Anda di halaman 1dari 6

Pemindahan Barang

1. Pengertian pemindahan barang

a. Pemindahan bahan adalah suatu aktivitas yang sangat penting dalam kegiatan produksi dan
memiliki kaitan erat dengan perencanaan tata letak fasilitas produksi (Wignjosoebroto, 2000).

b. Pemindahan barang adalah bagian dari sistem industri yang memberi pengaruh tentang
hubungan dan kondisi fisik dari bahan atau material produk terhadap proses produksi tanpa
adanya perubahan-perubahan akan kondisi atau bentuk material produk itu sendiri. Prinsip di
dalam menetapkan sistem pemindahan bahan yang optimal adalah konsep the best handling is
no handling at all. Material handling adalah aliran bahwa yang harus direncanakan dengan
secermat-cermatnya sehingga material akan bisa dipindahkan pada saat dan menuju lokasi yang
tepat (Binus, 2004).

c. Material Handling adalah salah satu jenis transportasi (pengangkutan) yang dilakukan dalam
perusahaan industri, yang artinya memindahkan bahan baku, barang setengah jadi atau barang
jadi dari tempat asal ke tempat tujuan yang telah ditetapkan. Pemindahan material dalam hal ini
adalah bagaimana cara yang terbaik untuk memindahkan material dari satu tempat proses
produksi ketempat proses produksi yang lain. Pada dasarnya kegiatan material handling adalah
kegiatan tidak produktif, karena pada kegiatan ini bahan tidaklah mendapat perubahan bentuk
atau perubahan nilai sehingga sebenarnya akan mengurangi kegiatan yang tidak efektif dan
mencari ongkos material handling terkecil. Menghilangkan transportasi tidaklah mungkin
dilakukan, maka caranya adalah dengan melakukan hand-off, yaitu menekan jumlah ongkos
yang digunakan untuk biaya transportasi. Menekan jumlah ongkos transportasi dapat dilakukan
dengan cara: menghapus langkah transportasi, mekanisasi atau meminimasi jarak (Unikom,
2011).

d. Material Handling Planning Sheet (MHPS) merupakan suatu tabel yang digunakan untuk
menghitung biaya penanganan bahan. Di sini dilakukan minimalisasi biaya penanganan bahan
tetapi dengan tidak mengabaikan prinsip-prinsip pemindahan bahan. Prinsip-prinsip tersebut
adalah seluruh aktivitas pemindahan harus direncanakan, mengoptimasi aliran bahan dengan
merencanakan sebuah urutan operasi dan pengaturan peralatan, mengurang mengkombinasi
dan menghilangkan pergerakan atau peralatan yang tidak diperlukan, memanfaatkan prinsip
gravitasi bagi pergerakan bahan jika memungkinkan, meningkatkan jumlah, ukuran dan berat
muatan yang dipindahkan, menggunakan peralatan pemindahan yang mekanis dan otomatis,
mengurangi waktu non produktif dari peralatan dan tenaga kerja (Apple 1990).

Beberapa istilah yang umumnya dijumpai dalam pembahasan mengenai material handling
(Mercubuana, 2010). Transport adalah pemindahan bahan dalam satuan berat (unit load) atau continers
melalui suatu lintasan yang jaraknya lebih dari 5 feet atau sekitar 1,5 meter. Transfer, adalah
pemindahan bahan melalui lintasan yang jaraknya kurang dari 5 feet atau sekitar 1,5 meter. Bulk
Material, yaitu baha material yang dalam pemindahan tidak memerlukan bag, barrel, bottle, drum, dan
lain-lain. Unit load, manunjukan sejumlah packaged unit tertentu yang bisa di muat dalam skid box,
pallets, dan lan-lain. Rehandle, adalah aktivitas penurunan muatan yang ada dalam pallets, box, skid,
dan lain-lain (Mercubuana, 2010).

2. Prinsip-prinsip pemindahan barang

Memindahkan barang terdengar seperti hal sepele yang bisa dilakukan dengan mudah
menggunakan kedua tangan. Namun jika tidak mengerti dan memahami bagaimana cara memindahkan
barang dengan baik dan aman terutama jika benda yang dipindahkan memiliki bobot yang cukup berat
dapat mengakibatkan kecelakaan fatal.

Akibat kurangnya pemahaman bagaimana cara mengangkat barang dapat menimbulkan akibat buruk
pada tubuh seperti cedera pinggang, cedera punggung, keseleo, atau bahkan hernia.

Pada prinsipnya, sebelum mengangkat dan memindahkan barang, harus memerhatikan beberapa ha-hal
penting untuk menghindari terjadinya kecelakan kerja.

a. Jenis Barang

Identifikasi jenis barang yang akan diangkat dan pindahkan, dimensi benda, bentuk benda, berat
benda, pada titik angkatnya. Jika berat benda yang akan diangkat melebihi berat maksimum
dianjurkan untuk menggunakan alat bantu seperti troli atau diangkat oleh 2 orang. Titik angkat
dari benda tersebut juga harus diketahui, jika tidak ada titik angkatnya, disarankan untuk
menggunakan boks atau alat bantu lain untuk mempermudah proses pengangkatan.
Mengangkat barang yang terlalu berat di luar batas kemampuan tubuh kita dapat meningkatkan
risiko cedera.

b. Kondisi Ruangan dan Rute Pemindahan

Setelah mengindentifikasi jenis barang, ruang gerak selama mengangkat dan memindahkan
barang juga harus diidentifikasi. Dengan kata lain, harus direncanakan rute perjalanan antara
titik tempat mulai mengangkat hingga menurunkan barang. Jika ruangan cukup luas dengan
sedikit rintangan mungkin akan mudah dan tidak menjadi masalah. Jika ruangan terbatas apalagi
disertai rintangan akan mempersulit proses pemindahan dan memperbesar risiko cedera karena
memaksa orang yang mengangkat dan memindahkan barang tersebut untuk melakukan
manuver membungkuk atau memutar.

c. Teknik Mengangkat dan Memindahkan Barang

Setelah melakukan identifikasi dan rencana pemindahan barang, selanjutnya adalah bagaimana
posisi yang baik dan aman mengangkat dan memindahkan barang tersebut.
Ada beberapa posisi badan yang disarankan pada saat mengangkat dan memindahkan barang,
diantaranya adalah :

1) Posisikan badan cukup dekat dengan barang yang akan diangkat. Jika barang yang akan
diangkat terlalu jauh dengan badan tentunya berat barang akan terasa lebih berat, dan
kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya cidera pada pada tulang belakang karena
berada pada posisi yang kurang tepat.

Gambar 2.2 Posisi badan dekat dengan barang


Sumber:https://www.keselamatankeluarga.com/material-handling-cara-aman-mengangkat-dan- memindahkan-barang/

2) Posisikan barang berada diantara kedua kaki. Posisi ini bertujuan untuk memberikan
keseimbangan pendistribusian berat barang atau beban yang diangkat antara tubuh
sebelah kiri dan sebelah kanan. Selain itu dengan menempatkan barang diantara kedua
kaki, kaki akan menjadi tumpuan yang stabil.

Gambar 2.3 Posisi barang diantara dua kaki


Sumber:https://www.keselamatankeluarga.com/material-handling-cara-aman-mengangkat-dan- memindahkan-
barang/

3) Posisikan badan dengan menekuk kaki (posisi jongkok/squat) untuk mengambil barang
jika posisinya di bawah. Hindari posisi membungkukkan badan karena berisiko terjadi
cedera pinggang atau punggung
Gambar 2.4 Posisi jongkok
Sumber:https://www.keselamatankeluarga.com/material-handling-cara-aman-mengangkat-dan- memindahkan-barang/

4) Saat mengangkat, gunakan otot kaki sebagai titik angkat, bukan pinggang atau
punggung, kemudian posisikan barang dekat atau menempel dengan badan.

5) Saat berjalan memindahkan barang, posisikan tangan lurus ke bawah menahan beban,
punggung dan leher tetap tegak, tidak membungkuk. Posisikan barang tidak
menghalangi pandangan

Gambar 2.5 Posisi tangan lurus kebawah


Sumber:https://www.keselamatankeluarga.com/material-handling- cara-aman-mengangkat-dan-memindahkan-barang/

6) Jika terpaksa melakukan manuver berbelok, memutar, berbalik, dan lainnya, gunakan tumpuan
kaki, bukan pinggang atau punggung. Hal ini perlu dihindari untuk mencegah cedera pinggang atau
punggung.

7) Jika posisi akhir benda ada di bawah, kembali gunakan posisi jongkok/

squat untuk meletakan benda, bukan dengan cara membungkuk

Gambar 2.6 Gunakan alat bantu saat mengankat barang

Sumber:https://www.keselamatankeluarga.com/material- handling-cara-aman-mengangkat-dan-memindahkan-barang/
3. Kegunaan pemindahan barang

Aktivitas pemindahan barang merupakan salah satu faktor yang cukup penting untuk
diperhatikan dan diperhitungkan dalam merancang letak pabrik. Aktivitas pemindahan tersebut dapat
ditentukan dengan terlebih dahulu memperhatikan aliran bahan yang terjadi dalam suatu operasi.
Selanjutnya hal yang harus diperhatikan adalah tipe layout yang akan digunakan. Ongkos material
handling adalah ongkos yang dikeluarkan untuk melakukan pemindahan material dari satu departemen
menuju departemen yang lain untuk dilakukannya proses produksi selanjutnya. Tujuan ongkos material
handling adalah menjaga atau mengembangkan kualitas produk, mengurangi kerusakan dan
memberikan perlindungan terhadap material (Mercubuana, 2010).

Kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi Menghemat penggunaan luas lantai. Mengurangi


beban manusia dan kecelakaan. Meningkatkan semangat kerja. Mengurangi biaya handling atau
penanganan. Mengurangi biaya overhead. Mengurangi biaya produksi (Mercubuana, 2010).

Kegunaan luas lantai adalah saat digunakan dalam membantu untuk perhitungan ongkos material
handling antar departemen, sesuai dengan luas lantai hasil perhitungan. Beberapa aktivitas pemindahan
bahan yang perlu diperhitungkan adalah sebagai berikut. Pemindahan bahan dari gudang bahan baku
(receiving) menuju departemen fabrikasi maupun departemen assembling. Pemindahan bahan yang
terjadi dari satu departemen menuju departemen yang lainnya. Pemindahan bahan dari departemen
assembling menuju gudang bahan jadi (shipping). Alat angkut yang dipergunakan (Binus, 2004).

4. Peralatan pemindahan barang

Peralatan material handling yang biasanya dipergunakan dalam suatu perusahaan pabrik dapat
dibedakan atas sebagai berikut:

a. Fixed path equipment yaitu peralatan material handling yang sudah tetap (fixed)
digunakan suatu proses produksi,dan dapat digunakan untuk maksud- maksud lain.
Sifat-sifat dari fixed path equipment ialah: biasanya tergantung atau ditentukan oleh
proses produksi. Sifatnya sudah tetap (fixed) tidak fleksibel, karena hanya digunakan
untuk mengangkut barang-barang atau bahan-bahan secara terus-menerus dan tidak
dapat digunakan untuk maksud yang lain. Mesin-mesin atau peralatan ini biasanya
menggunakan kekuatan tenaga listrik. Contoh fixed path equipment adalah: ban
berjalan (conveyor), ada yang diletakkan di atas ruang dan ada di lantai, derek (cranes),
lift (elevator), kereta api (Unikom, 2011).

b. Varied Path Equipment, yaitu peralatan material handling yang sifatnya fleksibel dapat
dipergunakan untuk bermacam-macam tujuan dan tidak khusus untuk mengangkut atau
memindahkan bahan-bahan/barang-barang tertentu. Sifat-sifat dari varied ialah:
biasanya tidak tergantung dari proses produksi. Dapat dipergunakan bermacam-macam
operasi. Mesin-mesin atau peralatan semacam ini biasanya digunakan dengan kekuatan
tenaga manusia atau tenaga mesin (motor). Contoh dari varied path equipment adalah
bermacam-macam truk, forktruck atau forklift, kereta dorong (Mercubuana, 2010).
Pemilihan jenis alat angkut didasari terhadap besar beban material yang harus dipindahkan,
dimana jenis alat angkut yang dipergunakan bergantung pada spesifikasi alat angkut dalam melakukan
operasinya. Beberapa alat angkut yang biasa dipergunakan adalah: Alat angkut menggunakan tenaga
manusia <20 kg. Alat angkut menggunakan walky pallet (20-50 kg). Alat angkut menggunakan lift truck
(di atas 50 kg). Setelah ditentukan alat angkut yang akan digunakan maka selanjutnya dapat ditentukan
ongkos alat angkut berdasarkan jarak tempuh (meter gerakan). Seperti telah dikatakan bahan plant lay
out dan material handling seharusnya berjalan bersamaan. Oleh karena itu plant lay out yang dibuat
haruslah mencerminkan banyaknya kebutuhan atas kegiatan material handling dari suatu tingkat proses
ke tingkat proses berikutnya (Mercubuana, 2010).

Faktor-faktor material handling yang perlu dipertimbangkan dalam plant lay out yang baru ialah
disediakannya gang-gang kecil atau ruang gerak (aisles) yang cukup lebar untuk menempatkan dengan
aman jenis-jenis peralatan yang mekanis, dan dapat menampung muatan yang terbesar yang
dihadapkan serta cukup bagi tempat bergerak orang-orang yang berjalan sejajar. Menyediakan tempat
atau ruangan yang cukup untuk berjalannya pekerjaan, sehingga dapat dihindarinya rehandling sebelum
pengolahan dilakukan. Menyimpan barang agar supaya barang tersebut tetap dalam keadaan yang baik
untuk dikerjakan. Jangan sekali-kali meletakkan bahan-bahan lepas di atas lantai, kecuali jika tidak dapat
dihindarkan sama sekali karena hal ini membutuhkan pekerjaan dengan tangan untuk mengangkut dan
membongkar bahan-bahan tersebut setiap kali dipindahkan (Mercubuana, 2010).

Meniadakan kamar-kamar penyimpanan yang terpencil dan dipagari di mana mungkin, kecuali
kalau: bahan-bahan harus disimpan secara teliti sekali, bahan-bahan mudah hilang, rusak atau dicuri,
bahan-bahan tidak segera dapat diperoleh karena waktu pengiriman bahan-bahan tersebut lama. Kamar
penyimpanan yang dipagari membutuhkan sistem pemindahan yang khusus baik untuk penerimaan
maupun pengeluaran barang, dan biasanya administrasinya khusus pula. Mengadakan suatu sistem
pemindahan barang- barang sisa atau scrap dari bahan-bahan bekas yang dibuang. Merencanakan pos-
pos pengawasan sebagai suatu bagian dari arus pekerjaan. Menghindarkan semua gerakan yang
menyilang (zig-zag yang melalui arus yang berlaku umum (general line of flow). Merencanakan
pekerjaan-pekerjaan pengepakan pada akhir aliran atau arus pekerjaan untuk menghindarkan pekerjaan
pengepakan dan pengangkutan kembali. Dalam merencanakan tempat-tempat penerimaan dan
pengiriman barang, kekuatan lantai harus dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan masuknya
kendaraan pengangkut/pemindah bahan (Mercubuana, 2010).

Anda mungkin juga menyukai