Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

AKHLAK RASULULLAH TERHADAP ALLAH SWT

Disusun untuk memenuhi mata kuliah


ETIKA ISLAMI
Yang dibina oleh N.s Dwi Yunita Haryanti, M. M.Kes

OLEH:

1. Lubbul Fuad A. F (1611011028)


2. Bagus Dwiki Wahyudi (2011011001)
3. Yesica Ajeng Dwi Rusti Arifin (2011011002)
4. Wulan Purbowati (2011011005)
5. Zulfaa Ariyani Cahya Ningrum (2011011009)
6. Astri Shofiyah Sholikhah (2011011010)
7. Meicha Kurnia Dewi (2011011011)
8. M. Abdul Rohman Kurniawan (2011011012)
9. Deajeng Tarisya (2011011014)
10. Moch. Billi Trifanis Salsabila (2011011017)
11. M. Wahyu Maulana (2011011021)
12. Ratna Agustina (2011011027)
13. Mareta Belgis Firda Yolanda (2011011028)
14. Muhammad Yusril Fahmi (2011011029)
15. Lusiana Dwi Aryani (2011011030)
16. Marshanda Anastasya Putri. A (2011011032)
17. Faiqotul Jannah (2011011033)
18. Nanda Wardana Kurnia. A (2011011035)
19. Dianatul Hasanah (2011011037)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH JEMBER
2021
A. Pengertian Akhlak
Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang
didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu
perbuatan yang baik.
Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari
bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat. Cara
membedakan akhlak, moral, dan etika, yaitu dalam etika, untuk
menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan tolok
ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan dalam moral dan susila
menggunakan tolok ukur norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan
berlangsung dalam masyarakat (adat istiadat), dan dalam akhlak
menggunakan ukuran Al Qur’an dan Al Hadis untuk menentukan baik-
buruknya.
Rasulullah SAW adalah pribadi yang luar biasa. Allah menyebut
Rasulullah sebagai manusia yang berbudi pekerti luhur. Di antara akhlak
luhur beliau adalah Rendah Hati (tawadhu), Sabar, Berkata baik dan
menghormati tetangga, Ceria dan Riang Gembira, Pemberani, Jujur,
Lemah lembut, Dapat dipercaya, Malu, Zuhud, Pemaaf, Kasih sayang,
Bergaul dengan baik, Menepati janji, Cinta perdamaian. Akhlak-akhlak
mulia Nabi Muhammad saw di atas telah menjadi teladan mulia bagi
pengikut beliau.
B. Contoh Kisah Akhlak Rasulullah SAW Terhadap Allah SWT

Kisah Nabi Muhammad Kesiangan Sholat Subuh

Ada seorang sahabat Rasulullah bernama Abu Qatadah yang


menginformasikan ketika para sahabat Rasulullah SAW berpergian
bersamanya, sebagian mengusulkan agar rombongan beristirahat sejenak.
Namun, Rasulullah SAW bersabda,

“Aku khawatir kalian akan ketiduran sehingga kalian tidak mengerjakan


sholat.”

Bilal, menyanggupi untuk membangunkan mereka. Sayangnya, dia pun


ketiduran. Akhirnya Rasulullah SAW terbangun ketika matahari telah
terbit dan berkata kepada Bilal, “Wahai Bilal, mana yang engkau ucapkan
atau janjimu itu?”. Bilal menjawab, “Belum pernah sama sekali aku
merasakan tidur seperti ini.”
Nabi SAW pun bersabda, “Sesungguhnya Allah menggenggam atau
menahan ruh kalian pada saat Dia kehendaki dan mengembalikannya pada
saat Dia kehendaki. ‘Wahai Bilal, bangkit dan kumandangkanlah azan
untuk sholat.”

Kemudian Rasulullah SAW berwudhu. Kala itu matahari telah terbit dan
memutih dan dia mengerjakan sholat berjamaah bersama rombongan.
Sholat yang dilaksanakan setelah berlalu waktunya itu disebut sholat
qadha.

DALIL Al-qur’an

َّ ‫“ أَقِ ِم ال‬
َ‫صاَل ةَ لِ ِذ ْك ِري‬

Artinya:

“Dan, dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku” [Thaha/20 : 14]

َ‫ص ِّل إِ َذا َذ َك َرهَا ال َكفَّا َرةَ لَهَا إِالَّ َذلِكَ َوأَقِ ْم الصَّالة‬
َ ُ‫صالةً فَ ْلي‬
َ ‫ك ع َْن النَّبِ ِّي قَا َل َم ْن نَ ِس َي‬ ِ ‫ع َْن أَن‬
ٍ ِ‫َس ْب ِن َمال‬
‫لِ ِذ ْك ِري‬

Artinya:

“Dari Anas bin Malik dari Nabi SAW bersabda,”Siapa yang terlupa
shalat, maka lakukan shalat ketika ia ingat dan tidak ada tebusan kecuali
melaksanakan shalat tersebut dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku.
(HR. Bukhari)”

PELAJARAN YANG DAPAT DIAMBIL


\
1. Sabar

Sabar yaitu sifat tahan menderita sesuatu (tidak lekas marah, tidak lekas 
patah hati, tidak lepas putus asa, tenang dsb). Didalam menghadapi cobaan
hidup, ternyata kesabaran ini sangat penting untuk membentuk individu
pribadi unggul. Manusia diciptakan dengan disertai sifat tidak sabar dan
karenanya ia banyak berbuat kesalahan. Akan tetapi, agama meminta
setiap orang agar bersabar karena Allah dengan menghadapi masalah tanpa
takut dan dan mengeluh maupun gelisah.15 Sabar terbagi menjadi; sabar
karena taat kepada Allah, artinya sabar untuk tetap melaksanakan perintah
Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya dengan senantiasa
meningkatkan ketakwaan kepada-Nya; Sabar karena maksiat, artinya
bersabar diri untuk tidak melakukan perbuatan yang dilarang
agama. Untuk itu, sangat dibutuhkan kesabaran dan kekuatan dalam
menahan hawa nafsu; sabar karena musibah, artinya sabar pada saat
ditimpa kemalangan, ujian, serta cobaan dari Allah.

2. Amanah
Amanah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh umat Islam. Amanah 
menurut arti bahasa ialah ketulusan hati, kepercayaan atau kejujuran.
Yang dimaksud amanah adalah suatu sifat dan sikap pribadi yang setia,
tulus hati dalam melaksanakan sesuatu yang dipercayakan kepadanya,
berupa harta benda, rahasia maupun tugas kewajiban. Amanah merupakan
dasar dari tanggung jawab, kepercayaan dan kehormatan serta prinsip-
prinsip yang melekat pada individu 

3. Benar (Ash-Shidqu)

Ash-Shidqu berarti benar. Yang dimaksud benar adalah benar dalam 


perkataan maupun dalam perbuatan. Benar dalam perkataan ialah
mengatakan keadaan yang sebenarnya, tidak mengada-ada dan tidak pula 
menyembunyikanya. Benar dalam perbuatan ialah mengerjakan sesuatu
sesuai dengan petunjuk agama. Apa yang boleh dikerjakan menurut
perintah agama berarti itu benar. Kemudian apa yang tidak boleh
dikerjakan sesuai dengan larangan agama, berarti tidak benar.18
Kewajiban bersikap benar diperintahkan dalam al-Qur’an: Artinya: “Hai
orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang benar.”

4. Menepati Janji

Dalam Islam, janji merupakan hutang dan harus dibayar (ditepati). Kalau 
mengadakan perjanjian pada hari tertentu, maka harus menunaikanya tepat
pada waktunya. Janji yang kita ucapkan mengandung tanggung jawab.
Janji yang tidak kita penuhi akan membawa suatu akibat. Janji yang
diadakan dengan manusia, apabila tidak ditepati mungkin akan lepas dari
tuntutan manusia tersebut, namun Allah akan tetap meminta
pertanggungjawaban dari orang tersebut. Allah berfirman: QS Al Isra’ [17:
34]. Artinya: “dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali
dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah
janji; Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.”

5. Memelihara Kesucian Diri

Yang dimaksud dengan memelihara kesucian diri adalah menjaga diri dari 
segala tuduhan, fitnah, dan memelihara kehormatan. Upaya memelihara
kesucian diri ini hendaknya dilakukan setiap hari agar diri tetap berada
dalam status kesucian. Hal ini dapat dilakukan mulai dari memelihara hati
(Qolbu) untuk tidak membuat rencana dan angan-angan yang buruk.20
Allah SWT berfirman: QS Al Isra’ [17: 34]. Artinya: “Sesungguhnya
beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu.

6. Jujur

Maksud dari jujur disini adalah berlaku benar dan jujur baik dalam 
perkataan maupun dalam perbuatan. Benar dalam perkataan ialah
mengatakan keadaan yang sebenarnya, tidak mengada-ada dan tidak pula
menyembunyikan. 
Benar dalam perbuatan ialah mengerjakan sesuatu sesuai dengan petunjuk
agama. 
Apa yang boleh dikerjakan menurut perintah agama, berarti itu benar,
kemudian apa yang tidak boleh dikerjakan sesuai dengan larangan agama,
berarti tidak benar. Allah SWT berfirman tentang jujur: QS. Al-Ahzab
[33:8]. Artinya:
“Agar Dia menanyakan kepada orang-orang yang jujur (benar) tentang 
kebenaran mereka dan Dia menyediakan bagi orang-orang kafir siksa
yang pedih

KOMITMEN RASULULLAH

Seorang sahabat rasulullah bernama qatadhah menginformasikan ketika


para sahabat rasulullah saw berpergian bersamanya, dan mengusulkan agar
rombongan beristirahat sejenak. Namun, rasulullah saw bersabda,
“aku khawatir kalian akan ketiduran sehingga kalian tidak mengerjakan sholat.”
Bilal, menyangggupi untuk membangunkan mereka semua, tetapi diapun
ketiduran. Akhirnya rasulullah saw terbangun ketika matahari telah terbit dan
berkata kepada bilal, “ Wahai bilal, mana yang engkau ucapkan atau janjimu
itu?”. Bilal menjawab, “belum pernah sama sekali aku merasakan tidur seperti
ini.” Nabi muhammad saw pun bersabda, “ sesungguhnya allah
mengenggenggam atau menahan ruh kalian pada saat dia kehendaki dan
mengembalikannya pada saat kehendaki.” Wahai bilal, bangkit dan
kumandangkanlah adzan untuk sholat.
Saya melihat adanya sikap yang dapat kita ambil sebagai suri teladan
dari rasulullah saw. Yakni soal komitmen dan etika dalam kehidupan. Begitulah
faktanya. Padahal seharusnya ini tidak terjadi jika saja kita bisa meneladani
tindak-tanduk nabi muhammad saw. Komitmen dan etika menjadi nilai-nilai
yang dipegangnya dan ditanamkan kepada para sahabat-sahabatnya.
Komitmen saya sebagai seorang muslim untuk meneladani akhlak
Rasullulah terhadap Allah SWT., ysitu dengan meningkatkan ketauhidan
kepada Allah, menyembah hanya kepada-Nya, beribadah kepadanya,
berdoa hanya kepada-Nya, berdzikir kepada-Nya, serta menerima semua
ketentuan dan ketetapan yang sudah Allah berikan dengan tulus dan ikhlas
guna hanya untuk mengarapkan Ridho dan Ampunan dari Allah.

Anda mungkin juga menyukai