SKRIPSI
Oleh:
HAFIZ RASYIDI
NIM. P37326115062
SKRIPSI
Oleh:
HAFIZ RASYIDI
NIM. P3.73.26.1.15.062
Oleh:
HAFIZ RASYIDI
NIM. P37326115062
Telah diujikan dan berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima
sebagai bagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Kesehatan
pada Program Studi D-IV Fisioterapi Jurusan Fisioterapi
Poltekkes Kemenkes Jakarta III
Penguji I
Dwi Agustina, SKM., M.Sc Tanda Tangan :_________________
Penguji II
Ganesa PD Kurniawan, SST.Ft., M.Fis Tanda Tangan :_________________
Mengetahui Menyetujui
Ketua Jurusan Fisioterapi Ketua Program Studi D-IV Fisioterapi
Poltekkes Kemenkes Jakarta III Poltekkes Kemenkes Jakarta III
Ratu Karel Lina, SST.Ft., SKM., MPH. Roikhatul Jannah, SST.Ft., MPH
NIP. 196007021939012002 NIP. 197905012012122001
HALAMAN PERSETUJUAN
Oleh :
HAFIZ RASYIDI
NIM. P37326115062
Telah disetujui dan diperiksa oleh Pembimbing I dan II
Serta telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Mengetahui
Ketua Program Studi D-IV Fisioterapi
Poltekkes Kemenkes Jakarta III
Menyatakan bahwa skripsi adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik
yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Skripsi diajukan
tanpa ada tindak plagiarism sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Program
Studi Diploma IV Fisioterapi Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Jakarta III.
Bekasi, 2019
Yang Membuat Peryataan
Hafiz Rasyidi
NIM. P37326115062
Nama : Hafiz Rasyidi
NIM : P3.73.26.1.15.062
ABSTRAK
Latar Belakang: Tennis elbow merupakan sebuah kondisi nyeri pada siku yang
terjadi akibat overuse atau microtrauma pada ekstensor capri radialis brevis.
Tingkat kejadian tennis elbow mencapai antara 1% dan 3% dari populasi.
eccentric exercise dapat mempercepat proses remodeling dari tendon sehingga
nyeri pada tennis elbow dapat berkurang. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh pemberian eccentric exercise terhadap
penurunan nyeri tennis elbow pada pemain bulu tangkis. Metode Penelitian:
Penelitian ini menggunakan rancangan pra-eksperimental dengan desain one
group pretest posttest, sampel dipilih dengan metode purposive sampling dan
jumlah sampel sebanyak 14 orang. Program latihan dilaksanakan sebanyak 9 kali
pertemuan dalam 3 minggu. Pengukuran nyeri tekan pada pemain bulu tangkis
dilakukan dengan alat ukur algometer. Hasil: Setelah dilakukan pengukuran dan
intervensi, didapatkan nilai rerata intensitas nyeri sebelum intervensi 3,42 dan
setelah intervensi 4,01. Setelah itu dilakukan uji hipotesa dengan uji parametrik
paired sample T-test dan didapatkan hasil p-value sebesar 0,000. Simpulan:
Eccentric exercise berpengaruh terhadap penurunan nyeri tennis elbow pada
pemain bulu tangkis.
Kata Kunci : Tennis elbow, Nyeri tekan, Eccentric exercise, Bulu tangkis
v
Name : Hafiz Rasyidi
NIM : P3.73.26.1.15.062
ABSTRACT
Background: Tennis elbow is a condition of pain in the elbow that occurs due to
overuse or microtrauma in the extensor capri radialis brevis. The incidence of
tennis elbow reaches between 1% and 3% of the population. eccentric exercise
can accelerate the remodeling process of the tendons so that pain in tennis elbow
can be reduced. This study aims to determine whether there is an effect of giving
eccentric exercise to decrease tennis elbow pain in badminton players. Method:
This study used a pre-experimental design with the design of one group pretest
posttest, the sample was selected by purposive sampling method and the number
of samples was 14 people. The training program is held 9 times in 3 weeks.
Measurement of tenderness in badminton players is done by algometer. Result:
After measurement and intervention, the mean pain intensity before intervention
was 3.42 and after intervention 4.01. After that, a hypothesis test was performed
with a parametric sample paired T-test and the p-value of 0.000 was obtained.
Conclusion: Eccentric exercise has an effect on decreasing tennis elbow pain in
badminton players.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun skripsi berjudul “Pengaruh
Pemberian Eccentric Exercise terhadap Penurunan Nyeri Tennis Elbow pada
Pemain Bulu Tangkis di GOR Cipayung” dengan baik dan tepat waktu. Skripsi ini
disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana sains ilmu terapan
program strudi D – IV Fisioterapi di Poltekkes Kemenkes Jakarta III.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat banyak dukungan,
bantuan, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, izinkan penulis
untuk mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Ibu Yupi Supartini, S.Kp., M.Sc sebagai Direktur Poltekkes Kemenkes Jakarta
III,
2. Ibu Ratu Karel Lina, SST.Ft., SKM., MPH. sebagai Ketua Jurusan Fisioterapi
Poltekkes Kemenkes Jakarta III,
3. Ibu Roikhatul Jannah, SSt.Ft., MPH. Sebagai Ketua Program Studi D-IV
Fisioterapi Poltekkes Jakarta III,
4. Bapak Ganesa PD Kurniawan, SST.Ft., M.Fis, selaku dosen pembimbing
yang telah senantiasa meluangkan waktunya untuk memberikan saran,
masukan, dan arahan, serta selalu dengan teliti membaca bahan-bahan dari
penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan,
5. Bapak Azis Ritonga, S.Ag., M.A., selaku dosen pembimbing yang telah
senantiasa meluangkan waktunya untuk memberikan saran, masukan, dan
arahan, serta selalu memberikan nasihat-nasihatnya untuk penulis selama
pembuatan skripsi hingga saat ini,
6. Ibu Dwi Agustina, SKM., M.Sc dan Ganesa PD Kurniawan, SST.Ft., M.Fis,
selaku dewan penguji yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan
saran dan masukan selama masa perbaikan hingga skripsi ini dapat
diselesaikan,
7. Bapak dan Ibu dosen serta Staf Jurusan Fisioterapi yang telah memberikan
pengetahuan dan bantuannya selama menjalani masa perkuliahan,
vii
8. Bapak Wirsal dan Ibu Masnida, selaku orang tua penulis, atas segala doa,
dukungan, semangat, dan kasih sayang yang selalu diberikan setiap waktu
serta selalu sabar dalam mendidik penulis hingga saat ini dan seterusnya,
9. Bapak Deden, selaku ketua komunitas bulu tangkis GOR Cipayung yang telah
memberikan izin melakukan penelitian dan tempat serta seluruh anggota bulu
tangkis GOR Cipayung yang turut membantu dan memberikan semangat
selama penelitian berlangsung,
10. Saudara-saudara sepupu, Kakak-kakak (Bahrul Hanif dan Sufhi Hamdan) dan
Adik (Kamil), atas segala dukungan, doa, dan semangat sejak awal pembuatan
skripsi hingga selesai,
11. Teman-teman angkatan V yang sudah memberikan banyak kenangan serta
pengalaman berharga selama 4 tahun bersama,
12. Sahabat-sahabat yang selalu ada disetiap keadaan dan selalu memberikan
motivasi, doa dan semangat, serta masukan dalam mengerjakan skripsi ini;
Erfan, Awan, Udin, Robby, Panges, Opik, Firgi, Ajes, Abiyyu,
13. Big family; kak Nikita, kak Mimil, kak Lina, kak Agas, Aufa, Fahmi, Nurul,
Destya, yang telah membantu dan memberikan doa serta semangat hingga saat
ini,
14. Seluruh pihak yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan
skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun untuk
kebaikan di masa mendatang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Bekasi, 2019
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 35
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................................... 35
B. Hasil Penelitian .......................................................................................... 35
C. Pembahasan ................................................................................................ 39
V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 43
A. Simpulan .................................................................................................... 43
B. Saran ........................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 45
LAMPIRAN ......................................................................................................... 48
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
4.1. Distribusi frekuensi sampel pemain bulu tangkis dengan tennis elbow
menurut usia di GOR Cipayung pada tahun 2019……………………..…...36
4.2. Hasil pengukuran algometer pemain bulu tangkis dengan tennis elbow
sebelum intervensidi GOR Cipayung pada tahun 2019………………..…...36
4.3. Hasil pengukuran algometer pemain bulu tangkis dengan tennis elbow setelah
intervensi di GOR Cipayung pada tahun 2019…………………………..…37
4.4. Hasil uji normalitas data sampel pemain bulu tangkis dengan tennis elbow di
GOR Cipayung pada tahun 2019……………………………………...……37
4.5. Hasil uji hipotesis sampel pemain bulu tangkis dengan tennis elbow di GOR
Cipayung pada tahun 2019…………………………………………….……38
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Penjelasan Penelitian………………………………………………………49
2. Informed Consent……………………………………………………….…51
3. Kuesioner………………………………………………………………..…52
4. Jadwal Kegiatan Penelitian………………………………………………...54
5. Surat Ijin Penelitian………………………………………………………..55
6. Surat Persetujuan Etik…………………………………………………..…56
7. Daftar Riwayat Hidup………………………………………………….......57
8. Dokumentasi Kegiatan………………………………….…………………58
9. Hasil Analisa Data…………………………………………………………60
10. Lembar Bimbingan Penyusunan Proposal…………………………………63
11. Lembar Bimbingan Penyusunan Skripsi………………………………..…64
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hari karena dapat meningkatkan daya tahan tubuh seseorang. Olahraga dapat
dimulai sejak usia dini hingga usia lanjut dan dapat dilakukan setiap hari.
Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur yang
jasmani maupun rohani. Semakin sering kita melakukan olahraga, maka akan
semakin sehat pula tubuh kita. Selain itu olahraga juga dapat membuat tubuh kita
tidak mudah diserang oleh berbagai penyakit dan gangguan kesehatan lainnya
Saat ini bulu tangkis merupakan salah satu cabang olaharga yang banyak
dimainkan oleh hampir sekitar 150 juta orang diseluruh dunia dari segala usia dan
tingkatan. Bulu tangkis dianggap sebagai cabang olahraga yang aman karena
tidak terjadi kontak fisik (body contact) dibandingkan dengan cabang olahraga
lompatan, perubahan cepat dalam arah, burst aktif dan gerakan lengan yang cepat
1
2
selama gerakan seperti itu, tubuh mungkin rentan terhadap berbagai cedera. Salah
satu cedera yang dapat terjadi adalah tennis elbow (Sathya et al., 2018).
Tennis elbow atau Lateral epicondylosis (LE), adalah suatu kondisi dimana
timbulnya rasa sakit atau nyeri di bagian siku, bahkan ada juga di beberapa kasus
sampai melemahkan fungsi lengan dan pada kondisi kronis ditandai dengan nyeri
di lateral siku. Tennis elbow sendiri dipadang dengan kondisi relatif umum
tubuh bagian atas secara berulang-ulang seperti tukang kayu, musisi, dan
elbow adalah 1,3%, prevalensi tidak berbeda antara pria maupun wanita dan
dan pengaturan kolagen dalam tendon sehingga banyak pembuluh darah yang
grade 3 kematian sel yang mengarah pada penipisan sel tendon fungsional,
Ada berbagai macam cara penanganan terkait tennis elbow mulai dari non-
yang secara umum digunakan untuk meningkatkan power dan kekuatan otot,
kekuatan otot yang tinggi dengan kebutuhan energi yang rendah (Isner-Horobeti
et al., 2013).
Pada pemain bulu tangkis khususnya di GOR Cipayung data yang didapatkan
nyeri pada siku. Pemain juga tidak melakukan warming up sebelum melakukan
merupakan resiko cedera saat olahraga salah satunya adalah tennis elbow. Selain
itu pemain juga tidak mendapatkan exercise dalam bentuk apapun selain bermain
bulu tangkis.
4
B. Rumusan Masalah
pada penelitian ini adalah apakah ada pengaruh pemberian eccentric exercise
terhadap penurunan nyeri tennis elbow pada pemain bulu tangkis di GOR
Cipayung ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
perubahan rasa nyeri tennis elbow pada pemain bulu tangkis di GOR Cipayung.
2. Tujuan khusus
eccentric exercise.
eccentric exercise.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menjadi salah satu bahan
4. Bagi masyarakat
exercise.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Bulu Tangkis
Bulu tangkis adalah cabang olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang
pemain baik (single) atau dua pasang pemain berlawanan (ganda) yang
mengambil posisi pada bagian berlawanan dari area yang berbentuk persegi
panjang yang dibatasi oleh net. Pemain mencetak poin dengan memukul kok
dengan raket mereka sehingga melewati net dan jatuh ke tanah arena lawan.
Masing masing pihak hanya dapat menyerang kok sekali sebelum melewati net.
Reli akan berakhir setelah kok jatuh menghantam lantai (Joong, 2011).
Bulu tangkis merupakan salah satu olahraga yang terkenal di dunia. Olahraga
ini menarik minat berbagai kalangan, kelompok umur, tingkat keterampilan, pria
dimainkan dengan menggunakan net, raket, dan kok dengan teknik pukulan yang
bervariasi mulai dari yang memerlukan gerakan eksplosif, banyak gerakan berlari,
6
7
berikut :
Memegang raket adalah hal yang dapat dilakukan oleh setiap pemain
secara alami, meskipun dengan cara alami kita untuk memegang raket tidak
salah namun tidak jarak cara itu juga tidak efektif dalam hal menghasilkan
lain, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1 (a) Tergantung pada jenis
Dalam genggaman forehand, ibu jari diletakkan di tepi yang lebih lebar
pegangan kemudian ibu jari dan jari telunjuk membentuk bentuk "V" yang
menghadap pada kepala raket, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1 (b).
Di pegangan backhand, ibu jari ditempatkan di tepi yang lebih sempit dari
pegangan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.3 (c). Selama proses
2) Service
penundaan.
kok.
f) Kok harus di bawah pinggang server saat dipukul oleh raket server.
mengembalikan kok ke bagian kanan depan, sisi kanan, dan belakang kanan
10
Baik tembakan datar maupun tinggiketika pukulan ini dimainkan dengan baik
b) Pukulan Drop
lawan dengan menjatuhkan kok sedekat mungkin dengan net. Saat memainkan
pukulan cepat, raket harus condong sedikit ke depan. Saat memainkan pukulan
c) Pukulan Smash
Pukulan smash adalah pukulan yang paling sering muncul dan seringkali
olahraga bulu tangkis. Pukulan smash dilakukan dengan kok diarahkan tajam
d) Pukulan Drive
Pukulan drive adalah pukulan yang luar biasa, biasanya pukulan ini
dimainkan terutama oleh pemain ganda, tetapi saat ini banyak pemain single
dengan menantang waktu reaksi lawan. Saat bermain pukulan drive, orang
2. Tennis Elbow
klinis, tanda nyeri lokal pada epicondyle lateral yang diperburuk dengan adanya
tahanan pada gerakan ekstensi wrist dan grip (S Chesterton et al., 2011).
tendinitis. Namun, itu juga telah digambarkan sebagai degenerasi gejala kronis
tendon otot ekstensor lengan bawah yang melekat pada epikondilus lateral
Insiden tahunan tennis elbow adalah 4 hingga 7 kasus per 1000 pasien,
antara 1% dan 3% dari populasi biasanya sembuh sendiri, dan berlangsung antara
berlebihan (overuse), gerakan berulang, gerakan saat latihan yang salah, masalah
otot. Selain itu, tennis elbow biasanya terkait dengan pekerjaan atau hobi yang
Tennis elbow paling sering merupakan hasil dari cedera stres yang berulang
tetapi dapat terjadi akibat trauma langsung. dimana mekanik yang buruk pada saat
olahraga dapat menjadi faktor pemicu. Tennis elbow disebabkan oleh kontraksi
berulang dari otot-otot ekstensor lengan, terutama pada otot extensor carpi
bawah tendon lebih lanjut akan berdampak pada degenerasi dan tendinosis.
bursa radial humerus, periosteum, dan ligamentum annular (Walz et al., 2010).
Pada olahraga bulu tangkis pemain dapat mengalami nyeri di daerah siku
akibat gerakan back hand yang berulang, gerakan ini melibatkan otot-otot ekstensi
et al., 2007).
Anatomi musculotendinosus aspek lateral dari elbow Ada beberapa otot yang
asal tendonnya terletak pada epicondylus lateral yaitu extensor carpi radialis
longus, extensor carpi radialis brevis dan extensor digitorum communis (Walz et
al., 2010)
14
Gambar 2.6 CET = common extensor tendon, ECRL = extensor carpi radialis
longus, ECRB = extensor carpi radialis brevis, EDC = extensor digitorum
communis dan ECU = extensor carpi ulnaris
Sumber: (Walz et al., 2010).
ECRL berfungsi untuk gerakan abduksi dan ekstensi dari wrist, memiliki
metacarpal ke 2.
EDC berfungsi untuk gerakan ekstensi wrist dan ekstensi sendi MCP jari
ECU berfungsi untuk gerakan adduksi dan extensi wrist, memiliki origo
Pada olahraga bulu tangkis khususnya gerakan back hand yang dilakukan
terus menerus dapat menyebabkan terjadinya tennis elbow. Gerakan dari ulna
pada caput radius dan trochlea humeri mengakibatkan fleksi dan ekstensi siku,
untuk gerakan fleksi dibatasi oleh jaringan lunak dan sewaktu fleksi maksimal
ekstensi dibatasi regangan kapsul dan sewaktu ektensi maksimal ujung olecranon
Pada gerakan supinasi lengan bawah, otot supinator (biceps brachii) bekerja
sendiri. Untuk gerakan ekstensi pergelangan tangan yang berperan adalah otot
exstensor carpi radialis brevis dan ekstensor carpi radialis longus bersama otot
exstensor carpi ulnaris. Otot exstensor carpi radialis longus kurang aktif pada
brevis tetapi lebih aktif saat menggenggam (raket). Kedua otot bekerja sinergis
dengan otot fleksor carpi radialis untuk abduksi / radial deviasi pergelangan
tangan. Untuk gerakan ekstensi finger, yang bekerja adalah otot exstensor
digitorum, otot lumbricalis, otot interossei dan otot extensor digiti minimi. Jari ke-
2 dan ke-4 mempunyai otot tambahan yaitu otot exstensor indicis dan digiti
Pada olahraga bulu tangkis salah satu cara bermainnya dengan menggenggam
raket yang merupakan kerja dari otot flexor yang menimbulkan kontraksi extensor
pergelangan tangan. Namun flexor jari harus dilawan oleh extensor untuk bekerja
16
efektif, hal inilah yang menjelaskan timbulnya nyeri pada tennis elbow sewaktu
Seperti tendinopati lainnya, patologi pada tennis elbow adalah kompleks dan
otot lebih efisien, efek pegas meningkat dengan beban yang lebih tinggi menjadi
paling efisien ketika tendon memendek. Tendon akan menguat saat ada
permintaan yang lebih besar dan melemah secara alami ketika kurang digunakan.
Tendon yang sehat dapat menguat dengan mudah sebagai respons terhadap
peningkatan muatan tetapi bisa gagal jika peningkatan muatan terlalu mendadak
atau terlalu besar. Kelebihan beban yang tiba-tiba dapat mengubah struktur tendon
Cedera tennis elbow paling sering dijumpai yaitu pada otot extensor carpi
radialis brevis, adapun tes khusus yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Mill
Test.
Mill Test dapat mengindikasikan bahwa pasien terkena tennis elbow, karena
pada test ini apabila pasien mengalami rasa nyeri pada epicondylus lateral maka
adalah dengan cara pasien posisi berdiri dengan lengan dorso flexi dan siku
ditekuk, penguji memegang bagian epicondyle pasien dan tangan satu diletakkan
17
pada bagian distal forearm. Pasien kemudian diminta menggerakkan lengan atas
3. Nyeri
a. Definisi Nyeri
bahwa rasa sakit adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
Amerika Utara menetapkan bahwa nyeri adalah keadaan di mana seorang individu
mengalami ketidaknyamanan parah atau sensasi tidak nyaman. Kamus medis oleh
aktual atau potensial pada tubuh. Namun, rasa sakit lebih dari sekadar sensasi atau
18
kesadaran fisik tentang rasa sakit namun juga termasuk persepsi, interpretasi
rasa sakit, intensitas, dan sesuatu tentang sifatnya. Berbagai respons sadar dan
tidak sadar terhadap sensasi dan persepsi, termasuk respons emosional (Kumar et
al., 2016).
b. Patofisiologi Nyeri
Nyeri terdiri dari empat rangkaian proses yang terlibat yaitu, transduksi,
transmisi, modulasi dan persepsi. Tahap pertama yang terjadi ialah transduksi.
yang menjadi aktivitas listrik pada akhiran serabut sensorik. Proses ini
perjalanan potensial aksi dari akhiran saraf perifer ke sepanjang akson menuju
sehingga terjadilah proses yang disebut transduksi. Pertukaran ion natrium dan
kalium terjadi pada membran sel sehingga mengakibatkan potensial aksi dan
sinaptik dari satu neuron ke neuron lainnya. Potensial aksi dari tempat cedera
melewati celah ke kornu dorsalis pada medulla spinalis, kemudian naik sebagai
19
traktus spinotalamikus ke thalamus dan otak tengah. Proses yang terjadi setelah
potensial aksi melewati talamus yaitu serabut saraf mengirim pesan nosisepsi ke
korteks somatosensori, lobus parietal, lobus frontal, dan sistem limbik setelah
melewati talamus, dimana proses nyeri ketiga terjadi. Proses akhir yakni modulasi
yang merupakan hasil dari aktivasi otak tengah. Beberapa neuron dari daerah
saraf pusat yang lebih rendah. Neuron ini merangsang pelepasan neurotransmiter
merealisasikan PPT. Teknik ini adalah metode yang terkenal dan divalidasi untuk
alat ini untuk mengevaluasi rasa sakit di berbagai lokasi tubuh dan menunjukkan
nilai reliability yang sangat tinggi dengan rentang nilai 90% sampai 95%.
Sensitifitas dan spesifikasi pada 6 otot menunjukan hasil yang relative tinggi
dengan otot extensor carpi radialis dengan hasil tertinggi sebesar 80% (Park et
20
al., 2011). Pengukuran yang dipakain untuk penelitian ini adalah algometer.
adapun cara pemakaiannya sebagai berikut: (1) Lokalisasikan pada area yang
ingin anda ukur ( lateral epicondyle humerus) dengan palpasi lembut namun
tegas. (2) Tahan pegangan algometer dengan telapak tangan anda di antara ibu jari
dan telunjuk anda. (3) Tempatkan stylus berujung karet diatas titik yang telah
ditentukan atau area yang ingin anda ukur (lateral epicondyle humerus), pastikan
algometer tegak lurus dengan permukaan kulit, stabilkan algometer dengan otot
antara jari tengah dan jari telunjuk anda. (4) Terapkan tekanan yang stabil dan
lembut dengan laju 1kg/cm2/detik. Sampai pasien merasa sakit dan merespon
terapis. (5) Lepaskan stylus dan catat nilai serta area lokasi dari lateral epicondyle
humerus untuk pemeriksaan tindak lanjut. (6) Atur ulang algometer sebelum
memulai pemeriksaan lain (7) lakukan 3 kali pengulangan kemudian hitung rata-
5. Eccentric Exercise
a. Definisi
dengan efek awal yang tidak menguntungkan seperti kerusakan otot subselular,
nyeri, berkurangnya rangsangan serat otot, dan kelemahan otot. Namun stretching
21
stimulus yang efektif untuk mendorong adaptasi fisiologis dan saraf pada saat
latihan.
Ada tiga jenis kontraksi otot yang dapat digunakan selama latihan (concentric,
oleh otot lebih besar. Eccentric exercise ditandai oleh mikrolesi otot dan
dapat meningkatkan kerja otot untuk rehabilitasi dan tujuan klinis. Eccentric
Epicondylitis lateral dikenal sebagai tennis elbow merupakan rasa sakit yang
sehingga sirkulasi oksigen dan nutrisi pada area tersebut berkurang (Lee et al.,
2018).
22
tahan. Hal ini dikarenakan eccentric exercise memberikan stimulus pada tendon
nyeri. Efek yang ditimbulkan dari eccentric exercise juga dapat memberikan
pengaruh hyperthropy otot dan mengurangi strain pada tendon. (Lee et al., 2018).
sebagai berikut : (1) Posisikan klien duduk dengan lengan yang ingin di intervensi
diatas sanggahan kursi dan pergelangan tangan terbebas (2) pegang plastic
minggu ke-3 terjadi fase remodeling, pada hari ke 12-14 terjadi peningkatan
terjadinya Delay Onset Muscle Soreness (DOMS) (Kisner et al., 2007). Dengan
beban seberat 2 kilogram yang setara dengan 2 liter air karena air memiliki massa
jenis (densitas) 1 kg/liter. Setiap minggu beban ditingkatkan sebesar 100 ml.
Prosedur ini dilakukan 15 repetisi 3 set, istirahat 30 detik diantara set (Peterson et
al., 2014).
24
B. Kerangka Konsep
Eccentric Exercise
C. Hipotesis
METODOLOGI PENELITIAN
pretest and posttest design dengan tujuan mengetahui pengaruh sebelum dan
X1
P S O1 O2
Keterangan:
P : Populasi
S : Sampel
O1 : Pre test
X1 : Intervensi
O2 : Post test
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah GOR
Cipayung.
25
26
2. Waktu Penelitian
skripsi, yaitu bulan Desember 2018 sampai dengan bulan April 2019. Proses
pengumpulan data dilakukan sejak bulan Maret 2019 sampai dengan April 2019.
1. Populasi
tertentu yang ditetapkan oleh penetili. Populasi yang diambil dalam penelitian ini
yaitu pemain bulu tangkis dengan nyeri tennis elbow di lapangan bulu tangkis
GOR Cipayung. Sampel pada penelitian ini adalah pemain bulu tangkis yang
mengalami nyeri tennis elbow serta memiliki hasil positif dari pemeriksaan yang
dilakukan.
2. Sampel
Sampel adalah obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.
Menurut (Sugiyono, 2009) besar sampel pada penelitian eksperimen adalah 10-20
orang. Sampel pada penelitian ini adalah pemain bulu tangkis GOR Cipayung
yang masuk dalam kriteria inklusi.Besaran sampel yang akan diambil untuk
penelitian ini dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut (Lameshow, 1990) :
𝜎 2 (𝑍1−𝛼 + 𝑍1−𝛽 )2
𝑛=
(𝜇0 − 𝜇𝑎 )2
𝑛 = 12
27
Keterangan :
n = besar sample
sampel sebesar 12 orang dan 10% sebagai cadangan responden drop out yaitu 2
3. Sampling
pertimbangan oleh peneliti. Sampel yang diambil sesuai dengan kriteria inklusi
sampling. Yaitu jika bertemu sampel sesuai kriteria maka dipilih menjadi sampel.
diberikan peneliti.
D. Variabel Penelitian
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel
G. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut: (a)
secara langsung dengan responden melalui tatap muka (b) observasi dengan
adalah sebagai berikut: (a) Informed consent yang sudah disetujui responden dan
kuesioner yang berisi data diri responden (c) lembar absensi (d) alat tulis untuk
a. Tahap awal
b. Tahap persiapan
Pada tahap ini peneliti menyiapkan segala hal yang diperlukan selama
penelitian seperti penjelasan tentang penelitian yang meliputi tujuan, tata cara
pada nyeri elbow, pemeriksaan khusus untuk tennis elbow, responden tidak dapat
bermain bulu tangkis selama intervensi yang diberikan peneliti dan pengisian
kuesioner.
c. Tahap intervensi
Eccentric exercise
3x seminggu dengan berat 2 kilogram atau 2 lietr air. Setiap minggu beban
31
ditingkatkan sebesar 100 ml. Prosedur ini dilakukan 15 repetisi 3 set, istirahat 30
(1) Posisikan klien duduk dengan lengan yang ingin di intervensi diatas
sanggahan kursi dan pergelangan tangan terbebas (2) pegang plastic countainer
pergelangan tangan (fleksi) yang diintervensi secara perlahan dan full (4)
algometer. Intensitas nyeri dilihat dari total skor yang didapat dari post test.
Pada tahap ini didapatkan data hasil akhir yang akan dibandingkan dengan
data awal sehingga dapat ditarik kesimpulan. Interpretasi hasil total skor dapat
dilihat dari persentase total skor yang telah dibagi menjadi beberapa kategori.
1. Pengolahan Data
(Natoatmodjo, 2010) :
32
a. Editing
b. Processing
pengolahan data.
c. Coding
pengolahan data.
d. Cleaning
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
distribusi frekuensi dan proporsi masing –masing variabel yang diteliti, baik
b. Analisis Bivariat
hubungan variabel-variabel bebas dan terikat melalui uji statistik. Analisis pada
Apabila distribusi pada penelitian ini normal, maka uji dilanjutkan dengan uji
statistik parametrik. Uji statistik parametrik yang digunakan sebagai uji hipotesis
I. Etik Penelitian
berikut:
1. Keikutsertaan calon responden dalam penelitian harus atas dasar sukarela dan
2. Menjaga agar penelitian yang dilakukan tidak merugikan responden baik dari
3. Melaksanakan penelitian secara baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmiah.
Proposal penelitian ini telah disetujui oleh Komisi Etik Poltekkes Kemenkes
Maret 2019
BAB IV
tangkis, voli, taekwondo yang beralamat di jalan Bantar Jati No.2 kelurahan Setu,
Jakarta Timur. GOR Cipayung memiliki tanah seluas 3.000 m² dan luas bangunan
2.200 m², 4 lapangan bulu tangkis dengan tribun penonton berkapasitas 300 orang.
Sebanyak 29 orang dengan usia 35-55 tahun yang bermain bulu tangkis di GOR
Cipayung. Pemain datang untuk bermain bulu tangkis seminggu 3 kali, banyak
pemain yang tidak melakukan pemanasan sebelum bermain bulu tangkis sehingga
nyeri setelah bermain sering terjadi salah satunya nyeri tennis elbow.
B. Hasil Penelitian
orang yang dilakukan di GOR Cipayung dengan 2 analisa yaitu analisa data
berdasarkan usia.
35
36
Tabel 4.1. Distribusi frekuensi sampel pemain bulu tangkis dengan tennis
elbow menurut usia di GOR Cipayung pada tahun 2019
Total 14 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa usia 35-40 tahun merupakan
kelompok usia terbanyak yang mengalami cedera tennis elbow pada pemain bulu
rentang usia 41-45 tahun yaitu sebanyak 21,4%. Kemudian rentang usia 46-50
b. Intensitas nyeri
Tabel 4.2. Hasil pengukuran algometer pemain bulu tangkis dengan tennis
elbow sebelum intervensi di GOR Cipayung pada tahun 2019
Mean ± SD Min-Maks
Pre-test 3,42 ± 0,31 3.0 – 4.0
37
Berdasarkan tabel 4.2 rerata intensitas ambang nyeri tekan area lateral
epicondyle sebelum diberikan intervensi pada pemain bulu tangkis sebesar 3,42 ±
0,31 kg. Nilai ambang nyeri tekan minimal dan maksimal 3,0 kg – 4,0 kg.
Tabel 4.3. Hasil pengukuran algometer pemain bulu tangkis dengan tennis
elbow setelah intervensi di GOR Cipayung pada tahun 2019
Mean ± SD Min-Maks
Post-test 4,01 ± 0,40 3,6 – 4,8
sebesar 4,01 kg ± 0,40 kg. Nilai ambang nyeri tekan minimal dan maksimal
uji normalitas pada data tersebut. Uji normalitas penting dilakukan terlebih
dahulu agar dapat menentukan uji hipotesis yang akan digunakan selanjutnya.
Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan uji Saphiro-Wilk. Uji
Saphiro-Wilk memiliki hasil evaluasi yaitu jika hasil perhitungan p value <
0,05 maka data berdistribusi tidak normal, sebaliknya jika p value > 0,05 maka
data berdistribusi normal. Berikut merupakan table hasil uji normalitas data
Tabel 4.4. Hasil uji normalitas data sampel pemain bulu tangkis dengan
tennis elbow di GOR Cipayung pada tahun 2019
Dari tabel di atas, dapat diketahui hasil uji normalitas data dengan uji
Saphiro-Wilk diperoleh hasil p value > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
hasil distribusi populasi penelitian ini dari uji normalitas data bersifat normal,
dengan demikian uji beda pada analisa bivariat selanjutnya yang akan digunakan
b. Uji hipotesis
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dari eccentric exercise terhadap
penurunan nyeri pada pemain bulu tangkis dapat dilihat dari perbedaan hasil pre-
test dan post-test. Perbedaan dari pre-test dan post-test dapat kita lihat setelah
terdapat pengaruh eccentric exercise terhadap penurunan nyeri pada pemain bulu
tangkis dengan tennis elbow di GOR Cipayung. Uji hipotesis yang dilakukan pada
penelitian ini merupakan uji statistik parametrik karena data berdistribusi normal
Tabel 4.5. Hasil uji hipotesis sampel pemain bulu tangkis dengan tennis
elbow di GOR Cipayung pada tahun 2019
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa standar deviasi dari uji hipotesis
tersebut yaitu 0,11. Didapatkan nilai probabilitas sebesar 0,000 dengan tingkat
kepercayaan 95%, lebih kecil dari nilai α (0,05). Hal ini menunjukkan adanya
C. Pembahasan
GOR Cipayung, Setu, Jakarta Timur. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 14
orang yang telah sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi, dengan rentang usia
Pada penelitian ini, usia sampel dominan berada pada rentang usia 35-45
tahun. Hal ini menunjukkan bahwa tennis elbow telah terjadi sejak masa usia
dewasa akhir (Amin, 2017). Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
mengatakan bahwa tennis elbow seringkali terjadi pada usia dewasa akhir dan
lansia awal (S Chesterton et al., 2011). Karakteristik menurut usia pada penelitian
ini tidak sesuai dengan salah satu penelitian yang mengatakan bahwa tennis elbow
secara umum terjadi pada semua usia dengan penelitian yang dilakukannya
menyatakan bahwa pada tennis elbow prevalensi tidak berbeda antara laki-laki
maupun perempuan. Pada penelitian ini semua sampel laki-laki dikarenakan lebih
banyak laki laki yang bermain bulu tangkis dibandingkan perempuan di GOR
derajat kelemahan yang lebih tinggi dan proses penyembuhan lebih lama
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan nilai ambang nyeri
sehingga intervensi eccentric exercise efektif dalam menurunkan nyeri tekan pada
tennis elbow.
Nilai rerata penurunan nyeri sebelum diberikan intervensi sebesar 3,34 kg,
sedangkan nilai setelah diberikan intervensi sebesar 3,91 kg. Hal ini menunjukkan
didapatkan nilai rerata selisihnya sebesar 5,91. Pada analisa data bivariate
menggunakan paired sample t-test didapatkan nilai p-value yaitu 0,001, maka
terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai rerata sebelum dan sesudah
bahwa eccentric exercise dapat menurunkan nyeri tekan pada tennis elbow. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Peterson et al., 2014)
sebelumnya yang berjudul a new exercise for tennis elbow that works yang
menyatakan bahwa eccentric exercise efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada
bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan (Peterson et al., 2014). Hal ini menunjukkan
perbedaan durasi yang cukup jauh dibandingkan dengan penelitian ini yang hanya
kemampuan fungsional yang terjadi akibat adanya hipertrofi otot dan jaringan
terjadi normalisasi struktur tendon (Olesen, 2015). Hipertrofi otot diketahui dapat
terjadi hanya dalam 2-3 minggu latihan dengan intensitas tinggi yang mana sesuai
dengan dosis pada penelitian ini, hipertrofi otot juga penting untuk peningkatan
menunjukkan bahwa penurunan nyeri tekan pada tennis elbow dapat dicapai
selama 3 minggu.
(Page, 2010) yang mengatakan bahwa eccentric exercise secara efektif dapat
pada plastic countainer setiap minggunya sesuai acuan dari repetisi pada
yang apabila dikonversikan menjadi 2 liter karena air memiliki massa jenis
(densitas) 1 kg/liter, maka volume 1 kg air sama dengan 1 liter. Pada minggu
kedua, beban latihan ditambah 100 ml dan minggu ketiga berat beban latihan
ditambah 100 ml yang artinya total beban pada minggu ketiga 1 liter 200 ml.
42
bertujuan untuk memberi waktu pemulihan dari kelelahan akibat latihan. Hal ini
karena menyebabkan delayed onset muscle soreness lebih tinggi dan mikrotrauma
pada jaringan lunak yang lebih besar bila dibandingkan dengan latihan konsentrik
(Carolyn Kisner, 2013) hal tersebut sejalan dengan penelitian ini karena hanya
tendon, sehingga terjadi penurunan nyeri pada sampel dalam penelitian ini.
keterbatasan. Beberapa keterbatasan yang dialami oleh peneliti yaitu peneliti tidak
dapat mengontrol faktor lain yang mempengaruhi seperti aktifitas fisik lainnya
diluar program yang diberikan, pola hidup, pola makan dan kondisi emosional
responden sehingga hasil dari program latihan yang dilakukan tidak murni dapat
A. Simpulan
eccentric exercise terhadap penurunan nyeri tennis elbow pada pemain bulu
1. Tingkat nyeri sebelum diberikan eccentric exercise pada pemain bulu tangkis
dengan tennis elbow memiliki nilai rerata sebesar 3,42 sedangkan tingkat
nyeri setelah diberikan eccentric exercise pada pemain bulu tangkis dengan
terhadap penurunan nyeri tennis elbow pada pemain bulu tangkis di GOR
dan jaringan disekitarnya, sehingga terjadi penurunan nyeri tennis elbow pada
43
44
B. Saran
diajukan,antara lain:
sebagai pembanding,
intervensi lain,
3. Bagi fisioterapis yang menangani pemain bulu tangkis dengan nyeri tennis
4. Bagi pemain bulu tangkis dengan nyeri tennis elbow disarankan agar
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2018. "Olah raga dan manfaat bagi kesehatan." :1–2.
Kisner C, & Colby A L. 2007. Therapeutic Exercise 5th edition. USA: DavisPlua.
Kisner C dan Colby L A. 2007. Therapeutic Exercise Foundations and
Techniques (Fifth Edit). Philadelphia: F A Davis Company.
Kumar K H, & Elavarasi P. 2016. "Definition of pain and classification of pain
disorders." 3 (June):87–90. https://doi.org/10.15713/ins.jcri.112
Kusuma M, Dreissigler T, Polner S, Kruger L, & Altmann K. 2014. "Identifikasi
Cidera Olahraga Atlet Badminton Usia Anak." 7:479–483.
Lee J, Kim T, & Lim K. 2018. "Effects of eccentric control exercise for wrist
extensor and shoulder stabilization exercise on the pain and functions of
tennis elbow." january:590–594.
Matematika J I & Amin M. 2017. MATH unesa, 2(6).
Natoatmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakatra: Rineka Cipta.
Olesen J L 2015. "High-load strength training." A randomized controlled trial with
12 month follow up." :292–300. https://doi.org/10.1111/sms.12313
Orchard J, & Kountouris A. 2011. "The management of tennis elbow." (May): 1–
5. https://doi.org/10.1136/bmj.d2687
Oudijk R, & Riezebos C. 2017. "The functional morphology of the tennis wrist."
:1–18.
Page P. 2010. "A new exercise for tennis elbow that works." North American
Journal of Sports Physical Therapy : NAJSPT, 5(3):189–193. Retrieved
fromhttp://eutils.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/eutils/elink.fcgi?dbfrom=pubmed&i
d=21589674&retmode=ref&cmd=prlinks%5Cnpapers3://publication/uuid/20
0C6876-B83C-4AEB-9FB7-472F0AFF8C1B
Park G, Kim C W, Park S B, Kim M J, & Jang S H. 2011. "Reliability and
Usefulness of the Pressure Pain Th reshold Measurement in Patients with
Myofascial Pain." :412–417. https://doi.org/10.5535/arm.2011.35.3.412
Pelfort X, Torres-claramunt R, Sánchez-soler J F, Hinarejos P, & Leal-blanquet J.
2015. "Pressure algometry is a useful tool to quantify pain in the medial part
of the knee." An intra- and inter-reliability study in healthy subjects.
Orthopaedics & Traumatology Surgery & Research, 101(5):559–563.
https://doi.org/10.1016/j.otsr.2015.03.016
Peterson M, Butler S, & Svärdsudd K. 2014. "A randomized controlled trial of
eccentric vs concentric graded exercise in chronic tennis elbow (lateral elbow
tendinopathy)." https://doi.org/10.1177/0269215514527595
47
Yang Terhormat,
Pemain Bulu Tangkis GOR Cipayung
Di Bekasi
Pada Pemain Bulu Tangkis Di Gor Cipayung.” Tujuan penelitian ini adalah untuk
Elbow Pada Pemain Bulu Tangkis” untuk itu, saya mengharapkan kesediaan
saudara/i untuk menjadikan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini saya akan
perubahan nyeri tennis elbow pada pemain bulu tangkis di GOR Cipayung.
Manfaat langsung yang dapat diterima oleh Saudara/I adalah gerakan yang
menjadi lebih efektif karena penurunan rasa nyeri pada tennis elbow ketika
bermain bulu tangkis. Saya menjamin bahwa penelitian ini tidak akan berbahaya,
serta resiko yang sangat minimal, peneliti juga menyiapkan P3K untuk
penanganan pertama bila terjadi cedera dan tidak akan merugikan bagi responden
atau pihak manapun. Saya juga berjanji akan merahasiakan identitas saudara/i dari
penelitian ini bersifat sukarela tanpa paksaan dari pihak manapun. Saudara/i
diri dalam penelitian ini. Jika saudara/I berkenan berpartisipasi dalam penelitian
kali ini, mohon menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan. Jika
masih ada hal-hal terkait penelitian yang ingin saudara/i pertanyakan lebih lanjut
Adapun perlakuan yang akan diberikan (1) Posisikan klien duduk dengan
lengan yang ingin di intervensi diatas sanggahan kursi dan pergelangan tangan
terbebas (2) pegang plastic countainer dengan tangan yang di intervensi (3) klien
secara perlahan dan full (4) kemudian klien diinstruksikan untuk mengangkatnya
Nama :
Usia :
Alamat :
Jakarta________________
_____________________ _____________________
Saksi Responden
Lampiran 3 Lembar Kuesioner Penelitian
Nama Responden :
Usia :
Tanggal pengisian :
Alamat :
Isilah sesuai dengan pertanyaan yang telah tertera dibawah ini, jika ada hal yang
1. Apakah anda saat ini mengalami keluhan sakit atau nyeri pada siku bagian
luar ?
a. Ya b. Tidak
dengan tahanan ?
a. Ya b. Tidak
a. Ya b. Tidak
a. Ya b. Tidak
a. Ya b. Tidak
7. Apakah anda memiliki riwayat osteoarthritis ?
a. Ya b. Tidak
a. Ya b. Tidak
B. Form Pemeriksaan
Positif Negatif
2. Pemeriksaan neurologi
Tajam Tumpul
Positif Negatif
Lampiran 4 Jadwal Kegiatan Penelitian
JADWAL KEGIATAN
CURRICULUM VITAE
Agama : Islam
Tangerang. Banten.
Email : rasyidihafiz63@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
Intervensi
Lampiran 9 Hasil Data
1. Analisis univariat
Umur
N Valid 14
Missing 0
Mean 42.43
Std. Deviation 5.880
Minimum 35
Maximum 52
Interval Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Median 3.3000
Variance .101
Minimum 3.00
Maximum 4.00
Range 1.00
Median .5500
Variance .014
Minimum .40
Maximum .80
Range .40
2. Analisis bivariat
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Paired Differences