Diajukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Ujian Akhir Semester dalam
Mata Kuliah Epidemiologi Program Studi Pendidikan Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
Disusun Oleh :
Petunjuk:
a. Ujian bersifat take home.
b. Kerjakan soal yang anda anggap mudah terlebih dahulu.
c. Mahasiswa yang ketahuan menyontek akan diberi nilai nol.
d. Kirim jawaban ke lamat email fajar.saputra@stikim.ac.id dengan format
(Nama_NPM_UAS_EPID).
e. Batas akhir pengumpulan 1 minggu setelah jadwal ujian
Essay
1. Jelaskan konsep dasar epidemiologi (ruang lingkup, pengertian, sejarah, tujuan, manfaat
dan prinsip)?
2. Jelaskan yang dimaksud dengan Evidence Based Madicine?
3. Dalam epidemiologi deksriptif jelaskan manfaat Studi menurut waktu, tempat dan orang?
4. Buatlah perencanaan berbasis epidemiologi (situasi,penetapan tujuan dan strategi)?
5. Jelaskan epidemiologi Analitik?
6. Jelasakan epidemiologi eksperimental?
7. aspek etik penyakit menular dan wabah di Indonesia?
8. Jelaskan pengertian Diagnosis Komunitas dalam epidemiologi (pengertian, tujuan,
perbedaan dengan diagnosis individu, komponen diagnosis, langkah pemecahan masalah
& Teknik pemecahan masalah?
b. Pengertian Epidemiologi
Epidemiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang penyebaran dan faktor
determinan kejadian pada status kesehatan suatu kelompok masyarakat atau
komunitas (Last, 1995).
Epidemiologi mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan pengamatan
terhadap permasalahan kesehatan masyarakat. Epidemiologi merupakan alat dan
cara yang digunakan untuk menjelaskan beberapa jenis penyakit atau kejadian
kesehatan (brownson, Remington dan Davis, 1993).
Epidemiologi adalah mempelajari kejadian atau suatu perkstiwa penyakit pada
kelompok manusia (Friedman, 1994).
Menurut etimologi dijelaskan epidemiologi menurut kamus berasal dari kata epi
artinya upon (atas), demos adalah people (masyarakat) dan logos, yaitu
berhubungan dengan ilmu. Jadi epidemiologi adalah cabang ilmu kedokteran
yang berhubungan dengan masyarakat, termasuk dengan kejadian epidemik
(buku Fundamentals Epidemiology / Peterson and Thomas, 1978).
Epidemiologi dalam pengertian lain yaitu sangat konsen terhadap gambaran pola
penyebaran suatu kejadian penyakit terhadap masyarakat dan juga faktor-faktor
yang mempengaruhinya, sehingga untuk para ahli epidemiologi sangat interes
dengan penyebaran kejadian itu menurut dari segi waktu, tempat, dan orang
(buku Foundations of Epidemiology / Lilienfeld, AM, 1980).
Jadi Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat penyebab,
pengendalian dan faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi dan distribusi
penyakit, kecacatan, dan kematian dalam populasi.
c. Sejarah Epidemiologi
Sejarah perkembangan epidemiologi sebagai permulaan sebelum lahirnya para
tokoh epidemiologi, masyarakat primitif sangat tergantung dengan kekuatan alam
dengan percaya pada roh leluhurnya (supranatural theory). Kelahiran tokoh
epidemioogi (Page et al., 1995) seperti Hippocrates (460 Sm – 377 SM)
menyimpulkan bahwa penyakit itu bisa berasal dari banyak faktor di antaranya
seperti tempat, udara, air dan gaya hidup mendasari sebuah teori penyakit
dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang dikenal hippocratic theory.
Kemudian Galen (129 SM – 199 SM) menyempurnakan teori Hippocrates
dengan menambah procatartic factor (gaya hidup) dan temperament (sifat) yang
mempengaruhi kesehatan dan penyakit.
Kemudian lahir teori miasma yang menolak konsep yang ditawarkan
Hippocrates dan Galen yang beranggapan bahwa penyakit bermunculan karena
air tergenang, angin malam, udara kotor yang merupakan hasil dari perut bumi,
yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat.
Dan masih banyak tokoh para ahli epidemiologi lainnya yang menyimpulkan
mengenai sejarah perkembangan epidemiologi baik melalui penemuan dan atau
eksperimen yang dilakukan seperti Thomas Sydenham, Noah Webster,
Hieronymous Fracastorius, Igmatz Semmelweis, Edward Jenner, Lois
Pasteur, Robert Koch, John Graunt dan William Farr, James Lind, PL.
Panum, John Snow, Joseph Goldberger dll.
Sejarah epidemiologi berdasarkan tahapan. Tahap pertama adalah tahap
pengamatan, tahap penyakit dan lingkungan. Hipocrates pada Zaman Yunani
kuno (±400 th sebelum Masehi) yaitu mengamati, mencatat,dan merefleksikan.
Tahap kedua yaitu tahap perhitungan, tahap menghitung dan mengukur. Abad 17
sesudah Masehi dipengaruhi oleh Teori Myasmatic. Miasma adalah benda kotor
yang tidak sehat yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit. Tahap ketiga
yaitu tahap Pengkajian, tahap Eksperiment limiah. Abad 19 Teknik Pengkajian
ini pertama kali diperkenalkan oleh William Farr pada tahun 1839. Dari teknik
pengkajian didapat faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan pada masyarakat
tiga tokoh yang menggunakan suatu teknik pengkajian adalah William Farr
(Bapak Epidemiologi), John Snow (1849-1864) dan Jacob Henle (1880-1885).
Dan terakhir tahap keempat yaitu tahap perkembangan ilmu epidemiologi
berkembang seiringan dengan perkembangan ilmu-ilmu lainnya. Host -
environment - agen (infectious/noninfectious).
d. Tujuan Epidemiologi
Dasar tujuan epidemiologi memberikan informasi bagaimana penyebaran dan
faktor risiko yang hubungan dengan permasalahan status kesehatan dalam
kelompok atau pun masyarakat.
Tujuan epidemiologi yaitu ntuk menjelaskan secara spesifik penyebab penyakit
atau beberapa penyakit yang berbasis data dan informasi dari berbagai disiplin
ilmu seperti keturunan, biokimia dan bakteri, untuk mengevaluasi penyebab
penyakit yang berbasis masyarakat atau laboratorium dalam pengembangan
hipotesis dan menyediakan data dasar untuk pengembangan dan evaluasi
program pencegahan dan pengendalian kesehatan masyarakat.
Tujuan Epidemiologi (menurut Lilienfeld) yaitu menjelaskan Etiologi satu
penyakit atau sekelompok, untuk menentukan apakah data epidemiologi yang ada
memang konsisten atau tidak dengan hipotesis, memberikan dasar bagi
pengembangan langkah-langkah pengendalian prosedur pencegahan bagi
kelompok dan populasi yang beresiko.
e. Manfaat Epidemiologi
Secara umum, dapat dimanfaatkan untuk menjelaskan beberapa fenomena
kesehatan masyarakat dengan mengkaji kesehatan masyarakat, pengembalian
keputusan secara individual, melengkapi dasar penetapan diagnosis dan untuk
mencari kasus.
Menurut MacMahon dan Pugh, 1970, epidemiologi dimanfaatkan untuk
mengembangkan hipotesis dalam menjelaskan pola perkembangan dan
penyebaran penyakit lebih spesifik, menguji desain epidemiologi dan kebenaran
konsep penyakit serta mengklarifikasi kelompok yang terpapar untuk mengetahui
dan mengidentifikasi faktor penyebab.
Manfaat Epidemiologi lainnya yaitu untuk mempengaruhi riwayat penyakit,
diagnosis masyarakat, mengkaji resiko yang ada pada setiap individu karena
mereka dapat mempengaruhi kelompok maupun individu, pengkajian, evaluasi,
penelitian, melengkapi gambaran klinis, indentifikasi sindrom serta menentukan
penyebab dan sumber penyakit.
f. Prinsip Epidemiologi
Prinsip - prinsip epidemiologi merupakan suatu pengetahuan bagaimana
merumuskan permasalahan kesehatan dengan baik yang di dasarkan pada
frekuensi dan penyebaran serta faktor yang mempengaruhinya. Epidemiologi
merupakan alat untuk mengidentifikasi faktor risiko atau determinan, mengetahui
riwayat alamiah penyakit, klasifikasi penyakit dan pengembangan penelitian
epidemiologi serta dimanfaatkan untuk perencanaan dan evaluasi program
kesehatan (Barker, 1983).
b. Menurut Tempat
Kunci faktor risiko menurut tempat yang menggambarkan variabel lingkungan
(environment) adalah penggunaan air bersih, polusi udara (indoor maupun
outdoor), rendahnya kesehatan/sanitasi lingkungan dan tidak layaknya tempat
pembuangan sampah sehingga mendeskripsikan transmisi disease control vector
(WHO, 2009d). Selain itu atribut environment juga menggambarkan
pertumbuhan populasi, bencana alam seperti kemarau, kebanjiran, disparitas rural
maupun urban.
c. Menurut Orang
Karakteristik menurut orang dalam epidemiologi yang berhubungan dengan
penyebaran dikelompokkan menjadi lima bagian, yaitu karakteristik demografi
seperti usia, seks, warna kulit, suku bunga, atau ras. Kemudian karakteristik
biologi meliputi tingkatan daya tahan tubuh (blood levels of antibodies),
chemical, enzim, cellura contituents of the blood, fungsi fisiologi dan sistem anti
bodi. Adapun karakteristik sosial ekonomi mencakupi status sosial ekonomi, latar
belakang pendidikan, pekerjaan dan pribumi dan karakteristik perilaku terdiri dari
merokok, penggunaan obat, diet, olahraga. Serta karakteristik keturunan seperti
golongan darah (A, B, AB, dan O).
4. Perencanaan berbasis Epidemiologi
a. Analisis Situasi
Diare adalah penyakit yang ditandai oleh perubahan bentuk dan konsistensi tinja
melembek sampai cair dengan frekwensi lebih dan 3 kali sehari. Di Indonesia
penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan utama karena masih sering
menimbulkan KLB dengan disertai kematian.
b. Penetapan tujuan
Tujuan dari pelaksanaan program pencegahan dan penanggulangan penyakit
Diare adalah dengan mengikuti Kebijakan yang ditetapkan pemerintah dalam
menurunkan angka kesakitan dan kematian karena diare adalah sebagai berikut :
- Melaksanakan tata laksana penderita diare yang sesuai standar, baik di sarana
kesehatan maupun di rumah tangga.
- Melaksanakan surveilans epidemiologi dan Penanggulan KLB.
- Mengembangkan Pedoman Pengendalian Penyakit Diare.
- Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas dalam pengelolaan
program yang meliputi aspek manejerial dan teknis medis.
- Mengembangkan jejaring lintas sektor dan lintas program.
- Pembinaan teknis dan monitoring pelaksanaan pengendalian penyakit diare.
- Melaksanakan evaluasi sabagai dasar perencanaan selanjutnya.
c. Penentuan Strategi
Strategi pengendalian penyakit diare yang dilaksanakan pemerintah adalah :
- Melaksanakan tatalaksana penderita diare yang standar di sarana kesehatan
melalui lima langkah tuntaskan diare (LINTAS Diare).
- Meningkatkan tata laksana penderita diare di rumah yang tepat dan benar.
- Meningkatkan SKD dan penanggulangan KLB diare.
- Melaksanakan upaya kegiatan pencegahan yang efektif.
- Melaksanakan monitoring dan evaluasi.
5. Epidemiologi Analitik
Epidemiologi analitik adalah epidemiologi yang menekankan pada pencarian
jawaban terhadap penyebab terjadinya frekuensi, penyebaran serta munculnya suatu
masalah kesehatan. Studi analitik digunakan untuk menguji hubungan sebab akibat
dan berpegangan pada pengembangan data baru. Kunci dari studi analitik ini adalah
untuk menjamin bahwa studi di desain tepat sehingga temuannya dapat dipercaya
(reliabel) dan valid. Epidemiologi analitik merupakan studi epidemiologi yang
ditujukan untuk mencari faktor-faktor penyebab timbulnya penyakit atau mencari
penyebab terjadinya variasi yaitu tinggi atau rendahnya frekuensi penyakit pada
kelompok individu. (Eko Budiarto, 2002:111). Epidemiologi Analitik bertujuan
memperoleh penjelasan mengenai hubungan antara berbagai faktor risiko atau
determinan terhadap suatu penyakit atau gangguan kesehatan.
6. Epidemiologi Eksperimental
Epidemiologi Eksperimental adalah penelitian Epidemiologi Analitik yang
membandingkan data dari sekelompok manusia yang dengan sengaja dialokasikan
tindakan tertentu atau intervensi dengan kelompok lain yang sama tetapi tidak
dilakukan intervensi apapun. Rancangan penelitian eksperimental, merupakan
penelitian dengan memberikan perlakuan atau intervensi pada subyek penelitian.
Studi ini dikenal dengan eksperimental murni (true experimental) eksperimental
semu (Quasi Experimental) dan pra eksperimental. Disebut eksperimental murni bila
memenuhi syarat seperti adanya alokasi random, adanya perlakuan, adanya
kelompok kontrol, dilakukan pemeriksaan sebelum dan sesudah perlakuan
(intervansi) dan hasil pemeriksaan pasca intervansi dibandingkan antara kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol. Bila hanya sebagian syarat dipenuhi disebut pra-
eksperimental, sedangkan bila randomisasi tidak dilakukan dianggap eksperimental
semu atau kuasi.