Anda di halaman 1dari 25

• PENDAHULUAN

• FAKTOR RISIKO
• BEBERAPA PENDEKATAN UNTUK
MENGURANGI RISIKO
• PENYELESAIAN UNTUK PEMINDAHAN
MATERIAL SECARA TEKHNIS
• BASAN-BATASAN BEBAN YANG BOLEH
DIANGKAT
I. PENDAHULUAN

Pemindahan material secara manual apabila tidak dilakukan


secara ergonomis akan menimbulkan kecelakaan dalam industri.

Kecelakaan industri (Industrial Accident) yang disebut sebagai “


Over exertion-lifting and Carrying” yaitu kerusakan jaringan
tubuh yang di akibatkan oleh beban angkat yang melebihi
kemampuan.
Data dari keseluruhan jenis kecelakaan kerja : 18% disebabkan
oleh Material Handling, selama tahun 1982-1985.
93% diakibatkan oleh strain (rasa nyari yang berlebihan)
61% dari starin ini (berada pada bagian punggung)
5% menyebabkan hernia

1
Faktor yang mempengaruhi timbulnya nyeri punggung (back
injury) adalah arah beban yang akan diangkat danfrekuensi
aktivitas pemindahan.

Risiko-risiko nyeri tersebut banyak di jumpai pada beberapa


industri sebagai berikut :

• Industri berat
• Pertambangan
• Pemindahan material
• Konstruksi / Bangunan
• Pertanian
• Rumah sakit
• Dll.
Pada material handling masyarakat harus sadar bahawa pada
usia menengah ( diatas 40 tahun) merupakan usia yang ber-
peluang besar untuk mendapatkan risiko ini.

Namun tidak berarti kaum muda akan terhindar dari kece-


lakaan ini diharapkan juga sangat berhati-hati dalam me-
ngangkat beban secara repetitive.

Beberapa parameter yang harus diperhatikan adalah seba-


gai berikut :

1. Beban yang harus diangkat.


2. Perbandingan antara berat beban dan orangnya.
3. Jarak horisontal dari beban terhadap orangnya.
4. Ukuran beban yang akan diangkat (CG).

3
II. FAKTOR RISIKO

Beberapa faktor yang berpengaruh dalam pemindahan ma-


terial adalah sebagai berikut :

• Berat beban yang harus diangkat dan perbandingan-


nya terhadap berat badan operator.

• Jarak horisontal dari beban relatif terhadap operator.

• Ukuran beban yang harus diangkat (beban yang beru-


kuran besar) akan memiliki pusat massa (center of
gravity) yang letaknya jauh dari badan.

• Ketinggian beban yang harus diangkat dan jarak pemi-


ndahan beban (mengangkat beban dari permukaan lan-
tai akan relatif lebih sulit dari pada mengangkat beban
dari ketinggian pada permukaan pinggang).
• Beban puntir (twisting load) pada badan operator se-
lama aktivitas angkat beban.

• Prediksi terhadap berat beban yang akan diangkat.


Hal ini adalah untuk mengantisipasi beban yang lebih
berat dari yang diperkirakan.

• Stabilitas beban yang akan diangkat.

• Kemudahan untuk dijangkau oleh pekerja

• Berbagai macam rintangan yang menghalangi ataupun


keterbatasan postur tubuh yang berada pada suatu
tempat kerja.

5
• Kondisi kerja yang meliputi : Pencahayaan, temperatur,
kebisingan, dan kelicinan lantai.

• Frekuensi angkat yaitu banyaknya aktivitas angkat.

• Metode angkat yang benar (tidak boleh mengangkut


Beban secara tiba-tiba)

• Tidak terkoordinasinya kelompok kerja (lifting team).

• Diangkutnya suatu beban dalam suatu periode. Hal ini


adalah sama dengan membawa beban pada jarak ter-
tentu dan memberi tambahan beban pada vertebral
disc (VD) dan intervertebral disc (ID) pada vederal
column di daerah punggung
III. BEBERAPA PENDEKATAN UNTUK
MENGURANGI RISIKO

Kebutuhan untuk mengangkat secara manual (tanpa alat)


haruslah benar-benar diteliti secara ergonomis.
Penelitian ini akan mengakibatkan adanya standarisasi
dalam aktifitas angkat manusia.

Standar kemampuan angkat itu tidak meliputi arah beban


akan tetapi berisi tentang ketinggian dan jarak operator
terhadap beban yang akan diangkat.

Sehingga pelatihan dalam mengangkat beban dan metode


pengangkatan yang baik harus dapat diimplementasikan.

7
IV. PENYELESAIAN UNTUK PEMINDAHAN
MATERIAL SECARA TEKNIS
Beberapa penyelesaian secara teknis untuk pemindahan
Material secara manual adalah sebagai berikut :
• Pindahkan beban yang berat dari mesin ke mesin
dengan menggunakan roller (ban berjalan).

• Gunakan meja yang bisa naik dan turun.

• Tempatkan benda kerja yang besar pada permukaan


yang lebih tinggi dan menurunkannya dengan CG.

• Berikan peralatan yang dapat mengankat, misalnya


Foco truck.

• Rancanglah Overhead Monorail dan Hoist diutamakan


yang menggunakan power (electrical).
9
• Rancanglah Hoist atau Fork-truck yang dikeling pada
permukaan lantai, diutamakan yang menggunakan
power.

• Desin kotak (tempat benda kerja) dengan handel yang


ergonomis sehingga mudah pada waktu mengangkat.

• Atur peletakkan fasilitas sehingga semakin memudah-


kan metodologi angkat benda pada ketinggian permu-
kaan pinggang.

• Berilah angka atau tanda pada beban yang sesuai de-


ngan beratnya.

• Siapkan Trolly dan pengungkit (lever) untuk mengang-


kat ujung dari drum (pada vlome 200 liter)
V. BATASAN BEBAN YANG BOLEH DIANGKAT
Pendekatan terhadap batasan dari massa beban yang akan
diangkut meliputi :

a. Batasan Legal (legal limitations)


b. Batasan Biomekanika (biomechanical limitations)
c. Batasan Fisiologi (physiological limitations)
d. Batasan Psiko-fisik (psycho-physical limitations).

A. Batasan Angkat secara Legal (legal limitations)

Untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan sehat


Perlu adanya suatu batasan angkat untuk operator.
Batasan angkat secara internasional variabelnya adalah sebagai
berikut :

a. Pria dibawah usia 16 th, maksimum angkat adalah 14 kg.


b. Pria usia diantara 16 th dan 18 th, maksimum angkat
adalah 18 kg.
c. Pria usia lebih dari 18 th, tidak ada batasan angkat.
d. Wanita usia diantara 16 th dan 18 th, maksimum angkat
adalah 11 kg.
e. Wanita usia lebih dari 18 th, maksimum angkat adalah
16 kg.
Pada tahun 1967, diadakan Konprensi Buruh Internasional yang
mengeluarkan batasan angkat maksimum (maximum weight
recommendation) sebesar 55 kg. Batasan ini diperuntukkan bagi
operator yang terlatih serta bekerja di lingkungan kerja yang
ergonomis.

Denmark 1975, mempunyai angkatan maksimum secara manual


yang berbeda yaitu 50 kg, dan untuk material beku (dingin)
adalah 30 kg. Operator tidak diizinkan mengangkat secara
berulang (repetitive) lebih dari 25 kg selama waktu lebih dari 4
jam sehari.
Beberapa penghargaan industri (Industrial Awards) di
Australia yang telah mengeluarkan standard untuk me-
nentukan batas maksimum ini diantaranya adalah :

- Federal Textile Industry, 1976


- Transport Workers Union, 1975
- Wool and Basil Workers Award, 1977
- Waterside Workers Awards, 1966.

Perundang-undangan dan penghargaan (piagam) ini haruslah


dibedakan terhadap para operator wanita, karena industri
tertentu memberlakukan peraturan ini dan menolak wanita
dalam proses penerimaan pekerja jika tidak memenuhi
persyaratan.
TINDAKAN YANG HARUS DILAUKAN SESUAI DENGAN BATAS ANGKATNYA
(Sumber data : Komisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Inggris, 1982)

BATASAN ANGKAT (kg) TINDAKAN

Dibawah 16 Tidak ada tindakan khusus yang perlu diadakan.

16 – 34 Prosedur administratif dibutuhkan untuk meng-


identifikasi ketidakmampuan seseorang dalam
mengangkat beban tanpa menanggung risiko
yang berbahaya kecuali dengan perantara alat
bantu tertentu.

34 – 55 Sebaiknya operator yang terpilih dan terlatih.


Menggunakan sistem pemindahan material se-
cara terlatih harus dibawah pengawasan su-
pervisor (penyelia).

Diatas 55 Harus memakai peralatan mekanis. Operator


yang terlatih dan terpilih. Pernah mengikuti pe-
latihan kesehatan dan keselamatan kerja dalam
industri. Harus dibawah pengawasan ketat.
Pada bulan Desember 1986 the National Occupational Health
and Safety Commission (Worksafe Australia) mengeluarkan
lembaran kerja (a Discussion Paper and Draft Code of Practice)
untuk pemindahan Material yang aman. Dokumen tersebut
memberikan batasan untuk tindakan bagi batasan angkat ideal
dijelaskan pada tabel dibawah ini.

Pada bulan Agustus 1988. Departemen Buruh dinegara bagian


Victoria (Australia) mengeluarkan peraturan dan lembar kerja
untuk metodologi pemindahan material.

Lembar kerja ini benar-benar bermanfaat untuk meningkatkan


keselamatan pada pemindahan material secara manual.
TINDAKAN YANG HARUS DILAUKAN SESUAI DENGAN BATAS ANGKATNYA
(Sumber data : Worksafe Australia, 1986)

Level BATASAN ANGKAT (kg) TINDAKAN

1 = 16 Tidak diperlukan tindakan khusus.

2 16 – 25 Tidak diperlukan alat dalam mengangkat.


Ditekankan pada metode angkat.

3 25 – 34 Tidak diperlukan alat dalam mengangkat.


Dipilih Job redesign (rancang ulang terhadap
tipe pekerjaan).

4 34 Haruslah dibantu dengan peralatan mekanis.

Lembar kerja tersebut didalamnya terdapat tiga bagian al :


- Identifikasi risiko
- Metodologi evaluasi risiko dan
- Pengendalian risiko.
Adapun pada bagian Evaluasi Risiko berisikan beberapa pe-
tunjuk antara lain :

a. Aktivitas kerja dengan posisi duduk, tidak direkomendasi untuk


mengangkat atau membawa suatu obyek yang lebih dari 4,5 kg.

b. Jika obyek yang diangkat lebih dari batas 16-20 kg maka diharuskan
lebih berhati-hati dalam evaluasi risikonya selain itu juga dibutuhkan
sistem pengendalian dan pengukuran yang sesuai.

c. Pekerja yang sudah agak lanjut tidak boleh membawa atau


mengangkat, menurunkan atau menaikkan beban yang lebih dari
55 kg tanpa bantuan peralatan apapun.

d. Risiko beratnya beban yang dipindahkan jika dihubungkan dengan


faktor risiko pada saat jongkok, ketinggian obyek pada saat awal
dari aktifitas angkat, jarak ketinggian angkat (vertical), jarak
horisontal antara beban dan operator.
B. Batasan Angkat Dengan Menggunakan Biomekanika

Nilai dari analisa biomekanika adalah rentang postur


atau posisi aktifitas kerja, ukuran beban dan ukuran
manusia yang dievaluasi.
Sedangkan kriteria ke-selamatan adalah berdasar pada
beban tekan (compression load) pada interverteblar disk
antara lumbar nomor lima dan sacrum nomor satu (L5/L1).
Gambar V.1 menunjukkan cara pemberian nomor pada
Vertebral disk (vertebral spinal).

Analisa dari berbagai macam pekerjaan yang menunjukkan


rasa nyeri (ngilu) berhubungan erat dengan beban komp-
resi (tekan) yang terjadi pada (L5/S1) demikian kata
Chaffin dan Park (1973).
Gambar V.1 : Klasifikasi dan kodifikasi pada vertebral.
Telah ditemukan pula bahwa 85 – 95% dari penyakit hernia pada
disk terjadi dengan relatif frekuensi pada L4/L5 dan L5/S1.
L4/L5 adalah intervertebral disk yang berada diantara lumbar ke
4 dan ke 5, sedangkan L5/S1 adalah intervertebral disk yang
berada diantara lumbar ke 5 dan sacrum.
Kebanyakan penyakit-penyakit tulang belakang adalah
merupakan hernia pada intervertbral disk yaitu keluarnya inti
intervertebral (pulpy nucleus) yang disebabkan oleh rusaknya
lapisan pembungkus intervertebral disk.
Penyakit hernia yang terjadi karena rusaknya intervertebral disk
bagian belakang seperti digambar pada gambar V.2. adalah
menekan dan mengiritasi pada akar syaraf dan menyebabkan
rasa sakit yang kronis. Rasa sakit tersebut disebabkan oleh “
Slipped dises”
Gambar V.2

“Slipped disc” yang menyebabkan adanya tekanan pada akar syaraf


Penelitian / Experimentasi tentang rasa sakit
Pada tulang belakang (Spinal injuries)

Analisa biomekanika yang akan digambarkan berikut adalah


menganalisa gaya kompresi (tekan) pada L5/S1 yang diestimasi
dengan memberikan suatu beban luar, postur dan data
antropometri dari operator angkatnya.

Pertanyaannya adalah : Seberapa tinggi tingkat rasa sakitnya


yang terjadi karena gaya tekan L5/S1 ?

Evan dan Lissner (1962) dan Sonoda (1962) melakukan penelitian


dengan uji tekan pada spine (tulang belakang).
Mereka menemukan bahwa tulang belakang yang sehat tidak
mudah terkena hernia.
Tulang belakang akan lebih mudah rusak/retak jika disebabkan
oleh beban yang ditanggung oleh segmen tulang belakang
(spinal) dan yang terjadi dengan diawali oleh rusaknya bagian
atas/bawah segmen tulang belakang (the castilage end plates in
the vertebrae).

Selanjutnya dapat dilihat ilustrasi pada gambar V.3. Pada gambar


V.3. ditunjukkan adanya retak kecil (micro Fractures) yang terjadi
akan menyebabkan keluarnya cairan dari dalam vertebrae
menuju kedalam intervertebrae disc dan selanjutnya mengaki-
batkan degenerasi (kerusakan) pada disk. Dari kejadian ini dapat
ditarik kesimpulan bahwa degenerasi adalah merupakan prasarat
untuk terjadinya hernia pada intervertebral disc yang pada gili-
rannya akan menjadi penyebab umum timbulnya rasa nyeri pada
bagian punggung bawah (low-back pain).
Gambar V.3.

Rusaknya Vertebral yang mengakibatkan degenerasi pada


Intervertebral disk.
(Sumber data : Sonoda, 1962)

Anda mungkin juga menyukai