Anda di halaman 1dari 8

Managing Safe Work in Lifting Operation

Pengantar

Persyaratan Lifting dan Rigging dirancang untuk membantu mencegah cedera personil,
kerusakan properti dan dampak terhadap lingkungan. Lifting dan Rigging adalah proses
dimana beban diikat, diangkat dan dipindahkan menggunakan perangkat mekanik.
Standar ini tidak berlaku untuk peralatan yang tidak secara khusus dirancang untuk tujuan
dan aktivitas Lifting and Rigging seperti elevated work platform, mengangkat orang (man lift)
dan forklift (kecuali dikonfigurasi untuk mengangkat, menurunkan dan memindahkan beban
tergantung secara horizontal).

Persyaratan
1. Selalu lakukan analisis bahaya sebelum melakukan kegiatan Lifting and Rigging sesuai
dengan Hazard Analysis Prosedure.
2. Pengangkatan (lift) harus direncanakan dan didiskusikan (serta jika diperlukan,
didokumentasikan kedalam Planning Phase Hazard Analysis (PPHA)) sebelum memulai
pekerjaan dan harus mencakup namun tetapi tidak terbatas pada hal berikut:
a. Langkah-langkah yang diperlukan untuk melakukan pengangkatan dengan benar
dan selamat.
b. Berat dan pusat gravitasi dari objek yang diangkat.
c. Pencegahan personil jatuh (seperti penggunaan derek (derricks), man riding baskets,
dll).
d. Zona bebas hambatan pengangkatan dan penurunan dalam radius pengangkatan
beban yang direkomendasikan produsen/pembuat peralatan lifting/rigging.
e. Kontainer bersertifikat (seperti cargo carrying unit) untuk barang-barang yang mudah
bergerak.
f. Rute menyelamatkan diri dan pencahayaan yang cukup di dalam zona
pengangkatan dan penurunan.
g. Zona line of fire yang bebas dari semua personil tidak berkepentingan.
h. Persyaratan untuk personil pemberi sinyal.
i. Modus komunikasi (seperti suara, radio dan sinyal tangan) ditetapkan dan disetujui
oleh semua pekerja yang terlibat dalam kegiatan ini.
j. Pengekangan (seperti baut hold-down, pengencang laut, dll), puing-puing dan/atau
penghalang disingkirkan sebelum melakukan kegiatan lifting.
k. Kebutuhan ruang untuk penyebaran cadik (outrigger).
l. Toleransi kedekatan terhadap kabel listrik diatas kepala.
m. Persyaratan kondisi tanah untuk operasi lifting mobile crane (termasuk potensial
bahaya bawah tanah seperti fasilitas bawah tanah dan kekopongan tanah).
n. Pertimbangan terhadap kondisi lingkungan (seperti angin, kondisi laut, dll)
3. Lift Plan tertulis diperlukan untuk pengangkatan kritis dan/atau non-routine, termasuk
namun tidak terbatas pada:
a. Pengangkatan buta (blind lifts).
b. Pengangkatan kompleks (complex lifts).
c. Pengangkatan komplikasi (complicated lifts).
d. Pengangkatan berat (heavy lifts).
e. Pengangkatan yang melibatkan orang naik ke dalam keranjang kerja (man riding
work basket).
f. Pengangkatan lain yang ditentukan oleh Qualified Lifting Operator karena
keunikannya.
4. Lift plan tertulis harus dibuat dan ditinjau oleh orang yang kompeten (Competent Person)
sebelum melakukan lifting dan harus menjelaskan bagaimana pengangkatan akan
dilakukan termasuk, namun tidak terbatas pada:
a. Peralatan lifting and rigging khusus yang digunakan.
b. Personil dan training yang diperlukan.
c. Dimensi, berat dan pusat gravitasi dari beban sebagaimana dinilai oleh Qualified
Rigger.
d. Verifikasi oleh Qualified Lifting Operator bahwa alat angkat yang sesuai telah dipilih
untuk tugas tersebut.
 Kapasitas beban harus berada didalam spesifikasi peralatan dari pabrik.
e. Verifikasi oleh Qualified Rigger bahwa peralatan rigging yang sesuai telah dipilih
untuk tugas tersebut
 Kapasitas beban harus berada didalam spesifikasi peralatan dari pabrik.
f. Inspeksi peralatan.
g. Identifikasi potensi benda jatuh (dropped objects)
h. Persyaratan komunikasi (seperti komunikasi lift plan ke anggota tim kerja,
komunikasi selama pengangkatan seperti radio dan sinyal tangan, dll).
i. Identifikasi dan mitigasi potensi bahaya terkait dengan lift (termasuk pertimbangan
lingkungan (seperti kondisi angin, kondisi laut, dll)).
j. Emergency plans.
k. Persetujuan yang diperlukan untuk lift plan.
5. Pekerjaan Lifting dan rigging harus dihentikan ketika, termasuk namun tidak terbatas
pada:
a. Ada petir disekitarnya.
b. Kecepatan angin melebihi instruksi pabrik atau ketika kecepatan angina mencapai
batas maksimum yang diijinkan IBU (angin ≥ 56,3 kph (35 mph; 15,6 m/s)).
c. Kondisi laut ≥ 3.7 meters (12 feet) ketika melakukan pengangkatan dinamik.
d. Peralatan lifting dan/atau rigging rusak dan/atau tidak berfungsi.
e. Seorang pekerja memberi sinyal berhenti darurat.
f. Seorang pekerja tidak berkepentingan memasuki zona line of fire.
g. Terjadi incident dan/atau near miss (seperti benda jatuh).
6. Job Safety Analysis (JSA) harus dilakukan sebelum melakukan kegiatan lifting and
rigging di tempat kerja
7. Crane dan derek untuk mengangkat personil pada platform yang digantungkan (seperti
man riding basket, dll) hanya menggunakan ketika:
a. Mekanisme transfer lain (seperti perancah, tangga, lift udara, personl hoist, dll)
berpotensi lebih berbahaya.
b. Kendala fisik dari area kerja membuat penggunaan mekanisme transfer lainnya
menjadi tidak praktis.
8. Operasi Pengangkatan Personil harus mencakup, namun tidak terbatas pada:
a. Peralatan lifting yang dipakai untuk menangani orang (seperti personnel platforms,
personnel transfer devices, attachment/suspension systems, dll.) harus disertifikasi
sesuai dengan peraturan perundangan dan standar yang berlaku.
b. Peralatan lifting yang dipakai untuk menangani orang harus diberi label “personnel
handling”.
c. Peralatan lifting yang dipakai untuk menangani orang harus dirakit, diikat, dimuat dan
digunakan sesuai dengan peraturan perundangan, standar dan instruksi pabrik yang
berlaku.
d. Personnel platform yang digunakan untuk personnel handling harus diperiksa dan
diuji setidaknya sesuai antisipasi berat angkat oleh Qualified Personnel segera
sebelum pemakaian pertama dari setiap shift.
e. Test pengangkatan sebesar 125% dari kapasitas beban personnel platform dan
rigging harus dilakukan terhadap personnel platform dan rigging yang dipakai untuk
menangani personil sebelum pemakaian peralatan pertama kali di tempat kerja dan
setelah perbaikan atau modifikasi dilakukan.
f. Tag line harus digunakan bersama peralatan lifting untuk personnel handling, sesuai
instruksi pabrik (misal Billy Pugh, Frog personnel transfer capsules, dll).
g. Sistem perlindungan jatuh persnol (personal fall protection) harus dipakai selama
transfer personil (satu-satunya pengecualian persyaratan ini adalah marine transfer).
h. Perangkat pengapung personal (personal floation device) harus digunakan selama
marine transfer.
9. Peralatan lifting and rigging harus:
a. Direkayasa dan disertifikasi sesuai dengan maksud pemakaiannya.
b. Berada dalam kondisi kerja yang baik melalui verifikasi inspeksi berkala dan sebelum
pemakaian.
c. Dipasang dan disupport dengan benar.
d. Memiliki semua alat pengaman yang terpasang dan berada dalam kondisi kerja yang
baik.
e. Digunakan dan disimpan sesuai dengan spesifikasi pabrik peralatan, peraturan
perundangan dan standar perusahaan yang berlaku.

10. Jangan gunakan peralatan lifting and rigging yang dibuat atau telah dimodifikasi tanpa
dilengkapi dengan sertifikasi.
11. Jangan gunakan sling sintetis dalam operasi laut. Satu-satunya pengecualian untuk
persyaratan ini adalah jika spesifikasi pabrik pembuat sling sintetis mengizinkan untuk
penggunaan di laut (marine use).
12. Jangan berdiri atau jalan dibawah beban yang tergantung.
13. Alat pengaman peralatan lifting and rigging (yaitu perlindungan kritis) tidak boleh di-
bypass atau dihambat kecuali secara khusus dirancang untuk tujuan bypass. Bypass
alat pengaman peraalatan lifting and rigging harus dilakukan sesuai dengan Bypassing
Critical Protections Standard.
14. Cranes harus dirakit dan dibongkar dibawah arahan Qualified Assembly/Disassembly
Director dan harus dirakit/dibongkar sesuai dengan peraturan perundangan, standar
Chevron dan instruksi pabrik yang berlaku.
15. Alat bantu oeprasional dan peralatan keselamatan crane (seperti boom/jib stop, anti -
two block device, indikator berat, stingers, load limiting devices, dll.) harus digunakan
dan berfungsi sesuai dengan rekomendasi pabrik dan standar perusahaan
16. Informasi berikut harus terlihat oleh operator crane dalam ruang kabin:
a. Angka kapasitas beban dari crane.
b. Radius pengangkatan dari crane.
c. Kecepatan operasi yang direkomendasi pabrik (untuk land lift).
d. Alat kendali (control) harus ditandai dengan jelas sesuai dengan fungsinya.
e. Petunjuk operasi dari pabrik (seperti manual operasi).
17. Jangan memindahkan peralatan lifting ketika boom ditinggikan atau dalam posisi sedang
bekerja. Satu-satunya pengecualian untuk persyaratan ini adalah jika alat angkat
tersebut diproduksi khusus untuk tujuan "angkat dan bawa (pick and carry)".
18. Floating crane/derrick atau land crane/derrick pada perangkat pengapung harus
digunakan sesuai dengan rekomendasi pabrik, peraturan perundangan dan standar
perusahaan yang berlaku.
19. Tower crane harus digunakan sesuai dengan rekomendasi pabrik, peraturan
perundangan dan standar perusahaan yang berlaku.
20. Pickup truck/kendaraan yang terpasang crane harus digunakan sesuai dengan
rekomendasi pabrik, perautran perundangan dan standar perusahaan yang berlaku.
21. Hanya unit kargo pembawa yang bersertifikat (Cargo Carying Unit - CCU) yang boleh
digunakan untuk operasi lifting (seperti chemical transit tank; drum rack, cylinder rack,
tote tank, dll).
a. CCUs harus menampilkan secara visual tanda berat maksimum yang diizinkan
(maximum allowable weight), berat tara (tare weight) dan berat bersih (net weight)
pada CCU.
b. Jangan lakukan double stack CCUs. Satu-satunya pengecualian untuk persyaratan
ini jika CCU dirancang khusus untuk double stack dan ditunjuk sesuai dalam instruksi
penyimpanan produsen.
22. Selalu gunakan dua sling dengan panjang dan SWL (safe working load) yang sama saat
melakukan pengangkatan tubular (beban berbentuk pipa).
a. Sling harus ditempatkan pada jarak yang sama dari tiap ujung beban.
b. Slings harus dibungkus dua kali dan diikat disekitar tubular.
c. Tubular dengan diameter lebih 14 cm (5.5 inches) harus dibundel dalam jumlah
ganjil.
23. Saat menggunakan tag line, selalu pasang tag line langsung pada beban (jangan pernah
pasang tag line pada sling atau pada struktur/peralatan lainnya).
 Jangan pernah melilitkan tag line disekitar pergelangan tangan, lengan atau bagian
tubuh lainnya.
24. Hook yang digunakan dalam operasi lifting and rigging harus dilengkapi dengan kait
pengaman (safety latches).
25. Untuk operasi lifting and rigging, jarak minimum clearance ke energized power diatur
sesuai dengan Tabel 12.
Tabel 12. Jarak Minimum Clearance ke Energized Power
Voltage Jarak Minimum Clearance
0 – 50 kV 3.1 meters (10 feet)
51- 200 kV 4.6 meters (15 feet)
201 – 350 kV 6.1 meters (20 feet)
351 – 500 kV 7.6 meters (25 feet)
501 – 750 kV 10.7 meters (35 feet)
751 – 1000 kV 13.7 meters (45 feet)
Sesuai yang ditentukan oleh utility owner/operator
atau professional engineer yang terdaftar sebagai
≥ 1001 kV
Qualified Person dalam bidang electrical power
transmission and distribution.

26. Saat melakukan operasi lifting and rigging didekat kabel listrik diatas kepala,
pengamanan tambahan berikut harus dipenuhi :
a. Izin kerja listrik (energized electrical permit) diperlukan sesuai dengan Permit to Work
Procedure.
b. Batas zona kerja harus diidentifikasi (misalnya dengan menggunakan bendera dan
rambu-rambu, dan/atau menggunakan perangkat peringatan batasan radius, dll).
Zona kerja didefinisikan sebagai 360 ° mengelilingi radius kerja maksimum peralatan
tsb.
c. Saat mendekati sembarang bagian dari peralatan lifting, beban atau tali beban yang
berada di dalam jarak minimum clearance terhadap saluran listrik berenergi (lihat
Tabel 12), hal berikut harus diperhatikan:
i. Personil yang bekerja di area tersebut harus diberitahu tentang lokasi jaringan
listrik dan potensi bahaya yang terkait dengan bekerja di dekat jaringan listrik.
ii. Batas zona kerja harus diidentifikasi secara visual (seperti: garis peringatan,
barikade, rambu dan tanda-tanda, yang ditinggikan, dll.).
iii. Peralatan lifting harus secara visual ditandai dengan peringatan, label atau
tanda-tanda (bahaya listrik).
iv. Spotter khusus (Signalperson), alarm radius (proximity alarm), pembatas rentang
(range limiter), atau perangkat isolasi harus digunakan.
v. Petugas lokal yang bertanggung jawab (seperti electrical engineer, Instrument &
Electrical (I&E) spesialist, utility company, dll) harus diberitahukan minimal 24
jam sebelum melakukan pekerjaan yang membutuhkan identifikasi tegangan, de-
energization, penerapan safety ground atau relokasi kabel listrik (power line).
vi. Semua tag line yang dipakai harus terbuat dari bahan non-conductive.
27. Setiap saat sebelum meninggalkan perangkat lifting yang tidak dijaga, Qualified
Operator harus:
a. Menurunkan ketanah setiap beban terpasang.
b. Lepaskan kopling utama (pada semua peralatan yang berlaku).
c. Atur semua perangkat penguncian.
d. Tempatkan kendali/kontrol pada posisi off atau netral.

28. Semua peralatan lifting and rigging harus diperiksa dan didokumentasikan oleh qualified
personnel sesuai dengan spesifikasi pabrik, peraturan perundangan dan standar
Chevron yang berlaku, termasuk namun tidak terbatas pada:
a. Sebelum setiap penggunaan (misalnya diberikan inisial/diparaf dan/atau centang
pada JSA oleh Qualified Lifting Operator/Qualified Rigger).
b. Secara bulanan (hanya crane heavy use).
c. Setiap tahun sesuai dengan spesifikasi pabrik.
d. Setelah dilakukan modifikasi, perbaikan atau penyesuaian.
e. Setiap saat yang ditentukan oleh individu yang memenuhi syarat (qualified
individual).

29. Inspeksi lifting and rigging bulanan dan tahunan harus didokumentasikan dan minimal
meliputi hal berikut:
a. Type peralatan yang diinspeksi.
b. Hasil inspeksi.
c. Tanggal inspeksi.
d. Nama dan tanda tangan Inspektor yang kompetent/Qualified.
30. Personil yang ditugaskan untuk bertanggung jawab dalam peran lifting & rigging harus
terlatih dan kompeten.
a. Kebutuhan pelatihan harus didokumentasikan.
b. Penilaian kompetensi harus didokumentasikan.

Note: Referensi tehnikal lifting dan rigging termasuk, namun tidak terbatas pada:
 American Petroleum Institute
Occupational Safety and Health Administration (OSHA)
Sumber Daya, Peran dan Tanggung Jawab
Tabel 1 menguraikan peran dan tanggung jawab yang terkait dengan proses ini.

Tabel 1. Tanggung Jawab dan Kompetensi


Peran Tanggung Jawab
Competent Mengidentifikasi potensi bahaya yang berhubungan dengan pekerjaan
Person Memiliki pengetahuan standar yang berlaku dalam bidang keahliannya
Merupakan Subject Matter Expert (SME) untuk pekerjaan khusus (seperti:
inspektur penggalian, spesialis lifting & rigging, dll)
Menangani bahaya yang berhubungan dengan pekerjaan khusus
Memahami kapan harus menghentikan pekerjaan
Mentor Melakukan verifikasi kompetensi personil baru dalam peran khusus MSW
Chevron
Mendokumentasikan persetujuan bagi personil yang menjalankan peran
MSW tanpa pengawasan/bimbingan
Memberikan pembinaan dan pengawasan kepada personil baru untuk
peran khusus dalam MSW Chevron
Permit Approver Memahami pekerjaan yang direncanakan dan prosedur pemberitahuan
kondisi darurat
Meninjau semua jenis izin dan rencana kerja sebelum diterbitkan
Meninjau dokumen Planning Phase Hazard Analysis (PPHA)
Menerbitkan izin kerja umum dan khusus bagi Persons Managing Control
of Work
Meninjau lingkup izin untuk memastikan aktivitas kerja yang saling
bertentangan tidak terjadi secara bersamaan
Berpartisipasi dalam kegiatan perencanaan kerja di lapangan (seperti
pertemuan operasi harian, dll)
Memahami kapan harus menghentikan pekerjaan (SWA)
Person Memahami pekerjaan yang direncanakan, operasi/perawatan dan
Managing prosedur pemberitahuan kondisi darurat
Control of Work Meninjau Planning Phase Hazard Analysis (PPHA)
Memfasilitasi, meninjau, dan mendokumentasikan onsite-JSA
Membuat dan/atau membantu penyusunan izin dan rencana kerja
Mengkomunikasikan lingkup kerja, potensi bahaya, mitigasi, kondisi
izin/rencana kerja kepada tim kerja
Memantau tempat kerja untuk memastikan bahwa area kerja selamat
Memfasilitasi penyelesaian pekerjaan (seperti: diskusi lessons learn,
penutupan izin kerja, dll )
Memahami kapan harus menghentikan pekerjaan (SWA)
Qualified (non- Membuat dan/atau meninjau rencana pengangkatan khusus untuk
Crane) Lifting peralatan yang digunakan
Equipment Memiliki pengetahuan tentang isyarat tangan dan komunikasi radio
Operator Melakukan komunikasi antara operator alat angkat dan signalman (isyarat
tangan, komunikasi radio dll.)
Memeriksa secara visual peralatan angkat dan tali-temali sebelum
digunakan
Memeriksa bahaya secara visual pada rute pengangkatan (seperti kabel
listrik, hambatan, dll)
Memastikan kondisi lokasi kerja sesuai dengan dokumen izin kerja
(permit), rencana pengangkatan (lift plan) dan analisis bahaya
Memahami kapan harus menghentikan pekerjaan (SWA)
Peran Tanggung Jawab
Qualified Memastikan crane dirakit sesuai dengan spesifikasi pabrik
Assembly/ Memastikan crane sesuai dengan lingkup dan lokasi pekerjaan
Disassembly Memahami kapan harus menghentikan pekerjaan (SWA)
Director Qualified Assembly/ Disassembly Director yang berpengalaman dapat
berperan sebagai mentor
Qualified Crane membuat dan/atau meninjau rencana pengangkatan
Operator Memiliki pengetahuan tentang isyarat tangan dan komunikasi radio
Melakukan komunikasi antara operator alat angkat dan signalman (hand
signals, radio communications, dll )
Memeriksa secara visual crane dan tali-temali sebelum digunakan
Memeriksa secara visual bahaya pada rute pengangkatan (seperti kabel
listrik, hambatan, dll)
Memastikan kondisi lokasi sesuai dengan dokumen izin, rencana
pengangkatan dan analisis bahaya
Memahami kapan harus menghentikan pekerjaan (SWA)
Qualified Crane Operator yang berpengalaman dapat berperan sebagai
mentor
Qualified Person Memecahkan/menyelesaikan masalah yang terkait dengan bidang
keahlian
Memberikan konsultasi sebagai Subyek Matter Expert terkait dengan
bidang keahlian
Memahami pekerjaan yang direncanakan dan prosedur pemberitahuan
kondisi darurat
Memahami kapan harus menghentikan pekerjaan (SWA)
Qualified Rigger Memiliki pengetahuan tentang peralatan pengangkatan dan tali-temali
Memiliki pengetahuan tentang beban yang diangkat, daerah paparan, dll
Mengikat beban dengan selamat dan aman
Memahami kapan harus menghentikan pekerjaan (SWA)
Qualified Rigger yang berpengalaman dapat berperan sebagai mentor
SIMOPs Melakukan koordinasi kegiatan SIMOP dengan Perwakilan SIMOP
Controller (SIMOPs Reps) dan pihak lainnya selama SIMOP dilakukan
Memastikan semua kegiatan SIMOP dilakukan sesuai dokumen rencana
SIMOP, izin kerja dan analisis bahaya
Menetapkan protokol komunikasi sebelum dan selama kegiatan SIMOP
Melaksanakan pertemuan SIMOP yang sudah dijadwalkan
Mendokumentasikan catatan/log SIMOP
Melakukan komunikasi dengan semua tim kerja yang terlibat di dalam
kegiatan SIMOP
Memahami kapan harus menghentikan pekerjaan (SWA)
SIMOPs Controller yang berpengalaman dapat berperan sebagai mentor
SIMOPs Melakukan koordinasi kegiatan SIMOP dengan SIMOP Controller dan
Representative pihak lainnya selama SIMOP dilakukan
Bertanggung jawab untuk mengidentifikasi bahaya terkait aktivitas kerja di
daerah yang telah ditentukan
Berpartisipasi dalam pertemuan SIMOP
Mengkomunikasikan rencana SIMOP kepada tim kerja dalam daerah
yang menjadi tanggung jawabnya
Memahami kapan harus menghentikan pekerjaan (SWA)
Memastikan operasi harian di dalam area tanggung jawabnya dilakukan
sesuai dengan dokumen/ceklis rencana SIMOP, izin kerja, analisis
bahaya dan dokumen/ceklis lainnya yang diperlukan.
Peran Tanggung Jawab
Spotter/ Signal Memahami lingkup kerja dan komunikasi yang dibutuhkan untuk
person pekerjaan
Memiliki pengetahuan tentang isyarat tangan dan komunikasi radio
Mengawasi jalur dan operasi pengangkatan untuk menjamin
pengangkatan yang selamat
Menjaga personil yang tidak berkepentingan berada diluar radius area
crane
Menjaga komunikasi dengan operator alat angkat dan mengarahkan
pengangkatan
Memahami kapan harus menghentikan pekerjaan (SWA)
Spotters/ Signal persons yang berpengalaman dapat berperan sebagai
mentor
Work Team Memahami pekerjaan yang direncanakan dan prosedur pemberitahuan
Members (i.e. keadaan darurat
Field personnel) Mengikuti semua prosedur yang ada
Mematuhi semua kondisi yang ada di dalam izin kerja dan analisis
bahaya
Memahami kapan harus menghentikan pekerjaan (SWA)

Anda mungkin juga menyukai