Anda di halaman 1dari 12

2.

1 Komponen Input

2.1.1 Standar Ketenagaan

A. Standar Ketenagaan

Menurut Permenkes RI no.75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan


Masyarakat pasal 16 (sesuai ayat) menyatakan bahwa standar
ketenagakerjaan puskesmas selayaknya terdiri dari:

1. Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas tenaga kesehatan dan tenaga
non kesehatan.
2. Jenis dan jumlah tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan sebagaimana
dimaksudkan pada ayat (1) dihitung berdasarkan analisis beban kerja,
dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan,
jumlah penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas
wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
lainnya di wilayah kerja, dan pembagian waktu kerja.
3. Jenis tenaga kesehatan di puskesmas rawat inap daerah perkotaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit terdiri atas:
a. Dokter atau dokter layanan primer: 2 orang.
b. Dokter gigi: 1 orang.
c. Perawat: 8 orang.
d. Bidan: 7 orang.
e. Tenaga kesehatan masyarakat: 2 orang.
f. Tenaga kesehatan lingkungan: 1 orang.
g. Ahli teknologi laboratorium medik: 1 orang.
h. Tenaga gizi: 2 orang.
i. Tenaga kefarmasian: 2 orang.
j. Tenaga administrasi: 3 orang.
k. Pekarya: 2 orang.

Sedangkan kegiatan pelayanan di KIA yang menjadi tanggung jawab


puskesmas dilakukan oleh tenaga bidan dengan latar belakang pendidikan
minimal diploma 3 (D III), telah memiliki Surat Ijin Kerja Bidan (SIKB)
dan Surat Tanda Registrasi (STR) yang masih berlaku.

Sumber daya manusia yang ada di puskesmas Kedung Kandang


sendiri terdiri dari tenaga kesehatan dan non tenaga kesehatan dengan
jumlah:

Dokter umum :

Dokter gigi :

Bidan :

P2B :

D3 Kebidanan :

Perawat Kesehatan :

SPK :

D3 Keperawatan :

S1 Keperawatan :

Perawat gigi :

Perawat Mahir Jiwa :

Sanitasi/D3 Kesling :

Nutrisionist :

D3 Gizi :

S1 Gizi :

Apoteker :

Asisten Apoteker :

Analisis Laboratorium/D3 Analisis :

Tenaga Administrasi :
Sopir/Penjaga :

Kegiatan pelayanan di Puskesmas Kedung Kandang terutama dalam


pelayanan KIA yang menjadi tanggungjawab puskesmas dilakukan oleh
tenaga bidan dengan pendidikan minimal Diploma III (DIII Bidan) yang
telah memiliki Surat Ijin Kerja Bidan (SIKB) dan Surat Tanda Registrasi
Bidan (STR) yang masih berlaku. Meskipun terdapat satu tenaga bidan yang
berpendidikan P2B namun saat ini sedang mengikuti pendidikan
penyetaraan menjadi DIII. Selain itu terdapat kompetensi tambahan
(pelatihan):

1) APN termasuk Inisiasi Menyusu Dini


2) SDIDTK
3) MTBS/MTBM
4) Konseling Standarisasi KB
5) CTU
6) Konseling PPIA (Pencegahan Penularan Ibu dan Anak)
Petugas KIA, mempunyai tugas:
1) Menyusun rencana kerja pelayanan KIA-KB berdasarkan data
program.
2) Melaksankan ANC (Ante Natal Care), INC (Intra Natal Care), PNC
(Post Natal Care), perawatan neonatus, pelayanan KB, penyuluhan
KIA-KB dan koordinasi lintas program sesuai dengan prosedur/SOP.
3) Melaksanakan asuhan kebidanan.
4) Melaksanakan pelayanan kebidanan sesuai standar prosedur
operasional, SPM, Standar Pelayanan Publik (SPP) tata kerja, dan
kebijakan yang telah ditetapkan oleh Kepala Puskesmas.
5) Melakukan pencatatan pada rekam medik dengan baik, lengkap serta
dapat dipertanggungjawabkan termasuk sumber kode diagnose
menurut ICD.
6) Melakukan pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data kegiatan
KIA-KB sebagai lahan informasi dan pertanggungjawaban kepada
Kepala Puskesmas.
7) Melaksanakan evaluasi di kegiatan kebidanan dan melaporkan
pelaksanaan kegiatan secara berkala kepada penanggung jawab.
B. Distribusi Ketenagaan
Tenaga bidan di Puskesmas Kedung Kandang sebanyak (.... orang) dengan
kualifikasi lulusan D III Bidan sebanyak (.... orang).................
Teanga bidan ini didistribusikan di ruang KIA 3 orang, Imunisasi 1 orang,
Rawat Inap 4 orang, serta wilayah kerja puskesmas 4 orng.
C. Jadwal Kegiatan
1) Pelayanan KIA dibuka setiap hari mulai pukul 07.30 sampai dengan 14.00.
2) Jadwal pelayanan/kegiatan luar gedung disepakati dan disusun bersama
dengan sektor terkait dalam pertemuan lintas sektor maupun pertemuan
kader posyandu.
3) Kunjungan rumah dilakukan sesuai dengan tanggungjawab yang sudah
diberikan setiap wilayah.

2.1.2 Sarana dan Prasarana

1. Standar Fasilitas
a. Letak
Letak unit KIA/KB berdekatan dengan unit umum, ruang konsultasi gizi,
unit gizi, dan unit laboratorium. Kriteria ruangan: mempunyai fasilitas
dengan air mengalir untuk cuci tangan.
b. Ruang
1) Ruang KIA
Merupakan ruangan pelayanan KIA yang di dalamnya terdapat meja
dan kursi untuk melakukan anamnesa dan konseling, bed untuk
pemeriksaan, alat-alat kesehatan seperti bidan kit untuk melakukan
ANC, timbangan, dan pengukur tinggi badan.
2) Posyandu
Terdapat 36 posyandu tersebar diseluruh desa cakupan puskesmas
Kedung Kandang yaitu 15 posyandu di kelurahan Kotalama, 7 di
Kedung Kandang, 9 di Buring, dan 5 posyandu di Wonokoyo
dengan jumlah kader sebanyak 222 orang.
3) Ruang KB dan Kespro
Ruangan untuk pemasangan dan pelepasan alat kontrasepsi,
pemeriksaan ginekologi seperti pemeriksaan IVA, terdapat bed
ginekologi serta peralatan untuk pemasangan alat kontrasepsi (IUD
dan Implant).
4) Ruang IMS
5) Ruang Imunisasi
Ruang untuk melakukan imunisasi yang terdapat kulkas untuk
menyimpan coolpad, meja dan kursi untuk konseling, rak untuk
menyimpan laporan, tempat untuk menyimpan vaksin, lemari yang
berisi peralatan untuk imunisasi.
2. Pencatatan dan Pelaporan
Semua kegiatan pokok baik di dalam maupun di luar gedung puskesmas,
puskesmas pembantu, dan bidan di desa harus dicatat. Untuk memudahkan
dapat menggunakan formulir standar yang telah ditetapkan dalam SP2TP.
Jenis formulir standar yang digunakan dalam pencatatan adalah sebagi
berikut.
a. Rekam Kesehatan Keluarga (RKK)
Rekam kesehatan keluarga atau yang disebut family folder adalah
himpunan kartu-kartu individu suatu keluarga yang memperoleh
pelayanan kesehatan di puskesmas. Kegunaan dari RKK adalah untuk
mengikuti keadaan kesehatan dan gambaran penyakit di suatu keluarga.
Pengguna RKK diutamakan pada anggota keluarga yang mengidap
salah satu penyakit atau kondisi, misalnya penderita TBC, paru, kusta,
keluarga resiko tinggi yaitu ibu hamil resiko tinggi, neonatus resiko
tinggi (BBLR), balita kurang energi kronis (KEK).
b. Kartu Rawat Jalan
Kartu rawat jalan atau lebih dikenal dengan kartu rekam medik klien
merupakan alat untuk mencatat identitas atau status klien rawat jalan
yang berkunjung ke puskesmas.
c. Kartu Indeks Penyakit
Kartu indeks penyakit merupakan alat bantu untuk mencatat identitas
klien, riwayat, dan perkembangan penyakit. Kartu indeks penyakit
diperuntukkan khusus penderita penyakit TBC paru dan kusta.
d. Kartu Ibu
Kartu ibu merupakan alat bantu untuk mengetahui identitas, status
kesehatan, dan riwayat kehamilan sampai kelahiran.
e. Kartu Anak
Kartu anak adalah alat bantu untuk mencatat identitas, status kesehatan,
pelayanan preventif-promotif-kuratif-rehabilitatif yang diberikan
kepada balita dan anak prasekolah.
f. KMS (Kartu Menuju Sehat)
g. Register
Register merupakan formulir untuk mencatat atau merekap data
kegiatan di dalam dan di luar gedung puskesmas.

Bentuk catatan berdasarkan kegiatan, yaitu:

a. Catatan Pelayanan Kesehatan Anak


b. Catatan Pelayanan Kesehatan KB
c. Catatan Pelayanan Kesehatan Ibu
d. Catatan Imunisasi
e. Catatan Kunjungan Rumah
f. Catatan Persalinan
g. Catatan Kelainan
h. Catatan Kematian Ibu dan Bayi
i. Catatan Rujukan.

Data pengakajian atau catatan medik kesehatan klien di puskesmas


Keding Kandang terutama pada program KIA-KB telah dilakukan
pencatatan dan pelaporan sesuai dengan tindakan atau asuhan yang telah
dilakukan pada beberapa dokumen seperti:

a. Kesehatan Ibu dan KB


1) Buku KIA
2) Buku kohort ibu
3) Buku register ibu
4) Buku register KB
5) Formulir dan surat keterangan lain sesuai kebutuhan pelayanan yang
diberikan.
6) Formulir informed consent
7) Formulir rujukan
8) Formulir rujukan internal
9) Formulir pemberian informasi
b. Kesehatan Anak
1) Buku register bayi
2) Formulir pencatatan MTBS
3) Formulir pencatatan MTBM
4) Register kohort bayi
5) Register kohort anak balita
6) Register kohort anak pra sekolah
2.1.3 Dana
Berdasarkan Permenkes nomor 75 tahun 2014 pasal 42 ayat 1 menyatakan
bahwa pendanaan di puskesmas bersumber dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD);
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN);
c. Sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
Kegiatan atau program KIA puskesmas Kedung Kandang mendapat dana
yang berasal dari tiga sumber yaitu JKN, Bantuan Operasional Puskesmas
dan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Dana yang didapat dari BOK
digunakan untuk mendanai kelas ibu hamil, pertemuan dengan kader dan
deteksi dini resiko tinggi. Sedangkan dana Operasional dan JKN digunakan
untuk mendanai sarana prasarana di ruang KIA.
2.1.4 Metode
a. Di dalam gedung puskesmas
Meliputi semual pelayanan di ruang KIA, ruang KB-Kespro, serta
ruang imunisasi.
b. Pelayanan di Pustu
Hampir sama dengan pelayanan di gedung puskesmas, namun tidak
semuanya. Hanya beberapa pelayanan kesehatan dasar seperti
kegiatan imunisasi, pemeriksaan kehamilan, pengobatan dasar anak
dan dewasa sakit, dan lain-lain.
c. Pelayanan di Posyandu
Meliputi penimbangan rutin bayi dan balita setiap bulan, imunisasi,
pemberian vitamin dan MP-ASI serta konseling atau penyuluhan
kesehatan.
d. Pelayanan di kelas ibu
Kelas ibu hamil merupakan sarana bagi ibu hamil untuk belajar
bersama tentang kesehatan ibu hamil. Di kelas ini ibu hamil akan
diberikan pendidikan kesehatan dan dapat saling bertukar pendapat
tentang pengalamannya selama hamil.
e. Kunjugan Homecare
Homecare biasa dilakukan untuk komunitas. Sasaran Homecare
adalah ibu hamil, nifas, bayi dan keluarga.
2.1.5 Sasaran Program
a. Memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil, konseling gizi dan
konseling pranikah.
b. Melakukan deteksi tumbuh kembang bayi dan balita (SDIDTK).
c. Melakukan imunisasi dasar lengkap.
d. Melakukan skrining kesehatan bagi anak usia prasekolah.
e. Melakukan rujukan kasus resiko tinggi ibu dan bayi ke fasilitas
kesehatan yang sesuai dengan sistim rujukan yang ada.
f. Melaksanakan kelas ibu hamil.
g. Melakukan pemeriksaan MTBM dan MTBS.
h. Supervise fasilitatif.
i. Pemantapan PWS KIA.
2.2 Komponen Proses

2.2.1 Tatalaksana Pelayanan

Pelayanan KIA di puskesmas Kedung Kandang adalah kegiatan


pelayanan KIA mulai dari upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif yang dilakukan di wilayah Puskesmas. Pelayanan KIA di
puskesmas Kedung Kandang dilakukan di dalam gedung dan di luar
gedung, sebagaimana dijelaskan berikut ini. Pemantapan pelayanan KIA
dewasa ini diutamakan pada kegiatan pokok sebagai berikut:

a. Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar bagi seluruh ibu hamil.


b. Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kompeten
di fasilitas kesehatan.
c. Penanganan komplikasi kebidanan dan neonatal.
d. Kunjungan neonatus.

2.2.2 Pelayanan KIA-KB di Puskesmas Kedung Kandang

1. Di dalam gedung
Kegiatan pelayanan KIA di dalam gedung terdiri dari upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.
a. Asuhan Antenatal
1) Untuk menghindari risiko komplikasi pada kehamilan dan
persalinan, bidan puskesmas Kedungkandang bekerjasama dengan
kader dan Praktik Bidan Mandiri (PMB) untuk memotivasi setiap
ibu hamil untuk melakukan kunjungan antenatal komprehensif
yang berkualitas minimal 4 kali, termasuk melakukan pemeriksaan
darah dan urin serta bekerjasama dengan ruang gigi dan gizi sesuai
dengan kebutuhan ibu hamil.
2) Bidan melengkapi riwayat medis pada Kartu Ibu yang disimpan
dalam rekam medis di puskesmas Kedungkandang.
3) Bidan melakukan pemeriksaan fisik umum.
4) Melengkapi pemeriksaan fisik obstetrik pada kunjungan pertama:
a) Mengukur tinggi badan dan lingkar lengan atas (LILA).
b) Melakukan pemeriksaan mulai dari kepala hingga kaki secara
lengkap.
c) Kadar hemoglobin, golongan darah, tes HIV dan Hepatitis B.
d) Konsultasi internal ke ruang gigi dan gizi sesuai kebutuhan.

Pemeriksaan fisik obstetrik pada setiap kunjungan berikutnya:


a) Pantau berat badan dan tekanan darah ibu hamil.
b) Pantau tumbuh kembang janin dengan mengukur tinggi fundus
uteri (TFU).
c) Palpasi abdomen menggunakan manuver Leopold I-IV,
- Leopold I : mengukur tinggi fundus uteri dan bagian
janin yang terletak di fundus uteri (dilakukan sejak awal
trimester I).
- Leopold II : menentukan bagian janin pada sisi kiri dan
kanan ibu (dilakukan mulai akhir trimester II).
- Leopold III : menentukan bagian janin yang terletak di
bagian bawah uterus (dilakukan mulai akhir trimester II).
- Leopold IV : menentukan seberapa jauh masuknya janin
ke pintu atas panggul (dilakukan apabila bagian terbawah
janin sudah masuk PAP).
- Auskultasi denyut jantung janin menggunakan
funandoskop atau doppler (jika usia kehamilan >16
minggu).
5) Melakukan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk ibu hamil meliputi pemeriksaan
laboratorium (rutin maupun sesuai indikasi). Setelah pemeriksaan
laboratorium dilakkukan maka hasilnya akan diinformasikan oleh
bidan kepada ibu hamil. Apabila ada masalah dengan hasilnya
dapat diberikan pendidikan kesehatan, dikonsultasikan dokter
maupun dilakukan rujukan internal.
6) Memberikan suplemen dan pencegahan penyakit. Berikan tablet Fe
dan asam folat terutama pada trimester I.
7) Memberikan materi konseling, informasi, dan edukasi
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) wajib dimiliki oleh setiap ibu
hamil, karena materi konseling dan edukasi yang perlu diberikan
tercantum di buku tersebut. Bidan memotivasi ibu untuk membaca
dan memahami informasi yang ada dalam buku KIA sesuai dengan
kebutuhan ibu.
8) Identifikasi komplikasi dan melakukan rujukan

Pelayanan antenatal terpadu yang dilaksanakan dalam kegiatan KIA di


puskesmas Kedungkandang meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Memberikan pelayanan dan konseling kesehatan termasuk gigi


agar kehamilan berlangsung sehat.
2) Melakukan deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit/komplikasi
kehamilan.
3) Melakukan penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat
waktu bila diperlukan.
4) Melibatkan ibu dan keluarganya terutama suami dalam menjaga
kesehatan dan gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan
kesiagaan bila terjadi penyulit/komplikasi.
b. Deteksi Dini Faktor Risiko dan Komplikasi Kebidanan
Faktor risiko pada ibu adalah:
a) Primigravida kurang dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun.
b) Terlalu banyak anak 4/lebih.
c) Jarak persalinan terakhir dan kehamilannya sekarang kurang dari 2
tahun.
d) Tinggi badan kurang dari 145 cm.
e) Pernah gagal kehamilan.
f) Pernah melahirkan dengan vakum, uri dirogoh, dan diberi
infus/tranfusi.
g) Pernah operasi sesar.
h) Menderita penyakit kurang darah, malaria, TBC, payah jantung,
DM, penyakit menular seksual.
i) Bengkak pada muka/tungkai dan tekanan darah tinggi.
j) Riwayat nifas dengan komplikasi: perdarahan paska persalinan,
infeksi masa nifas, post partum blues.
k) Kelainan letak dan posisi janin: lintang/oblique atau sungsang.

Anda mungkin juga menyukai