Anda di halaman 1dari 3

HUBUNGAN TINGKAT STRESS DENGAN KEKAMBUHAN GASTRISTIS

FENOMENA
SUBJEK
Secara umum, di Indonesia, mahasiswa rata-rata berada di rentang usia
Mahasiswa yang memiliki penyakit gastristis
18- 24 tahun. Menurut tahapan perkembangan, mahasiswa berada pada tahapan
perkembangan dewasa muda (Santrock, 2008). Pada tahapan perkembangan ini,
VARIABEL Y (GASTRISTIS) mahasiswa berusaha mengeksplorasi diri untuk menemukan identitas diri yang
sesungguhnya, berusaha untuk bergaul, membina hubungan dan mengemban
Gastritis merupakan salah satu penyakit yang banyak
tanggung jawab sosial (Hurlock, 1980). Ditambah lagi, terdapat beban akademik
dijumpai di klinik atau ruangan penyakit dalam dan
serta kegiatan kampus lainnya sebagai salah satu tanggung jawab sebagai
merupakan salah satu penyakit yang banyak di keluhkan
“mahasiswa” yang harus dipenuhi. Dalam memenuhi tugas perkembangan
oleh masyarakat, baik remaja maupun orang dewasa.
tersebut, tak jarang ditemukan masalah-masalah yang memicu timbunya stress.
Gastritis atau sakit pada ulu hati ialah terjadi peradangan
Dampak yang dihasilkan dari stress tersebut pun beragam mulai dari
pada mukosa dan sub mukosa lambung. Gastritis ditandai
hal yang ringan, sampai dampak yang berat. Salah satu dampak dari stress yaitu
dengan rasa mual muntah, perdarahan pada kasus lanjut,
kambuhnya penyakit gastristis
rasa lemah dan nafsu makan menurun (Gustin, 2016)

VARIABEL X (STRESS) HUBUNGAN STRESS DENGAN KEKAMBUHAN


GASTRISTIS
Menurut Bachroni dan Asnawi (1999) Stress kerja
merupakan suatu hubungan antara sumber-sumber stress Stress terdiri dari dua, yaitu stress psikis dan stress fisik. Stress
dengan kapasitas diri, sehingga menghasilkan respon nagetif psikis disebabkan oleh banyaknya beban tuags, panik ataupun
maupun positif. Griffin dan Moorhead (2014) mengatakan tergesa-gesa sehingga kadar asam pada lambung akan meningkat
bahwa Stress merupakan respon adaptif pada stimulus yang pada saat stress dan menyebabkan gastristis. Sedangkaan pada
berdampak pada psikologis atau tuntutan fisik yang stress fisik disebabkan oleh luka tarum, luka bakar, adanya infeksi
berlebihan pada seseorang empedu dan infeksi berat yang dapat menyebabkan gastristis.

Pada penjelasan diatas, Mahasiswa memiliki beban tugas yang berat sehingga dapat menimbulkan stress. Salah satu penyebab stress yaitu
beban tuags yang dikerjakan. Stress itu sendiri memiliki 4 tingkatan yaitu : normal, ringan, sedang, dan berat. Selain itu stress juga
merupakan salah satu factor yang dapat menyebabkan kambuhnya penyakit Gastristis. Shingga pada penelitian ini, peneliti ingin melihat
bagaimana hubungan tingkat stress pada mahasiswa dengan kekambuhan Gastristis.
DAFTAR PUSTAKA
Bachroni, M., & Asnawi, S. (1999). Stres kerja. Buletin Psikologi, 7(2)

Griffin, R. W., & Moorhead, G. (2014). Managing people in organization. South-Western: USA

Gustin, R. K. (2011). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kota Bukittinggi Tahun 2011. 1–12.Handayani, M., & T

Hurlock, E.B. (1980). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (5thed.). Penerjemah: Istiwidayanti.
Jakarta: Erlangga.

Mappagerang, R., & Hasnah, H. (2017). Kejadian Gastritis Diruang Rawat Inap RSUD Nene Mallomo Kabupaten Sidrap. Jurnal Ilmu Kesehatan
Pencerah, 6, 59–64.
Mustika, A. M., Dasuki, D., & Saswati, N. (2021). Gambaran Pola Makan dan Stress Pada Penderita Gastritis di Puskesmas Simpang IV Sipin
Kota Jambi. Manuju: Malayahayati Nursing Journal, 3(2), 174–180.

Santrock, J.W. (2008). Life span-development. (11th ed.). New York: McGraw-Hill.

Suwindri, S., Tiranda, Y., & Ningrum, W. A. C. (2021). Faktor penyebab kejadian gastritis di Indonesia: Literature review. JKM: Jurnal
Keperawatan Merdeka, 1(2), 209-223.

Anda mungkin juga menyukai