6. Membangun hubungan saling percaya karena ibu dan bidan adalah mitra dalam
asuhan
1. Riwayat kesehatan
a) Anamnesa Umum
Mengetahui nama klien dan suami berguna untuk memperlancar komuniksi dalam
asuhan sehingga tidak terlihat kaku dan lebih akrab.
Umur
Umur perlu diketahui guna mengetahui apakah klien dalam kehamilan yang beresiko
atau tidak. Usia dibawah 16 tahun dan di atas 35 tahun merupakan umur-umur yang
beresiko tinggi untuk hamil. Umur yang baik untuk kehamilan maupun persalinan
adalah 19-25 tahun.
Ras, etnis, dan keturunan harus diidentifikasi dalam rangka memberikan perawatan
yang peka budaya kepada klien dan mengidentifikasi wanita atau keluarga yang
memiliki kondisi resesif otosom dengan insiden yang tinggi pada populasi tertentu. Jika
kondisi yang demikian diidentifaksi, wanita tersebut diwajibkan menjalani skrining
genetik.
Agama
Tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktik terkait agama yang harus
diobservasi. Informasi ini dapat menuntun ke suatu diskusi tentang pentingnya agama
dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan dalam kehamilan dan kelahiran, perasaan
tentang jemis kelamin tenaga kesehatan, dan pada beberapa kasus, penggunaan produk
darah.
Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan juga minat, hobi, dan tujuan jangka
panjang. Informasi ini membantu klinisi memahami klien sebagai individu dan memberi
gambaran kemampuan baca-tulisnya. Kadang-kadang bahaya potensial dari hobi, seperti
melukis, memahat, mengelas, membuat mebel, piloting, balap, menembak, stained
glass, membuat keramik, dan berkebun akan diidentifikasi. Materi yang digunakan
dalam kegiatan seni dan kerajinan tangan dapat mengandung silikon, talek, pelarut, dan
logam berat. Semua ini berpotensi membahayakan.
Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk mengetahui apakah klien berada
dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi kelahiran, prematur dan pajanan
terhadap bahaya lingkungan kerja, yang dapat merusak janin.
Alamat bekerja
Alamat bekerja klien perlu diketahui juga sebagai pelengkap identitas diri klien.
Alamat rumah
Alamat rumah klien perlu diketahui bidan untuk lebih memudahkan saat pertolongan
persalinan dan untuk mengetahui jarak rumah dengan tempat rujukan.
Nomor rekam medik biasanya digunakan di Rumah Sakit, Puskesmas, atau Klinik.
b) Anamnesa Obstetri
d) Riwayat Kesehatan :
- Sosial
Menikah
Tanyakan status klien, apakah ia sekarang sudah menikah ataukah belum menikah. Hal
ini penting untuk mengetahui status kehamilan tersebut apakah dari hasil pernikahan
yang resmi atau hasil dari kehamilan yang tidak diinginkan. Status pernikahan bisa
berpengaruh pada psikologis ibunya pada saat hamil.
Tanyakan kepada klien pada usia berapa ia menikah. Hal ini diperlukan karena apabila
klien mengatakn bahwa ia menikah di usia muda sedangkan klien pada saat kunjungan
awal ke tempat bidan tersebut sudah tak lagi muda dan kehamilannya adalah yang
pertama, ada kemungkinan bahwa kehamilannya saat ini adalah kehamilan yang sangat
diharapkan. Hal ini akan berpengaruh bagaiman asuhan kehamilannya.
Lama pernikahan
Tanyakan kepada klien sudah berapa lama ia menikah. Apabila klien mengatakan
bahwa telah lama menikah dan baru saja bisa mempunyai keturunan, maka
kemungkinan kehamilannya saat ini adalah kehamilan yang sangat diharapkan
Dengan suami sekarang
Tanyakan kepada klien sudah berapa lama menikah dengan suami sekarang, apabila
mereka tergolong pasangan muda, maka dapat dipastikan dukungan suami akan sangat
besar terhadap kehamilannya.
- Kebidanan
Riwayat menstruasi
- Keluarga
Penyakit menular
Tanyakan kepada klien apakah mempunyai keluarga yang saat ini sedang menderita
penyakit menular. Apabila klien mempunyai keluarga yang sedang menderita penyakit
menular, sebaiknya bidan menyarankan kepada kliennya untuk menghindari secara
langsung atau tidak langsung bersentuhan fisik atau mendekati keluarga tersebut untuk
smentara waktu agar tidak menular pada ibu hamil dan janinnya. Berikan pengertian
terhadap keluarga yang sedang sakit tersebut agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Tanyakan kepada klien apakah mempunyai penyakit keturunan. Hal ini diperlukan
untuk mendiagnosa apakah si janin berkemungkinan akan menderita penyakit tersebut
atau tidak, hal ini bisa dilakukan dengan cara membuat daftar penyakit apa saja yang
pernah diderita oleh keluarga klien yang dapat diturunkan (penyakit genetik, misalnya
hemofili, TD tinggi, dsb). Biasanya dibuat dalam silsilah keluarga atau pohon keluarga.
- Penyakit
Tanyakan kepada klien penyakit apa yang pernah diderita klien. Apabila klien pernah
menderita penyakit keturunan, maka ada kemungkinan janin yang ada dalam
kandungannya tersebut beresiko menderita penyakit yang sama.
Tanyakan kepada klien penyakit apa yang sedang ia derita sekarang. Tanyakan
bagaiaman urutan kronologis dari tanda-tanda dan klasifikasi dari setiap tanda penyakit
tersebut. Hal ini diperlukan untuk menentukan bagaimana asuhan berikutnya. Misalnya
klien mengatakan bahwa sedang menderita penyakit DM, maka bidan harus terlatih
memberikan asuhan kehamilan klien dengan DM.
Tanyakan kepada klien apakah pernah dirawat di rumah sakit. Hal in ditanyakan untuk
melengkapi anamnesa.
Kalau klien menjawab pernah, tanyakan berapa lama ia dirawat. Hal ini ditanyakan
untuk melengkapi data anamnesa.
Dengan penyakit apa dirawat
Kalau klien menjawab pernah pada pertanyaan apakah ia pernah dirawat, tanyakan
dengan penyakit apa ia di rawat. Hal ini diperlukan karena apabila klien pernah dirawat
dengan penyakit itu dan dalam waktu yang lama hal itu menunjukkan bahwa klien saat
itu mengalami penyakit yang sangat serius
e) Pengkajian Emosional
a. Trimester Pertama
Selama bulan pertama hingga ketiga, suasana emosi ibu hamil biasanya gampang sekali
berubah. Pergolakan emosi menyebabkan anda sensitif, mudah menangis, gampang
lelah, takut bila terjadi keguguran, lebih merasakan “sakit” dari pada hamil. Perubahan
emosi anda lebih disebabkan adanya aktifitas hormonal yang meningkat pesat dan
sebagai faktor fisik. Misalnya kelelahan, mual, muntah, morning sickness atau
perubahan bentuk tubuh.
b. Trimester kedua
Pada usia kehamilan ini, emosi anda jauh lebih baik dan tidak banyak keluhan yang
anda rasakan pada trimester sebelumnya. Oleh karena itu, periode ini bisa disebut
periode keemasan. Anda mulai bisa menyesuaikan diri dengan perubahan hormonal
kehamilan. Selain itu, tidak banyak muncul keluhan keluhan fisik. Inilah yang membuat
anda bisa menjalani kehamilan dengan lebih enak dan tidak sedramatis sebeumnya.
c. Trimester tiga
Memasuki trimester akhir ini, kondisi perut anda akan semakin besar dan
mengakibatkan anda susah bergerak, cepat lelah, mudah lupa dan gampang cemas.
Emosi kembali sukar untuk dikendalikan, bahkan anda menjadi lebih sensitif. Tetapi
seiring bertambahnya usia kehamilan, anda menjadi lebih siap mental untuk
mempersiapkan persalinan dan kelahiran buah hati yang telah dilahirkan.
Tips Menghadapi Perubahan Emosi:
1. Mengetahui perubahan emosi yang anda rasakan adalah normal dan bisa
membantu
3. Makan maknan yang bergizi sert berolahraga teratur juga bisa membantu anda
untuk membentuk pola pikir positif tentang kondisi anda
5. Berbagi pengalaman dengan orang yang pernah mengalami kondisi serupa dengan
anda
b. Pengkajian Fetal
1. Gerakan Janin
a. Pengertian
Pola gerakan janin adalah tanda reliabel tentang kesejahteraan janin,dimana gerakan
janin yang mengikuti pola teratur dari waktu ketika gerakan ini dirasakan. Data
sedikitnya 10 gerakan perhari dianggap lazim. Perhitungan gerakan janin harus dimulai
pada usia kehamilan34-36minggu bagi wanita yang berisiko rendah mengalami
insufisiensi utero plasenta. Sedangkan pada wanita yang faktor resikonya telah
diidentifikasi, perhitungan gerakan janin dilakukan pada usia kehamilan 28
minggu.Gerakan janin normal yaitu sekelompok atau beberapa kelompok aktivitas
tungkai dan tubuh janin yang menunjukan normalitas.Gerakan janin pada grimigravida
dirasakan pada kehamilan 18minggu, sedangkan pada multigravida pada kehamilan 16
minggu.
b. Usia kandungan
c. Kadar glukosa
d. Stimulus suara
g. Hipoksia
h. Asidemia
i. Polihidramnion
j. Oligohidramnion
Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 10 jam, jika dibutuhkan waktu lebih lama
untuk mencapai 10 kali gerakan, atau jika tidak terasa gerakan dalam 10 jam maka
hubungi bidan. Kelebihan metode ini yaitu: mudah digunakan, singkat dan mudah
diinterpretasi.
f) Pengkajian Fetal
- Gerakan janin
Dapat secara subjektif (ditanyakan kepada ibu), atau objektif (palpasi atau dengan
USG). Janin normal, tidak ada hipoksia, akan aktif bergerak. Normal gerakan janin
dirasakan oleh ibu sebanyak lebih dari 10 kali per hari (pada usia di atas 32 minggu).
Dalam kehidupan janin intrauterin, sebagian besar oksigen hanya dibutuhkan oleh otak
dan jantung (refleks redistribusi).
Minggu ke-21 sampai 24. Aktivitas bayi makin meningkat. Dia banyak menendang dan
jungkir balik, karena volume air ketuban masih sering memungkinkan untuk bergerak
leluasa.
Minggu ke-25 sampai 28. Bayi mulai cegukan. Inilah yang menyebabkan ibu hamil
merasakan sensai seperti tersentak-sentak. Dia juga akan bergerak merespon suara dari
luar karena pendengarannya makin baik. Kadang-kadang janin ‘kaget’ mendengar suara
keras.
Minggu ke-29 sampai 31. Gerakan bayi makin kuat, teratur dan terkendali. Kadang ibu
hamil sampai merasakan rahim kontraksi.
Minggu ke-32 sampai 24. inilah mas apuncak aktivitas bayi. Dalam minggu-minggu ini,
ibu hamil akan merasakan peningkatan frekuensi dan tipe gerakan bayi, karena dia
semakin besar dan kuat.
Minggu ke-36 sampai 40. ukuran bayi yang semaik besar dan keterbatasan ruang
dalam rahim membuat gerakan memutar janin makin berkurang frekuensinya.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai hubungan gambaran DJJ dan aktivitas
janin. Cara pemeriksaan ini dikenal juga dengan nama aktokardiografi, atau fetal
activity acceleration determination (FAD; FAAD). Penilaian dilakukan terhadap
frekuensi dasar DJJ, variabilitas, dan timbulnya akselerasi yang menyertai gerakan
janin.
Tehnik pemeriksaan NST : 1. Pasien berbaring dalam posisi semi-Fowler, atau
sedikit miring ke kiri. Hal ini berguna untuk memperbaiki sirkulasi darah ke janin dan
mencegah terjadinya hipotensi. 2. Sebelum pemeriksaan dimulai, dilakukan pengukuran
tensi, suhu, nadi, dan frekuensi pernafasan ibu. Kemudian selama pemeriksaan
dilakukan, tensi diukur setiap 10-15 menit (hasilnya dicatat pada kertas KTG). 3.
Aktivitas gerakan janin diperhatikan dengan cara: · Menanyakan kepada pasien. ·
Melakukan palpasi abdomen. · Melihat gerakan tajam pada rekaman tokogram (kertas
KTG). 4. Bila dalam beberapa menit pemeriksaan tidak terdapat gerakan janin,
dilakukan perangsangan janin, misalnya dengan menggoyang kepala atau bagian janin
lainnya, atau dengan memberi rangsang vibro-akustik (dengan membunyikan bel, atau
dengan menggunakan alat khusus untuk keperluan tersebut). 5. Perhatikan frekuensi
dasar DJJ (normal antara 120 – 160 dpm). 6. Setiap terjadi gerakan janin diberikan
tanda pada kertas KTG. Perhatikan apakah terjadi akselerasi DJJ (sediktinya 15 dpm). 7.
Perhatikan variabilitas DJJ (normal antara 5 – 25 dpm). 8. Lama pemeriksaan sedikitnya
20 menit.
Interpretasi NST
1. Reaktif:
Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit, disertai dengan akselerasi
sedikitnya 15 dpm.
Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 – 160 dpm.
2. Non-reaktif:
Tidak terdapat gerakan janin dalam 20 menit, atau tidak terdapat akselerasi pada
gerakan janin.
Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm, atau lebih dari 160 dpm).
3. Meragukan:
Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit, atau terdapat akselerasi yang
kurang dari 15 dpm.
- Amniosentesis
c. Kram Kaki
Alasan-alasan fisiologis dari kram di kaki ini tidaklah jelas diketahui. Selama
sekian tahun, kram di kaki dianggap disebabkan oleh kurangnya atau terganggunya
konsumsi kalsium atau ketidakseimbangan dalam perbandingan kalsium-fosfor didalam
tubuh, tetapi semua penyebab ini sekarang tidak lagi dinyatakan demikian dalam
literatur-literatur saat ini.
Satu aliran lain menganggap bahwa uterus yang membesar memberikan tekanan pada
pembuluh-pembuluh darah panggul, dan dengan demikian mempengaruhi sirkulasi, atau
pada syaraf saat mereka meresap melalui foramen obturator dalam perjalanannya ke
tungkai bagian bawah.
d. Edema Tungkai
Edema (penimbunan cairan atau bengkak) tungkai adalah akibat sirkulasi vena
yang terganggu serta tekanan vena yang meningkat didalam tungkai bagian bawah.
Gangguan-gangguan sirkulasi ini adalah disebabkan tekanan dari uterus yang membesar
pada pembuluh-pembuluh vena panggul pada saat wanita tersebut sedang duduk atau
berdiri serta pada vena cava inferior ketika wanita tersebut berbaring menggeletak.
d. Varikositas/varises
Edema (penimbunan cairan atau bengkak) tungkai adalah akibat sirkulasi vena yang
terganggu serta tekanan vena yang meningkat didalam tungkai bagian bawah.
Gangguan-gangguan sirkulasi ini adalah disebabkan tekanan dari uterus yang membesar
pada pembuluh-pembuluh vena panggul pada saat wanita tersebut sedang duduk atau
berdiri serta pada vena cava inferior ketika wanita tersebut berbaring menggeletak.
1. Perdarahan pervaginam
2. Sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang
3. Perubahan visual secara tiba-tiba (mata berkunang-kunang)
4. Pembengkakan pada wajah dan tangan
5. Sakit abdomen atau nyeri pada ulu hati yang hebat
6. Pergerakan bayi berkurang tidak seperti biasanya atau bahkan tidak ada
pergerakan
4. Mengidentifikasi Kemungkinan Kebutuhan Belajar
Pada setiap kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan kepada ibu bagaimana
mengenali tanda-tanda bahaya ini, dan menganjurkan untuk datang ke klinik dengan
segara jika ia mengalami tanda-tanda bahaya tersebut. Dari beberapa pengalaman, akan
lebih baik memberikan pendidikan kepada ibu dan anggota keluarga khususnya
pembuat keputusan utama, sehingga si ibu akan didampingi untuk mendapatkan asuhan.
Enam tanda-tanda bahaya selama periode antenatal adalah:
a. Perdarahan vagina
b. Sakit kepala yang hebat, menetap yang tidak hilang
c. Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur, rabun senja)
d. Nyeri abdomen yang hebat
e. Bengkak pada muka atau tangan
f. Bayi kurang bergerak seperti biasa
NICE Antenatal Guideline menyatakan bahwa pada trimester I seorang wanita hamil
sebaiknya ditawarkan untuk melakukan beberapa screening yaitu :
a. Screening adanya anomali fetal : amniosintesis, cordosintesis
b. Screening adanya infeksi : bakterial vaginosis, chlamidia, hepatitis, TORCH
Namun, pelaksanaan screening ini dilakukan hanya jika ada faktor risiko atau muncul
keluhan yang mengarah pada keadaan – keadaan tersebut.
1. Tujuan rujukan
2. Agar setiap klien mendapat perawatan dan pertolongan yang lebih baik
3. Menjalin kerjasama dengan cara merujuk klien atau mendapatkan perlengkapan
laboratorium yang memiliki fasilitas lebih lengkap upaya mendapatkan hasil test
laboratorium yang lebih meyakinkan.
4. Hal-hal yang dapat dirujuk
5. Memberikan asuhan kebidanan pada klien dengan resiko tinggi dan pertolongan
pertama pada kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi antar
dokter
6. Rujukan atas kasus-kasus patologik pada kehamilan, persalinan dan nifas
7. Merujuk klien yang sedang menghadapi kasus atau masalah reproduksi, seperti
kasus ginekologi atau kontrasepsi yang memerlukan penanganan spesialis.
8. Hasil informasi dari kegiatan rujukan
9. Membahas secara lengkap data-data medis klien yang telah dikirim dan advis
rehabilitas kepada unit yang mengirim
10. Menjalin kerjasama sistem pelaporan tentang data-data medis pada umumnya
dan data-data parameter pelayanan kebidanan khususnya mengenai kematian
maternal dan periental
Jadwal kunjungan antenatal dapat disesuaikan dengan keadaan ibu, bagi wanita nulipara
dengan kehamilan normal 10 kali pertemuan dianggap sudah cukup adekuat, bagi
wanita multipara normal 7 kali pertemuan dianggap adekuat. Jadwal kunjungan yang
dianjurkan adalah :