Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEHAMILAN PADA KUNJUNGAN AWAL

9.1.1 Tujuan Kunjungan

1. Menentukan tingkat kesehatan ibu dengan melakukan pengkajian riwayat lengkap


dan uji skrining yang tepat.

2. Menetapkan catatan dasar tentang tekanan darah,urinalisis, nilai darah, serta


pertumbuhan dan perkembangan janin dapat digunakan sebagai standar pembanding
sesuai kemajuan kehamilan

3. Mengidentifikasikan faktor risiko dengan mendapatkan riwayat detil kebidanan masa


lalu dan sekarang.

4. Memberi kesempatan pada ibu dan keluarga untuk mengekspresikan dan


mendiskusikan adanya kekhawatiran tentang kehamilan saat ini,proses persalinan, serta
masa nifas.

5. Menganjurkan adanya pemeliharaan kesehatan masarakat dalam upaya


mempertahankan kesehatan ibu dan perkembangan kesehatan bayinya.

6. Membangun hubungan saling percaya karena ibu dan bidan adalah mitra dalam
asuhan

7. Mendiskusikan filosofi klinis perawatan

8. Memperoleh rujukan konseling genetik.

9. Menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan

10. Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan

11. Menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya.


9.1.2 Pengkajian Data Kesehatan Ibu Hamil

1. Riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan merupakan identifikasi keluhan sekarang, penyakit umum yang


pernah diderita, serta penyakit yang dialami saat masa sebelum kehamilan maupun saat
kehamilan.

a) Anamnesa Umum

 Nama Isteri / Suami

Mengetahui nama klien dan suami berguna untuk memperlancar komuniksi dalam
asuhan sehingga tidak terlihat kaku dan lebih akrab.

 Umur

Umur perlu diketahui guna mengetahui apakah klien dalam kehamilan yang beresiko
atau tidak. Usia dibawah 16 tahun dan di atas 35 tahun merupakan umur-umur yang
beresiko tinggi untuk hamil. Umur yang baik untuk kehamilan maupun persalinan
adalah 19-25 tahun.

 Suku / Bangsa / Etnis / Keturunan

Ras, etnis, dan keturunan harus diidentifikasi dalam rangka memberikan perawatan
yang peka budaya kepada klien dan mengidentifikasi wanita atau keluarga yang
memiliki kondisi resesif otosom dengan insiden yang tinggi pada populasi tertentu. Jika
kondisi yang demikian diidentifaksi, wanita tersebut diwajibkan menjalani skrining
genetik.

 Agama
Tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktik terkait agama yang harus
diobservasi. Informasi ini dapat menuntun ke suatu diskusi tentang pentingnya agama
dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan dalam kehamilan dan kelahiran, perasaan
tentang jemis kelamin tenaga kesehatan, dan pada beberapa kasus, penggunaan produk
darah.

 Pendidikan, Minat, Hobi

Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan juga minat, hobi, dan tujuan jangka
panjang. Informasi ini membantu klinisi memahami klien sebagai individu dan memberi
gambaran kemampuan baca-tulisnya. Kadang-kadang bahaya potensial dari hobi, seperti
melukis, memahat, mengelas, membuat mebel, piloting, balap, menembak, stained
glass, membuat keramik, dan berkebun akan diidentifikasi. Materi yang digunakan
dalam kegiatan seni dan kerajinan tangan dapat mengandung silikon, talek, pelarut, dan
logam berat. Semua ini berpotensi membahayakan.

 Pekerjaan

Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk mengetahui apakah klien berada
dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi kelahiran, prematur dan pajanan
terhadap bahaya lingkungan kerja, yang dapat merusak janin.

 Alamat bekerja

Alamat bekerja klien perlu diketahui juga sebagai pelengkap identitas diri klien.

 Alamat rumah

Alamat rumah klien perlu diketahui bidan untuk lebih memudahkan saat pertolongan
persalinan dan untuk mengetahui jarak rumah dengan tempat rujukan.

 No. RMK (Nomor Rekam Medik)

Nomor rekam medik biasanya digunakan di Rumah Sakit, Puskesmas, atau Klinik.
b) Anamnesa Obstetri

Informasi esensial tentang kehamilan terdahulu mencakup bulan dan tahun


kehamilan tersebut berakhir, usia gestasi pada saat itu itu, tipe persalinan (spontan,
forsep, ekstrasi vakum, atau bedah sesar), lama persalinan (lebih baik dihitung dari
kontraksi pertama), berat lahir, jenis kelamin, dan komplikasi lain.ketika
menggambarkan kehamilan yang berakhir sebelum minggu ke 20, bedakan antara
aborsi spontan, elektif, terapeutik, dan kehamilan ektopik.

Adakah riwayat kehamilan atau persalinan atau abortus sebelumnya (dinyatakan


dengan kode GxPxAx, gravida / para / abortus), berapa jumlah anak hidup.

Ada atau tidaknya masalah-masalah pada kehamilan atau persalinan sebelumnya


seperti prematuritas, cacat bawaan, kematian janin, perdarahan dan sebagainya.
Penolong persalinan terdahulu, cara persalinan, penyembuhan luka persalinan,
keadaan bayi saat baru lahir, berat badan lahir jika masih ingat. Riwayat kehamilan,
persalinan , nifas pada kehamilan yang telah lalu,Riwayat hasil kehamilan , jumlah
anak , usia dan gender, menentukan status kehamilan sekarang.

c) Menghitung hari tafsiran persalinan

Gambaran riwayat menstruasi klien yang akurat biasanya membantu penetapan


tanggal perkiraan kelahiran (estimated date of delivery [EDC]) yang disebut taksiran
partus (estimated date of confinement [EDC]) di beberapa tempat. EDD ditentukan
dengan perhitungan internasional menurut hukum Naegele. Perhitungan dilakukan
dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari pada hari pertama haid terakhir (HPHT)
atau dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1
tahun. Contoh : Jika HPHT adalah 10 Januari, dengan menambahkan 9 bulan dan 7
hari, diperoleh tanggal 17 Oktober. Jika HPHT adalah 18 November, perhitungan
akan lebih mudah dilakukan mundur, yakni dengan mengurangi bulan dengan 3,
kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun sehingga EDD-nya 25 Agustus.
Kadang-kadang perhitungan bergeser ke bulan berikutnya. Anggap saja HPHT
adalah 26 September. Hitung mundur dengan mengurangi 3 bulan, maka diperoleh
bulan Juni tanggal 26. Sekarang tambahkan 7 hari dan 1 tahun, maka akan didapat 3
juli (bulan juni hanya 30 hari).

-Kehamilan yang ke-

Jumlah kehamilan ibu perlu ditanyakan karena terdapatnya perbedaan perawatan


antara ibu yang baru pertama hamil dengan ibu yang sudah beberapa kali hamil,
apabila ibu tersebut baru pertama kali hamil otomatis perlu perhatian ekstra pada
kehamilannya.

d) Riwayat Kesehatan :

- Sosial

Menikah

Tanyakan status klien, apakah ia sekarang sudah menikah ataukah belum menikah. Hal
ini penting untuk mengetahui status kehamilan tersebut apakah dari hasil pernikahan
yang resmi atau hasil dari kehamilan yang tidak diinginkan. Status pernikahan bisa
berpengaruh pada psikologis ibunya pada saat hamil.

Usia saat menikah

Tanyakan kepada klien pada usia berapa ia menikah. Hal ini diperlukan karena apabila
klien mengatakn bahwa ia menikah di usia muda sedangkan klien pada saat kunjungan
awal ke tempat bidan tersebut sudah tak lagi muda dan kehamilannya adalah yang
pertama, ada kemungkinan bahwa kehamilannya saat ini adalah kehamilan yang sangat
diharapkan. Hal ini akan berpengaruh bagaiman asuhan kehamilannya.

Lama pernikahan

Tanyakan kepada klien sudah berapa lama ia menikah. Apabila klien mengatakan
bahwa telah lama menikah dan baru saja bisa mempunyai keturunan, maka
kemungkinan kehamilannya saat ini adalah kehamilan yang sangat diharapkan
Dengan suami sekarang

Tanyakan kepada klien sudah berapa lama menikah dengan suami sekarang, apabila
mereka tergolong pasangan muda, maka dapat dipastikan dukungan suami akan sangat
besar terhadap kehamilannya.

- Kebidanan

Riwayat menstruasi

Gambaran riwayat menstruasi klien yang akurat biasanya membantu penetapan


tanggal perkiraan kelahiran (estimated date of delivery- EDD) yang sering disebut
taksiran partus. Perhitungan dilakukan dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari
pertama haid terakhir (HPHT) atau dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian
menambahkan 7 hari dan 1 tahun.

Rumus Naegele (h+7 b-3 + x + 1mg) untuk siklus 28 + x hari.

Informasi tambahan tentang siklus menstruasi yang harus diperoleh mencakup


frekuensi haid dan lama pendarahan. Jika menstruasi lebih pendek atau lebih
panging daripada normal, kemungkinan wanita tersebut telah hamil saat terjadi
pendarahan. Dan tentang haid meliputi :menrache, haid teratur atau tidak dan
sikulus, lamanya haid, banyaknya darah, sifatnya darah( cair atau berbeku-beku,
warnanya, baunya), serta haid nyeri atau tidak dan kapan haid terakhir.

- Keluarga

Penyakit menular

Tanyakan kepada klien apakah mempunyai keluarga yang saat ini sedang menderita
penyakit menular. Apabila klien mempunyai keluarga yang sedang menderita penyakit
menular, sebaiknya bidan menyarankan kepada kliennya untuk menghindari secara
langsung atau tidak langsung bersentuhan fisik atau mendekati keluarga tersebut untuk
smentara waktu agar tidak menular pada ibu hamil dan janinnya. Berikan pengertian
terhadap keluarga yang sedang sakit tersebut agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Penyakit keturunan / genetik

Tanyakan kepada klien apakah mempunyai penyakit keturunan. Hal ini diperlukan
untuk mendiagnosa apakah si janin berkemungkinan akan menderita penyakit tersebut
atau tidak, hal ini bisa dilakukan dengan cara membuat daftar penyakit apa saja yang
pernah diderita oleh keluarga klien yang dapat diturunkan (penyakit genetik, misalnya
hemofili, TD tinggi, dsb). Biasanya dibuat dalam silsilah keluarga atau pohon keluarga.

- Penyakit

Tanyakan kepada klien penyakit apa yang pernah diderita klien. Apabila klien pernah
menderita penyakit keturunan, maka ada kemungkinan janin yang ada dalam
kandungannya tersebut beresiko menderita penyakit yang sama.

Penyakit yang sedang diderita

Tanyakan kepada klien penyakit apa yang sedang ia derita sekarang. Tanyakan
bagaiaman urutan kronologis dari tanda-tanda dan klasifikasi dari setiap tanda penyakit
tersebut. Hal ini diperlukan untuk menentukan bagaimana asuhan berikutnya. Misalnya
klien mengatakan bahwa sedang menderita penyakit DM, maka bidan harus terlatih
memberikan asuhan kehamilan klien dengan DM.

Apakah pernah dirawat

Tanyakan kepada klien apakah pernah dirawat di rumah sakit. Hal in ditanyakan untuk
melengkapi anamnesa.

Berapa lama dirawat

Kalau klien menjawab pernah, tanyakan berapa lama ia dirawat. Hal ini ditanyakan
untuk melengkapi data anamnesa.
Dengan penyakit apa dirawat

Kalau klien menjawab pernah pada pertanyaan apakah ia pernah dirawat, tanyakan
dengan penyakit apa ia di rawat. Hal ini diperlukan karena apabila klien pernah dirawat
dengan penyakit itu dan dalam waktu yang lama hal itu menunjukkan bahwa klien saat
itu mengalami penyakit yang sangat serius

e) Pengkajian Emosional

a. Trimester Pertama

Selama bulan pertama hingga ketiga, suasana emosi ibu hamil biasanya gampang sekali
berubah. Pergolakan emosi menyebabkan anda sensitif, mudah menangis, gampang
lelah, takut bila terjadi keguguran, lebih merasakan “sakit” dari pada hamil. Perubahan
emosi anda lebih disebabkan adanya aktifitas hormonal yang meningkat pesat dan
sebagai faktor fisik. Misalnya kelelahan, mual, muntah, morning sickness atau
perubahan bentuk tubuh.

b. Trimester kedua

Pada usia kehamilan ini, emosi anda jauh lebih baik dan tidak banyak keluhan yang
anda rasakan pada trimester sebelumnya. Oleh karena itu, periode ini bisa disebut
periode keemasan. Anda mulai bisa menyesuaikan diri dengan perubahan hormonal
kehamilan. Selain itu, tidak banyak muncul keluhan keluhan fisik. Inilah yang membuat
anda bisa menjalani kehamilan dengan lebih enak dan tidak sedramatis sebeumnya.

c. Trimester tiga

Memasuki trimester akhir ini, kondisi perut anda akan semakin besar dan
mengakibatkan anda susah bergerak, cepat lelah, mudah lupa dan gampang cemas.
Emosi kembali sukar untuk dikendalikan, bahkan anda menjadi lebih sensitif. Tetapi
seiring bertambahnya usia kehamilan, anda menjadi lebih siap mental untuk
mempersiapkan persalinan dan kelahiran buah hati yang telah dilahirkan.
Tips Menghadapi Perubahan Emosi:

1. Mengetahui perubahan emosi yang anda rasakan adalah normal dan bisa
membantu

2. Berbagi pengalaman dan perasaan dengan pasangan serta menjalani komunikasi


yang lebih terbuka

3. Makan maknan yang bergizi sert berolahraga teratur juga bisa membantu anda
untuk membentuk pola pikir positif tentang kondisi anda

4. Mengikuti kelas kehamilan bersama dengan pasangan

5. Berbagi pengalaman dengan orang yang pernah mengalami kondisi serupa dengan
anda

6. Memperbanyak pengetahuan dan informasi tentang kehamilan dari buku, internet,


majalah atau sumber lain.

b. Pengkajian Fetal

1. Gerakan Janin

a. Pengertian

Pola gerakan janin adalah tanda reliabel tentang kesejahteraan janin,dimana gerakan
janin yang mengikuti pola teratur dari waktu ketika gerakan ini dirasakan. Data
sedikitnya 10 gerakan perhari dianggap lazim. Perhitungan gerakan janin harus dimulai
pada usia kehamilan34-36minggu bagi wanita yang berisiko rendah mengalami
insufisiensi utero plasenta. Sedangkan pada wanita yang faktor resikonya telah
diidentifikasi, perhitungan gerakan janin dilakukan pada usia kehamilan 28
minggu.Gerakan janin normal yaitu sekelompok atau beberapa kelompok aktivitas
tungkai dan tubuh janin yang menunjukan normalitas.Gerakan janin pada grimigravida
dirasakan pada kehamilan 18minggu, sedangkan pada multigravida pada kehamilan 16
minggu.

b. Hal yang mempengaruhi gerakan janin

a. Kapan gerakan muncul

b. Usia kandungan

c. Kadar glukosa

d. Stimulus suara

e. Status prilaku janin

f. Penggunaan obat-obatan dan kebiasaan merokok

g. Hipoksia

h. Asidemia

i. Polihidramnion

j. Oligohidramnion

c. Cara menghitung gerakan janin

Pengkajian riwayat merupakan langkah yang penting. Klien sering melaporkan


penurunan gerakan janin karena mereka lupa merasakan aktifitas janin selama periode
waktu tertentu dan juga tidak terlalu menaruh perhatian terhadap hal ini.Anjurkan klien
untuk fokus pada aktifitas janin selama periode waktusatu jam, terutama saat ia sedang
beristirahat, dalam kondisi gizi baik,dan asupan cairan cukup.Apabila klien mampu
membaca dan memahami prosedur grafik dasar,maka dapat menggunakan metode count
to ten (menghitung sampai10):
1. Jadwalkan satu sesi perhitungan perhari

2. Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari

3. Catat berapa lama biasanya dibutuhkan untuk merasakan 10 kali gerakan

4. Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 10 jam

Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 10 jam, jika dibutuhkan waktu lebih lama
untuk mencapai 10 kali gerakan, atau jika tidak terasa gerakan dalam 10 jam maka
hubungi bidan. Kelebihan metode ini yaitu: mudah digunakan, singkat dan mudah
diinterpretasi.

f) Pengkajian Fetal

- Gerakan janin

Dapat secara subjektif (ditanyakan kepada ibu), atau objektif (palpasi atau dengan
USG). Janin normal, tidak ada hipoksia, akan aktif bergerak. Normal gerakan janin
dirasakan oleh ibu sebanyak lebih dari 10 kali per hari (pada usia di atas 32 minggu).
Dalam kehidupan janin intrauterin, sebagian besar oksigen hanya dibutuhkan oleh otak
dan jantung (refleks redistribusi).

  Minggu ke-21 sampai 24. Aktivitas bayi makin meningkat. Dia banyak menendang dan
jungkir balik, karena volume air ketuban masih sering memungkinkan untuk bergerak
leluasa.

  Minggu ke-25 sampai 28. Bayi mulai cegukan. Inilah yang menyebabkan ibu hamil
merasakan sensai seperti tersentak-sentak. Dia juga akan bergerak merespon suara dari
luar karena pendengarannya makin baik. Kadang-kadang janin ‘kaget’ mendengar suara
keras.

  Minggu ke-29 sampai 31. Gerakan bayi makin kuat, teratur dan terkendali. Kadang ibu
hamil sampai merasakan rahim kontraksi.
  Minggu ke-32 sampai 24. inilah mas apuncak aktivitas bayi. Dalam minggu-minggu ini,
ibu hamil akan merasakan peningkatan frekuensi dan tipe gerakan bayi, karena dia
semakin besar dan kuat.

         Minggu ke-36 sampai 40. ukuran bayi yang semaik besar dan keterbatasan ruang
dalam rahim membuat gerakan memutar janin makin berkurang frekuensinya.

- Denyut jantung janin

Dengan menggunakan stetoskop monoral (stetoskop obstetric) untuk mendengar


DJJ dapat terdengar pada bulan 4-5. Walaupun dengan ultrasound (doptone) sudah
dapat didengar pada akhir bulan ke-3.
Frekuensinya lebih cepat dari B.J orang dewasa ialah antara 120-140/menit.
Karena badan anak dalam kypose dan di depan dada terdapat lengan anak maka B.J.
paling jelas terdengar di punggung anak dekat pada kepala.
Pada presentasi biasa (letak kepala) tempat ini kiri atau kanan di bawah pusat. Jika
bagian-bagian anak belum dapat ditentukan, maka B.J. harus dicari pada garis tengah di
atas sympisis.
Yang dapat diketahui dari bunyi jantung janin adalah :
1.      Dari adanya detak jantung janin:
         tanda pasti kehamilan
         anak hidup
2.      Dari tempat bunyi jantung janin terdengar:
         presentasi anak
         positio anak(kedudukan punggung)
         sikap anak (habitus)
         adanya anak kembar
Kalau bunyi jantung terdengar kiri atau kanan di bawah pusat,maka
presentasinya kepala,kalau terdengar kiri kanan setinggi atau di atas pusat,maka
presentasinya bokong (letak sungsang).
Kalau bunyi jantung terdengar sebelah kiri,maka punggung sebelah kiri,kalau
terdengar sebelah kanan maka punggung sebelah kanan.Kalau terdengar di pihak yang
berlawanan dengan bagiab-bagian kecil,sikap anak fleksi.kalau terdengar sepihak
dengan bagian-bagian kecil,sikap anak defleksi.
Pada anak kembar bunyi jantung terdengar pada 2 tempat dengan sama jelasnya
dan dengan frekwensi yang berbeda(perbedaan lebih dari 10/menit).
3. Dari sifat bunyi jantung anak:
dari sifat bunyi jantung anak kita dapat mengetahui keadaan anak.anak yang
dalam keadaan sehat bunyi jantung nya teratur dan frekwensinya antara 120-140
permenit.
Kalau bunyi jantung kurang dari 120/menit atau lebih dari 160/menit atau tidak
teratur, maka anak dalam keadaan asphyxia (kekurangan oksigen).
Cara menghitung DJJ adalah dengan mendengarkan 3x5 detik dikalikan dengan 4.
Contohnya :

5 detik 5 detik 5 detik Kesimpulan


11 12 11 -       4 (11 + 12 +11) = 136/menit. Teratur dan janin
baik.
10 14 9 - 4 (10 + 14 + 9) = 132/m. Tak teratur dan janin
asphyxia
8 7 8 - 4 (8 + 7 + 8) = 92/m. Tak teratur dan janin
asphyxia.

- Non stress test (NST)

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai hubungan gambaran DJJ dan aktivitas
janin. Cara pemeriksaan ini dikenal juga dengan nama aktokardiografi, atau fetal
activity acceleration determination (FAD; FAAD). Penilaian dilakukan terhadap
frekuensi dasar DJJ, variabilitas, dan timbulnya akselerasi yang menyertai gerakan
janin.
Tehnik pemeriksaan NST : 1. Pasien berbaring dalam posisi semi-Fowler, atau
sedikit miring ke kiri. Hal ini berguna untuk memperbaiki sirkulasi darah ke janin dan
mencegah terjadinya hipotensi. 2. Sebelum pemeriksaan dimulai, dilakukan pengukuran
tensi, suhu, nadi, dan frekuensi pernafasan ibu. Kemudian selama pemeriksaan
dilakukan, tensi diukur setiap 10-15 menit (hasilnya dicatat pada kertas KTG). 3.
Aktivitas gerakan janin diperhatikan dengan cara: · Menanyakan kepada pasien. ·
Melakukan palpasi abdomen. · Melihat gerakan tajam pada rekaman tokogram (kertas
KTG). 4. Bila dalam beberapa menit pemeriksaan tidak terdapat gerakan janin,
dilakukan perangsangan janin, misalnya dengan menggoyang kepala atau bagian janin
lainnya, atau dengan memberi rangsang vibro-akustik (dengan membunyikan bel, atau
dengan menggunakan alat khusus untuk keperluan tersebut). 5. Perhatikan frekuensi
dasar DJJ (normal antara 120 – 160 dpm). 6. Setiap terjadi gerakan janin diberikan
tanda pada kertas KTG. Perhatikan apakah terjadi akselerasi DJJ (sediktinya 15 dpm). 7.
Perhatikan variabilitas DJJ (normal antara 5 – 25 dpm). 8. Lama pemeriksaan sedikitnya
20 menit.
Interpretasi NST

1. Reaktif:

         Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit, disertai dengan akselerasi
sedikitnya 15 dpm.

         Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 – 160 dpm.

         Variabilitas djj antara 5 – 25 dpm.

2. Non-reaktif:

         Tidak terdapat gerakan janin dalam 20 menit, atau tidak terdapat akselerasi pada
gerakan janin.

         Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm, atau lebih dari 160 dpm).

         Variabilitas djj kurang dari 2 dpm.

3. Meragukan:

         Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit, atau terdapat akselerasi yang
kurang dari 15 dpm.

         Frekuensi dasar djj abnormal.

         Variabilitas djj antara 2 – 5 dpm.


Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai
1 minggu kemudian (spesifisitas 95% – 99%). Hasil NST yang non-reaktif disertai
dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal, nilai Apgar rendah, adanya
deselerasi lambat intrapartum), dengan sensitivitas sebesar 20%. Hasil NST yang
meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam.

- Amniosentesis

Amniosintesis adalah metode untuk mendapatkan cairan amnion dengan


memasukkan trocar halu dan kanula yang steril ke dalam cavitas amnii melewati
dinding abdomen dan dinding uterus. Sel-sel fetus dilepaskan kedalam amnion dan
dapat dikaji untuk penentuan jenis kelamin dan kesehatan fetus. Untuk alasan yang
sudah jelas, maka letak plasenta harus ditetapkan sebelum amniosentesis.
Kajian-kajian berikutnya akan dilakukan pada specimen cairan yang di aspirasi
antara umur kehamilan 14 sampai 18 minggu. Hasil analisis biasanya baru diperoleh
setelah paling cepat 3 minggu. Dan uji dagnostik yang lebih baru telah dirancang untuk
menghindari hasil yang terlalu lama ini.
9.1.3 Menentukan Diagnosa
1. Menetapkan Normalitas Kehamilan
adalah kehamilan dimana ibu dalam keadaan sehat, tidak ada riwayat obstetrik
buruk, ukuran uterus sama/sesuai usia kehamilan serta hasil pemeriksaan fisik dan
laboratorium normal. Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah
kira-kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40
minggu ini disebut kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43
minggu disebut kehamilan postmatur. Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut
kehamilan prematur. Kehamilan yang terakhir ini akan mempengaruhi viabilitas
(kelangsungan hidup) bayi yang dilahirkan, karena bayi yang terlalu muda mempunyai
prognosis buruk.

2. Membedakan Antara Ketidaknyamanan dalam Kehamilan dan Kemungkinan


Komplikasi
Tidak semua wanita mengalami ketidaknyamanan akibat kehamilan yang
disebutkan dibawah ini, akan tetapi tidak sedikit juga wanita yang mengalami
ketidaknyamanan tersebut.

a.       Rasa letih


Rasa letih sering terjadi selama trimester pertama tanpa diketahui penyebabnya. Salah
satu sangkaan yang diajukan ialah penurunan awal dalam laju metabolik dasar pada
awal-awal kehamilan, tetapi mengapa hal itu terjadi tidaklah jelas. Untunglah hal ini
hanya merupakan ketidaknyamanan yang terbatas, biasanya akan lenyap pada akhir
trimester pertama. Namun, hal tersebut bisa mempunyai efek meningkatkan intensitas
respon psikologis yang dialami wanita selama masa tersebut.

b.  Punggung  Atas  Sakit (bukan karena penyakit)


Sakit punggung bagian atas bisa terjadi selama trimester pertama oleh karena
pertambahan ukuran dan akibat beratnya payudara, yang juga merupakan pertanda
presumtif kehamilan.

c.       Kram  Kaki
Alasan-alasan fisiologis dari kram di kaki ini tidaklah jelas diketahui. Selama
sekian tahun, kram di kaki dianggap disebabkan oleh kurangnya atau terganggunya
konsumsi kalsium atau ketidakseimbangan dalam perbandingan kalsium-fosfor didalam
tubuh, tetapi semua penyebab ini sekarang tidak lagi dinyatakan demikian dalam
literatur-literatur saat ini.
Satu aliran lain menganggap bahwa uterus yang membesar memberikan tekanan pada
pembuluh-pembuluh darah panggul, dan dengan demikian mempengaruhi sirkulasi, atau
pada syaraf saat mereka meresap melalui foramen obturator dalam perjalanannya ke
tungkai bagian bawah.
d. Edema Tungkai
Edema (penimbunan cairan atau bengkak) tungkai adalah akibat sirkulasi vena
yang terganggu serta tekanan vena yang meningkat didalam tungkai bagian bawah.
Gangguan-gangguan sirkulasi ini adalah disebabkan tekanan dari uterus yang membesar
pada pembuluh-pembuluh vena panggul pada saat wanita tersebut sedang duduk atau
berdiri serta pada vena cava inferior ketika wanita tersebut berbaring menggeletak.

d.      Varikositas/varises
Edema (penimbunan cairan atau bengkak) tungkai adalah akibat sirkulasi vena yang
terganggu serta tekanan vena yang meningkat didalam tungkai bagian bawah.
Gangguan-gangguan sirkulasi ini adalah disebabkan tekanan dari uterus yang membesar
pada pembuluh-pembuluh vena panggul pada saat wanita tersebut sedang duduk atau
berdiri serta pada vena cava inferior ketika wanita tersebut berbaring menggeletak.

3. Mengidentifikasi Tanda dan Gejala Penyimpangan dari Keadaan Normal


Deteksi dini terhadap komplikasi kehamilan adalah upaya penjaringan yang
dilakukan untuk menemukan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Berikut ini
merupakan tanda dan gejala bahaya yang menyimpang dari keadaan normal atau
mengarah pada komplikasi,
yaitu:

1.      Perdarahan pervaginam
2.      Sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang
3.      Perubahan visual secara tiba-tiba (mata berkunang-kunang)
4.      Pembengkakan pada wajah dan tangan
5.      Sakit abdomen atau nyeri pada ulu hati yang hebat
6.      Pergerakan bayi berkurang tidak seperti biasanya atau bahkan tidak ada
pergerakan
4. Mengidentifikasi Kemungkinan Kebutuhan Belajar
Pada setiap kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan kepada ibu bagaimana
mengenali tanda-tanda bahaya ini, dan menganjurkan untuk datang ke klinik dengan
segara jika ia mengalami tanda-tanda bahaya tersebut. Dari beberapa pengalaman, akan
lebih baik memberikan pendidikan kepada ibu dan anggota keluarga khususnya
pembuat keputusan utama, sehingga si ibu akan didampingi untuk mendapatkan asuhan.
Enam tanda-tanda bahaya selama periode antenatal adalah:
a.       Perdarahan vagina
b.      Sakit kepala yang hebat, menetap yang tidak hilang
c.       Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur, rabun senja)
d.      Nyeri abdomen yang hebat
e.       Bengkak pada muka atau tangan
f.       Bayi kurang bergerak seperti biasa

9.1.4 Mengembangkan perencanaan asuhan yang kompherensif


A Menetapkan Kebutuhan Tes Laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui protein dan glukosanya.
Pemeriksaan darah untuk mengetahui golongan darah, kadar hemoglobin, dan deteksi
dini HIV/AIDS.
Diagnosa atau
Nilai Tidak
Tes Lab Nilai Normal Masalah
Normal
Terkait
Hemoglobin 10,5 – 14 < 10,5 Anemia
Protein urin Preeklampsia
          Dipstick          Negative          ≥ 2 dan eklampsia
          Merebus          Bening          Keruh
Glukosa dalam urin Sama dengan Lebih keruh Diabetes
warna dari mellitus
pembanding pembanding
Golongan darah A, B, AB, O - Ketidakcocokan
ABO, perlunya
donor.
HIV Negative Positif HIV/AIDS

NICE Antenatal Guideline menyatakan bahwa pada trimester I seorang wanita hamil
sebaiknya ditawarkan untuk melakukan beberapa screening yaitu :
a.       Screening adanya anomali fetal : amniosintesis, cordosintesis
b.       Screening adanya infeksi : bakterial vaginosis, chlamidia, hepatitis, TORCH
Namun, pelaksanaan screening ini dilakukan hanya jika ada faktor risiko atau muncul
keluhan yang mengarah pada keadaan – keadaan tersebut.

B.     Menetapkan Kebutuhan Belajar


Hal-hal yang perlu diketahui dan diperhatikan oleh ibu hamil selama Trimester satu
kehamilan adalah :
a.       Makanan
Makanan ibu hamil harus diperhatikan karena berguna untuk :

 Mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan


 Pertumbuhan janin
 Cadangan makanan pada masa laktasi
Nutrisi yang diperlukan adalah protein, karbohidrat, lemak, zat besi (Fe), vitamin,
dan mineral. Hindari mengkonsumsi rokok, alkohol dan obat-obat terlarang, karena
akan merusak kesehatan janin dan kecacatan. Hindari juga makanan mentah, seperti
daging mentah dan sayuran mentah, karena bisa menganduk parasit berbahaya, yaitu
E.coli atau pun toxoplasmosis.
b.       Obat-obatan
Jangan memberikan obat yang tidak terlalu perlu terutama pada trimester I. Ada obat
yang teratogenik yang dapat memberikan kelainan organik pada janin, misalnya
talidomide. Wanita hamil sebaiknya dianjurkan berkonsultasi dengan bidan atau dokter
sebelum mengkonsumsi obat yang dijual bebas dalam kondisi apapun.asam folat
sebaiknya diberikan pada ibu hamil pada trimester satu, karena dapat membantu
mencegah terjadinya cacat pada saat pembentukan organ janin.
c.       Gerak badan atau olahraga
Olah raga ringan dan latihan pernafasan serta relaksasi akan membantu
mempertahankan kebugaran tubuh. Namun disarankan untuk tidak melakukan olahraga
yang berat dan gerak tubuh yang terlalu kuat, karena keadaan janin masih lemah dan
mudah terjadi keguguran.
d.       Pakaian
Baju yang dikenakan hendaknya yang longgar dan mudah dipakai, sepatu atau alas kaki
dengan tumit yang tinggi hendaknya jangan dipakai, karena titik berat wanita hamil
berubah sehingga mudah jatuh atau tergelincir. Payudara yang membesar juga
membutuhkan BH yang lebih besar dan cukup menopang payudara.
e.       Istirahat
Wanita hamil dianjurkan untuk istirahat secara teratur, sebab terjadinya peningkatan
metabolisme  pada ibu hamil menuntut ibu hamil untuk lebih sering istirahat. Tidur 
malam sebaiknya 6-8 jam, tidur siang sebaiknya 1-2 jam.
f.        Kebersihan tubuh
Kebersihan tubuh dapat mengurangi kemungkinan infeksi dari kuman-kuman.
Perawatan gigi juga sangat penting, karena gigi yang baik akan menjamin pencernaan
yang sempurna, selain itu dapat juga mencegah terjadinya infeksi melalui lubang gigi.
Bila terjadi kerusakan gigi dan tidak diperhatikan maka akan mengakibatkan komplikasi
yang menyebar kemana-mana. Bersihkan gigi setiap habis makan.
Perawatan perineum dan vagina juga harus sangat diperhatikan dengan cara
membersihkan perineum dari arah depan ke belakang, menggunakan pakaian dalam dari
bahan katun, mengganti pakaian dalam segera setelah terasa lembab, tidak melakukan
douching.
g.       Kesehatan jiwa (psikologis)
Selain fisik, kesehatan jiwa harus diperhatikan. Ketakutan menghadapi kehamilan
maupun persalinan adalah hal yang fisiologis. Tugas bidan bukan untuk menghilangkan
takut tetapi membantu ibu mengatsinya dan memberikan dukungan emosional.
h.       Perawatan payudara
Pemeriksaan payudara dilakukan untuk memeriksa ketidaknormalan puting susu. Jika
puting terlalu kecil dan terbenam akan menyulitkan bayi untuk menghisap pada masa
laktasi. Persiapan menyusui pada masa kehamilan penting dilakukan sejak dini agar
lebih siap menyusui bayinya.
i.         Wanita Bekerja
Keputusan apakah wanita akan tetap bekerja atau tidak sebaiknya diserahkan kepada
wanita yang bersangkutan, dengan batasan sebagai berikut :
·         Periode istirahat minimal 2 jam (dalam 8 jam waktu kerja minimal 2 jam untuk
istirahat, di periode waktu wakan siang dan rehat diantara pagi dan siang hari)
·         Hindari keletihan
·         Hindari stress fisik yang berat
·         Keputusan untuk bekerja  sebaiknya dikaji ulang jika ternyata timbul komplikasi
·         Pekerjaan yang dilakukan oleh wanita hamil harus dipastikan tidak akan
meningkatkan risiko wanita terpapar zat – zat atau bahan – bahan yang dapat
membahayakan ibu dan janin
j.         Kebutuhan Seksual
·         Penurunan libido pada ibu hamil dapat membuat ibu hamil malas melakukan
hubungan sex. Komunikasikan pada suami tentang masalah ini.
·         Metode alternatif untuk memuaskan kebutuhan seksual wanita maupun pasangannya
·         Menghilangkan kekhawatiran dan ketakutan yang tidak perlu bahwa hubungan
seksual akan membahayakan bayi
·         Hindari senggama jika muncul komplikasi dalam kehamilan (perdarahan, dan nyeri
perut)
k.       Travelling
Wanita hamil harus diberi informasi bahwa bepergian dengan pesawat akan
meningkatkan risiko trombosis vena, tetapi belum ada penelitian lanjutan mengenai
risiko – risiko lain yang mungkin muncul. Untuk mengurangi risiko ini maka anjurkan
ibu untuk menggunakan stoking.
Jika ibu hamil akan bepergian menggunakan mobil, pastikan mereka menggunakan seat
belt.

C.     Menetapkan Kebutuhan Pengobatan Komplikasi Ringan


Pengobatan yang diberikan oleh bidan pada dasarnya bersifat pertolongan sementara
sebelum dirujuk ke dokter, atau tindak lanjut pengobatan sesuai advis dokter. Pemberian
obat yang bersifat sementara pada penyakit ringan diperbolehkan, sepanjang sesuai
dengan obat-obatan yang sudah ditetapkan dan segera merujuk pada dokter. Bidan
diperkenankan menyerahkan obat kepada pasien sepanjang untuk keperluan darurat dan
sesuai dengan protap.
Berdasarkan Permenkes HK 02.02/149/ 2010 dalam beberapa kasus, bidan dalam
menghadapi ketidaknyamanan dalam kehamilan yang masih dalam batasan fisiologis
diperbolehkan memberikan pengobatan dengan obat-obat bebas. Pemberian asam folat
sangat diperlukan pada kehamilan trimester 1 ini. Pemberian tablet Fe diperlukan,
namun bila ibu merasa mual, sebaiknya diundur hingga mualnya hilang.
D. Menetapkan Kebutuhan Konsultasi atau Rujukan pada Tenaga Profesional lainnya
Pelayanan kebidanan rujukan yaitu merupakan pengalihan tanggung jawab
pelayanan oleh bidan kepada sistem pelayanan yang lebih tinggi atau lebih kompeten
ataupun pengambil alihan tanggung jawab pelayanan atau menerima rujukan dari
penolong persalinan lainnya seperti rujukan atau tanggung jawab dokter. Dalam situasi
dimana rujukan yang di lakukan oleh bidan kepada dokter untuk menangani klien yang
mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam pengalihan tanggung jawab
diserahkan sepenuhnya kepada dokter.

1. Tujuan rujukan
2. Agar setiap klien mendapat perawatan dan pertolongan yang lebih baik
3. Menjalin kerjasama dengan cara merujuk klien atau mendapatkan perlengkapan
laboratorium yang memiliki fasilitas lebih lengkap upaya mendapatkan hasil test
laboratorium yang lebih meyakinkan.
4. Hal-hal yang dapat dirujuk
5. Memberikan asuhan kebidanan pada klien dengan resiko tinggi dan pertolongan
pertama pada kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi antar
dokter
6. Rujukan atas kasus-kasus patologik pada kehamilan, persalinan dan nifas
7. Merujuk klien yang sedang menghadapi kasus atau masalah reproduksi, seperti
kasus ginekologi atau kontrasepsi yang memerlukan penanganan spesialis.
8. Hasil informasi dari kegiatan rujukan
9. Membahas secara lengkap data-data medis klien yang telah dikirim dan advis
rehabilitas kepada unit yang mengirim
10. Menjalin kerjasama sistem pelaporan tentang data-data medis pada umumnya
dan data-data parameter pelayanan kebidanan khususnya mengenai kematian
maternal dan periental

E.      Menetapkan Kebutuhan Anticipatory Guidance dan Kebutuhan Konseling


Konseling asuhan kehamilan merupakan suatu proses pemberian bantuan oleh bidan
kepada ibu hamil, yang dilaksanakan lewat tatap muka dalam bentuk wawancara,
dengan tujuan untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan kehamilannya,
pemahaman diri tentang permasalahan yang sedang dihadapi, dan penyusunan rencana
pemecahan masalah yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Panduan antisipasi (anticipatory guidance) selama periode antepartum sangat
berhubungan dengan ketidaknyamanan yang umum dirasakan selama kehamilan dan
cara penangannannya, persiapan menjadi orang tua, tanda bahaya, perubahan –
perubahan secara fisik dan psikologis, serta pertumbuhan dan perkembangan janin.
Beberapa informasi wajib diketahui, namun tidak semua informasi harus diberikan
sekaligus, sesuaikan dengan kebutuhan ibu dan tanyakan kepada ibu hal – hal yang
ingin ia ketahui. Joyce Roberts menyarankan untuk menggunakan urutan prioritas
sebagai berikut :
a.       Infromasi merupakan tanggapan dari pertanyaan tertentu yang diberikan oleh ibu
b.       Infromasi penting yang wajib diketahui karena berhubungan dengan keamanan diri
dan bayinya
c.       Panduan antisipasi yang akan memfasilitasi upaya wanita untuk mrnghadapi
kehamilannya
d.       Informasi tambahan yang berhubungan dengan perkembangan kehamilan, kebijakan
institusi yang dapat membantu tetapi tidak berkaitan dengan wanita itu sendiri
F. Menetapkan Kebutuhan Konseling HIV/PMS
Konseling HIV/AIDS merupakan komunikasi bersifat rahasia antaraklien dan konselor
bertujuan meningkatkan kemampuan menghadapi stresdan mengambil keputusan
berkaitan dengan HIV/AIDS. Proses konselingtermasuk evaluasi risiko personal
penularan HIV, fasilitasi pencegahan perilaku dan evaluasi penyesuaian diri ketika klien
menghadapi hasil tes positif . (World Health Organisation)Konseling HIV/AIDS
memiliki perbedaan dengan konseling secaraumum dalam hal:
1.Membantu klien melakukan informed consent untuk tes HIV,CD4,atau Viral load.
2.Layanan konseling pra dan pasca tes.
3.Penilaian mengenai perilaku berisiko klien terhadap infeksi HIV(baik menularkan atau
tertular).
4.Penggalian sejarah perilaku seks dan sejarah kesehatan klien.
5.Memfasilitatsi perubahan perilaku
.6.Konfidensialitas klien sangat penting jika menyangkut isu stigma dandiskriminasi
7.Kelompok-kelompok khusus (pecandu napza, penjaja seks, laki-laki berhubungan seks
dengan laki-laki, waria, pekerja migran, suku asli,dan pengungsi) menghadapi isu
diskriminasi ganda, yaitu sebagai bagian dari kelompok khusus yang dikucilkan
masyarakat dan sebagaiorang yang selalu dianggap berisiko terhadap atau telah
terinfeksiHIV.
Alasan Pentingnya Konseling HIV/AIDS
Konseling merupakan suatu proses pencegahan dan perubahan perilakudapat mencegah
penularan. Diagnosis HIV mempunyai banyak implikasi ± psikologik, sosial, fisik,
spiritual. HIV ialah penyakit yang mengancam hidupdan pengobatan seumur hidup.

G. Menetapkan Jadwal Kunjungan Sesuai Dengan Perkembangan Kehamilan


Kunjungan Waktu Informasi penting 1.
1.       Membina hubungan saling
percaya antara bidan dan ibu

2.       Mendeteksi masalah yang


dapat diobati sebelum menjadi
bersifat mengancam jiwa

3.       Mencegah masalah seperti


tetanus neonatorum, anemia
Sebelum minggu ke
Trimester defisiensi zat besi, penggunaan
16 (pada akhir
pertama praktek tradisional yang
bulan ke empat)
merugikan

4.       Memulai persiapan


persalinan dan kesiapan untuk
menghadapi komplikasi

5.       Mendorong perilaku yang


sehat (nutrisi, latihan dan
kebersihan, istirahat, dsb)
Sama seperti diatas, ditambah
dengan kewaspadaan khusus
mengenai preeklamsi (tanyakan
24-28 minggu
Trimester kedua ibu mengenai gejala preeklamsi,
(bulan ke-6 – 7)
pantau tekanan darah, kaji
adanya edema dan lakukan
pemeriksaan urine)
Sama seperti diatas ditambah
32 minggu (bulan palpasi abdomen untuk
Trimester ketiga
ke-8) mendeteksi adanya kehamilan
ganda
Sama seperti diatas, ditambah
dengan deteksi adanya kelainan
36 minggu (bulan
Trimester ketiga letak atau kondisi lain yang
ke-9)
memerlukan kelahiran di rumah
sakit
1. Jadwal kunjungan menurut Departemen Kesehatan
2. Trimester I kehamilan : 1 kali kunjungan
3. Trimester II kehamilan : 1 kali kunjungan
4. Trimester III kehamilan : 2 kali kunjungan

1. Jadwal kunjungan ulang sebaiknya


2. Sampai dengan 28 minggu usia kehamilan, setiap 4 minggu
3. Antara 28-36 minggu usia kehamilan, setiap 2 minggu
4. Antara 36 minggu sampai kelahiran, setiap minggu

1. Menurut NICE Antenatal Guideline tahun 2008

Jadwal kunjungan antenatal dapat disesuaikan dengan keadaan ibu, bagi wanita nulipara
dengan kehamilan normal 10 kali pertemuan dianggap sudah cukup adekuat, bagi
wanita multipara normal 7 kali pertemuan dianggap adekuat. Jadwal kunjungan yang
dianjurkan adalah :

1. Kunjungan ke-1/Booking apointment : idealnya pada usia kehamilan 10 minggu


2. Kunjungan ke-2 : pada usia kehamilan 16 minggu
3. Kunjungan ke-3 : pada usia kehamulan 18 – 20 minggu
4. Kunjungan ke-4 : usia kehamilan 25 minggu (pada wanita nulipara)
5. Kunjungan ke-5 : usia kehamilan 28 minggu
6. Kunjungan ke-6 : usia kehamilan 31 minggu (pada wanita nulipara)
7. Kunjungan ke-7 : usia kehamilan 34 minggu
8. Kunjungan ke-8 : usia kehamilan 38 minggu
9. Kunjungan ke-9 : usia kehamilan 40 minggu
10. Kunjungan ke-10 : usia kehamilan 41 minggu

Anda mungkin juga menyukai