1. Penjelasan Ilmu, Amal dan Iman sesuai dengan AL-Quran dan Hadis
Definisi Ilmu Pengetahuan
Dalam kitab Ta’limul Muta’allim, ilmu ditafsiri dengan sebuah sifat
yang mana jika dimiliki oleh seseorang, maka menjadi jelaslah apa yang
terlintas di dalam pengertiannya.
Ilmu sendiri berasal dari bahasa Arab, masdar dari ‘alima-ya’lamu yang
berarti tahu atau mengetahui. Dalam bahasa Inggris ilmu dipadankan
dengan kata science, pengetahuan dengan knowledge. Dalam bahasa
Indonesia kata science umumnya diartikan Ilmu tapi sering diartikan
dengan Ilmu Pengetahuan, meski secara konseptual mengacu pada
makna yang sama.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ilmu adalah pengetahuan
tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-
metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala
tertentu di bidang (pengetahuan).
Dalam pandangan al-Qur’an, ilmu adalah keistimewaan yang
menjadikan manusia unggul terhadap makhluk-makhluk lain guna
menjalankan fungsi kekhalifahan.
Pengertian Amal
Amal Sholeh adalah segala perbuatan sungguh-sungguh yang bertujuan
untuk menunaikan ibadah atau kewajiban agama. Selain mendatangkan
pahala, amal saleh juga bisa menjadi pelengkap keimanan seseorang
Secara bahasa, kata "amal" berarti segala perbuatan, sedangkan kata
"saleh" berarti baik. Secara istilah, amal saleh dapat diartikan sebagai
segala perbuatan baik yang sesuai dengan dalil akal (rasional), Alquran,
dan Sunnah Rasulullah SAW.
Pengertian Iman
Pengertian Iman juga disebutkan dalam hadits dari Umar bin
Khatthab radhiyallahu'anhu, ia berkata pada suatu hari Rasulullah SAW
didatangi oleh Malaikat Jibril, Jibril bertanya pada Rasulullah,
Rasulullah menjawab, "Iman itu artinya engkau beriman kepada Allah.
Iman artinya dalam Islam menurut segi istilah disebut sebagai
keyakinan bulat yang dibenarkan oleh hati, diikrarkan oleh lidah, dan
dimanifestasikan dengan amalan atau pembenaran dengan penuh
keyakinan.
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa seseorang
dinyatakan beriman bukan hanya percaya terhadap sesuatu, melainkan
kepercayaan itu mendorong untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu
sesuai dengan keyakinan. Sebab itu, iman bukan hanya dipercayai atau
diucapkan melainkan juga untuk menyatu dalam diri seseorang yang
dibuktikan dalam perkataan dan perbuatannya.
2. Penjelasan mengenai amalan apa saja yang dilakukan selama di dunia sesuai dengan
AL- Quran dan Hadist
a. Mempermudah urusan orang lain
Amalan yang disukai Allah SWT yang pertama adalah mempermudah
urusan orang lain. Ini merupakan salah satu contoh dari sikap Hablum
Minannas. Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan
pahala dari amalan yang disukai Allah satu ini, seperti membahagiakan
orang sekitar, membantu, mentraktir teman, dan sebagainya. Bahkan
kehebatan dari amalan yang dicintai Allah ini, diperumpamakan lebih baik
dari pada i’tikaf di Masjid Nabawi selama satu bulan.
d. Bersedekah
Amalan yang disukai Allah berikutnya, yakni dengan bersedekah, baik
dalam bentuk harta maupun jasa atau amal kebaikan.
"Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun
perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya
akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka
pahala yang banyak." (QS. Al Hadid: 18)
Dilarang menjadikan sedekah sebagai hal yang memberatkan. Karena
amalan yang disukai Allah satu ini, tidak melulu soal harta. Kita bisa
bersedekah secara ikhlas saat berusaha membantu orang lain. Dari Abu
Musa dari Nabi SAW, beliau bersabda, ”Wajib bagi setiap Muslim untuk
bersedekah.”
e. Salat tepat waktu
Seperti diketahui, bahwa salat merupakan tiang agama dalam Islam.
Bahkan kelak di akhirat, salat menjadi amalan yang dihisab atau
dihitung pertama kali. Hal ini dijelaskan dalam hadist yang disebutkan
sebelumnya. Selain itu, ada sejumlah ayat dan sabda Nabi Muhammad
SAW lainnya juga yang turut menjelaskan amalan yang disukai Allah
ini. Bahkan kelak salat tepat waktu akan menjadi cahaya penerang di
hari kiamat.
ت َّ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأ َّن ُه َذ َك َر ال
ْ صاَل َة َي ْومًا َف َقا َل َمنْ َحا َف َظ َعلَ ْي َه>>ا َك>>ا َن َ ِّْن َع ْم ٍرو َعنْ ال َّن ِبي ِ َعنْ َع ْب ِد هَّللا ِ ب
َ >لَ ُه ُنورً ا َوبُرْ َها ًنا َو َن َجا ًة َي ْو َم ْالقِ َيا َم ِة َو َمنْ لَ ْم ي َُحاف ِْظ َعلَ ْي َها لَ ْم َي ُكنْ لَ ُه ُنو ٌر َواَل بُرْ َه>>انٌ َواَل َن َج> اةٌ َو َك
>ان َي> ْ>و َم
ٍْن َخلَف ُون َوفِرْ َع ْو َن َو َها َم َ ُأ
َ ْالقِ َيا َم ِة َم َع َقار
ِ ان َو َبيِّ ب
Artinya: "Dari Abdullah bin Amru, dari Nabi SAW; bahwasanya suatu
hari beliau pernah menyebutkan mengenai salat seraya bersabda:
"Barangsiapa yang menjaganya, ia akan mempunyai cahaya, bukti dan
keselamatan kelak di hari kiamat. Dan barangsiapa yang tidak
menjaganya maka ia tidak mempunyai cahaya, bukti dan keselamatan
pada hari kiamat dan ia akan tinggal bersama Qorun, Firaun, Haman
dan Ubay bin Khalaf." (HR.