Anda di halaman 1dari 26

Batu

Saluran
Kemih
KELOMPOK 8 4A :
Lintang Dinasti hermafiah (2011011015)
Moch. Trifanis Salsabila (2011011017)
Actricia Meisy Wandani (2011011031)
Ratih Nurfiana Setyawati (2011011036)
Definisi
Batu saluran kemih (BSK) atau
Urolithiasis adalah suatu kondisi
dimana dalam saluran kemih individu
terbentuk batu berupa kristal yang
mengendap dari urin.
Etiologi
Etiologi batu ginjal
(nefrolitiasis) awalnya
adalah rendahnya volume
urin karena pemasukan
cairan yang rendah. Empat
senyawa kimia yang dapat
menjadi batu ginjal adalah:
batu kalsium, batu struvite,
batu asam urat, dan batu
sistin
Patofisiolo
gi
Patofisiologi Urolithiasis melibatkan proses
nukleasi, pertumbuhan, agregasi, dan
retensi kristal. Proses pembentukan batu
bergantung pada volume urin, konsentrasi
ion kalsium, fosfat, oksalat, dan natrium.
Tingkat ion yang tinggi, volume urin yang
rendah, pH rendah, dan kadar sitrat yang
rendah menyebabkan pembentukan
urolithiasis.
dfhjjh
Manifestasi Klinis
A B C
Nyeri pinggang Nyeri kolik Nausea

D E F
Muntah Dysuria Hematuria
Pemeriksaan Penunjang

Foto polos
Ultrasonografi
abdomen

BNO-IVP (Buick
Urinalisis Nier Overzick
CT-Scan
Intra Vena
Pyelografi)
Penatalaksanaan Medis
01 03
Konservatif Intervensi Medis

02 04
Medikamentos Pembedahan
Pengkajian

Pemeriksaan
Anamnesis Fisik
Keluhan pasien mengenai batu Pemeriksaan fisik pasien
saluran kemih dapat bervariasi, dengan BSK sangat bervariasi
mulai dari tanpa keluhan, sakit mulai tanpa kelainan fisik
pinggang ringan hingga berat sampai adanya tanda-tanda
(kolik), disuria, hematuria, sakit berat
retensi urine, dan anuria.
Diagnosa Keperawatan

appendicitis kehamilan
pyelonephritis akut ektopik
Rencana Asuhan
Keperawatan

suatu metode yang sistematis dan


terorganisasi dalam pemberian
asuhan keperawatan, yang difokuskan
pada reaksi dan respon unik individu
pada suatu kelompok dan
perseorangn terhadap gangguan
kesehatan yang dialami, baik aktual
maupun potensial.
TINJAUAN KASUS
A.Pengkajian
1. Keluhan Utama : Klien mengatakan nyeri saat buang air kecil skala 4 dan buang air kecil keluar tidak
tuntas.
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Klien mengatakan kurang lebih 1 minggu yang lalu nyeri pinggang dan
tiba-tiba nyeri saat buang air kecil dan saat buang air kecil merasa keluarnya tidak tuntas, oleh
keluarga klien dibawa ke IGD RSUD Bangil dan dokter menyarankan untuk di rawat.
3. Riwayat Penyakit Dahulu : Klien mengatakan belum pernah mengalami saat seperti saat ini.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga : Klien mengatakan didalam anggota kelurga tidak ada yang menderita
penyakit seperti klien.
5. Pola Management Kesehatan
a. Di Rumah : Klien ketika sakit hanya minum obat dari warung atau jamu keliling.
b. Di Rumah sakit : Klien mematuhi semua yang dianjurkan oleh dokter
6. Pola Nutrisi
a) Di Rumah : Klien mengatakan makan 3 x/sehari dengan porsi sedang napsu makan baik dengan
lauk pauk dan sayur. Minum kurang lebih 1000 cc/hari.
b) Di Rumah sakit : Klien mengatakan nafsu makan menurun, makan 3x/hari dengan porsi diit dari
Rumah sakit
7. Pola Eliminasi Minum kurang lebih 700 cc/hari. Di Rumah : Klien mengatakan buang air besar 1
kali/hari setiap pagi dengan konsistensi normal, bau khas feses, konstipasi (-), tidak ada keluahan
buang air besar. Buang air kecil 5-4 kali/hari dengan warna urine jernih, bau khas amonik, tidak ada
keluhan Buang air kecil
TINJAUAN KASUS
7. Pola Eliminasi Minum kurang lebih 700 cc/hari.
a) Di Rumah : Klien mengatakan buang air besar 1 kali/hari setiap pagi dengan konsistensi normal,
bau khas feses, konstipasi (-), tidak ada keluahan buang air besar. Buang air kecil 5-4 kali/hari
dengan warna urine jernih, bau khas amonik, tidak ada keluhan Buang air kecil
b) Di Rumah sakit : Klien mengatakan buang air besar 1 kali selama di Rumah sakit dengan
konsistensi sedikit dan keras. Buang air kecil menggunakan selang cateter bau khas amonik dan
warna kuning keruh kehitaman kurang lebih 500 cc/hari.
8. Pola Istirahat Tidur
a) Di Rumah: Klien mengatakan tidur normal sekitar 7-8 jam/hari, tidak ada gangguan tidur.
b) Di Rumah sakit: Selama sakit klien mengatakan sulit tidur, ± 3-4 jam/hari karena merasa tidak
nyaman dengan tubuhnya yang sakit dan suasana di rumah sakit.
9. Pola Aktivitas
a) Di Rumah: Klien mengatakan sebelum sakit dapat melakukan aktivitas secara mandiri.
b) Di Rumah sakit: Klien mengatakan semua aktivitas dibantu oleh keluarga.
10.Pola Reproduksi : Klien mengatakan memiliki 4 orang anak dan 6 cucu.
11.Pola Management Stress : Klien mengatakan saat sakit mengalami stress karena sebelumnya tidak
pernah mengalami saat seperti ini.
12.Pemeriksaan Fisik
Lanjutan….
No Pengelompokan Data Masalah Kemungkinan
B.Diagnosis Keperawatan
Penyebab Diagnosa keperawatan klien
1 DS : Klien mengatakan Nyeri Akut Agen cedera asuhan keperawatan dengan batu
saluran kemih yaitu : Nyeri Akut
nyeri saat buang air kecil bilogis (Trauma b.d Agen Pencedera biologis
skala 4 dan buang air kecil pada traktus (trauma pada traktus urinarius d.d
nyeri saat buang air kecil
keluar tidak tuntas urinarius)

DO : k/u : lemah,
Kesadaran :
Composmentis, GCS : 4-
5-6, TD : 140/100 mmhg,
Nadi : 82 x/mnt, Suhu :
36,2 ºC, RR : 24 x/mnt

 
C.Rencana Tindakan
 Manajemen Nyeri
 Observasi
• Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
• Identifikasi skala nyeri
• Identifikasi respons nyeri non verbal
• Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
• Identifikasi pengetahuan dan keyaninan tentang nyeri
• Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
• Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
• Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
• Monitor efek samping penggunaan analgetik
 Terapeutik
• Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis, akupresur,
terapi musik ,biofeedback , terapi pijat , aromaterapi , teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
• Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
• Fasilitasi istirahat dan tidur
• Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Lanjutan…
 Edukasi
• Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
• Jelaskan strategi meredakan nyeri
• Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
• Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
• Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
 Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
D.Implementasi
Diagnosis Keperawatan Tgl/Jam Implementasi Paraf
Nyeri akut b.d agen 05-03-2020 Lakukan pengkajian nyeri  

pencedera biologis 15.00 P:Nyeri muncul saat berkemih


(trauma pada traktus   Q:Nyeri seperti di tusuk- tusuk
urinarius)   R: Nyeri timbul dari abdomen bawah sampai ke punggung
  S: Skala nyeri 4
  T: Nyeri hilang timbul selama 5-15 menit
   
  Mengobservasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan:
15.30 tampak wajah pasien menahan nyeri
   
  Mengajarkan teknik non farmakologi: meminta pasien untuk
16.00 relaksasi
  Memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri: Injeksi
ranitidin 2x1mg, Injeksi Antrain 2x1 mg
   
16.30  Mengobservasi TTV: TD 130/90 mmhg N 82 x/mnt S 36 ºC
  RR 24 x/mnt
 
Lanjutan…
  06-03-2020 Mengobservasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan:  

07.00 tampak wajah pasien menahan nyeri


   
  Melakukan pengkajian nyeri P:Nyeri muncul saat
  berkemih Q:Nyeri seperti di tusuk- tusuk
  R: Nyeri timbul dari abdomen bawah sampai ke
  punggung
  S: Skala nyeri 2
  T: Nyeri hilang timbul selama 5-15 menit
   
  Memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri: Injeksi
08.00  ranitidin 2x1mg, Injeksi Antrain 2x1 mg
   
10.00 Mengajarkan teknik non farmakologi: meminta pasien
  untuk relaksasi
   
  Mengobservasi TTV:TD 130/90 mmhg N 82x/mnt S 36,4
10.30 ºC RR 22x/mnt
 
  
Lanjutan…
  07-03-2020 Mengobservasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan:  

18.00 wajah pasien tidak menampakkan menahan nyeri


   
  Melakukan pengkajian nyeri: klien mengatakan sudah
  tidak saat saat berkemih
   
 19.00 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
  seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan:
  Mengatur pencahayaan ruangan dan memperlakukan jam
  besuk klien
   
 20.00 Meningkatkan istirahat: Menganjurkan pasien untuk
  beristirhat
   
  Mengobservasi TTV:TD 120/90 mmhg N 80x/mnt S 36
ºC RR 22 x/mnt
E.Evaluasi
Diagnosis Keperawatan Tgl/Jam Evaluasi Paraf

Nyeri akut b.d agen pencedera 05-03-2020 S : Klien mengatakan nyeri saat BAK skala 4 dan  
biologis (trauma pada traktus 20.00 BAK keluar tidak tuntas
urinarius) O:
 k/u: lemah,
 kesadaran: komposmentis,
 GCS : 4-5-6
 TD : 130/90 mmhg
 Nadi : 80 x/mnt
 Suhu : 36,2 ºC
 RR : 24 x/mnt
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi Keperawatan
1. Pain Management
2. Analgesic Administrati on
Lanjutan…
  06-03-2020 S:  
20.00 Klien mengatakan nyeri saat BAK sudah berkurang skala 2
dan BAK keluar lumayan banyak
O:
 k/u lemah,
 kesadaran : komposmentis,
 GCS : 4-5-6
 TTV : TD 130/90 mmhg, Nadi 82x/mnt, Suhu 36,4
ºC, RR 22 x/mnt

A : Masalah Teratasi Sebagian

P : Lanjutkan Intervensi Keperawatan

1. Pain Management
2. Analgesic Adminis tration
 
Lanjutan…
  07-030-2020 S : Klien mengatakan sudah tidak nyeri saat BAK  
20.15 dan BAK keluar sudah normal O:
k/u lemah,
kesadaran: komposmentis,
GCS : 4-5-6
TTV : TD 120/90 mmhg, Nadi 80x/mnt, Suhu 36 ºC,
RR 22 x/mnt
A : Masalah Teratasi Sebagian
P : lanjutkan Intervensi Keperawatan 1. Pain
Managemen
2. Analgesic Administrati on
Pembahasan
Berdasarkan data pengkajian didapatkan pada klien mengatakan nyeri saat buang air
kecil skala 4 dan buang air kecil keluar tidak tuntas data objektif: k/u: lemah,
kesadaran: komposmentis, GCS : 4-5-6 TTV: tensi darah 130/90 mmhg nadi 80
x/menit suhu 36,2 ºC respirasi 24 x/menit. P:Nyeri muncul saat berkemih Q:Nyeri
seperti di tusuk- tusuk R: Nyeri timbul dari abdomen bawah sampai ke punggung S:
Skala nyeri 4 T: Nyeri hilang timbul selama 5-15 menit. Diagnosis yang didaptakan
yaitu Nyeri Akut b.d Agen Pencedera biologis (trauma pada traktus urinarius d.d nyeri
saat buang air kecil. Intervensi yang dilaksanakan adalah menajemen nyeri.
Kemudian, implementasi keperawatan klien diberikan sesuai dengan intervensi
keperawatan yang dibuat, akan tetapi ada perbedaan dalam pemberian terapi medias
yaitu pada klien 1: Injeksi cefftriaxon 2x1mg, Injeksi Asam tranexsamat 3x50 mg,
Injeksi ranitidin 2x1mg, Injeksi Antrain 2x1 mg. selanjutanya, Evaluasi keperawatan
berdasarkan tiga hari pelaksanan tindakan didapatkan hasil pada hari ke tiga yaitu
klien mengatakan sudah tidak nyeri saat buang air kecil dan buang air kecil keluar
sudah normal.
Telaah Jurnal I
Penelitian ini membahas 150 kasus dengan 64%
laki-laki dan 36% perempuan dilibatkan dalam
penelitian ini dan usia rata-rata adalah 38,21
tahun. Sakit perut adalah gejala yang paling
umum. Kalkulus paling umum di sisi kanan
dengan kutub atas ginjal menjadi tempat paling
umum kalkulus dalam penelitian ini. Ukuran
rata-rata kalkulus dalam penelitian ini adalah
12,5 mm. Hubungan yang signifikan secara
statistik ditemukan dengan Diabetes mellitus,
Obesitas dan asupan air yang rendah (nilai P
<0,05) dalam penelitian ini. Ureteroskopi (URS)
dilakukan pada 36 kasus (24%), PCNL pada 22
kasus (14,67%), ECSWL pada 46 (30,67%),
sistolitotomi pada 34 (22,67%) dan ekstraksi
uretra pada 12 kasus (8%).
Telaah Jurnal II
Dalam penelitian ini, cystolithotomy dilakukan
untuk batu Vesical dengan tingkat keberhasilan
100% dengan nyeri menjadi komplikasi yang
paling umum. Temuan penelitian ini setara
dengan temuan Abarchi H et al.17Park dan rekan
menganalisis hasil pasien dengan batu ureter
proksimal atau distal yang diobati dengan
ECSWL atau ureteroskopi dan menemukan
bahwa efikasi ECSWL memburuk secara
signifikan untuk batu yang lebih besar dari 1 cm
(83,6% berbanding 42,1%), sedangkan tingkat
bebas batu untuk batu lebih besar dari 1 cm
(83,6% berbanding 42,1%). pengobatan
ureteroskopi tidak terpengaruh oleh ukuran
(88,9% berbanding 86,6%).
Terimakas
ih

Anda mungkin juga menyukai