Anda di halaman 1dari 88

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

PENGARUH PEMBERIAN ECCENTRIC EXERCISE


TERHADAP PENURUNAN NYERI TENNIS ELBOW PADA
PEMAIN BULU TANGKIS DI GOR CIPAYUNG

SKRIPSI

Oleh:
HAFIZ RASYIDI
NIM. P37326115062

PROGRAM STUDI D-IV FISIOTERAPI


JURUSAN FISIOTERAPI
BEKASI, 2019
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

PENGARUH PEMBERIAN ECCENTRIC EXERCISE


TERHADAP PENURUNAN NYERI TENNIS ELBOW PADA
PEMAIN BULU TANGKIS DI GOR CIPAYUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan


Mendapat Gelar Sarjana Terapan Kesehatan (STr. Kes)

Oleh:

HAFIZ RASYIDI
NIM. P3.73.26.1.15.062

PROGRAM STUDI D-IV FISIOTERAPI


JURUSAN FISIOTERAPI
BEKASI 2019
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul :

PENGARUH PEMBERIAN ECCENTRIC EXERCISE


TERHADAP PENURUNAN NYERI TENNIS ELBOW PADA
PEMAIN BULU TANGKIS DI GOR CIPAYUNG

Oleh:

HAFIZ RASYIDI
NIM. P37326115062

Telah diujikan dan berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima
sebagai bagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Kesehatan
pada Program Studi D-IV Fisioterapi Jurusan Fisioterapi
Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Pada tanggal : 29 April 2019

Penguji I
Dwi Agustina, SKM., M.Sc Tanda Tangan :_________________

Penguji II
Ganesa PD Kurniawan, SST.Ft., M.Fis Tanda Tangan :_________________

Mengetahui Menyetujui
Ketua Jurusan Fisioterapi Ketua Program Studi D-IV Fisioterapi
Poltekkes Kemenkes Jakarta III Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Ratu Karel Lina, SST.Ft., SKM., MPH. Roikhatul Jannah, SST.Ft., MPH
NIP. 196007021939012002 NIP. 197905012012122001
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul :

PENGARUH PEMBERIAN ECCENTRIC EXERCISE


TERHADAP PENURUNAN NYERI TENNIS ELBOW PADA
PEMAIN BULU TANGKIS DI GOR CIPAYUNG

Oleh :

HAFIZ RASYIDI
NIM. P37326115062
Telah disetujui dan diperiksa oleh Pembimbing I dan II
Serta telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi

Pada Tanggal : 29 April 2019

Pembimbing I Pembimbing II,

Ganesa PD Kurniawan, SST.Ft., M.Fis. Azis Ritonga, S.Ag., M.A.


NIP. 199205032018011001 NIP. 196512081936031002

Mengetahui
Ketua Program Studi D-IV Fisioterapi
Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Roikhatul Jannah, SST.Ft., MPH


NIP. 197905012012122001
SURAT PERYATAAN
KEASLIAN PENELITIAN DAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Hafiz Rasyidi
NIM : P37326115062
Program Studi : D-IV Fisioterapi
Judul Skripsi : Pengaruh pemberian eccentric terhadap penurunan nyeri tennis
elbow pada pemain bulu tangkis di GOR Cipayung

Menyatakan bahwa skripsi adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik
yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Skripsi diajukan
tanpa ada tindak plagiarism sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Program
Studi Diploma IV Fisioterapi Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Jakarta III.

Jika dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa saya melakukan pelanggaran


keaslian dan plagiarisme, saya akan bertanggung jawab sepenuhnya dan
menerima sanksi yang dijatuhkan oleh pendidikan kepada saya.

Bekasi, 2019
Yang Membuat Peryataan

Hafiz Rasyidi
NIM. P37326115062
Nama : Hafiz Rasyidi

NIM : P3.73.26.1.15.062

Judul : Pengaruh Pemberian Eccentric Exercise Terhadap Penurunan Nyeri


Tennis Elbow Pada Pemain Bulu Tangkis Di GOR Cipayung

ABSTRAK

Latar Belakang: Tennis elbow merupakan sebuah kondisi nyeri pada siku yang
terjadi akibat overuse atau microtrauma pada ekstensor capri radialis brevis.
Tingkat kejadian tennis elbow mencapai antara 1% dan 3% dari populasi.
eccentric exercise dapat mempercepat proses remodeling dari tendon sehingga
nyeri pada tennis elbow dapat berkurang. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh pemberian eccentric exercise terhadap
penurunan nyeri tennis elbow pada pemain bulu tangkis. Metode Penelitian:
Penelitian ini menggunakan rancangan pra-eksperimental dengan desain one
group pretest posttest, sampel dipilih dengan metode purposive sampling dan
jumlah sampel sebanyak 14 orang. Program latihan dilaksanakan sebanyak 9 kali
pertemuan dalam 3 minggu. Pengukuran nyeri tekan pada pemain bulu tangkis
dilakukan dengan alat ukur algometer. Hasil: Setelah dilakukan pengukuran dan
intervensi, didapatkan nilai rerata intensitas nyeri sebelum intervensi 3,42 dan
setelah intervensi 4,01. Setelah itu dilakukan uji hipotesa dengan uji parametrik
paired sample T-test dan didapatkan hasil p-value sebesar 0,000. Simpulan:
Eccentric exercise berpengaruh terhadap penurunan nyeri tennis elbow pada
pemain bulu tangkis.

Kata Kunci : Tennis elbow, Nyeri tekan, Eccentric exercise, Bulu tangkis

v
Name : Hafiz Rasyidi

NIM : P3.73.26.1.15.062

Title : Effect of Eccentric Exercise on Decreasing Tennis Elbow Pain in


Badminton Players at GOR Cipayung

ABSTRACT

Background: Tennis elbow is a condition of pain in the elbow that occurs due to
overuse or microtrauma in the extensor capri radialis brevis. The incidence of
tennis elbow reaches between 1% and 3% of the population. eccentric exercise
can accelerate the remodeling process of the tendons so that pain in tennis elbow
can be reduced. This study aims to determine whether there is an effect of giving
eccentric exercise to decrease tennis elbow pain in badminton players. Method:
This study used a pre-experimental design with the design of one group pretest
posttest, the sample was selected by purposive sampling method and the number
of samples was 14 people. The training program is held 9 times in 3 weeks.
Measurement of tenderness in badminton players is done by algometer. Result:
After measurement and intervention, the mean pain intensity before intervention
was 3.42 and after intervention 4.01. After that, a hypothesis test was performed
with a parametric sample paired T-test and the p-value of 0.000 was obtained.
Conclusion: Eccentric exercise has an effect on decreasing tennis elbow pain in
badminton players.

Key Word : Tennis elbow, Tenderness, Eccentric exercise, Badminton

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun skripsi berjudul “Pengaruh
Pemberian Eccentric Exercise terhadap Penurunan Nyeri Tennis Elbow pada
Pemain Bulu Tangkis di GOR Cipayung” dengan baik dan tepat waktu. Skripsi ini
disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana sains ilmu terapan
program strudi D – IV Fisioterapi di Poltekkes Kemenkes Jakarta III.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat banyak dukungan,
bantuan, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, izinkan penulis
untuk mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Ibu Yupi Supartini, S.Kp., M.Sc sebagai Direktur Poltekkes Kemenkes Jakarta
III,
2. Ibu Ratu Karel Lina, SST.Ft., SKM., MPH. sebagai Ketua Jurusan Fisioterapi
Poltekkes Kemenkes Jakarta III,
3. Ibu Roikhatul Jannah, SSt.Ft., MPH. Sebagai Ketua Program Studi D-IV
Fisioterapi Poltekkes Jakarta III,
4. Bapak Ganesa PD Kurniawan, SST.Ft., M.Fis, selaku dosen pembimbing
yang telah senantiasa meluangkan waktunya untuk memberikan saran,
masukan, dan arahan, serta selalu dengan teliti membaca bahan-bahan dari
penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan,
5. Bapak Azis Ritonga, S.Ag., M.A., selaku dosen pembimbing yang telah
senantiasa meluangkan waktunya untuk memberikan saran, masukan, dan
arahan, serta selalu memberikan nasihat-nasihatnya untuk penulis selama
pembuatan skripsi hingga saat ini,
6. Ibu Dwi Agustina, SKM., M.Sc dan Ganesa PD Kurniawan, SST.Ft., M.Fis,
selaku dewan penguji yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan
saran dan masukan selama masa perbaikan hingga skripsi ini dapat
diselesaikan,
7. Bapak dan Ibu dosen serta Staf Jurusan Fisioterapi yang telah memberikan
pengetahuan dan bantuannya selama menjalani masa perkuliahan,

vii
8. Bapak Wirsal dan Ibu Masnida, selaku orang tua penulis, atas segala doa,
dukungan, semangat, dan kasih sayang yang selalu diberikan setiap waktu
serta selalu sabar dalam mendidik penulis hingga saat ini dan seterusnya,
9. Bapak Deden, selaku ketua komunitas bulu tangkis GOR Cipayung yang telah
memberikan izin melakukan penelitian dan tempat serta seluruh anggota bulu
tangkis GOR Cipayung yang turut membantu dan memberikan semangat
selama penelitian berlangsung,
10. Saudara-saudara sepupu, Kakak-kakak (Bahrul Hanif dan Sufhi Hamdan) dan
Adik (Kamil), atas segala dukungan, doa, dan semangat sejak awal pembuatan
skripsi hingga selesai,
11. Teman-teman angkatan V yang sudah memberikan banyak kenangan serta
pengalaman berharga selama 4 tahun bersama,
12. Sahabat-sahabat yang selalu ada disetiap keadaan dan selalu memberikan
motivasi, doa dan semangat, serta masukan dalam mengerjakan skripsi ini;
Erfan, Awan, Udin, Robby, Panges, Opik, Firgi, Ajes, Abiyyu,
13. Big family; kak Nikita, kak Mimil, kak Lina, kak Agas, Aufa, Fahmi, Nurul,
Destya, yang telah membantu dan memberikan doa serta semangat hingga saat
ini,
14. Seluruh pihak yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan
skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun untuk
kebaikan di masa mendatang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Bekasi, 2019

Penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii
SURAT PERYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ........................................ iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
ABSTRACT ........................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5
II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 6
A. Tinjauan Teori .............................................................................................. 6
B. Kerangka Konsep ....................................................................................... 24
C. Hipotesis..................................................................................................... 24
III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................. 25
A. Jenis Dan Desain Penelitian ....................................................................... 25
D. Variabel Penelitian ..................................................................................... 28
E. Definisi Operasional Variabel .................................................................... 29
G. Pengumpulan Data ..................................................................................... 29
H. Pengolahan dan Analisis Data .................................................................... 31
I. Etik Penelitian ............................................................................................ 33

ix
IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 35
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................................... 35
B. Hasil Penelitian .......................................................................................... 35
C. Pembahasan ................................................................................................ 39
V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 43
A. Simpulan .................................................................................................... 43
B. Saran ........................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 45
LAMPIRAN ......................................................................................................... 48

x
DAFTAR GAMBAR

2.1 Pegangan raket dalam bulu tangkis………………..……….............................8

2.2 Posisi service……………………………………………….…...…….…........9

2.3 Pukulan service…………………………………………………….….….…...9

2.4 Pukulan flat dan high clear......………………………………………..……..10

2.5 Pukulan drop…………………………………………………........................11

2.6 Otot ekstensor wrist......……………………………………………….….….14

2.7 Mill Test......……………………………………………..……………..…….17

2.8 eccentric exercise dengan plastic countainer….………………………..……23

xi
DAFTAR TABEL

3.1. Definisi Operasional Variabel……………………………………..……......29

4.1. Distribusi frekuensi sampel pemain bulu tangkis dengan tennis elbow
menurut usia di GOR Cipayung pada tahun 2019……………………..…...36

4.2. Hasil pengukuran algometer pemain bulu tangkis dengan tennis elbow
sebelum intervensidi GOR Cipayung pada tahun 2019………………..…...36

4.3. Hasil pengukuran algometer pemain bulu tangkis dengan tennis elbow setelah
intervensi di GOR Cipayung pada tahun 2019…………………………..…37

4.4. Hasil uji normalitas data sampel pemain bulu tangkis dengan tennis elbow di
GOR Cipayung pada tahun 2019……………………………………...……37

4.5. Hasil uji hipotesis sampel pemain bulu tangkis dengan tennis elbow di GOR
Cipayung pada tahun 2019…………………………………………….……38

xii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Penjelasan Penelitian………………………………………………………49
2. Informed Consent……………………………………………………….…51
3. Kuesioner………………………………………………………………..…52
4. Jadwal Kegiatan Penelitian………………………………………………...54
5. Surat Ijin Penelitian………………………………………………………..55
6. Surat Persetujuan Etik…………………………………………………..…56
7. Daftar Riwayat Hidup………………………………………………….......57
8. Dokumentasi Kegiatan………………………………….…………………58
9. Hasil Analisa Data…………………………………………………………60
10. Lembar Bimbingan Penyusunan Proposal…………………………………63
11. Lembar Bimbingan Penyusunan Skripsi………………………………..…64

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Olahraga merupakan sebagian dari kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari

hari karena dapat meningkatkan daya tahan tubuh seseorang. Olahraga dapat

dimulai sejak usia dini hingga usia lanjut dan dapat dilakukan setiap hari.

Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur yang

melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan

kebugaran jasmani. Latihan fisik pada olahraga mengalami perubahan dan

perkembangan dengan tujuan untuk pencegahan cidera melalui program latihan

yang sesuai dan teratur (Janupurba, 2011).

Olahraga merupakan aktivitas untuk melatih tubuh seseorang baik secara

jasmani maupun rohani. Semakin sering kita melakukan olahraga, maka akan

semakin sehat pula tubuh kita. Selain itu olahraga juga dapat membuat tubuh kita

tidak mudah diserang oleh berbagai penyakit dan gangguan kesehatan lainnya

(Kemenkes RI, 2018).

Saat ini bulu tangkis merupakan salah satu cabang olaharga yang banyak

dimainkan oleh hampir sekitar 150 juta orang diseluruh dunia dari segala usia dan

tingkatan. Bulu tangkis dianggap sebagai cabang olahraga yang aman karena

tidak terjadi kontak fisik (body contact) dibandingkan dengan cabang olahraga

lainnya (Kusuma et al., 2014). Olahraga bulu tangkis membutuhkan kombinasi

lompatan, perubahan cepat dalam arah, burst aktif dan gerakan lengan yang cepat

1
2

selama gerakan seperti itu, tubuh mungkin rentan terhadap berbagai cedera. Salah

satu cedera yang dapat terjadi adalah tennis elbow (Sathya et al., 2018).

Tennis elbow atau Lateral epicondylosis (LE), adalah suatu kondisi dimana

timbulnya rasa sakit atau nyeri di bagian siku, bahkan ada juga di beberapa kasus

sampai melemahkan fungsi lengan dan pada kondisi kronis ditandai dengan nyeri

di lateral siku. Tennis elbow sendiri dipadang dengan kondisi relatif umum

sehingga dapat mempengaruhi orang-orang yang melakukan berbagai kegiatan

tubuh bagian atas secara berulang-ulang seperti tukang kayu, musisi, dan

pemrogram komputer (Page, 2010).

Pada sample berusia 30 sampai 64 tahun di Finlandia tahun 2000-2001 dari

5.871 subjek, 4.783 (81,5%) dimasukkan dalam penelitian. Prevalensi Tennis

elbow adalah 1,3%, prevalensi tidak berbeda antara pria maupun wanita dan

subjek tertinggi berusia 45-54 tahun (Shiri et al., 2006).

Prinsip utama dari tendinosis adalah kelainan pada seluleritas, vaskularisasi

dan pengaturan kolagen dalam tendon sehingga banyak pembuluh darah yang

tidak mampu mempertahankan aliran darah yang memadai untuk menginduksi

penyembuhan tendon yang tertutup. Terdapat 4 tingkatan tendinopati, grade 1

pola serat kolagen menjadi semakin bergelombang meskipun perubahan seluler

dan vaskuler minimal, pada grade 2 adanya tendinosis dan hiperplasia

angiofibroblastik, hiperplasia seluler, hiperplasia neovaskuler, pada tendinopati

grade 3 kematian sel yang mengarah pada penipisan sel tendon fungsional,

kerusakan kolagen dan matriks ekstraseluler, pada grade 4 adanya gangguan


3

struktural dan kegagalan mekanis sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada

tendon dan biomekanik sendi (Bhabra et al., 2016).

Ada berbagai macam cara penanganan terkait tennis elbow mulai dari non-

operative seperti rest, eccentric exercise, epicondylar counterforce braces, Non-

steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs), Corticosteroid injections, Platelet-

rich plasma injections (PRP), Percutaneous radiofrequency thermal treatment,

Extracorporeal shock-wave therapy (ECSW), The use of low-level laser therapy,

dan acupuncture serta penanganan operative (Vaquero-picado et al., 2016).

Salah satu penanganan tennis elbow yaitu menggunakan eccentric exercise

yang secara umum digunakan untuk meningkatkan power dan kekuatan otot,

penggunaan eccentric exercise juga dapat meningkatkan kerja otot untuk

rehabilitasi dan tujuan klinis. Eccentric exercise dapat mengombinasikan

kekuatan otot yang tinggi dengan kebutuhan energi yang rendah (Isner-Horobeti

et al., 2013).

Pada pemain bulu tangkis khususnya di GOR Cipayung data yang didapatkan

berdasarkan survey oleh peneliti dari 63 orang sebanyak 21 orang mengalami

nyeri pada siku. Pemain juga tidak melakukan warming up sebelum melakukan

olahraga bulu tangkis serta pendinginan setelah bertanding yang demikian

merupakan resiko cedera saat olahraga salah satunya adalah tennis elbow. Selain

itu pemain juga tidak mendapatkan exercise dalam bentuk apapun selain bermain

bulu tangkis.
4

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengangkat judul “Pengaruh

Pemberian Eccentric Exercise Terhadap Perubahan Rasa Nyeri Tennis Elbow

Pada Pemain Bulu Tangkis”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, rumusan masalah

pada penelitian ini adalah apakah ada pengaruh pemberian eccentric exercise

terhadap penurunan nyeri tennis elbow pada pemain bulu tangkis di GOR

Cipayung ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian eccentric exercise terhadap

perubahan rasa nyeri tennis elbow pada pemain bulu tangkis di GOR Cipayung.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui gambaran rasa nyeri tennis elbow sebelum pemberian

eccentric exercise.

b. Untuk mengetahui gambaran rasa nyeri tennis elbow sesudah pemberian

eccentric exercise.

c. Untuk mengetahui pengaruh eccentric exercise terhadap perubahan rasa nyeri

tennis elbow pada pemain bulu tangkis di GOR Cipayung.


5

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan

peneliti mengenai pengaruh pemberian eccentric exercise terhadap perubahan rasa

nyeri tennis elbow pada pemain bulu tangkis di GOR Cipayung.

2. Bagi institusi pendidikan

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menjadi salah satu bahan

pembelajaran dalam meneliti dan mengembangkan ilmu pengetahuan di Program

Studi Fisioterapi Politeknik Kesehatan Jakarta III.

3. Bagi institusi pelayanan

Diharapkan pemberian eccentric exercise dapat diaplikasikan untuk

menagani masalah nyeri tennis elbow.

4. Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan masyarakan mendapat wawasan dan

pengetahuan tentang menangani nyeri tennis elbow menggunakan eccentric

exercise.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Bulu Tangkis

a. Definisi Bulu Tangkis

Bulu tangkis adalah cabang olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang

pemain baik (single) atau dua pasang pemain berlawanan (ganda) yang

mengambil posisi pada bagian berlawanan dari area yang berbentuk persegi

panjang yang dibatasi oleh net. Pemain mencetak poin dengan memukul kok

dengan raket mereka sehingga melewati net dan jatuh ke tanah arena lawan.

Masing masing pihak hanya dapat menyerang kok sekali sebelum melewati net.

Reli akan berakhir setelah kok jatuh menghantam lantai (Joong, 2011).

Bulu tangkis merupakan salah satu olahraga yang terkenal di dunia. Olahraga

ini menarik minat berbagai kalangan, kelompok umur, tingkat keterampilan, pria

maupun wanita dengan berbagai tujuan diantaranya untuk rekreasi, menjaga

kebugaran sampai untuk prestasi. Bulutangkis merupakan cabang olahraga yang

dimainkan dengan menggunakan net, raket, dan kok dengan teknik pukulan yang

bervariasi mulai dari yang memerlukan gerakan eksplosif, banyak gerakan berlari,

meloncat, refleks, kecepatan merubah arah dan juga membutuhkan koordinasi

mata, tangan dan kaki yang baik (Karyono, 2016).

6
7

b. Teknik Dasar Dalam Bulu Tangkis

Teknik dasar permainan bulutangkis yang harus dikuasai adalah sebagai

berikut :

1) Pegangan Raket (Grip)

Memegang raket adalah hal yang dapat dilakukan oleh setiap pemain

secara alami, meskipun dengan cara alami kita untuk memegang raket tidak

salah namun tidak jarak cara itu juga tidak efektif dalam hal menghasilkan

tenaga dan memaksimalkan kinerja. Cara standar mencengkeram raket

bulutangkis dimulai dengan gerakan tangan seolah memegang tangan orang

lain, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1 (a) Tergantung pada jenis

tembakan yang akan dimainkan dengan raket, genggaman umumnya dapat

diklasifikasikan ke dalam genggaman forehand dan pegangan backhand.

Dalam genggaman forehand, ibu jari diletakkan di tepi yang lebih lebar

pegangan kemudian ibu jari dan jari telunjuk membentuk bentuk "V" yang

menghadap pada kepala raket, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1 (b).

Di pegangan backhand, ibu jari ditempatkan di tepi yang lebih sempit dari

pegangan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.3 (c). Selama proses

pemukulan, pegangan harus kencang untuk menghasilkan power dan

sementara itu mencegah raket terlepas dari tangan (Wang, 2017).


8

Gambar 2.1 Pegangan raket dalam bulu tangkis


Sumber: (Wang, 2017)

2) Service

Untuk mencegah kecurangan antar pemain, ada beberapa aturan yang

harus diikuti oleh pemain bulu tangkis, diantaranya:

a) Server dan penerima harus berada dalam posisi yang berlawanan

secara diagonal tanpa men yentuh garis batas lapangan.

b) Server tidak melayani sebelum penerima siap.

c) Kedua kaki server dan penerima harus tetap menyentuh permukaan

tanah dalam posisi awal layanan sampai layanan dikirimkan.

d) Layanan harus diberikan dengan satu gerakan raket server tanpa

penundaan.

e) Poros dan kepala raket server harus mengarah ke bawah mengenai

kok.

f) Kok harus di bawah pinggang server saat dipukul oleh raket server.

Pinggang dianggap sebagai garis imajiner di sekitar tubuh.


9

Gambar 2.2 Posisi service


Sumber : (Wang, 2017)

Pukulan service dapat diklasifikasikan menjadi 4 kategori yaitu low,

drive, flick, dan high (or lob) serves

Gambar 2.3 Pukulan service


Sumber : (Wang, 2017)

3) Teknik Pukulan Dalam Bulu Tangkis

Secara umum pukulan bulu tangkis dapat diklasifikasikan menjadi pukulan

forehand dan pukulan backhand. Pukulan forehand digunakan untuk

mengembalikan kok ke bagian kanan depan, sisi kanan, dan belakang kanan
10

lapangan lawan. Sedangkan pukulan backhand digunakan untuk

mengembalikan kok ke daerah kiri-depan dan kiri lapangan lawan. Terdapat 4

Tipe pukulan dalam permainan bulu tangkis yaitu:

a) Pukulan Flat dan High Clear

Pukulan flat dan high clear digunakan untuk menggerakkan lawan

kembali ke dalam lapangan sehingga memungkinan lawan untuk

mengembalikan tembakan menyerang yang kuat dan sementara itu pemain

mendapat lebih banyak waktu untuk mempersiapkan tembakan berikutnya.

Baik tembakan datar maupun tinggiketika pukulan ini dimainkan dengan baik

maka dapat membuat lawan di bawah tekanan.

Gambar 2.4 Pukulan flat dan high clear


Sumber : (Wang, 2017)

b) Pukulan Drop

Pukulan Drop juga dianggap sebagai pukulan yang cukup agresif,

pukulan ini dilakukan dengan cara menyeberangkan kok ke daerah pihak

lawan dengan menjatuhkan kok sedekat mungkin dengan net. Saat memainkan

pukulan cepat, raket harus condong sedikit ke depan. Saat memainkan pukulan

lambat, raket harus dijaga agar tetap vertikal.


11

Gambar 2.5 Pukulan Drop


Sumber : (Wang, 2017)

c) Pukulan Smash

Pukulan smash adalah pukulan yang paling sering muncul dan seringkali

memenangkan poin serta diangga sebagai pukulan paling indah dalam

olahraga bulu tangkis. Pukulan smash dilakukan dengan kok diarahkan tajam

curam ke bawah melewati net ke bidang lapangan lawan.

d) Pukulan Drive

Pukulan drive adalah pukulan yang luar biasa, biasanya pukulan ini

dimainkan terutama oleh pemain ganda, tetapi saat ini banyak pemain single

memainkan tembakan drive. Pukulan drive sering diarahkan ke tubuh lawan

dengan menantang waktu reaksi lawan. Saat bermain pukulan drive, orang

biasanya berharap bahwa lawan akan melewatkan pukulan tersebut atau

mengembalikan dengan pukulan yang lemah.


12

2. Tennis Elbow

a. Definisi tennis elbow

Tennis elbow sering disebut sebagai epicondylitis atau tendinopathy secara

klinis, tanda nyeri lokal pada epicondyle lateral yang diperburuk dengan adanya

tahanan pada gerakan ekstensi wrist dan grip (S Chesterton et al., 2011).

Tennis elbow atau epicondylitis lateral sebelumnya dianggap sebagai

tendinitis. Namun, itu juga telah digambarkan sebagai degenerasi gejala kronis

tendon otot ekstensor lengan bawah yang melekat pada epikondilus lateral

humerus, yang juga dikenal sebagai tendinosis (Ares et al., 2017).

b. Etiologi tennis elbow pada bulu tangkis

Tennis elbow merupakan hasil dari penggunaan berlebihan otot ekstensor

carpi radialis brevis (ECRB) yang berulang menyebabkan microtrauma yang

mengakibatkan tendinosis primer ECRB, dengan atau tanpa keterlibatan ekstensor

digitorum communis (EDC) (Smedt et al., 2007).

Insiden tahunan tennis elbow adalah 4 hingga 7 kasus per 1000 pasien,

terutama pada pasien berusia 35 hingga 55 tahun. Kondisi ini mempengaruhi

antara 1% dan 3% dari populasi biasanya sembuh sendiri, dan berlangsung antara

6 dan 24 bulan (S Chesterton et al., 2011).

Faktor risiko yang dapat menimbulkan tennis elbow seperti gerakan

berlebihan (overuse), gerakan berulang, gerakan saat latihan yang salah, masalah

fleksibilitas, usia, sirkulasi yang buruk, dan melemahnya atau ketidakseimbangan

otot. Selain itu, tennis elbow biasanya terkait dengan pekerjaan atau hobi yang

berulang-ulang (Lee et al., 2018).


13

c. Patofisiologi tennis elbow pada bulu tangkis

Tennis elbow paling sering merupakan hasil dari cedera stres yang berulang

tetapi dapat terjadi akibat trauma langsung. dimana mekanik yang buruk pada saat

olahraga dapat menjadi faktor pemicu. Tennis elbow disebabkan oleh kontraksi

berulang dari otot-otot ekstensor lengan, terutama pada otot extensor carpi

radialis brevis (ECRB), yang menghasilkan robekan kecil di otot diikuti

degenerasi, perbaikan yang belum matang. Kurangnya vaskularisasi di permukaan

bawah tendon lebih lanjut akan berdampak pada degenerasi dan tendinosis.

Epicondylitis awalnya diyakini berasal dari proses inflamasi yang melibatkan

bursa radial humerus, periosteum, dan ligamentum annular (Walz et al., 2010).

Pada olahraga bulu tangkis pemain dapat mengalami nyeri di daerah siku

akibat gerakan back hand yang berulang, gerakan ini melibatkan otot-otot ekstensi

pergelangan tangan sehingga menyebabkan rasa nyeri pada tendon extensor

pergelangan tangan sepanjang epicondylus lateral dan radiohumerus joint,

akibatnya akan sangat menghambat seseorang dalam melakukan aktifitas (Kisner

et al., 2007).

d. Anatomi dan fisiologi otot

Anatomi musculotendinosus aspek lateral dari elbow Ada beberapa otot yang

asal tendonnya terletak pada epicondylus lateral yaitu extensor carpi radialis

longus, extensor carpi radialis brevis dan extensor digitorum communis (Walz et

al., 2010)
14

Gambar 2.6 CET = common extensor tendon, ECRL = extensor carpi radialis
longus, ECRB = extensor carpi radialis brevis, EDC = extensor digitorum
communis dan ECU = extensor carpi ulnaris
Sumber: (Walz et al., 2010).

1) ECRL (extensor carpi radialis longus)

ECRL berfungsi untuk gerakan abduksi dan ekstensi dari wrist, memiliki

origo di epicondylus lateral humerus. Memiliki insersio di posterior basis

metacarpal ke 2.

2) ECRB (extensor carpi radialis brevis)

ECRB berfungsi untuk gerakan ekstensi wrist, memiliki origo epicondylus

lateral humeri. Memiliki insersio di posterior basis metacarpal ke 2 dan 3.

3) EDC (extensor digitorum communis )

EDC berfungsi untuk gerakan ekstensi wrist dan ekstensi sendi MCP jari

kelima, memiliki origo di epicondylus lateral di humerus. Memiliki insersio di

posterior basis metacarpal ke 2.

4) ECU (extensor carpi ulnaris)

ECU berfungsi untuk gerakan adduksi dan extensi wrist, memiliki origo

head humeral terdapat di tendon extensor dari lateral epicondyle. Memiliki

insersio di medial basis metacarpalia ke 5.


15

e. Biomekanik gerakan back hand

Pada olahraga bulu tangkis khususnya gerakan back hand yang dilakukan

terus menerus dapat menyebabkan terjadinya tennis elbow. Gerakan dari ulna

pada caput radius dan trochlea humeri mengakibatkan fleksi dan ekstensi siku,

untuk gerakan fleksi dibatasi oleh jaringan lunak dan sewaktu fleksi maksimal

processus coroid ulna membentur fossa coronoid humerus. Sedangkan gerakan

ekstensi dibatasi regangan kapsul dan sewaktu ektensi maksimal ujung olecranon

ulna membentur fossa olecranon humerus (Oudijk et al., 2017).

Pada gerakan supinasi lengan bawah, otot supinator (biceps brachii) bekerja

sendiri. Untuk gerakan ekstensi pergelangan tangan yang berperan adalah otot

exstensor carpi radialis brevis dan ekstensor carpi radialis longus bersama otot

exstensor carpi ulnaris. Otot exstensor carpi radialis longus kurang aktif pada

gerakan ekstensi pergelangan tangan dibanding otot exstensor carpi radialis

brevis tetapi lebih aktif saat menggenggam (raket). Kedua otot bekerja sinergis

dengan otot fleksor carpi radialis untuk abduksi / radial deviasi pergelangan

tangan. Untuk gerakan ekstensi finger, yang bekerja adalah otot exstensor

digitorum, otot lumbricalis, otot interossei dan otot extensor digiti minimi. Jari ke-

2 dan ke-4 mempunyai otot tambahan yaitu otot exstensor indicis dan digiti

minimi (Riezebos et al, 2017).

Pada olahraga bulu tangkis salah satu cara bermainnya dengan menggenggam

raket yang merupakan kerja dari otot flexor yang menimbulkan kontraksi extensor

pergelangan tangan. Namun flexor jari harus dilawan oleh extensor untuk bekerja
16

efektif, hal inilah yang menjelaskan timbulnya nyeri pada tennis elbow sewaktu

menggenggam (Oudijk et al., 2017).

f. Mekanisme tennis elbow

Seperti tendinopati lainnya, patologi pada tennis elbow adalah kompleks dan

tidak sepenuhnya dipahami. Beberapa prinsip umum mekanika tendon dan

homoeostasis berlaku. Tendon bertindak sebagai "pegas" untuk membuat gerakan

otot lebih efisien, efek pegas meningkat dengan beban yang lebih tinggi menjadi

paling efisien ketika tendon memendek. Tendon akan menguat saat ada

permintaan yang lebih besar dan melemah secara alami ketika kurang digunakan.

Tendon yang sehat dapat menguat dengan mudah sebagai respons terhadap

peningkatan muatan tetapi bisa gagal jika peningkatan muatan terlalu mendadak

atau terlalu besar. Kelebihan beban yang tiba-tiba dapat mengubah struktur tendon

dan memungkinkan dimulainya proses degeneratif yang mengakibatkan tennis

elbow (Orchard et al., 2011).

g. Tes khusus pada tennis elbow

Cedera tennis elbow paling sering dijumpai yaitu pada otot extensor carpi

radialis brevis, adapun tes khusus yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Mill

Test.

Mill Test dapat mengindikasikan bahwa pasien terkena tennis elbow, karena

pada test ini apabila pasien mengalami rasa nyeri pada epicondylus lateral maka

pasien menunjukan indikasi terkena epicondylitis. Cara melakukan Mill Test

adalah dengan cara pasien posisi berdiri dengan lengan dorso flexi dan siku

ditekuk, penguji memegang bagian epicondyle pasien dan tangan satu diletakkan
17

pada bagian distal forearm. Pasien kemudian diminta menggerakkan lengan atas

melawan tahanan penguji (Thomas, 2010).

Gambar 2.7 Mill Test


Sumber: (Thomas, 2010)

3. Nyeri

a. Definisi Nyeri

Nyeri menurut Asosiasi Internasional untuk Studi Nyeri (IASP) mengatakan

bahwa rasa sakit adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak

menyenangkan terkait dengan potensi kerusakan jaringan. Asosiasi Keperawatan

Amerika Utara menetapkan bahwa nyeri adalah keadaan di mana seorang individu

mengalami ketidaknyamanan parah atau sensasi tidak nyaman. Kamus medis oleh

Farlex mendefinisikan nyeri sebagai perasaan tidak menyenangkan yang

disampaikan ke otak oleh neuron sensorik. Ketidaknyamanan menandakan cedera

aktual atau potensial pada tubuh. Namun, rasa sakit lebih dari sekadar sensasi atau
18

kesadaran fisik tentang rasa sakit namun juga termasuk persepsi, interpretasi

subjektif dari ketidaknyamanan. Persepsi memberikan informasi tentang lokasi

rasa sakit, intensitas, dan sesuatu tentang sifatnya. Berbagai respons sadar dan

tidak sadar terhadap sensasi dan persepsi, termasuk respons emosional (Kumar et

al., 2016).

b. Patofisiologi Nyeri

Nyeri terdiri dari empat rangkaian proses yang terlibat yaitu, transduksi,

transmisi, modulasi dan persepsi. Tahap pertama yang terjadi ialah transduksi.

Transduksi merupakan konversi stimulus noksious termal, mekanik, atau kimia

yang menjadi aktivitas listrik pada akhiran serabut sensorik. Proses ini

diperantarai oleh reseptor ion channel yang spesifik. Konduksi merupakan

perjalanan potensial aksi dari akhiran saraf perifer ke sepanjang akson menuju

akhiran nosiseptor di sistem saraf pusat. Kerusakan jaringan menyebabkan

pelepasan mediator kimia, seperti prostaglandin, bradikinin, serotonin, substansi

P, dan histamin. Mediator-mediator ini kemudian mengaktifkan nosiseptor

sehingga terjadilah proses yang disebut transduksi. Pertukaran ion natrium dan

kalium terjadi pada membran sel sehingga mengakibatkan potensial aksi dan

terjadilah impuls nyeri. (Apkarian et al., 2005).

Tahap kedua yaitu proses transmisi. Transmisi merupakan bentuk transfer

sinaptik dari satu neuron ke neuron lainnya. Potensial aksi dari tempat cedera

bergerak dari sepanjang serabut saraf afferen ke nosiseptor di medulla spinalis.

Pelepasan substansi P dan neurotransmitter lainnya membawa potensial aksi

melewati celah ke kornu dorsalis pada medulla spinalis, kemudian naik sebagai
19

traktus spinotalamikus ke thalamus dan otak tengah. Proses yang terjadi setelah

potensial aksi melewati talamus yaitu serabut saraf mengirim pesan nosisepsi ke

korteks somatosensori, lobus parietal, lobus frontal, dan sistem limbik setelah

melewati talamus, dimana proses nyeri ketiga terjadi. Proses akhir yakni modulasi

yang merupakan hasil dari aktivasi otak tengah. Beberapa neuron dari daerah

tersebut memiliki berbagai neurotransmiter, yaitu endorfin, enkephalins,

serotonin (5-HT), dan dinorfin kemudian turun ke daerah-daerah dalam sistem

saraf pusat yang lebih rendah. Neuron ini merangsang pelepasan neurotransmiter

tambahan, yang pada akhirnya memicu pelepasan opioid endogen dan

menghambat transmisi impuls nyeri di kornu dorsal (Zubieta et al., 2005).

4. Pengukuran nyeri pada tennis elbow

Pressure Pain Threshold (PPT) didefinisikan sebagai titik di mana stimulus

tekanan yang tidak menyakitkan berubah menjadi sensasi tekanan yang

menyakitkan. Pressure algometry (PA) adalah metode yang dijelaskan untuk

merealisasikan PPT. Teknik ini adalah metode yang terkenal dan divalidasi untuk

menginduksi nyeri. Berbagai penelitian telah dipublikasikan tentang penggunaan

alat ini untuk mengevaluasi rasa sakit di berbagai lokasi tubuh dan menunjukkan

tingkat keandalan yang tinggi (Pelfort et al., 2015).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Chung et al dan Chesterton et al bahwa

penggunaan algometer untuk mengetahui nyeri pada musculoskeletal menunjukan

nilai reliability yang sangat tinggi dengan rentang nilai 90% sampai 95%.

Sensitifitas dan spesifikasi pada 6 otot menunjukan hasil yang relative tinggi

dengan otot extensor carpi radialis dengan hasil tertinggi sebesar 80% (Park et
20

al., 2011). Pengukuran yang dipakain untuk penelitian ini adalah algometer.

Algometer didefinisikan sebagai jumlah tekanan minimal yang menghasilkan rasa

sakit, algometer ditempatkan tegak lurus terhadap permukaan jaringan dan

tekanan diterapkan secara konstan (Ylinen, 2007).

Algometer dapat digunakan untuk mengevaluasi nyeri pada tennis elbow,

adapun cara pemakaiannya sebagai berikut: (1) Lokalisasikan pada area yang

ingin anda ukur ( lateral epicondyle humerus) dengan palpasi lembut namun

tegas. (2) Tahan pegangan algometer dengan telapak tangan anda di antara ibu jari

dan telunjuk anda. (3) Tempatkan stylus berujung karet diatas titik yang telah

ditentukan atau area yang ingin anda ukur (lateral epicondyle humerus), pastikan

algometer tegak lurus dengan permukaan kulit, stabilkan algometer dengan otot

antara jari tengah dan jari telunjuk anda. (4) Terapkan tekanan yang stabil dan

lembut dengan laju 1kg/cm2/detik. Sampai pasien merasa sakit dan merespon

dengan mengatakan ”sekarang” atau menekan tombol berhenti yang diberikan

terapis. (5) Lepaskan stylus dan catat nilai serta area lokasi dari lateral epicondyle

humerus untuk pemeriksaan tindak lanjut. (6) Atur ulang algometer sebelum

memulai pemeriksaan lain (7) lakukan 3 kali pengulangan kemudian hitung rata-

rata nyeri tekan yang dihasilkan (Ylinen, 2007).

5. Eccentric Exercise

a. Definisi

Eccentric exercise disebut juga dengan kontraksi memanjang yang ditandai

dengan efek awal yang tidak menguntungkan seperti kerusakan otot subselular,

nyeri, berkurangnya rangsangan serat otot, dan kelemahan otot. Namun stretching
21

yang dilakukan dengan overload seperti dalam kontraksi eccentric, merupakan

stimulus yang efektif untuk mendorong adaptasi fisiologis dan saraf pada saat

latihan.

Ada tiga jenis kontraksi otot yang dapat digunakan selama latihan (concentric,

isometric, dan eccentric), latihan eccentric adalah tindakan di mana otot

memanjang di bawah tekanan. Selama kontraksi eccentric, beban yang dihasilkan

oleh otot lebih besar. Eccentric exercise ditandai oleh mikrolesi otot dan

ketegangan mekanis yang lebih besar dibandingkan dengan kontraksi

consentric/isometric dan karenanya dapat menghasilkan adaptasi otot yang lebih

besar (Hedayatpour et al., 2015).

b. Manfaat eccentric exercise pada tennis elbow

Secara umum eccentric exercise digunakan untuk meningkatkan power dan

kekuatan otot, karena fisiologis dan mekanisnya penggunaan eccentric exercise

dapat meningkatkan kerja otot untuk rehabilitasi dan tujuan klinis. Eccentric

exercise dapat mengombinasikan kekuatan otot yang tinggi dengan kebutuhan

energi yang rendah (Isner-Horobeti et al., 2013).

c. Mekanisme penurunan nyeri tennis elbow menggunakan eccentric exercise

Epicondylitis lateral dikenal sebagai tennis elbow merupakan rasa sakit yang

disebabkan oleh inflamasi tendon ekstensor radial pergelangan tangan di sisi

lateral siku. Inflamasi tersebut menyebabkan gumpalan darah pada tendon

sehingga sirkulasi oksigen dan nutrisi pada area tersebut berkurang (Lee et al.,

2018).
22

Tujuan rehabilitasi tennis elbow adalah menghilangkan rasa sakit, menjaga

gerakan, dan meningkatkan fleksibilitas, meningkatkan kekuatan otot, dan daya

tahan. Hal ini dikarenakan eccentric exercise memberikan stimulus pada tendon

agar menghasilkan kolagen yang merupakan zat utama pembentuk tendon

sehingga dapat mempercepat regenerasi tendon yang cedera dan mengurangi

nyeri. Efek yang ditimbulkan dari eccentric exercise juga dapat memberikan

pengaruh hyperthropy otot dan mengurangi strain pada tendon. (Lee et al., 2018).

d. Pelaksanaan eccentric exercise pada tennis elbow

Prosedur pelaksanaan intervensi tennis elbow menggunakan eccentric exercise

sebagai berikut : (1) Posisikan klien duduk dengan lengan yang ingin di intervensi

diatas sanggahan kursi dan pergelangan tangan terbebas (2) pegang plastic

countainer dengan tangan yang di intervensi (3) klien diinstruksikan untuk

menurunkan pergelangan tangan (fleksi) yang diintervensi secara perlahan dan

full (4) kemudian klien diinstruksikan untuk mengangkatnya kembali dengan

tangan yang tidak di intervensi (Peterson et al., 2014).


23

Gambar 2.8 Eccentric exercise with plastic countainer


Sumber: (Peterson et al., 2014)

Dalam penelitian ini intervensi dilakukan selama 3 minggu sebab pada

minggu ke-3 terjadi fase remodeling, pada hari ke 12-14 terjadi peningkatan

kolagen secara progresif. Frekuensi latihan 3x seminggu untuk mencegah

terjadinya Delay Onset Muscle Soreness (DOMS) (Kisner et al., 2007). Dengan

beban seberat 2 kilogram yang setara dengan 2 liter air karena air memiliki massa

jenis (densitas) 1 kg/liter. Setiap minggu beban ditingkatkan sebesar 100 ml.

Prosedur ini dilakukan 15 repetisi 3 set, istirahat 30 detik diantara set (Peterson et

al., 2014).
24

B. Kerangka Konsep

Eccentric Exercise

Penurunan nyeri Penurunan nyeri


tennis elbow tennis elbow
sebelum diberikan setelah diberikan
perlakuan perlakuan

C. Hipotesis

Berdasarkan tujuan penelitian dan kerangka konsep diatas, maka hipotesis

penelitian ini adalah :

H0 : “Tidak ada pengaruh eccentric exercise terhadap penurunan nyeri tennis

elbow pada pemain bulu tangkis di GOR Cipayung”.

HA : “Ada pengaruh eccentric exercise terhadap penurunan nyeri tennis elbow

pada pemain bulu tangkis di GOR Cipayung”.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Dan Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan metode yang bersifat pre

eksperimental. Sedangkan desain penelitian yang diterapkan yaitu one group

pretest and posttest design dengan tujuan mengetahui pengaruh sebelum dan

sesudah pemberian eccentric exercise terhadap penurunan nyeri tennis elbow.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian eccentric exercise

terhadap perubahan rasa nyeri tennis elbow.

X1
P S O1 O2

Keterangan:
P : Populasi
S : Sampel
O1 : Pre test
X1 : Intervensi
O2 : Post test

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah GOR

Cipayung.

25
26

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai sejak penyusunan proposal sampai pemaparan

skripsi, yaitu bulan Desember 2018 sampai dengan bulan April 2019. Proses

pengumpulan data dilakukan sejak bulan Maret 2019 sampai dengan April 2019.

C. Populasi, sampel dan teknik sampling

1. Populasi

Populasi terdiri atas subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh penetili. Populasi yang diambil dalam penelitian ini

yaitu pemain bulu tangkis dengan nyeri tennis elbow di lapangan bulu tangkis

GOR Cipayung. Sampel pada penelitian ini adalah pemain bulu tangkis yang

mengalami nyeri tennis elbow serta memiliki hasil positif dari pemeriksaan yang

dilakukan.

2. Sampel

Sampel adalah obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.

Menurut (Sugiyono, 2009) besar sampel pada penelitian eksperimen adalah 10-20

orang. Sampel pada penelitian ini adalah pemain bulu tangkis GOR Cipayung

yang masuk dalam kriteria inklusi.Besaran sampel yang akan diambil untuk

penelitian ini dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut (Lameshow, 1990) :

𝜎 2 (𝑍1−𝛼 + 𝑍1−𝛽 )2
𝑛=
(𝜇0 − 𝜇𝑎 )2

2,252 (1,96 + 1,28)2


𝑛=
(9,1 − 11,2)2

𝑛 = 12
27

Keterangan :

n = besar sample

𝑍1−𝛼 = tingkat kepercayaan 95% ( 1,96).

𝑍1−𝛽 = kekuatan uji 90% (1,28).

𝜎 = standar deviasi populasi penelitian sebelumnya.

𝜎 2 = varian populasi penelitian sebelumnya.

𝜇0 = rata-rata sebelum intervensi penelitian sebelumnya.

𝜇𝑎 = rata-rata sesudah intervensi penelitian sebelumnya.

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus diatas didapat besaran

sampel sebesar 12 orang dan 10% sebagai cadangan responden drop out yaitu 2

orang. Sehingga total sampel pada penelitian ini berjumlah 14 orang.

3. Sampling

Teknik pengambilan sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu dan

pertimbangan oleh peneliti. Sampel yang diambil sesuai dengan kriteria inklusi

dan eksklusi. Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah incidental

sampling. Yaitu jika bertemu sampel sesuai kriteria maka dipilih menjadi sampel.

Adapun kriteria sampel ialah sebagai berikut:

a. Kriteria Inklusi, meliputi :

1) Pemain bulu tangkis GOR Cipayung berusia 35-55 tahun

2) jenis kelamin laki-laki

3) mengalami keluhan nyeri siku bagian luar

4) sampel positif pada pemeriksaan Mill Test


28

5) sampel bersedia untuk menjadi responden dan menerima intervensi yang

diberikan peneliti.

b. Kriteria Eksklusi, meliputi :

1) sampel dengan fraktur pada daerah elbow

2) pasca operasi pada bagian elbow

3) mengalami gangguan deficit neurologi

4) memiliki riwayat elbow osteoarthritis.

c. Kriteria Drop Out, meliputi :

1) sample yang tidak mengikuti sampai akhir penelitian

2) sample mengalami cedera pada saat penelitian sedang berlangsung

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel Bebas atau Independen

Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi variabel lain. Variabel

dalam penelitian ini adalah eccentric exercise.

2. Variable Terikat atau Dependen

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel

dalam penelitian ini adalah perubahan nyeri tennis elbow.


29

E. Definisi Operasional Variabel


Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Cara ukur Hasil ukur Skala ukur


1. Tennis Elbow Suatu kondisi yang dimulai Mill test Positif Nominal
dengan adanya pembengkakkan
tendon yang melekat pada tennis
elbow dan berlanjut sebagai
tendinosis patologi ini terkait
dengan kontraksi berulang dari
extensor carpi Radialis
2. Eccentric Eccentric Exercise merupakan Menghitung Hadir Nominal
Exercise latihan yang digunakan untuk kehadiran responden
meningkatkan power dan mengikuti latihan
kekuatan otot dan observasi cara
latihan
Tidak
3. Nyeri Tennis Sensasi nyeri pada area lateral Menggunakan Hasil nilai
Elbow elbow yang dialami oleh pemain Digital Pressure nyeri tekan
bulu tangkis Algometry (kg/cm3)

G. Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut: (a)

wawancara, pengambilan data dilakukan melalui wawancara secara lisan atau

secara langsung dengan responden melalui tatap muka (b) observasi dengan

melakukan pemeriksaan Mill Test (c) memberikan informed consent kepada

responden yang berisi tentang perjanjian secara tertulis bahwa responden

menyetujui untuk mengikuti penelitian tanpa adanya paksaan (d) pemberian

intervensi dengan eccentric exercise.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam berlangsungnya penelitian ini

adalah sebagai berikut: (a) Informed consent yang sudah disetujui responden dan

kesediaannya untuk mengikuti peraturan dalam penelitian ini (b) formulir


30

kuesioner yang berisi data diri responden (c) lembar absensi (d) alat tulis untuk

menulis data yang sudah didapat.

3. Prosedur Pengumpulan Data

a. Tahap awal

1) Menentukan kriteria inklusi dan eksklusi

Pemilihan kriteria inklusi dan eksklusi ini ditujukan untuk menentukan

sampel yang akan ikut dalam penelitian.

2) Menentukan populasi dan metode sampling

Cara menentukan populasi dengan melihat tujuan penelitian dan untuk

pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling sehingga

terpilihlah sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi.

b. Tahap persiapan

Pada tahap ini peneliti menyiapkan segala hal yang diperlukan selama

penelitian seperti penjelasan tentang penelitian yang meliputi tujuan, tata cara

pelaksanaan intervensi, dosis latihan dan informed consent, perlengkapan yang

sesuai dengan instrumen penelitian, wawancara dengan sampel perihal keluhan

pada nyeri elbow, pemeriksaan khusus untuk tennis elbow, responden tidak dapat

bermain bulu tangkis selama intervensi yang diberikan peneliti dan pengisian

kuesioner.

c. Tahap intervensi

Eccentric exercise

Dalam penelitian ini intervensi dilakukan selama 3 minggu. Frekuensi latihan

3x seminggu dengan berat 2 kilogram atau 2 lietr air. Setiap minggu beban
31

ditingkatkan sebesar 100 ml. Prosedur ini dilakukan 15 repetisi 3 set, istirahat 30

detik diantara set (Page, 2010).

(1) Posisikan klien duduk dengan lengan yang ingin di intervensi diatas

sanggahan kursi dan pergelangan tangan terbebas (2) pegang plastic countainer

dengan tangan yang di intervensi (3) klien diinstruksikan untuk menurunkan

pergelangan tangan (fleksi) yang diintervensi secara perlahan dan full (4)

kemudian klien diinstruksikan untuk mengangkatnya kembali dengan tangan yang

tidak di intervensi (Peterson et al., 2014).

d. Tahap pemeriksaan setelah intervensi


Pada tahap ini responden kembali melakukan pengukuran nyeri menggunakan

algometer. Intensitas nyeri dilihat dari total skor yang didapat dari post test.

e. Tahap interpretasi hasil

Pada tahap ini didapatkan data hasil akhir yang akan dibandingkan dengan

data awal sehingga dapat ditarik kesimpulan. Interpretasi hasil total skor dapat

dilihat dari persentase total skor yang telah dibagi menjadi beberapa kategori.

H. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul kemudian data di proses dan di analisis secara

sistematis. Pengolahan dan Analisis data diolah menggunakan perangkat lunak

program pengolah data yang memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut

(Natoatmodjo, 2010) :
32

a. Editing

Kegiatan melakukan pengecekan jawaban formulir wawancara dan formulir

tes, apakah jawaban sudah lengkap, jelas, relevan, dan konsisten.

b. Processing

Pemrosesan data dengan cara memasukkan data pada formulir ke program

pengolahan data.

c. Coding

Mengklasifikasikan berdasarkan kode yang akan dimasukkan ke program

pengolahan data.

d. Cleaning

Pengecekkan kembali data yang telah dimasukkan.

2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk menjabarkan secara deskriptif mengenai

distribusi frekuensi dan proporsi masing –masing variabel yang diteliti, baik

variabel bebas maupun variabel terikat.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk menguji hipotesis dengan menentukan

hubungan variabel-variabel bebas dan terikat melalui uji statistik. Analisis pada

penelitian ini dilakukan dengan uji normalitas data menggunakan Saphiro-Wilk.

Apabila distribusi pada penelitian ini normal, maka uji dilanjutkan dengan uji

statistik parametrik. Uji statistik parametrik yang digunakan sebagai uji hipotesis

pada penelitian ini ialah Paired sample T-Test.


33

I. Etik Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan mempertimbangkan etik penelitian sebagai

berikut:

1. Keikutsertaan calon responden dalam penelitian harus atas dasar sukarela dan

tanpa paksaan yang dinyatakan secara tertulis dalam informed consent.

2. Menjaga agar penelitian yang dilakukan tidak merugikan responden baik dari

segi material, fisik, psikologi, dan sosial.

3. Melaksanakan penelitian secara baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmiah.

4. Peneliti menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden.

5. Menghindari pemalsuan data dan plagiaris

Proposal penelitian ini telah disetujui oleh Komisi Etik Poltekkes Kemenkes

Jakarta III dengan nomor surat No. KEPK-PKKJ3/98/III/2019 pada tanggal 12

Maret 2019
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

GOR Cipayung merupakan tempat berbagai macam olahraga diantaranya bulu

tangkis, voli, taekwondo yang beralamat di jalan Bantar Jati No.2 kelurahan Setu,

Jakarta Timur. GOR Cipayung memiliki tanah seluas 3.000 m² dan luas bangunan

2.200 m², 4 lapangan bulu tangkis dengan tribun penonton berkapasitas 300 orang.

Sebanyak 29 orang dengan usia 35-55 tahun yang bermain bulu tangkis di GOR

Cipayung. Pemain datang untuk bermain bulu tangkis seminggu 3 kali, banyak

pemain yang tidak melakukan pemanasan sebelum bermain bulu tangkis sehingga

nyeri setelah bermain sering terjadi salah satunya nyeri tennis elbow.

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi telah didapatkan sampel sebanyak 14

orang yang dilakukan di GOR Cipayung dengan 2 analisa yaitu analisa data

univariat dan analisa data bivariat sebagai berikut :

1. Analisa data univariat

a. Karakteristik sampel menurut usia

Tabel dibawah ini akan mendeskripsikan mengenai karakteristik sampel

berdasarkan usia.

35
36

Tabel 4.1. Distribusi frekuensi sampel pemain bulu tangkis dengan tennis
elbow menurut usia di GOR Cipayung pada tahun 2019

Usia (tahun) Frekuensi %


35-40 6 42,9
41-45 3 21,4
46-50 4 28,6
51-55 1 7,1

Total 14 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa usia 35-40 tahun merupakan

kelompok usia terbanyak yang mengalami cedera tennis elbow pada pemain bulu

tangkis, yaitu sebesar 42,9%. %. Persentase terbesar kemudian diikuti oleh

rentang usia 41-45 tahun yaitu sebanyak 21,4%. Kemudian rentang usia 46-50

memiliki persentase sebesar 28,6%. Sedangkan persentase dengan rentang usia

51-55 tahun hanya memiliki presentase sebesar 7,1%.

b. Intensitas nyeri

Distribusi hasil pengukuran intensitas nyeri selisih, sebelum, dan setelah

diberikan intervensi eccentric exercise. Tabel di bawah ini akan mendeskripsikan

mengenai distribusi hasil pengukuran algometer sebelum dan setelah diberikan

intervensi eccentric exercise serta selisih dari nilainya.

Tabel 4.2. Hasil pengukuran algometer pemain bulu tangkis dengan tennis
elbow sebelum intervensi di GOR Cipayung pada tahun 2019

Mean ± SD Min-Maks
Pre-test 3,42 ± 0,31 3.0 – 4.0
37

Berdasarkan tabel 4.2 rerata intensitas ambang nyeri tekan area lateral

epicondyle sebelum diberikan intervensi pada pemain bulu tangkis sebesar 3,42 ±

0,31 kg. Nilai ambang nyeri tekan minimal dan maksimal 3,0 kg – 4,0 kg.

Tabel 4.3. Hasil pengukuran algometer pemain bulu tangkis dengan tennis
elbow setelah intervensi di GOR Cipayung pada tahun 2019

Mean ± SD Min-Maks
Post-test 4,01 ± 0,40 3,6 – 4,8

Sedangkan untuk rerata ambang nyeri tekan sesudah diberikan intervensi

sebesar 4,01 kg ± 0,40 kg. Nilai ambang nyeri tekan minimal dan maksimal

adalah 3,6 kg – 4,8 kg.

2. Analisa data bivariate

a. Uji normalitas data

Dalam menentukan normal atau tidaknya distribusi suatu data, diperlukan

uji normalitas pada data tersebut. Uji normalitas penting dilakukan terlebih

dahulu agar dapat menentukan uji hipotesis yang akan digunakan selanjutnya.

Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan uji Saphiro-Wilk. Uji

Saphiro-Wilk memiliki hasil evaluasi yaitu jika hasil perhitungan p value <

0,05 maka data berdistribusi tidak normal, sebaliknya jika p value > 0,05 maka

data berdistribusi normal. Berikut merupakan table hasil uji normalitas data

pada penelitian ini yaitu :

Tabel 4.4. Hasil uji normalitas data sampel pemain bulu tangkis dengan
tennis elbow di GOR Cipayung pada tahun 2019

Data P-value/sig Keterangan


(2-tailed)
Sebelum 0,252 Normal
Sesudah 0,087 Normal
38

Dari tabel di atas, dapat diketahui hasil uji normalitas data dengan uji

Saphiro-Wilk diperoleh hasil p value > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa

hasil distribusi populasi penelitian ini dari uji normalitas data bersifat normal,

dengan demikian uji beda pada analisa bivariat selanjutnya yang akan digunakan

yaitu paired sample T-test.

b. Uji hipotesis

Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dari eccentric exercise terhadap

penurunan nyeri pada pemain bulu tangkis dapat dilihat dari perbedaan hasil pre-

test dan post-test. Perbedaan dari pre-test dan post-test dapat kita lihat setelah

melakukan uji hipotesis. Hipotesis dalam penelitian ini mengatakan bahwa

terdapat pengaruh eccentric exercise terhadap penurunan nyeri pada pemain bulu

tangkis dengan tennis elbow di GOR Cipayung. Uji hipotesis yang dilakukan pada

penelitian ini merupakan uji statistik parametrik karena data berdistribusi normal

yaitu uji paired sample T-test.

Tabel 4.5. Hasil uji hipotesis sampel pemain bulu tangkis dengan tennis
elbow di GOR Cipayung pada tahun 2019

Mean ± SD Nilai p Keterangan


Pre-post -0,58 ± 0,11 0,000 Signifikan

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa standar deviasi dari uji hipotesis

tersebut yaitu 0,11. Didapatkan nilai probabilitas sebesar 0,000 dengan tingkat

kepercayaan 95%, lebih kecil dari nilai α (0,05). Hal ini menunjukkan adanya

perbedaan antara kemampuan fungsional sebelum dan sesudah intervensi

sehingga disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari intervensi yang dilakukan.


39

C. Pembahasan

Penelitian dilaksanakan selama 3 minggu dengan 9 kali pertemuan untuk

intervensi dan evaluasi, serta 1 kali pertemuan untuk pemeriksaan dan

pengukuran, terhitung sejak tanggal 25 Maret sampai dengan 12 April 2019 di

GOR Cipayung, Setu, Jakarta Timur. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 14

orang yang telah sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi, dengan rentang usia

35-55 tahun. Setiap sampel diberikan intervensi berupa eccentric exercise.

Pada penelitian ini, usia sampel dominan berada pada rentang usia 35-45

tahun. Hal ini menunjukkan bahwa tennis elbow telah terjadi sejak masa usia

dewasa akhir (Amin, 2017). Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang

mengatakan bahwa tennis elbow seringkali terjadi pada usia dewasa akhir dan

lansia awal (S Chesterton et al., 2011). Karakteristik menurut usia pada penelitian

ini tidak sesuai dengan salah satu penelitian yang mengatakan bahwa tennis elbow

secara umum terjadi pada semua usia dengan penelitian yang dilakukannya

sebanyak 198 pasien berumur 18 tahun – 65 tahun (Bisset et al., 2006).

Karakteristik subjek menurut jenis kelamin, menurut (Shiri et al., 2006)

menyatakan bahwa pada tennis elbow prevalensi tidak berbeda antara laki-laki

maupun perempuan. Pada penelitian ini semua sampel laki-laki dikarenakan lebih

banyak laki laki yang bermain bulu tangkis dibandingkan perempuan di GOR

Cipayung. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Dimitrios,

2016) mengatakan bahwa perempuan cenderung terkena tennis elbow dengan

derajat kelemahan yang lebih tinggi dan proses penyembuhan lebih lama

dibandingkan dengan laki-laki.


40

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan nilai ambang nyeri

tekan pada area lateral epicondyle mengalami perubahan secara signifikan,

sehingga intervensi eccentric exercise efektif dalam menurunkan nyeri tekan pada

tennis elbow.

Nilai rerata penurunan nyeri sebelum diberikan intervensi sebesar 3,34 kg,

sedangkan nilai setelah diberikan intervensi sebesar 3,91 kg. Hal ini menunjukkan

adanya peningkatan nilai rerata kemampuan fungsional pada sampel sehingga

didapatkan nilai rerata selisihnya sebesar 5,91. Pada analisa data bivariate

menggunakan paired sample t-test didapatkan nilai p-value yaitu 0,001, maka

terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai rerata sebelum dan sesudah

pemberian intervensi eccentric exercise. Hasil analisa data tersebut menunjukan

bahwa eccentric exercise dapat menurunkan nyeri tekan pada tennis elbow. Hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Peterson et al., 2014)

yang menunjukan adanya penurunan nyeri tennis elbow dengan pemberian

eccentric exercise. Hasil penelitian ini juga diperkuat dengan penelitian

sebelumnya yang berjudul a new exercise for tennis elbow that works yang

menyatakan bahwa eccentric exercise efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada

tennis elbow (Page, 2010).

Pada penelitian sebelumnya, nyeri tekan mengalami penurunan setelah

dilakukan intervensi eccentric exercise dengan monitor mulai dari 1 bulan, 2

bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan (Peterson et al., 2014). Hal ini menunjukkan

perbedaan durasi yang cukup jauh dibandingkan dengan penelitian ini yang hanya

dilakukan selama 3 minggu. Nyeri berkurang ditandai dengan peningkatan


41

kemampuan fungsional yang terjadi akibat adanya hipertrofi otot dan jaringan

disekitarnya karena peningkatan respon sintesis kolagen pada tendon sehingga

terjadi normalisasi struktur tendon (Olesen, 2015). Hipertrofi otot diketahui dapat

terjadi hanya dalam 2-3 minggu latihan dengan intensitas tinggi yang mana sesuai

dengan dosis pada penelitian ini, hipertrofi otot juga penting untuk peningkatan

kekuatan otot yang berdampak pada terjadinya peningkatan kemampuan untuk

melakukan aktivitas sehari-hari (Carolyn Kisner, 2013). Penelitian ini

menunjukkan bahwa penurunan nyeri tekan pada tennis elbow dapat dicapai

dengan durasi intervensi lebih cepat dibandingkan penelitian sebelumnya, yaitu

selama 3 minggu.

Menurut (C R Purdam et al., 2004) salah satu rekomendasi pertama untuk

mengatasi masalah tendinopathy dengan eccentric exercise begitupula menurut

(Page, 2010) yang mengatakan bahwa eccentric exercise secara efektif dapat

memperpanjang otot dan tendon yang mengakibatkan perbaikan struktural tendon

dengan hipertrofi dan peningkatan kekuatan tarik tendon.

Intensitas latihan pada penelitian ini dirancang dengan peningkatan beban

pada plastic countainer setiap minggunya sesuai acuan dari repetisi pada

penelitian sebelumnya. Pada minggu pertama, beban dari plastic countainer 2 kg

yang apabila dikonversikan menjadi 2 liter karena air memiliki massa jenis

(densitas) 1 kg/liter, maka volume 1 kg air sama dengan 1 liter. Pada minggu

kedua, beban latihan ditambah 100 ml dan minggu ketiga berat beban latihan

ditambah 100 ml yang artinya total beban pada minggu ketiga 1 liter 200 ml.
42

Frekuensi latihan pada penelitian ini dilakukan sebanyak 3 kali seminggu

bertujuan untuk memberi waktu pemulihan dari kelelahan akibat latihan. Hal ini

dibutuhkan khususnya pada latihan yang mengandung bentuk latihan eksentrik

karena menyebabkan delayed onset muscle soreness lebih tinggi dan mikrotrauma

pada jaringan lunak yang lebih besar bila dibandingkan dengan latihan konsentrik

(Carolyn Kisner, 2013) hal tersebut sejalan dengan penelitian ini karena hanya

menggunakan latihan eksentrik tanpa adanya latihan konsentrik. Dengan adanya

peningkatan kekuatan otot, jaringan disekitarnya serta aktivitas saraf dan

peningkatan produksi kolagen, hal ini dapat mempercepat proses remodeling

tendon, sehingga terjadi penurunan nyeri pada sampel dalam penelitian ini.

Dalam proses penyusunan dan pelaksanaan penelitian ini, peneliti mengalami

keterbatasan. Beberapa keterbatasan yang dialami oleh peneliti yaitu peneliti tidak

dapat mengontrol faktor lain yang mempengaruhi seperti aktifitas fisik lainnya

diluar program yang diberikan, pola hidup, pola makan dan kondisi emosional

responden sehingga hasil dari program latihan yang dilakukan tidak murni dapat

mempengaruhi langsung terhadap tingkat nyeri responden.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya mengenai pengaruh

eccentric exercise terhadap penurunan nyeri tennis elbow pada pemain bulu

tangkis, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Tingkat nyeri sebelum diberikan eccentric exercise pada pemain bulu tangkis

dengan tennis elbow memiliki nilai rerata sebesar 3,42 sedangkan tingkat

nyeri setelah diberikan eccentric exercise pada pemain bulu tangkis dengan

tennis elbow memiliki nilai rerata sebesar 4,01

2. Hasil uji hipotesa menunjukkan bahwa terdapat pengaruh eccentric exercise

terhadap penurunan nyeri tennis elbow pada pemain bulu tangkis di GOR

Cipayung dengan p-value adalah 0,000

3. Eccentric exercise dengan beban yang disesuaikan dapat menimbulkan

peningkatan sintesis kolagen pada tendon yang dapat mempercepat proses

remodeling struktur tendon kemudian diikuti oleh peningkatan kekuatan otot

dan jaringan disekitarnya, sehingga terjadi penurunan nyeri tennis elbow pada

pemain bulu tangkis.

43
44

B. Saran

Berdasarkan pengalaman peneliti terdapat beberapa saran yang dapat

diajukan,antara lain:

1. Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan kelompok kontrol

sebagai pembanding,

2. Bagi penelitian selanjutmya disarankan untuk dibandingankan dengan

intervensi lain,

3. Bagi fisioterapis yang menangani pemain bulu tangkis dengan nyeri tennis

elbow disarankan untuk menggunakan program eccentric exercise,

4. Bagi pemain bulu tangkis dengan nyeri tennis elbow disarankan agar

melakukan pemeriksaan fisioterapi untuk mencegah cedera berlanjut.


45

DAFTAR PUSTAKA

Apkarian A V, Bushnell, M. C, Treede, R., & Zubieta, J. 2005. "Human brain


mechanisms of pain perception and regulation in health and disease." , 9,
463–484. https://doi.org/10.1016/j.ejpain.2004.11.001
Ares O, Dominguez A, Sallent A, Seijas R, Torrecilla A, & Vicens G.
2017."Tennis Elbow Pathogenesis." Orthoinfo, 4 (June):767–769.
https://doi.org/10.17554/j.issn.1819-6187.2017.04.216
Bhabra G, Orth F, Wang A, Ebert J R, Edwards P, Zheng M, & Zheng M H. 2016.
"Lateral Elbow Tendinopathy Development of a Pathophysiology-Based
Treatment Algorithm." 1–10. https://doi.org/10.1177/2325967116670635
Bisset L, Beller E, Jull G, Brooks P, Darnell R, & Vicenzino B. 2006.
"Mobilisation with movement and exercise, corticosteroid injection, or wait
and see for tennis elbow." randomised trial, (September).
https://doi.org/10.1136/bmj.38961.584653.AE
C R Purdam, P Johnsson, H Alfredson, R Lorentzon, J L Cook, K. M. K. 2004."A
pilot study of the eccentric decline squat in the management of painful
chronic patellar tendinopathy." 395–397.
https://doi.org/10.1136/bjsm.2003.000053
Carolyn Kisner L A. 2013. Therapeutic Exercise: foundations and techniques.
Pennsylvania, Ed. The F. A. Davis Company.
Dimitrios S. 2016. "Lateral elbow tendinopathy." : Evidence of physiotherapy
management 7(8):463–466. https://doi.org/10.5312/wjo.v7.i8.463
Hastono S P 2006. Analisis Data. Indonesia: FKM UI.
Hedayatpour N, & Falla D. 2015. "Physiological and Neural Adaptations to
Eccentric Exercise." Mechanisms and Considerations for Training. 2015.
https://doi.org/10.1155/2015/193741
Isner-Horobeti M-E, Dufour S P, Vautravers P, Geny B, Coudeyre E, & Richard
R. 2013. "Eccentric Exercise Training." Modalities Applications and
Perspectives Sports Medicine.43(6):483–512.
https://doi.org/10.1007/s40279-013-0052-y
Janupurba. 2011. Tujuan dan Manfaat Olahraga. Jakarta: Salemba Medika.
Joong K Y. 2011. "Definisi Badminton." technologies sport. pada tanggal 16
November 2011 :1–11.
Karyono T. 2016. "Pengaruh Metode Latihan Dan Power Otot Tungkai Terhadap
Kelincahan Bulutangkis." januari:49–62.
46

Kemenkes RI. 2018. "Olah raga dan manfaat bagi kesehatan." :1–2.
Kisner C, & Colby A L. 2007. Therapeutic Exercise 5th edition. USA: DavisPlua.
Kisner C dan Colby L A. 2007. Therapeutic Exercise Foundations and
Techniques (Fifth Edit). Philadelphia: F A Davis Company.
Kumar K H, & Elavarasi P. 2016. "Definition of pain and classification of pain
disorders." 3 (June):87–90. https://doi.org/10.15713/ins.jcri.112
Kusuma M, Dreissigler T, Polner S, Kruger L, & Altmann K. 2014. "Identifikasi
Cidera Olahraga Atlet Badminton Usia Anak." 7:479–483.
Lee J, Kim T, & Lim K. 2018. "Effects of eccentric control exercise for wrist
extensor and shoulder stabilization exercise on the pain and functions of
tennis elbow." january:590–594.
Matematika J I & Amin M. 2017. MATH unesa, 2(6).
Natoatmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakatra: Rineka Cipta.
Olesen J L 2015. "High-load strength training." A randomized controlled trial with
12 month follow up." :292–300. https://doi.org/10.1111/sms.12313
Orchard J, & Kountouris A. 2011. "The management of tennis elbow." (May): 1–
5. https://doi.org/10.1136/bmj.d2687
Oudijk R, & Riezebos C. 2017. "The functional morphology of the tennis wrist."
:1–18.
Page P. 2010. "A new exercise for tennis elbow that works." North American
Journal of Sports Physical Therapy : NAJSPT, 5(3):189–193. Retrieved
fromhttp://eutils.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/eutils/elink.fcgi?dbfrom=pubmed&i
d=21589674&retmode=ref&cmd=prlinks%5Cnpapers3://publication/uuid/20
0C6876-B83C-4AEB-9FB7-472F0AFF8C1B
Park G, Kim C W, Park S B, Kim M J, & Jang S H. 2011. "Reliability and
Usefulness of the Pressure Pain Th reshold Measurement in Patients with
Myofascial Pain." :412–417. https://doi.org/10.5535/arm.2011.35.3.412
Pelfort X, Torres-claramunt R, Sánchez-soler J F, Hinarejos P, & Leal-blanquet J.
2015. "Pressure algometry is a useful tool to quantify pain in the medial part
of the knee." An intra- and inter-reliability study in healthy subjects.
Orthopaedics & Traumatology Surgery & Research, 101(5):559–563.
https://doi.org/10.1016/j.otsr.2015.03.016
Peterson M, Butler S, & Svärdsudd K. 2014. "A randomized controlled trial of
eccentric vs concentric graded exercise in chronic tennis elbow (lateral elbow
tendinopathy)." https://doi.org/10.1177/0269215514527595
47

S Chesterton L, D Mallen C, & M Hay E. 2011. OAJSM-10310 "Management of


Tennis Elbow." (june):53–59. https://doi.org/10.2147/OAJSM.S10310
Sathya P, & Doshi L. 2018. "Musculoskeletal problems in badminton players
under 17." 5(5):67–70.
Shiri R, Viikari-Juntura E, Varonen H, & Heliövaara M. 2006. "Prevalence and
determinants of lateral and medial epicondylitis." A population study
American Journal of Epidemiology. 164(11):1065–1074.
https://doi.org/10.1093/aje/kwj325
Smedt T, De Jong A, De Leemput W, Van Lieven D, & Glabbeek F. 200).
"Lateral epicondylitis in tennis." Update on Etiology, Biomechanics and
Treatment, (July):816–819. https://doi.org/10.1136/bjsm.2007.036723
Thomas M. 2010. "Clinical Tests for the Musculoskeletal System." Examination
Signs Phenomena 2nd edition. Thieme, 2008, 342 pages, ISBN 978-3-13-
136792-1. http://doi.org/10.1016/j.physio.2009.07.002
Vaquero-picado A, & Antuña S A. 2016. "Shoulder & Elbow Lateral epicondylitis
of the elbow." 1 (November). https://doi.org/10.1302/2058-5241.1.000049
Walz D M, Newman J S, Konin G P, & Ross G. 2010. "Epicondylitis:
Pathogenesis, Imaging, and Treatment." RadioGraphics, 30(1):167–184.
https://doi.org/10.1148/rg.301095078
Wang Z. 2017. A Journey Into The Badminton World.
Ylinen J. 2007. "Pressure algometry." Australian Journal of Physiotherapy,
53(3):207. https://doi.org/10.1016/S0004-9514(07)70032-6
LAMPIRAN
Lampiran 1 formulir penjelasan sebelum penelitian

FORMULIR PENJELASAN PENELITIAN

Yang Terhormat,
Pemain Bulu Tangkis GOR Cipayung
Di Bekasi

Bersama ini kami sampaikan bahwa saya:


Nama : Hafiz Rasyidi
Status : Mahasiswa
Perguruan Tinggi : Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta III.
Jurusan : Fisioterapi Program Studi DIV Fisioterapi
Alamat : Jl. Arteri JORR Jatiwarna, Pondok Melati Bekasi 17415

Bermaksud akan melaksanakan penelitiaan dengan judul “Pengaruh

Pemberian Eccentric Exercise Terhadap Perubahan Rasa Nyeri Tennis Elbow

Pada Pemain Bulu Tangkis Di Gor Cipayung.” Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh Eccentric Exercise Terhadap Perubahan Rasa Nyeri Tennis

Elbow Pada Pemain Bulu Tangkis” untuk itu, saya mengharapkan kesediaan

saudara/i untuk menjadikan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini saya akan

melakukan PPT (Pain Pressure Treshold), yang bertujuan untuk melihat

perubahan nyeri tennis elbow pada pemain bulu tangkis di GOR Cipayung.

Manfaat langsung yang dapat diterima oleh Saudara/I adalah gerakan yang

menjadi lebih efektif karena penurunan rasa nyeri pada tennis elbow ketika

bermain bulu tangkis. Saya menjamin bahwa penelitian ini tidak akan berbahaya,

serta resiko yang sangat minimal, peneliti juga menyiapkan P3K untuk
penanganan pertama bila terjadi cedera dan tidak akan merugikan bagi responden

atau pihak manapun. Saya juga berjanji akan merahasiakan identitas saudara/i dari

pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Informasi yang didapatkan hanya

akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Keikutsertaan saudara/i dalam

penelitian ini bersifat sukarela tanpa paksaan dari pihak manapun. Saudara/i

memiliki kebebasan untuk memutuskan berpartisipasi serta berhak mengundurkan

diri dalam penelitian ini. Jika saudara/I berkenan berpartisipasi dalam penelitian

kali ini, mohon menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan. Jika

masih ada hal-hal terkait penelitian yang ingin saudara/i pertanyakan lebih lanjut

dapat menghubungi Hafiz Rasyidi selaku peneliti, melalui nomor 089506619121.

Adapun perlakuan yang akan diberikan (1) Posisikan klien duduk dengan

lengan yang ingin di intervensi diatas sanggahan kursi dan pergelangan tangan

terbebas (2) pegang plastic countainer dengan tangan yang di intervensi (3) klien

diinstruksikan untuk menurunkan pergelangan tangan (fleksi) yang diintervensi

secara perlahan dan full (4) kemudian klien diinstruksikan untuk mengangkatnya

kembali dengan tangan yang tidak di intervensi

Demikian penjelasan dari saya. Atas perhatian dan kerjasamanya Saudara/i,

saya ucapkan terimakasih

Responden Hormat saya,

(…………………………) Hafiz Rasyidi


Lampiran 2 Formulir Informed Consent

FORMULIR INFORMED CONSENT


MENJADI RESPONDEN DALAM PENELITIAN
PENGARUH PEMBERIAN ECCENTRIC EXERCISE TERHADAP
PENURUNAN NYERI TENNIS ELBOW PADA PEMAIN BULU TANGKIS
DI GOR CIPAYUNG
Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Usia :

Alamat :

Dengan ini menyatakan bahwa :

Saya telah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian dengan judul “Pengaruh


Pemberian Eccentric Exercise Terhadap Penurunan Nyeri Tennis Elbow Pada
Pemain Bulu Tangkis Di Gor Cipayung”. Setelah saya memahami penjelasan
tersebut, dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari siapapun saya bersedia
ikut serta dalam penelitian ini dengan ketentuan:
a. Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaanya dan hanya
dipergunakan untuk kepentingan ilmiah.
b. Apabila dalam pelaksanaan penelitian, saya berhak memutuskan untuk keluar
dan tidak berpartisipasi lagi dalam penelitian ini dengan menyampaikan
alasan tertentu.
Persetujuan yang saya berikan ini, saya buat dengan sadar dan mengerti sejelas-
jelasnya tentang apa yang akan dilakukan kepada saya. Demikian surat
persetujuan ini saya buat untuk digunakan dengan sebaik-baiknya.

Jakarta________________

_____________________ _____________________
Saksi Responden
Lampiran 3 Lembar Kuesioner Penelitian

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

Nama Responden :
Usia :
Tanggal pengisian :
Alamat :
Isilah sesuai dengan pertanyaan yang telah tertera dibawah ini, jika ada hal yang

kurang dipahami ajukan pertanyaan ke peneliti.

1. Apakah anda saat ini mengalami keluhan sakit atau nyeri pada siku bagian

luar ?

a. Ya b. Tidak

2. Apakah anda merasakan nyeri saat mengangkat pergelangan tangan ke atas

dengan tahanan ?

a. Ya b. Tidak

3. Apakah anda melakukan pemanasan (warm-up) sebelum memulai latihan

terutama pada bagian lengan ?

a. Ya b. Tidak

4. Apakah anda pernah mengalami fraktur di daerah siku ?

a. Ya b. Tidak

6. Apakah anda pernah menjalani operasi pada daerah siku ?

a. Ya b. Tidak
7. Apakah anda memiliki riwayat osteoarthritis ?

a. Ya b. Tidak

8. Apakah anda menerima atau menjadi responden penelitian lain ?

a. Ya b. Tidak

B. Form Pemeriksaan

1. Pemeriksaan Mill Test

Positif Negatif

2. Pemeriksaan neurologi
Tajam Tumpul

Positif Negatif
Lampiran 4 Jadwal Kegiatan Penelitian

JADWAL KEGIATAN

No Kegiatan Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengumpulan Prosoal
2 Sidang Proposal
3 Revisi Proposal
4 Kaji Etik
5 Praktek Klinik
6 Penelitian dan Penyusunan
Skripsi
7 Pengumpalan Skripsi
8 Evaluasi
9 Sidang Skripsi
10 Revisi Skripsi
11 Pengumpulan Skripsi
Lampiran 5 Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 6 Persetujuan Etik
Lampiran 7 Data Diri

CURRICULUM VITAE

Nama : Hafiz Rasyidi

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 6 Maret 1997

Agama : Islam

Status Pernikahan : Belum Menikah

Anak ke : 3 dari 4 bersaudara

Alamat Rumah : Jalan Sampan 1 Blok C No. 32 RT/RW 07/06,

Desa/Kel. Kelapa Dua, Kec. Kelapa Dua, Kab.

Tangerang. Banten.

No. Handphone : 089506619121

Email : rasyidihafiz63@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. SD Negeri Sukasari 4 (2005-2009)

2. SMP Negeri 4 Kota Tangerang (2009-2012)

3. SMA Negeri 9 Kota Tangerang (2012-2015)

4. Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Jakarta III (2015-sekarang)


Lampiran 8 Dokumentasi
Pengukuran

Intervensi
Lampiran 9 Hasil Data

HASIL ANALISIS DATA

1. Analisis univariat

Umur

N Valid 14

Missing 0
Mean 42.43
Std. Deviation 5.880
Minimum 35
Maximum 52

Interval Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 35-40 6 42.9 42.9 42.9

41-45 3 21.4 21.4 64.3

46-50 4 28.6 28.6 92.9

51-55 1 7.1 7.1 100.0

Total 14 100.0 100.0

HASIL PENGUKURAN ALGOMETER

Statistic Std. Error

Pre Test Mean 3.4286 .08479

95% Confidence Interval for Lower Bound 3.2454


Mean Upper Bound 3.6118

5% Trimmed Mean 3.4206

Median 3.3000

Variance .101

Std. Deviation .31727

Minimum 3.00

Maximum 4.00

Range 1.00

Interquartile Range .52

Skewness .454 .597


Kurtosis -1.040 1.154
Post Test Mean 4.0143 .10836
95% Confidence Interval for Lower Bound 3.7802
Mean Upper Bound 4.2484
5% Trimmed Mean 3.9937
Median 3.9000
Variance .164
Std. Deviation .40546
Minimum 3.60
Maximum 4.80
Range 1.20
Interquartile Range .73
Skewness .598 .597
Kurtosis -.844 1.154
Selisih Pre-Post Mean .5857 .03120

95% Confidence Interval for Lower Bound .5183


Mean Upper Bound .6531

5% Trimmed Mean .5841

Median .5500

Variance .014

Std. Deviation .11673

Minimum .40

Maximum .80

Range .40

Interquartile Range .20

Skewness .318 .597

Kurtosis -1.004 1.154

2. Analisis bivariat

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Pre Test .229 14 .045 .924 14 .252


Post Test .201 14 .128 .892 14 .087
Selisih Pre-Post .269 14 .007 .886 14 .070

a. Lilliefors Significance Correction


Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence Interval

Std. Std. Error of the Difference Sig. (2-


Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)

Pai Pre Test - -


r1 Post Test .5857 .11673 .03120 -.65311 -.51832 -18.774 13 .000
1
Lampiran 10 Bimbingan Proposal
Lampiran 14 Bimbingan Skrips

Anda mungkin juga menyukai