DINAS KESEHATAN
JL. CUT NYAK DHIEN No. 33 TEIP. (0s41) - 661082 FAx (0s41) - 6622s8 KoDE POS : 7s512
TENGGARONG
Tenggarong, ll Maret 2016
Kepada Yth :
Di-
Kutai Kartansgara
Dinas Kesehatan
Kesehatan MasYarakat
KE-Si, tArAi,l
,tJfiddar.s-!{M-_!4Pt!
t4tooszt 19703 2 oo4
PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL KEGIATAN
OPERASIONALISASI RUMAH TUNGGU KELAHIRAN
DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KESEHATAN TA 2016
LATAR BELAKANG
Sesuai Dengan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan, salah satu fokus
prioritas kegiatan dalam pembangunan kesehatan di Indonesia adalah meningkatkan
status kesehatan ibu, bayi dan balita serta Keluarga Berencana. Beberapa indikator
penting yang terkait dengan status kesehatan ibu dan bayi adalah AKI (Angka
Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi). Hal tersebut sejalan dengan target
Sustainable Development Goals (SDG's) sektor kesehatan pada goal ke-3 yaitu
menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang
disegala usia.
Untuk rnencapai target diatas diperlukan upaya inovatif untuk mengatasl
penyebab utama kematian ibu dan bayi, serta adanya kebijakan dan sistem yang et-ektif
dalam mengatasi berbagai kendala yang timbul selama ini. Kejadian kematian ibu
dipengaruhi oleh faktor 3T (3 Terlambat : terlambat mengetahui, terlambat mengambil
keputusan dan rujukan serta terlarnbat mendapat penanganan) dan 4T (4 Terlalu :
terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat dan terlalu sering).
Peningkatan akses dan kualitas kesehatan ibu merupakan hal penting dalam
upaya percepatan p€nunrnan angka kematian ibu. Kondisi di Kabupaten Kutai
Kartanegara dengan kondisi geografis yang relatif sulit semakin menyebabkan
permasalahan masih banyaknya kematian ibu dan bayi yang dikarenakan sulitnya
mencapai akses ke fasilitas pelayanan kesehatan
Melihat kenyataan tersebut, maka diperlukan suatu upaya strategis dalam
meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu, utamanya bagt daerah
dengan kondisi geografis sulit seperti daerah terpencil' perbatasan dan kepulauan
dimana infrastruktur kesehatan serta transportasi masih sangat terbatas'
Padadaerah.daerahsulittersebut,ibuhamilharussudahberadadidekat
fasilitas pelayanan kesehatan beberapa hari sebelum bersalin' Oleh karena th!
sakit
diperlukan suatu tempat didekat fasilitas pelayanan kesehatan dasar atau rumah
yangdapatdihunisementaraolehibuhamilsebelumpersalinantibayangdisebut
dapat
Rumah Tunggu Kelahiran. Program Rumah Tunggu Kelahiran diharapkan
menurunkan jumlah kematian ibu, meningkatkan cakupan persalinan oleh
tenaga
PENGERTIAN
A. Rumah Tunggu Kelahiran adalah suatu tempat yang dapat digunakan sebagai
tempat tinggal sementara bagi ibu hamil dan pendampingnya (suami/kaderidukur/
keluarga), yang berada didekat fasilitas pelayanan kesehatan (Poskesdes'
persalinan tiba
Puskesmas, Rumah Sakit) selama beberapa hari sampai menunggu
dan setelah bersalin.
B. Surat Rujukan adalah surat bukti/keterangan tentang keadaan pasien yang
memerlukan rujukan ke tingkat lebih lanjut, berdasarkan pemeriksaan yang telah
dilakukan.
Surat pengantar rujukan sekurang-kurangnya memuat :
1. Identitas pasien;
2. Hasil pemeriksaan (anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunlang)
yang telah dilakukan;
3. Diagnosis;
4. Terapi danlatau tidanakan yang telah diberikan;
5. Tujuan rujukan;
6. Nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
D. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuraif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah atau
masyarakat.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan dasar yang
diberikaa oleh dokter dan dokter gigi dipuskesmas' puskesmas perawatan' tempat
prallik perorangan, klinik pratama, klinik umum dibalai/lembaga pelayanan
kesehatan, dan rumah sakit pratama.
yang
F. Pelayanan kesehatan tingkat kedua adalah pelayanan kesehatan spesialistik
dilakukan oleh dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang menggunakan
pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik.
\J. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah
pelayanan persalinan yang
aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten
(dokter spesialis
kebidanan. dokler dan bidan)
H. Partograf adalah alat dokumentasi untuk pemantauan dan pencatatan yang
dilakukan pada ibu bersalin.
TUruAN
A. Tujuan Umum :
Menurunkanjumlahkematianibudenganmendekatkanibuhamil.kefasilitas
penanganan pada
pelayanan kesehatan untuk mencegah terjadinya keterlambatan
ibu humil, bersalin dan nifas sesuai dengan tindakan yang dibutuhkan
B. Tujuan Khusus:
persalinan dan
l. Meningkatnya cakupan pemeriksaan kehamilan' pertolongan
pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan
2. Meningkatnya cakupan pelayanan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan
J. Meningkatnya cakupan pelayanan KB pasca persalinan
4. Meningkatnya cakupan penanganan komplikasi
ibu hamil' bersalin' nifas dan
bayi baru lahir
transparan dan
f. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang efisien, efektif,
akuntabel
N. ALOKASI BIAYA
Pendanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) JAMPERSAL dalam bentuk Kegiatan
Operasionalisasi Rumah Tunggu Kelahiran tahun 2016 diperuntukkan bagi kebutuhan
operasional penalinan, sepedi :
A. Biaya sewa rumah tunggu kelahiran
B. Biaya transportasi pasien dan pendamping persalinan serta petugas kesehatan dari
desa ke rumah tunggu, dari rumah tunggu ke rumah sakit, dari rumah sakit ke
rumah tunggu saat pasca persalinan dan kembali ke desa.
C. Biaya pembayaran pemakaian listrik dan air bersih
D. Biayajasa tukang kebun
E. Biaya survey lokasi penentuan rumah tunggu kelahiran serta monitoring dan
evaluasi Pelaksanaan kegiatan
V. SASARAN
A. Ibu hamil
B. Ibu bersalin
C. Ibu nifas (sampai 42 hai pasca persalinan)
D. Bayi baru lahir (sampai dengan usia 28 hari)
VI. PERSYARATAN
A. Persyaratan Umum :
fasilitas
Secara umum, rumah tunggu persalinan dipersyaratkan dekat dengan
pelayanan kesehatan yang mampu memberikan pertolongan yang sesuai
B. Persyaratan Khusus :