Anda di halaman 1dari 18

SDIDTK DI POSYANDU

No. Kode

Terbitan
No. Ditetapkan Oleh :
Revisi Kepala UPTD
UPTD SOP Tgl. Puskesmas Seteluk

PUSKESMAS Mulai
Berlaku
SETELUK
Halaman KALSUM, A.Md.Keb., SKM
NIP.197208221991032001
1. Pengertian Pertumbuhan adalah : - bertambahnya ukuran dan jumlah sel jaringan interseluler
berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga
dapat diukur dengan satuan panjang dan berat
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebihkompleks
dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan
kemandirian.
2. Tujuan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak yang datang ke Posyandu.
3. Kebijakan Sk Kepala Puskesmas No ……………………….tentang pelayanan SDIDTK di
Posyandu.
4. Referensi buku pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh Tumbuh
kembang anak di tingkat pelayanan kesehatan dasarkemenkes RI Tahun 2013
5. Prosedur Alat : - Meteran
- Timbangan
APE
- Alat Tulis
6. Langkah-langkah 1. petugas menyiapkan diri dari Puskesmas
2. petugas menyiapkan alat-alat
3. petugas turun lapangan
4. petugs memberitahu maksudnya kepada sasaran
5. petugas mengatur sasaran
6. petugas mengukur TB, Lingkar kepala, dan lingkar lengan
7. petugas mengukur tingkat perkembangan dan memberikan APE
8. petugas memberitahu kepada sasaran bahwa kegiatan yang dilakukan sudah
selesai
9. petugas mencatat kegiatan dalam buku kegiatan
10. petugas merapikan alat
11. petugas pulang
7. Bagan Alir
menyiapkan diri dari Menyiapkan alat-alat
Puskesmas

mengatur memberitahu turun lapangan


sasaran maksud kegiatan Posyandu
Melakukan memberitahu kepada sasaran
Merapikan
penimbangan bahwa kegiatan yang
Alat
dilakukan sudah selesai
Posyandu

mengukur TB pulang

memberikan APE

8. Hal-hal yang perlu timbangan harus benar-banar di angka nol


diperhatikan
9. Unit Terkait Semua ruangan yang ada di puskesmas seteluk
10. Dokumen Terkait Buku bendahara barang
PEMERIKSAAN SDIDTK ANAK PRASEKOLAH
(APRAS) / TAMAN KANAK-KANAK (TK)
No. Dokumen
No. Revisi
SOP Tanggal Terbit
Halaman

PUSKESMAS dr. Sylvia Dewi Anwar


LUBUK BEGALUNG NIP.197603272008012
003
1. Pengertian SDIDTK Apras / TK adalah kegiatan Stimulasi, Deteksi, Intervensi,
Tumbuh Kembang untuk anak umur 60-72 bulan yang ada di wilayah
kerja Puskesmas dilakukan oleh dokter, bidan, perawat, ahli gizi,
penyuluh kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lain dan petugas
sektor lain (kader kesehatan) dalam menjalankan tugas melakukan
Stimulasi, Deteksi, Intervensi, Tumbuh Kembang (SDIDTK).
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan Stimulasi, Deteksi, Intervensi,
Tumbuh Kembang (SDIDTK) di TK wilayah kerja Puskesmas Lubuk
Begalung
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Lubuk Begalung Nomor 004 / V
Tahun 2016 tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan Program Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) di Puskesmas Lubuk Begalung.
4. Referensi Buku Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
2010)
5. Prosedur 1. Petugas mempersiapkan alat :
- Timbangan
- Metlin
- Mikrotoa dan pengukur panjang badan bayi
- Alat permainan edukatif
- Formulir SDIDTK
- Buku pedoman pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, Intervensi,
Tumbuh Kembang (SDIDTK).
2. Petugas melakukan anamnesa identitas dan mengisi formulir
Stimulasi, Deteksi, Intervensi, Tumbuh Kembang (SDIDTK).
3. Petugas menghitung umur balita atau anak pra sekolah yang
akan di Stimulasi, Deteksi, Intervensi, Tumbuh Kembang (SDIDTK).
4. Petugas menanyakan keluhan utama.
5. Petugas melakukan pemeriksaan pertumbuhan dengan
melakukan pemeriksaan antropometri BB, TB, LKA
6. Petugas melakukan pemeriksaan perkembangan dengan
menggunakan KPSP.
7. Petugas memberikan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan
anak.
8. Petugas melakukan pemeriksaan Tes Daya Lihat dan Tes Daya
Dengar sesuai usia.
9. Jika terdapat indikasi petugas melakukan pemeriksaan CHAT
(cek list deteksi dini autis), KMEE (Kuesioner Masalah Mental
Emosional), GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif)
10. Jika terdapat permasalahan pertumbuhan atau perkembangan anak
petugas memberikan intervensi dini dan penatalaksanaan rujukan.
11. Petugas mencatat hasil deteksi dini Tumbuh kembang pada
Formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak

6. Diagram Alir

7. Unit Terkait 1. Poli KIA – KB


2. Poli Gigi
3. Poli Umum
4. Konsultasi Gizi
5. Konsultasi Psikolog

8. Dokumen
Terkait

9. Rekaman
No. Isi Perubahan Yg Dirubah Tgl Mulai Berlaku
Historis
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

Topik : Kesehatan Anak


Sub Topik : Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK)
Sasaran : Mahasiswa kebidanan
Hari/tanggal : Sabtu, 12 Maret 2014
Jam : 11.00 s.d. 12.00 WIB
Waktu : 60 menit
Tempat : Ruang Kelas

1. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini Mahasiswa dapat mengerti dan dapat melakukan
deteksi dini tumbuh kembang pada balita.

2. Tujuan Intruksional Khusus ( TIK )


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan kembali
tentang:
a. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Anak.
b. Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak
c. Faktor yang mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak
d. Aspek-aspek perkembangan yang dipantau
e. Tahap Perkembangan Anak menurut umur
f. Beberapa gangguan tumbuh kembang yang sering ditemukan
g. Macam - macam Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak

3. Materi
Terlampir
4. Metode
Ceramah, tanya jawab dan simulasi

5. Media
Materi SAP, Power Point, Formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak dan KPSP

6. Kegiatan Pembelajaran
No. Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
1 5 menit Pembukaan:  Menjawab salam
 Memberi salam  Mendengarkan dan
 Menjelaskan tujuan memperhatikan
pembelajaran
 Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan
disampaikan
2 40 menit Pelaksanaan, menjelaskan materi  Menyimak dan
penyuluhan secara berurutan: memperhatikan
 Pengertian pertumbuhan dan penjelasan materi.
perkembangan,
 Ciri - ciri tumbuh kembang
anak,
 Aspek perkembangan yang
dipantu,
 Tahapan perkembangan anak
menurut umur,
 Beberapa Gangguan tumbuh
kembang
 Cara Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Anak
3 10 menit Evaluasi:  Bertanya kepada kader.
 Tanya jawab tentang materi  Menjawab pertanyaan
dan simulasi pengisian yang diberikan oleh
formulir DDTK pemateri
 Memberi pujian atau
dukungan kepada kader
4 5 menit Penutup:  Menyimpulkan semua
Menyimpulkan Materi dari materi penyuluhan
 Mengucapkan terima kasih. yang telah diberikan.
Mengucapkan salam.  Menjawab salam

7. Evaluasi
a. Apa pengertian dari pertumbuhan dan perkembangan?
b. Apa ciri pertumbuhan dan perkembangan pada anak ?
c. Faktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak?
d. Aspek-aspek perkembangan apa saja yang dipantau ?
e. Sebutkan alat yang digunakan untuk mendeteksi perkembangan anak ?

8. Jawaban
a. Pertumbuhan adalah Proses bertambahnya ukuran/dimensi akibat bertambah banyaknya sel-sel
dan atau bertambah besarnya sel-sel serta bertambahnya jaringan interseluler
Perkembangan adalah Bertambahnya kemampuan (Skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan.

b. Ciri Tumbuh Kembang Anak :


 Perkembangan menimbulkan perubahan
 Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya
 Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
 Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
 Perkembangan mempunyai pola yang tetap
 Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
c. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak :
1. Faktor dalam : Ras, Keluarga, Umur, Jenis Kelamin, Genetik, Kelainan kromosom
2. Faktor luar : prenatal, persalinan, pascasalin, psikologis
d. Gerak kasar atau motorik kasar, gerak halus atau motorik halus, kemampuan bicara dan bahasa,
sosialisasi dan kemandirian
e. Alat yang digunakan untuk mendeteksi perkembangan anak adalah : KPSP, TDL. TDD.

9. Daftar Pustaka
http://ismadiary.blogspot.com/2007/08/tumbuh-kembang-anak.html
http://www.cybertokoh.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=3987)
http://www.surabaya-ehealth.org/e-team/berita/pelatihan-stimulasi-amp-intervensi-deteksi-dini-tumbuh-
kembang-anak-di-kota-surabaya-

http://www.jambiindependent.co.id/home/modules.php?name=News&file=print&sid=4336.

http://www.droensolobaru.com/tumbang.shtml.

http://edwintohaga.wordpress.com/deteksi-dini-tumbuh-kembang-anak-kita.

Depkes RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Tumbuh Kembang Anak ditingkat
Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta. 2006.

Lampiran Materi
DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK

A. Pengertian
Tumbuh kembang berasal dari kata :
1. Pertumbuhan (growth) :
Proses bertambahnya ukuran/dimensi akibat bertambah banyaknya sel-sel dan atau bertambah
besarnya jaringan interseluler, yang berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh
sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
2. Perkembangan (development)
Bertambahnya kemampuan (Skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.

B. Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak


1. Perkembangan menimbulkan perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai
dengan perubahan fungsi. Misal perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai
pertumbuhan otak dan serabut saraf.

2. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal akan menentukan perkembangan selanjutnya
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati
tahapan sebelumnya. Misal seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia dapat berdiri.

3. Pertumbuhan dan Perkembangan mempuyai kecepatan yang berbeda.


Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik
dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-
masing anak.
4. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan
mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat
dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.
5. Perkembangan mempunyai pola yang tetap
a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah kaudal/anggota
tubuh (pola sefalokaudal)
b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian
distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal)
6. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap
tersebut tidak dapat terjadi terbalik. Misal anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran
sebelum membuat kotak.

C. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak


 Faktor Internal : Gen, Kromosom, umur, jenis kelamin
 Faktor Eksternal :
a. Faktor Prenatal : Gizi, zat kimia, endokrin, infeksi
b. Faktor persalinan : trauma kepala, asfiksia
c. Faktor Postnatal : Gizi, Lingkungan, Trauma, Toksin, psikologis

D. Aspek Perkembangan yang Dipantau


1. Gerak Kasar atau Motorik Kasar : aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak
melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti : duduk, berdiri
2. Gerak halus atau Motorik Halus : aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot
kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menulis dan
sebagainya.
3. Kemampuan Bicara dan Bahasa : aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk
memberikan respon terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan
sebagainya.
4. Sosialisasi dan Kemandirian : aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak
(makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain) bersosialisasi drngan lingkungan san
sebagainya.

E. Tahapan Perkembangan Anak


1. Usia 0-3 bulan
Bayi mulai belajar mengangkat kepala, Belajar mengikuti obyek dengan matanya, Melihat
ke muka seseorang dengan tersenyum, Berreaksi terhadap suara dan bunyi, Mengenal ibunya
dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak, menahan barang yang dipegangnya,
mengoceh spontan atau berreaksi dengan mengoceh.
2. Usia 3-6 bulan
Bayi mulai bisa mengangkat kepala 900 mengangkat dada dengan bertopang tangan, mulai
belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau diluar jangkauannya, menaruh
benda-benda di dalam mulutnya, berusaha memperluas lapangan pandangan, tertawa dan
menjerit gembira bila diajak bermain, mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang
3. Usia 6-9 bulan
Bayi mulai dapat duduk tanpa dibantu, dapat tengkurap dan berbalik sendiri, dapat
merangkak meraih benda atau mendekati seseorang, memindahkan benda dari satu tangan ke
tangan yang lain, memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk, bergembira dengan
melempar-lempar benda, mengeluarkan kata-kata tanpa arti, mengenal muka anggota-anggota
keluarga dan takut kepada orang yang asing/lain, mulai berpartisipasi dalam permaianan tepuk
tangan dan sembunyi-sembunyian.
4. Usia 9-12 bulan
Bayi mulai dapat berdiri sendiri tanpa dibantu, dapat berjalan dengan dituntun, menirukan
suara, mengulang bunyi yang didengarnya, belajar menyatakan satu atau dua kata, mengerti
perintah sederhana dan larangan , memperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi
sekitarnya, ingin melihat semuanya, ingin menyentuh apa saja dan memasukan benda-benda ke
mulutnya, berpartisipasi dalam permainan.
5. Usia 12-18 bulan
Balita usia 12-18 bulan mulai dapat nerjalan mdan mengeksplorasi rumah serta keliling
rumah, menyusun 2 atau 3 kotak, dapat mengatakan 5- 10 kata, memperlihatkan rasa cemburu
dan rasa bersaing.
6. Usia 18-24 bulan
Pada usia ini, balita biasanya sudah bisa naik turun tangga, menyususn 6 kotak, menunjuk
mata dan hidungnya, menyususn dua kata, belajar makan sendiri, menggambar garis di kertas
atau pasir, mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil, menaruh minat kepada
apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang lebih besar, memperlihatkan minat kepada apa yang
anak lain kerjakan dan bermain-main dengan mereka.

7. Usia 2- 3 tahun
pada usia ini anak belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki, membuat
jembatan dengan 3 kotak, mampu menyususn kalimat, mempergunakan kata-kata saya, bertanya,
mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya, menggambar lingkaran, bermain dengan anak lain
dan menyadari adanya lingkungan lain diluar eluarganya.
8. Usia 3-4 tahun
Pada usia ini anak sudan daoat berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangganya, berjalan
pada jari kaki, belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri, menggambar garis silang,
menggambar orang hanya kepala dan badan, mengenal 2 atau 3 warna, bicara dengan baik,
menyebut namanya, jenis kelain dan umurnya, jenis kelamin dan umurnya, banyak bertanya,
bertanya bagaimana anak melahirkan, mengenal sisi atas, sisi bawah, sisi muka dan sisi
belakang, mendengar cerita-cerita bermain dengan anak lain, menunjukan rasa sayang kepada
saudara-saudaranya, dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana.
9. Usia 4-5 tahun
Pada usia ini sudah dapat melompat dan menari, meggambar orang dengan kepala lengan
dan badan, menggambar segitiga dan segiempat, pandai bicara, dapat menghitung jari-jarinya,
dapa menyebutkan hari-hari dalam minggu, mendengar atau mengulang hal-hal penting dan
cerita, minat kepada kata baru dan artinya, memprotes bila dilarang apa yang diinginkannya,
mengenal 4 warna, memperkirakan bentuk dan besarnya benda, membedakan besar dan kecil,
menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa.

F. Beberapa Gangguan Tumbuh Kembang pada Anak


1. Gangguan Bicara dan Bahasa
2. Cerebral Palsy
3. Sindrom Down
4. Perawakan Pendek
5. Gangguan Autisme
6. Retardasi Mental
7. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)

G. Deteksi Dini Tumbuh Kembang


1. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
a. Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan (BB/TB)
Alat yang digunakan yaitu dacin (timbangan gantung), dengan terlebih dahulu
menyeimbangkan dacin pada titik “0”.
Pengukuran Panjang Badan atau Tinggi Badan
Panjang badan diukur bila anak belum bisa berdiri, dengan cara bayi dibaringkan terlentang,
kepala bayi menempel pada pembatas angka 0, lutut diluruskan, batas kaki ditempelkan pada
telapak kaki.
Tinggi Badan diukur dengan cara anak tidak memakai sandal sepatu, berdiri tegak menghadap
kedepan, punggung patat tumit menempel pada tiang pengukur, turunkan batas atas sampai
menempel di ubun-ubu, kemudian baca angka.
Gunakan Tabel Berat Badan / Tinggi Badan (BB/TB) untuk melihat status gizi pada balita
tersebut.
Interpretasi :
Normal : -2 SD s/d 2 SD atau Gizi Baik
Kurus : < -2 SD s/d -3 SD atau Gizi Kurang
Kurus Sekali : <-3 SD atau Gizi Buruk
Gemuk : > 2 SD atau Gizi Lebih
Intervensi : Lihat pedoman tatalaksana Gizi Buruk di MTBS
b. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA)
Alat ukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis mata di atas kedua telinga,
baca angka pada pertemuan angka nol. Catat hasil pada grafik lingkaran kepala menurut umur
dan jenis kelamin anak.
Interpretasi :
Bila lingkar kepala di jalur hijau, maka lingkar kepala normal, bila di atas yaitu makrosefal, bila
dibawah jalur hijau yaitu mikrocepal
Intervensi :
Bila ditemukan Makrocepal atau Microcepal segera rujuk ke Rumah Sakit

2. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak


Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak dilakukan di semua tingkat pelayanan, adapun
pelaksana dan alat yang digunakan :
Tingkat Pelayanan Pelaksana Alat Yang Digunakan
Keluarga dan - Orang Tua Buku KIA
Masyarakat - Kader Kesehatan
- Petugas pusat PAUD KPSP
terlatih TDL
- Guru TK Terlatih TDD
Puskesmas Dokter, Bidan, Perawat KPSP
TDL
TDD

Keterangan :
Buku KIA : Buku Kesehatan Ibu Anak
KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
TDL : Tes Daya Lihat
TDD : Tes Daya Dengar
PAUD : Pendidikan Anak Usia Dini
a. Skrining / pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan (KPSP)
- Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP adalah untuk
mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
- Jadwal skrining KPSP rutin adalah setiap tiga bulan sekali sampai usia 24 bulan, dan setiap 6
bulan sekali sampai usia 72 bulan
- Sasaran KPSP anak sampai dengan usia 72 bulan
- Alat yang digunakan adalah formulir KPSP sesuai usia anak
- Cara menggunakan KPSP : anak dibawa, tentukan umur, tanyakan pertanyaan secara berurutan,
setiap prtanyaan hanya ada satu jawaban “Ya” atau “Tidak”
Interpretasi
- Hitung jumlah jawaban Ya, jawaban Ya bila ibu/pengasuh menjawab : anak bisa atau pernah
atau sering atau kadang-kadang melakukannya. Jawaban Tidak bila ibu/pengasuh menjawab :
anak belum pernah melakukan atau tidak pernah atau ibu/pengasuh anak tidak tahu.
- Jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahapan perkembangannya
(S)
- Jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)
- Jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P)
Intervensi
- Bila anak sesuai umur (S)
1) Beri pujian kepada ibu/pengasuh
2) Teruskan pola asuh anak sesuai tahap perkembangan
3) Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat sesering mungkin
4) Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di Posyandu
5) Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak usia dibawah
24 bulan, dan 6 bulan sekali pada anak di atas 24 bulan sampai 72 bulan.
- Bila perkembangan anak meragukan (M)
1) Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak lebih sering lagi
2) Ajarkan ibu melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk mengatasi penyimpangan
3) Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit yang
menyebabkan penyimpangan perkembangannya.
4) Lakukan penilaian KPSP 2 minggu kemudian
5) Jika hasil KPSP ulang jawaban “Ya” tetap 7 atau 8 maka keungkinan ada penyimpangan.
- Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P)
Rujuk ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan
(gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian).

b. Tes Daya Dengar (TDD)


- Tujuan tes daya dengar adalah untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini, agar dapat
segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar.
- Jadwal TDD adalah setiap tiga bulan pada bayi umur kurang dari 12 bulan dan setiap 6 bulan
pada bayi di atas 12 bulan
- Pada anak umur kurang dari 24 bulan : semua anak harus dijawab oleh orang tua/pengasuh
- Pada anak di atas 24 bulan atau lebih pertanyaan berupa perintah melalui orang tua/pengasuh.
Interpretasi
Bila ada jawaban TIDAK, kemungkinan anak mengalami gangguan pendengaran
Catat dalam buku KIA atau kohort bayi/balita

Intervensi
Rujuk ke Rumah Sakit bila tudak tertangani.

c. Tes Daya Lihat (TDL)


- Tujuan tes daya lihat adalah untuk mendeteksi secara dini kelainan daya lihat agar segera dapat
dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat
menjadi lebih besar.
- Jadwal tes daya lihat dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia prasekolah umur 36 sampai 72
bulan.
- Cara melakukan pemeriksaan dengan poster E (untuk pemeriksa) dan kartu E untuk anak.
- Pemeriksaan dilakukan dalam jarak 3 meter
- Tunjuk poster E dan suruh anak untuk mengarahkan kartu E sesuai yang kita tunjuk.
- Lakukan secara bergiliran antara mata kiri dan kanan dengan cara menutup sebelah mata dengan
kertas
- Jika sampai baris ketiga anak menjawab benar maka penglihatan anak normal, jika sampai baris
ketiga anak mengarahkan kartunya salah, kemungkinan anak mengalami gangguan penglihatan.
- Jika kemungkinan anak mengalami gangguan penglihatan, ulang peeriksaan pada 2 minggu
berikutnya, jika hasilnya tetap sama, rujuk segera ke Rumah Sakit dengan menuliskan mata yang
mengalami gangguan.

3. Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional


Deteksi dini penyimpangan mental emosional adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan
secara dini adanya masalah mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera dilakukan intervensi. Bila penyimpangan mental
emosional terlambat diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh
pada tumbh kembang anak. Deteksi ini dilakukan oleh tenaga kesehatan.
Ada beberapa jenis alat yang digunakan untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan
mental emosional pada anak, yaitu :
a. Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMEE) : bagi anak umur 36 bulan sampai 72 bulan.
Dilakukan setiap 6 bulan sesuai dengan jadwal pemeriksaan perkembangan anak. Tanyakan
pertanyaan satu persatu pada ibu atau pengasuh. Jika ada 1 jawaban Ya maka kemungkinan anak
mengalami masalah mental emosional. Jika jawaban Ya 1, lakukan konseling kepada orang tua
dan evaluasi setelah 3 bulan.
Jika jawaban Ya 2 atau lebih segera rujuk ke Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas kesehatan
jiwa/tumbuh kembang anak.
b. Ceklis Autis anak Prasekolah (Checklist for Autism in Toddlers/CHAT) bagi anak umur 18 bulan
sampai 36 bulan
Ada 9 pertanyaan yang dijawab oleh orang tua/pengasuh, ada 5 perintah bagi anak.
- Risiko tinggi menderita autis : bila jawaban “Tidak” pada pertanyaan A5, A7, B2, B3 dan B4.
- Risiko rendah autis jika jawaban “Tidak” pada pertanyaan A7 dan B4
- Kemungkinan gangguan perkembangan lain : bila jawaban tidak jumlahnya 3 atau lebih
untuk pertanyaan A1-A4; A6; A8-A9; B1; B5.
- Anak dalam batas normal bila tidak termasuk dalam kategori 1, 2 dan 3.
- Bila anak risiko menderita autis atau kemungkinan ada gangguan perkembangan, rujuk ke
Rumah Sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak.
c. Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Pemusatan dan Hiperaktivitas (GPPH) bagi anak
umur 36 bulan keatas.
Formulir terdiri dari 10 pertanyaan yang ditanyakan pada orang tua/pengasuh.
Nilai 0 : Jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak
Nilai 1 : Jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak
Niali 2 : Jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak
Nilai 3 : Jika keadaan tersebut selalu ada pada anak.
Bila Nilai total 13 atau lebih anak kemungkinan GPPH.
- Jika nilai total 13 Rujuk segera ke Rumah Sakit dengan fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh
kembang anak.
- Jika Nilai total kurang dari 13 jadwalkan pemeriksaan ulang 1 bulan kemudian.

Anda mungkin juga menyukai