Anda di halaman 1dari 29

RANGKUMAN MATERI

ANALISIS OBAT MAKANAN DAN KOSMETIK

Oleh :
Farmasi VI B

Adam Ferdian Sigit Pratama 11194761920234

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................ i

MATERI 1 ANALISIS OBAT ANTIBIOTIK .................................................... 1

MATERI 2 ANALIS OBAT ANALGETIK/ANTIPIRETIK .............................. 4

MATERI 3 ANALISIS VITAMIN DAN HORMON ......................................... 5

MATERI 4 ANALISIS OBAT SYARAF............................................................ 7

MATERI 5 ANALISIS KARBOHIDRAT .......................................................... 9

MATERI 6 ANALISIS LEMAK DAN MINYAK ............................................. 11

MATERI 7 ANALISIS PROTEIN ..................................................................... 13

MATERI 8 ANALISIS ZAT ADITIF ................................................................ 17

MATERI 9 GMO ................................................................................................ 19

MATERI 10 ANALISIS OBAAT BARBITURAT ............................................ 21

MATERI 11 ANALISIS PELEMBAB ............................................................... 23

MATERI 12 ANALISIS TABIR SURYA DAN PEMUTIH ............................. 24

MATERI 13 ANALISIS PEWARNA Dalam MAKANAN Dan KOSMETIK . 26


MATERI 1

ANALISIS OBAT ANTIBIOTIK

A. Pendahuluan
Antibiotika merupakan senyawa khas yang dihasilkan atau
diturunkan oleh organisme hidup, termasuk struktur analognya yang dibuat
sintetik. Penetapan antibiotika secara kimia sering digunakan sebab
mempunyai ketelitian yang tinggi, waktu analisis yang lebih cepat, dan lebih
objektif. Beberapa jenis antibiotic beserta metode penetapan kadarnya dapat
dilihat dibawah
B. Jenis antibiotic dan metode penetapan kadarnya
1) Kloramfenikol
Kloramfenikol merupakan antibiotik spektrum luas dan sesuai untuk
mengobati berbagai macam infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme. Metode Penetapan Kadar Kloramfenikol antara
lain :
1. Metode Titrasi Bebas Air (TBA)
2. Metode Nitrimetri
3. Metode Bromometri
4. Metode Argentometri
5. Metode Spektrofotometri
a. Spektrofotometri UV
b. Spektrofotometri Sinar Tampak (Visible) atau kolorimetri
6. Metode Kromatografi
a. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
b. Kromatografi Gas
2) Penisilin
Penisilin mempunyai cincin tiazolidin dan cincin β Laktam.
Penisilin peka terhadap logam seperti tembaga, raksa, dan seng yang
akan menyerang cincin tiazolidin. Metode penetapan kadarnya
antara lain :
1. Metode Iodometri
2. Metode asidi-alkalimetri
3. Metode spektrofotometri
4. Metode Kromatograf
3) Sefalosporin
Sefalosporin merupakan antibiotik golongan β Laktam yang
mempunyai metode penetapan kadar, yaitu berdasarkan pada reaksi
derivatisasi CCL secara kimiawi 4-(2’-sianoisoondolil)
fenilisotiosianat (CIPIC) di bawah kondisi dengan pemanasan pada
suhu 80˚C selama 7 menit dengan adanya piridin.
4) Streptomisin
Streptomisin merupakan antibiotik aminoglikosida yang
mempunyai gugus amino-glikosida yang diikatkan melalui ikatan
glikosidik pada suatu gugus amino-siklitol. Metode Penetapan
Kadar Sterptomisin antara lain :
1. Metode Maltol untuk stepromisin
2. Metode spektrofotometri untuk Dihirostreptomisin
3. Metode Nitroprusit teroksidasi
4. Senyawa manosida
5. Metode Kromatografi
5) Gentamisin
Gentamisin merupakan antibiotik yang termasuk golongan
aminoglikosida. Gentamisin merupakan antibiotik spektrum luas
yang diproduksi oleh fermentasi Cromonospora purpurea. Metode
Penetapan Kadar Gentamisin Untuk menentukan komposisi
gentamisin, menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi
merupakan metode pilihan dan 1,2-flatat dikarboksaldehid atau orto-
ftalaldehid (OPA) merupakan reagen yang sering digunakan sebagai
agen derivate
6) Tetrasiklin
Antibiotik tetrasiklin dihasilkan oleh Streptomyces dan merupakan
antibiotik berspektrum luas yang dapat digunakan untuk membunuh
bakteri, baik bakteri gram positif maupun gram negative. Metode
penetapan kadar tetrasiklin antara lain :
1. Metode Spektrofotometri untuk Tetrasiklin
2. Metode Spektrofotometri untuk Klortetrasiklin
3. Metode Fluorometri
4. Metode Kolorimetri
5. Metode Titrasi Bebas Air
6. Metode Kromatografi
a. Kromatografi Lapis Tipis
b. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
7) Makrolida
Antibiotik yang umum digunakan adalah yang terdiri atas cincin
lakton 14, 15 atau 16 atom yang dihubungkan dengan gula melalui
ikatan glikosidik. Metode Analisis Antibiotika Makrolida
1. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
2. Kromatografi Gas
3. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
MATERI 2

ANALISIS OBAT ANALGETIK/ANTIPIRETIK

A. Pendahuluan
Analgesik merupakan obat yang mampu mengurangi rasa sakit,
analgesic terbagi menjadi Analgesik narkotik dan Analgesik non narkotik.
Antipiretik obat yang mampu menurunkan suhu tubuh yang tinggi, umumya
analgesik memberikan efek antipiretik. Analgesik - antipiretik dapat
dikelompokkan sebagai turunan struktur : Asam Salisislat, anilin, ρ-
aminofenol, kuinolin, dan pirazolon. Analisis senyawa obat dibagi menjadi
2 yakni analisis secara kualitatif dan analisis secara kuantitatif.
B. Identifikasi paracetamol
Ada 4 metode dalam identifikasi paracetamol antara lain :
1) Metode Titrimetri
Metode ini dibagi menjadi diazotasi dan dengan N, N dibromo
dimetilhhidantoin .
a) Metode diazotasi
Metode analisis paracetamol dengan tablet,melibatkan
hidrolisis paracetamol untuk menghasilkan amin aromatis
primer lalu diikuti dengan titrasi menggunakan larutan Baku
Natrium Nitrit. Metode titrasi dengan diazotasi disesuaikan
dengan penentuan indicator, metode ini menggunakan suhu
< 15oC dan titrasi pun harus perlahan lahan.
b) N, N dibromo dimetilhhidantoin .
Penggunaan titrasi dengan menggunakan titran N,N-
dibromo dimetilhidantoin (DBH) merupakan titrasi yang
sederhana dan akurat dan titrasi akan tercapai ketika berubah
warna menjadi merah muda.
2) Metode Kromatografi
3) Metode spektrofotometri UV dan VIS
4) Metode Spektrofluorometri
MATERI 3
ANALISIS VITAMIN DAN HORMON

A. Pendahuluan
Hormon, istilah ini berasal dari kata Yunani “hormao” yang berarti
menggairahkan atau membangkitkan. Hal ini mencerminkan peran hormon
yang bertindak sebagai katalis untuk perubahan kimia lainnya pada tingkat
sel yang diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan energy.
Hormon merupakan zat kimia yg disekresi dalam cairan tubuh oleh
suatu sel atau kelompok sel dan menimbulkan efek pengaturan fisiologis
pada sel-sel lain. Hormon berperan dalam pengaturan metabolisme,
pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi, mempertahankan
homeostasis, reaksi terhadap stress, dan tingkah laku. Berdasarkan
komposisi kimianya hormone dibagi menjadi 2 yaitu hormone glikoprotein
dan steroid.
B. Analisis Hormon
Pengujian residu secara kuantitatif dilakukan dengan teknik high
performance liquid chromatography (HPLC). Secara kualitatif deteksi
residu hormon dapat menggunakan enzyme linked immunosorbent assay
(ELISA). Uji ELISA memiliki keunggulan yaitu sederhana, sensitif, efektif
dan cepat. Prinsip ELISA secara umum adalah mendeteksi adanya antibodi
atau antigen dalam sampel.
Metode ELISA terdiri dari beberapa konfigurasi antara lain : ELISA
langsung, ELISA tidak langsung, ELISA penangkap antigen atau ELISA
sandwich, ELISA penangkap antibodi, dan ELISA kompetitif atau ELISA
pemblok Enzyme linked immunosorbent assay langsung merupakan
konfigurasi yang paling sederhana.
Keberadaan residu MGA pada daging dan offal juga dapat dideteksi
menggunakan gas chromatography mass spektrometri (GC‐MS) dan liquid
chromatography mass spektrometri (LC-MS) Pemeriksaan dengan GC-MS
menggunakan filter massa ion, namun kelemahan metode ini adalah
repeatabilitas yang rendah akibat efek matriks. Contoh hormone yang
berhasil terdeteksi menggunakan GC-MS dapat dilihat pada 2 gambar
dibawah :

Gambar 1. Analisis hormone Steroid menggunakan GC-MS

Gambar 2. Analisis Hormon Glucocorticoid dengan GC-MS


MATERI 4

ANALISIS OBAT SYARAF

A. Pendahuluan
Obat syaraf merupakan obat yang merangsang atau menstimulasi
yang secara langsung maupun tidak langsung merangsang aktivitas otak,
sumsum tulang belakang. Menghambat atau mendepresi, yang secara
langsung maupun tidak langsung memblokir proses tertentu pada aktivitas
otak, sumsum tulang belakang dan saraf- sarafnya. Obat SSP dibagi menjadi
beberapa golongan antara lain :
1) Analgetik
2) Anti Inflamasi Non Steroid
3) Hipnotik-Sedatif
Obat golongan ini bekerja dengan cara memberikan efek
menenangkan pada SSP. Salah satu contoh golongan obat ini yaitu
benzodiazepine dan barbiturate.
4) Anastesi Umum dan Lokal
5) Psikotropik
Obat ini bekerja dengan menghambat kerja neurotransmitter
dopamine sehingga menghasilan efek antipsikotik,emetic, dan
sedative. Salah satu contoh obat yakni haloperidol, olanzapine, dan
klorpromazin.
6) Anti-Depresi
Obat-obat anti depresiva bekerja dengan jalan menghambat
penyerapan kembali neurotransmiter, noradrenalin dan serotonin.
Salah satu contohnya yakni amitriptillin, fenelzin dan fluoksetin.
B. Analisis Obat Sistem saraf
Beberapa jenis analisis obat SSP dapat dilihat pada penjelasan dibawah :
1) Fenobarbital
Jika dilakukan Tes warna = marcurous nitrate (hitam), Liebermann’s
reagent (merah kejinggaan). Dapat dianalisis menggunakan metode
Spektrofotometri UV dengan panjang gelombang 239 nm suasana
pH 9.2, dan 254 nm pada suasana pH 15.Selain itu, juga bisa
menggunakan metode Spektrum Infra-Red, prinsip puncak dgn
panjang gelombang 1712 cm-1.
2) Diazepam
Dapat dianalisis menggunakan metode Spektrofotometri UV dengan
panjang gelombang 239 nm - 366 nm. HPLC with retention time 10
min.
3) Haloperidol
Identifikasi warna = Reagen Liebermann’s (coklat). Dapat dianalisis
menggunakan metode Spektrofotometri UV dengan panjang
gelombang 245 nm. HPLC with retention time 5-10 min.
4) CPZ (Klorpromazin)
Dilakukan Tes warna = Formaldehid asam sulfur (merah keunguan),
Liebermann’s reagent (merah kecoklatan)Dapat dianalisis
menggunakan metode Spektrofotometri UV dengan panjang
gelombang 269 nm. HPLC with retention time 16-17 min.
5) Amitriptillin
Jika dilakukan Tes warna = Mandelin’s test (coklat kehijauan), asam
sulfat (jingga). Dapat dianalisis menggunakan metode
Spektrofotometri UV dengan panjang gelombang 239 nm. HPLC
with retention time 8-16 min.
MATERI 5

ANALISIS KARBOHIDRAT

A. Pendahuluan
Karbohidrat merupakan salah satu makromolekul yang tersusun atas
karbon, hydrogen dan oksigen. Karbohidrat memiliki rumus dasar C6H12O6.
Analisis karbohidrat dapat dilakukan baik dengan metode kualitatif maupun
kuantitatif.
B. Analisis Karbohidrat secara Kualitatif
1) Uji Molisch
Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat
membentuk cincin furfural yang berwarna ungu. Reaksi postif
ditandai dengan munculnya cincin ungu di permukaan antara lapisan
asam dan lapisan sampel. Sampel diuji dengan reagent molisch yang
berisi a-naphthol.
2) Uji Benedict
Pereaksi pada uji ini akan bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali
aldehid dalam gugus aromatic dan alpha hidroksi keton. Hasil positif
akan memberikan warna hijau, kuning hinga merah bata.
3) Uji Seliwanoff
Uji ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan gula aldose dan
ketosa serta membedakan gula aldose dan ketosa, reagen ini terdiri
dari resorsinol dan asam klorida pekat.
4) Uji Barfoed
Ujii ini dilakukan untuk membedakan monosakarida dan disakarida
dengan mengontrol kondisi pH serta waktu pemanasan. Sampel
monosakarida mempunyai waktu yang lebih cepat membentuk
warna merah bata.
5) Uji iodin
Uji iodium bertujuan untuk memisahkan antara polisakarida,
monosakarida dan disakarida. Iodium akan memberikan warna
komples dengan polisakarida. Hasil positif ditujukkan dengan warna
ungu-hitam.
6) Uji Tollens
Uji ini digunakan untuk membedakan mana yang termasuk senyawa
aldehid dan mana yang termasuk senyawa keton. Uji positif ditandai
dengan terbentuknya cermin perak pada dinding dalam tbung reaksi.
7) Uji Asam Musat
Digunakan untuk mengetahui keberadaan galaktosa. Galaktosa yang
direaksikan dengan HNO3 pekat akan membentuk endapan dengan
hasil positif berupa endapan berwarna putih.
C. Analisis karbohidrat secara kuantitatif
1) Metode Anthrone Sulfat
Perekasi anthrone bereaksi dengan karbohidrat dalam asam sulfat
pekat menghasilkan warna biru kehijauan. Intensitas absorbannya
diukur pada ƛ=630 nm. Prinsipnya senyawa anthrone akan bereaksi
secara spesifik dengan karbohidart dalam H2SO4 pekat
menghasilkan warna biru kehijauan yang khas.
2) Analisis Total Gula
Gula sederhana, oligo, poliko dan turunannya dapat bereaksi dengan
fenol dalam H2SO4 menghasilkan warna oranye kekuningan yang
stabil.
MATERI 6
ANALISIS LEMAK DAN MINYAK

A. Pendahuluan
Lipid merupakan kumpulan total molekul dalam makanan. Lipid
dibagi menjadi 2 yakni lemak dan minyak. Lemak merupakan lipid yang
berbentuk padat pada suhu kamar sedangkan minyak merupakan lipid yang
berbentuk cair pada suhu kamar. Secara umum lipid diklasifikasikan :
1) Lipid Sederhana
Ester dari asam lemak dengan alcohol. Antara lain lemak dan waxes.
2) Lipid Komponen
Komponen-komponen yang terkandung dalam ester asam lemak
dengan gliserol atau alkohol. Contoh : Fosfolipid, serebrosida,
spingolipid.
3) Lipid Turunan
Senyawa yang diturunkan dari lipid sederhana atau lipid komponen.
Contoh : Asam lemak, Alkohol rantai panjang, stenol, vitamin larut
lemak dan hidrokarbon.
B. Analisis Lemak & Minyak
1) Uji Kuantitatif Lemak & Minyak
a. Metode Ekstraksi Solvent
 Metode Soxhlet
Prinsip Analisis Ekstraksi lemak dengan pelarut lemak
seperti petroleum eter, petroleum benzena, dietil eter,
aseton, methanol, dll. Berat lemak diperoleh dengan cara
memisahkan lemak dengan pelarutnya.
 Metode Goldfisch
 Metode Supercritical Fluid Extraction
b. Metode Ekstraksi Cair Non-solvent
 Metode Babcock
Prinsip Analisis Penentuan volume lemak sampel cair
dengan proses pelarutan sampel pada pelarut organik
 Metode Gerber
 Metode Deterjen
2) Uji Kualitas Lemak & Minyak
a. Penenetuan asam lemak bebas,
Metode dengan Titrasi Asam-Basa dan Prinsip Analisis bahwa
jumlah asam lemak bebas dalam sampel minyak ekuivalen
dengan jumlah basa (NaOH) yang ditambahkan dalam titrasi.
b. Analisis Komposisi Asam Lemak
pemisahan campuran berdasarkan sifat volatilitas masing2
komponen penyusun campuran dengan Interaksi antara
komponen sampel dengan fase gerak dan fase diam pada alat
GC.
MATERI 7
ANALISIS PROTEIN

A. Pendahuluan
Protein terdiri dari asam amino-asam amino, terikat bersama-sama
dalam bentuk ikatan peptida (-CO-NH-) melalui proses kondensasi. Protein
mempunyai struktur umum dengan sifat amfoter, dan dengan asam dan basa
akan membentuk garam yang dapat mengalami ionisasi protein juga
memiliki gugus –NH2 bebas melekat pada ujung kiri dan gugus -COOH
bebas melekat pada ujung kanan molekul. Protein membentuk larutan
koloid tipe emulsi, atau koloid hidrofilik. Berdasarkan komposisinya
protein dikalsifikasikan atas simple protein, conjugated protein, derived
protein. Berdasarkan fungsi fisiologinya dibedekan atas protein structural,
kontraktil, hormone, enzim, antibody, protein darah.
B. Analisis Kualitatif
1) Uji komposisi suatu protein
a. Uji komposisi Secara umum
Protein (serbuk) dipanaskan dalam tabung reaksi kering.
Warna hitam residu menandakan adanya karbon; bau
amoniak (membirukan kertas lakmus merah) menandakan
adanya nitrogen dan hidrogen; kertas yang mengandung Pb-
asetat menjadi berwarna hitam menandakan adanya sulfur.
b. Uji terhadap nitrogen organik dengan uji Lassaigne.
c. Uji terhadap sulfur pada sistin dan sitein.
2) Reaksi Warna Untuk Protein
a. Uji Biuret
CuSO4 dalam suasana basa bereaksi dengan senyawa yang
mengandung dua atau tiga ikatan peptida membentuk
kompleks berwarna violet. Warna yang dihasilkan
terbentuknya kompleks koordinasi violet antara Cu2+, gugus
karbonil dan gugus –NH- yang terdapat pada ikatan peptide.
b. Uji Millon
Reagen Millon + larutan protein  pertama-tama protein
diendapkan sebagai garam-merkuri (endapan berwarna
putih). Pada pemanasan dengan nyala api kecil  endapan
berubah seperti warna merah-daging (+). Gugus
hidroksifenil (-C6H4OH) pada tirosin merupakan gugus yang
merespon uji ini. Karenanya uji Millon ditujukan untuk
tirosin yang terdapat pada protein.
c. Uji Hopkins-Cole
Gugus indol pada triptofan merupakan gugus yang
merespon uji ini. Gugus aldehid pada asam glioksilik
membantu merubah gugus indol menjadi senyawa berwarna
violet.
d. Uji Liebermann
Jika HCl pekat ditambahkan pada protein (padatan),
kemudian dididihkan, dan ditambah beberapa tetes larutan
sukrosa, maka warna violet akan terlihat jika protein
mengandung triptofan. Mirip dengan uji Hopkins-Cole,
gugus aldehid di sini berasal dari kerja HCl terhadap gula.
e. Uji Acree-Rosenheim
Uji ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi formaldehid
dalam susu. Protein yang mengandung triptofan pada susu,
dengan adanya formaldehid (mempunyai gugus aldehid),
memberikan hasil positif (ditunjukkan dengan cincin
berwarna ungu) dengan uji ini jika ditambah asam (HCl) dan
dipanaskan.
f. Uji p-DAB Ehrlich.
g. Uji Diazo Ehrlich.
h. Uji Sulfur.
i. Uji Molisch
j. Uji Ninhiydrin
k. Uji Biuret
3) Reaksi Pengendapan Untuk Protein
a. Denaturasi dengan panas dan pH ekstrim.
b. Pembentukan endapan dengan logam berat (antara lain:
HgCl2, AgNO3)
c. Pembentukan endapan dengan reagen bersifat asam (antara
lain: asam fosfotungstat, asam pikrat)
d. Endapan dengan ferrosianida
e. Endapan dengan alkohol
C. Analisis Kuantitatif
1) Volumetri
a. Metode Kjeldahl
Yang ditentukan merupakan kandungan nitrogen, bukan
protein. Kandungan protein suatu substansi hasilnya dikali
dengan faktor kimia untuk meng-konversi nitrogen ke kadar
protein.
b. Titrasi Formol untuk Alanin
Formaldehid bereaksi dengan gugus amino(-NH2)
membentuk senyawa monometilol dan senyawa dimetilol
dan tidak bereaksi dengan –NH3
2) Spektrofotometri
a. Metode Biuret
Larutan protein + reagen Biuret, dicampur dan dihangatkan
pada suhu 37 oC selama 10 menit. Kemudian didinginkan
dan ekstinsi dibaca pada 540 nm.
b. Metoda Folin-Lowry
Protein bereaksi dengan reagen Folin-Ciocalteau
membentuk senyawa kompleks berwarna. Pembentukan
warna disebabkan karena reaksi alkaline copper dengan
protein sebagaimana uji biuret dan reduksi fosfomolibdat
oleh tirosin dan triptofan yang terdapat pada protein. Metode
ini umumnya digunakan pada analisis biokimia.
3) Metode Pengikatan zat warna
Pada kondisi tertentu, gugus-gugus yang bersifat asam dan basa pada
makromolekul protein berinteraksi dengan gugus-gugus pada zat
warna organik yang mengalami disosiasi, misalnya radikal asam dari
asam sulfonik, membentuk endapan yang berwarna.
4) Turbidimetri, Fluorometri, refraktometri dan polarografi
MATERI 8
ANALISIS ZAT ADITIF

A. Pendahuluan
Zat aditif atau bahan tambahan pangan adalah bahan yang
ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan
tujuan untuk memperbaiki penampakan, cita rasa, tekstur, flavor dan
memperpanjang daya simpan. Selain itu dapat meningkatkan nilai gizi
protein, mineral dan vitamin. Zat aditif ada 2 yang alami dengan sintetis.
Beberapa Bahan Tambahan Pangan yang dilarang antara lain : Asam Borat,
Asam salisilat, Kloramfenikol, Formalin, Kalium klorat, Dietilpirokarbonat,
Dulcin, Minyak nabati yang dibrominasi, Kalium bromate, Nitrofurazon.
B. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif
1) Analisis Kadar Monosodium Glutamat (MSG)
Penetapan kadar MSG dilakukan dengan melarutkan sampel pada
asam asetat glacial yang sudah ditambahkan indicator Kristal violet,
dititras dengan asam perklorat 0,1 N sampai warna ungu berubah
menjadi hijau biru.
2) Analisis Bahan Pengawet Benzoat
a. Uji Kualitatif
Larutan asam benzoate hasil ekstraksi ditambah NH3 sampai
lar. Menjadi basa. Larutan diuapkan, residu yang diperoleh
dilarutkan dengan air panas dan disaring. Tambahkan FeCl3
0,5%. Adanya endapan kecoklatan menunjukkan adanya
asam benzoate.
b. Uji Kuantitatif
Larutan hasil ekstraksi dimasukkan ke Erlenmeyer 250 ml.
larutan ditambah2-3 tetes indicator PP dan selanjutnya
dititrasi dengan NAOH yang telah dibakukan asam oksalat
sampai terjadi perubahan warna menjadi merah muda.
Volume NaOH dicatat lakukan replikasi 3 kali.
3) Analisis Kandungan Formalin
a. Uji Kualitatif
Uji dilakukan dengan menggunakan pereaksi Schiff 1 ml,
hasil destilat dalam tabung reaksi ditambahkan 1 ml H2SO4
96% 1:1 lewat dinding, tambahkan pereaksi Schiff 1 ml, jika
terbentuk warna merah keunguan hal ini positif mengandung
formalin.
MATERI 9
GMO

A. Pendahuluan
Genetically modified organism (GMO) merupakan organisme yang
gen-gennya telah diubah dengan menggunakan teknik rekayasa genetika.
Beberapa produk pertanian yang merupakan GMO’s bisa tahan terhadap
hama, tahan terhadap berbagai penyakit, penggunaan pestisida yang lebih
sedikit, mempunyai penampilan yang menarik, mempunyai nutrisi yang
lebih banyak jika dibandingkan dengan produk yang asli, dan lain
sebagainya. GMO diklasifikasikan menjadi 4 generasi yakni generasi
pertama :satu sifat; generasi kedua:kumpulan sifat; generasi ketiga dan
keempat: near-intragenics, intragenics, dan cisgenics.
B. Kelebihan pemanfaatan GMO
1) Panen Tinggi.
Tanaman hasil rekayasa genetik dapat membantu memperbaiki
jumlah dan kualitas panen di lahan marjinal seperti tanah asam dan
tandus.
2) Perbaikan Nutrisi
Produk tanaman, kedelai misalnya, bisa dimodifikasi mengandung
lebih banyak protein, zat besi, untuk mengatasi anemia. Baru-baru
ini, ilmuwan Eropa berhasil memasukkan vitamin A pada padi,
3) Perbaikan Kesehatan
Vaksin di dalam produk tanaman akan mempermudah pencapaian
sasaran dan cakupan.
4) Sedikit Bahan Kimia
Tanaman rekayasa genetik yang sudah dibuat tahan hama dan gulma
misalnya, tidak memerlu-kan lagi pestisida dan herbisida.
C. Contoh pemanfaatan GMO
1) BT MAIZE/BT JAGUNG
Bacillus thuringiensis menghasilkan racun bakteri (Delta-endotoxin)
Bakteri telah digunakan sebagai insektisida sejak 1938. Ini
menghentikan serangga dari memberi makan dengan menyerang
lapisan usus serangga.
2) Cry GENE
Toksin diproduksi oleh gen Cry Ditemukan pada plasmid dalam
bakteri Gen ditambahkan ke genom tanaman tanaman menggunakan
bakteri yang membentuk nodul akar pada tanaman (Agrobacterium
tumificiens). Tanaman Bt diproduksi sejak tahun 1996 dan
seterusnya: jagung, kentang, kapas, kedelai.
3) Spider Silk
Sutra laba-laba 5 kali lebih kuat dari seutas baja dengan ketebalan
yang sama 3 kali lebih kuat dari Kevlar (serat karbon) Laba-laba
adalah karnivora dan tidak bisa dibesarkan Hewan transgenik dapat
menghasilkan protein laba-laba.
4) Web-Based Kid
Gen (ditambah gen regulator) dimasukkan ke dalam sel kelenjar
susu kambing Sel-sel yang diubah secara genetik dapat dibuat untuk
mengeluarkan protein sutera laba-laba Sel-sel kambing yang
ditransformasi menyatu menjadi oosit enukleasi Embrio kambing
hasil transformasi genetik diproduksi.
MATERI 10
ANALISIS OBAT BARBITURAT

A. Pendahuluan
Barbiturat digunakan secara luas untuk pengobatan sebagai sedatif-
Hipnotik. Barbiturate memiliki turunannya yakni, Barbital, Fenobarbital,
Butetal, Penobarbital, Alobarbital, Aprobarbital, Metarbital, Meforbarbital.
B. Metode Analisis Turunan Barbiturat
1) Metode Asidi-Alkalimetri
Semua barbiturat dapat ditetapkan sebagai asam berbasa satu. Titrasi
dengan air sangat dihindari karena sifat keasaman barbiturat yang
lemah kelarutannya dalam air kecil. Pelarut yang digunakan
campuran air - alkohol atau alcohol.
2) Metode Argentometri
Dalam suasana basa, barbiturat dengan perak nitrat membentuk
garam yang tidak larut. Reaksi yang terjadi tergantung suasana
larutan asamnya.
3) Metode Bromometri
Beberapa senyawa barbiturat mempunyai subsituen pada
kedududkan 5 yang dapat berupa gugus yang tidak jenuh,seperti
dial. Gugus ini dititrasi dengan metode bromometri.
4) Metode Potensiometri
Metode potensiometri dapat dilakukan dengan dua metode :
a. Penetapan kadar potensiometri dengan elektroda baku perak nitrat
b. Penetapan kadar potensiometri dengan elektroda merkuri
5) Metode Spectrofotometri
Prinsip kerja dari spektrometer yang akan digunakan pada adalah
cahaya didatangkan lewat celah sempit ruang disebut kalimator.
Kalimator ini merupakan fokus lensa sehingga cahaya yang
diteruskan akan bersifat sejajar, kemudian diteruskan ke kisi untuk
kemudian ditangkap oleh teleskop yang posisinya dapat digerakkan.
6) Metode KCKT/HPLC
KCKT merupakan alat yang memisahkan campuran zak skaligus
menetapkan kadar. Metode KCKT telah dikembangkan dan
divalidasi untuk dertiminasi senyawa – senyawa babiton,
alobarbitob fenobarbiton. Metode ini menggunakan kolom
Phenosher da fase geraknya adalah campuran metanol – air ( 50 : 50
). Deteksi dilakukan dengan sinar UV pada panjang gelombang 254
nm.
MATERI 11
ANALISIS PELEMBAB

A. Pendahuluan
Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk
digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku,
bibirdan organ genital bagianluar) atau gigi dan mukosa mulut dan lain lain.
Kosmetik dibuat bertujuan untuk membersihkan, meningkatkan
kepercayaan diri, anti penuaan dan proteksi dari polusi atau sinar UV.
Kosmetik biasanya menggunakan bahan preservative Bahan ini digunakan
untuk menghambat bakteri, khamir, kapang penyebab kerusakan biologis.
Kerusakan mikroorganisme tersebut dapat mengakibatkan kerusakan
kualitas bahan sehingga menjadi rusak dan menimbulkan bau tengik.
B. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif
1) Analisis pengawet Nipagin
a. Kualitatif
dengan cara membandingkan warna yang terbentuk dari
larutan sampel terhadap larutan standar dengan
menggunakan pereaksi deniges dan natrium nitrit 2 % b/v.
yang nantinya akan terbentuk kompleks berwarna merah.
b. Kuantitatif
Analisis menggunakan spectrofotometri UV-Vis dengan
natrium nitrit 2 % b/v, methanol, aquadest.
2) Analisis Merkuri
a. Kualitatif
Dengan KI 0,5 N dan NaOH 2 N. Larutan uji 1 mL masing2
ditetesi 5 tetes KI 0,5 N dan NaOH 2 N.
b. Kuantitatif
Terlebih dahulu melakukan preparasi sampel dengan
destruksi basah Pembuatan larutan baku Merkuri. Penentuan
Kurva kalibrasi ukur di panjang gelombang 253,7 nm.
MATERI 12
ANALISIS TABIR SURYA DAN PEMUTIH.

A. Pendahuluan
Tabir Surya sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud
menyerap secara efektif sinar matahari terutama didaerah gelombang
ultraviolet sehingga dapat mencegah terjadinya gangguan kulit oleh sinar
matahari. Syarat-Syarat Tabir Surya yaitu Enak dan mudah dipakai, Jumlah
yang menempel mencukupi kebutuhan, Bahan aktif dan bahan dasar mudah
tercampur, Bahan dasar harus dapat mempertahankan kelembutan dan
kelembaban kulit. Tabir surya memiliki mekanisme untuk memantulkan
sinar UV sehingga disebut juga sunblock.
Hidrokuinon merupakan aromatik senyawa organik yang
merupakan jenis fenol, memiliki rumus kimia C6H 4(OH)2. Hidrokuinon
ringan dapat mengalami oksidasi untuk mengkonversi ke benzoquinone.
Dalam dunia kosmetika, Hidrokuinon berperan sebagai zat pemutih kulit.
Sasaran utama dari kerja Hidrokuinon adalah melanin.
B. Metode Identifikasi
1) Identifikasi Hidrokuinon
a. KLT
Sampel 500 mg dalam methanol ditotolkan pada plat KLT,
begitupun juga dengan hidrokuinon BPFI 0,1%. Masukkan ke
Chamber berisi methanol (50) : Kloroform (50). Amati pada
lampu UV 295nm.
b. Spectrofotometri UV-Vis
Sebanyak 1 ml krim pemutih wajah disuspensikan dalam air
secukupnya, dipindahkan ke dalam corong pemisah dan
diekstraksi 3 kali, setiap kali ekstrasi dengan 10 ml eter. Larutan
hasil ekstraksi ditambahkan 1 ml pereaksi phloroglusinol 1%
dan 1 mlnatrium hidroksida 0,5N kemudian dipanaskan dalam
penangas air pada suhu 70C selama 50 menit sampai terbentuk
warna merah. Tabung reaksi didinginkan dalam air bersuhu
25C, pindahkan ke labu ukur 10 ml. Kemudian ditambahkan
etanol 95% sampai tanda batas. Serapan diukur pada
panjanggelombang yang telah didapat ”pengukuran panjang
gelombang optimum”. Dan setiap sampel dilakukan secara
tripel (3 kali pengulangan)
c. HPLC/KCKT
Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) merupakan
kromatografi yang menggunakan kolom sebagai alat untuk
memisahkan komponen-komponen dalam campuran.
2) Identifikasi Merkuri
a. Analisa Kualitatif
Sejumlah 1 ml larutan uji ditambahkan 1-2 tetes larutan KI 0,5
N, lalu diperhatikan dengan seksama . Hasil menunjukkan
positif jika terjadi endapan merah orange.
b. Analisa Kuantitatif
Spektrofotometer serapan atom (SSA) adalah suatu metode
spektrofotometer yang memanfaatkan fenomena serapan
sebagai dasarpengukurannya. Penyerapannya energi sinar
terjadi oleh atom netral dalam keadaan gas, sinar yang diserap
itu biasannya sinar tampak atau ultra lembayung.
MATERI 13
ANALISA PEWARNA DALAM MAKANAN DAN KOSMETIK

A. Pendahuluan
Kosmetik adalah setiap bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk
digunakan pada seluruh bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut,
kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa
disekitar mulut dan lain lain.
Zat Pewarna/Pigmen Merupakan salah satu bahan yang dapat
memberi, memperbaiki atau meningkatkan warna suatu produk, sehingga
menciptakan citra tertentu dan membuat produk lebih menarik. (Pangan :
pewarna = bahan tambahan pangan/BTP). Tujuannya agar produk memiliki
warna seragam dan konsisten, sehingga dapat memberikan identitas bagi
produk yg berbeda dengan produk lainnya. Pewarna terbagi menjadi
pewarna alami seperti klorofil, karetonoid, antosianin dan pewarna sintetis
seperti rhodamin B
B. Identifikasi rhodamin B
1) Identifikasi secara KLT
Sampel 1000 mg dalam ammonia 2% dan ethanol 70%, ditotolkan
pada plat KLT, begitupun juga dengan Rhodamin B (murni).
Masukkan ke Chamber berisi butanol : etil asetat : Amonia (10:4:5).
Amati pada lampu UV 254nm Dan 366nm.
2) Identifikasi dengan Spectrofotometri UV-VIS
Sejumlah lebih kurang 5 gram cuplikan sampel dimasukkan kedalam
labu tentukur, kemudian ditambahkan 16 tetes Asam klorida 4 N,
ditambahkan 30 ml metanol, kemudian dihomogenkan. Disaring,
dengan membuang 2-5 ml filtrat pertama, dilakukan berulang-ulang
sampai larutan sampel jernih. Filtratnya ditampung dalam labu
tentukur 50 ml. Dicukupkan dengan metanolsampai garis tanda dan
dihomogenkan. Dipipet 2 ml filtrat kemudian dimasukkan kedalam
labu tentukur 25 ml, dicukupkan dengan metanol sampai garis tanda
dan dihomogenkan, diukur serapannya pada panjang gelombang 545
nm.

Anda mungkin juga menyukai