara Bayi Dengan Pemberian Asi Eksklusif Dan Non Asi Eksklusif. Media
Gizi Indonesia, Vol. 9, No. 1 Januari –Juni

Maryunani, A. (2012). Inisiasi Menyusui Dini, Asi Ekslusif Dan Manajemen Laktasi.
Jakarta: Tim

PPNI. 2017. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia edisi 1 cetakan II. DPP
PPNI, Jakarta

PPNI. 2018. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia edisi 1 cetakan II. DPP
PPNI. Jakarta

PPNI. 2019. Standart 1 Luaran Keperawatan Indonesia edisi 1 cetakan II. DPP PPNI.

Jakarta

https://id.wikipedia.org/wiki/Wanita

https://www.fatihsyuhud.net/wanita-dewasa/

Hurlock, Elizabeth. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

28

Anda mungkin juga menyukai