Anda di halaman 1dari 7

Peminatan Epidemiologi

PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN STRESS DAN RIWAYAT PENYAKIT DENGAN KEJADIAN


DISPEPSIA PADA REMAJA DI DESA BERABUNG ACEH BESAR
TAHUN 2019

OLEH :

RISKA AMELIA
NPM : 151610055

UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
BANDA ACEH
2019
A. Pendahuluan

Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun

sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

ekonomis. Pembangunan kesehatan di Indonesia dihadapkan pada dua masalah

yaitu penyakit menular yang belum banyak tertangani dan penyakit tidak menular.

Perubahan tata nilai kehidupan (perubahan psikososial) yang berpengaruh pada

kesehatan banyak dipengaruhi oleh globalisasi, modernisasi, informasi,

industrialisasi serta ilmu pengetahuan dan teknologi (Sunaryo, 2011).

Dispepsia merupakan salah satu penyakit tidak menular. Dalam

Konsensus Roma III (2006), dispepsia (uninvestigated dyspepsia) didefinisikan

sebagai “one or more of the following bothersome postprandial fullness or early

satiation, or epigastric pain and/or epigastric burning” (salah satu atau lebih dari

rasa penuh yang menyusahkan setelah makan, atau cepat merasa kenyang, atau

nyeri epigastrium dan atau rasa terbakar di epigastrium). Kriteria tersebut

dipenuhi dalam 3 bulan terakhir dengan onset gejala tidak kurang dari 6 bulan

sebelum diagnosis (Andi,2012).

Dispepsia merupakan penyakit yang sangat mengganggu aktivitas dan bila

tidak ditangani dengan baik dapat berakibat fatal (Gustin, 2011). Dispepsia

merupakan keluhan umum yang dalam waktu tertentu dapat dialami oleh

seseorang. Berdasarkan penelitian pada populasi umum, didapatkan bahwa 15–

30% orang dewasa pernah mengalami hal ini dalam beberapa hari. Di negara
barat, didapatkan angka prevalensi dispepsia berkisar 7-41%, tapi hanya 10-20%

yang mencari pertolongan medis. Angka insiden dispepsia diperkirakan antara 1-

8% (Djojoningrat Dharmika, 2006).

Di Asia, terdapat 8-30% penderita uninvestigated dyspepsia dan 8-23%

penderita dispepsia fungsional. Di Jepang, terdapat pasien uninvestigated

dyspepsia yang sesuai dengan Konsensus Roma III sebanyak 10% (Ghoshal et al.,

2011). 2 Dispepsia merupakan masalah kesehatan pencernaan yang paling sering

terjadi. Diperkirakan hampir 30% kasus pada praktek dokter umum dan 60% pada

praktek dokter spesialis bagian pencernaan merupakan kasus Dispepsia

(Djojoningrat Dharmika, 2006).

Dispepsia sangat berdampak pada pasien dan pelayanan kesehatan,

walaupun tidak meningkatkan kematian. Kebanyakan pasien, gejala dispepsia

mempengaruhi kualitas hidup mereka. Pengaruh tersebut dikarenakan masalah

yang selalu berulang (sering kambuh) dan adanya keluhan yang kronis yang

terkait dengan pengobatan yang hanya mengurangi sebagian dari gejala yang

dirasakan. Menurut Jones (2003), beban penyakit dispepsia terhadap kualitas

hidup dan ekonomi sangat tinggi. Di Inggris, biaya sosial untuk dispepsia

mencapai £1 milyar ($1,46 milyar) dalam satu tahun.

Hal tersebut tidak jauh berbeda untuk diagnosis dan penanganan dispepsia

di Amerika Serikat. Di Swedia, biaya langsung untuk penanganan dispepsia

mencapai £26 juta setahun untuk 8 juta orang dan untuk biaya tidak langsung

mencapai 10 kali lipatnya. Hal tersebut diakibatkan adanya rata-rata kehilangan


lebih dari 26 hari produktif dikarenakan dispepsia. Secara tidak langsung, hal

tersebut juga akan menurunkan kualitas hidup.

. Faktor psikis dan emosi dapat mempengaruhi fungsi saluran cerna dan

mengakibatkan perubahan sekresi asam lambung, mempengaruhi fungsi saluran

cerna, mempengaruhi motilitas dan vaskularisasi mukosa lambung serta

menurunkan ambang rangsang nyeri. Pasien dispepsia umumnya menderita

ansietas, depresi dan neurotik lebih jelas dibandingkan orang normal (Mudjaddid,

2010).

Aspek psikososial dari gangguan fungsional saluran pencernaan, terdiri

dari 3 observasi secara umum yaitu bahwa stres psikologis memicu kejadian

gejala gastrointestinal, faktor psikososial merubah pengalaman sakit dan cara

mencari pelayanan kesehatan, dan gangguan fungsional gastrointestinal

merupakan konsekuensi dari keadaan psikososial (Gustin, 2011)

Prevalensi gangguan mental emosional meningkat dengan bertambahnya

umur, pada perempuan, pada tingkat pendidikan yang lebih rendah, pada

kelompok yang tidak bekerja, di pedesaan dan tingkat pengeluaran perkapita yang

lebih rendah. Data dari Dinas Kesehatan kabupaten, selama 3 tahun berturut-turut

sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2016, Gastritis/Tukak Lambung, yang

merupakan salah satu jenis dari dispepsia, termasuk dalam 3 besar penyakit di

puskesmas di Desa Berabung Aceh Besar Tahun 2018 terdapat sebanyak 8,1%

pengunjung puskesmas tersebut.


B. Tujuan Umum

Untuk Mengetahui Hubungan Stress Dan Riwayat Penyakit Dengan

Kejadian Dispepsia Pada Remaja Di Desa Berabung Aceh Besar Tahun 2019

C. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui hubungan stres dengan kejadian Dispepsia pada

remaja Di Desa Berabung Aceh Besar Tahun 2019

2. Untuk mengetahui hubungan riwayat penyakit dengan kejadian

Dispepsia pada remaja di Desa Berabung Aceh Besar Tahun 2019

D. Kerangka Teoritis

Faktor penyebab
Dispepsia

Stres

Riwayat Penyakit Kejadian Dispepsia


pada Remaja

Keteraturan Makan
makan

Makan dan mium


iritatif

Ket : (Yang Diteliti)


( Tidak di teliti )

Sumber: Rani, 2011,Depkes, 2012, Goswami, 2012. Mahadeva, 2014, Notoadmodjo, 2010,
Hidayat, 2009, Tarigan, 2003, Sriati, 2008, Susanti 2011.
E. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan

antara konsep-konsep yang ingin diamati atau di ukur melalui penelitian yang

akan dilakukan, seperti yang dikemukakan oleh Notoadmodjo, 2010. Berdasarkan

kerangka teori yang ada, maka kerangka konsep yang digunakan sebagai berikut:

Variabel Independent Variabel Dependent

Stres Kejadian Dispepsia


pada Remaja

Riwayat Penyakit

E. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja yang pernah maupun

menderita dispepsia Desa Berabung Aceh Besar Tahun 2019.

F. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti, maka sampel

dalam penelitian ini menggunakan teknik acidental sampling dimana respondent

yang kebetulan datang pada lokasi penelitian yang akan dijadikan objek

penelitian.

G. Jenis Penelitian

Desain penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang

dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa

diterapkan (Nursalam, 2008). Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan


desain Cross-sectional, yaitu untuk menganalisis hubungan stres dan riwayat

penyakit dengan kejadian dispepsia pada remaja.

H. Daftar Pustaka

Abdullah, M. & Gunawan, J., 2012. Dispepsia dalam Cermin Dunia Kedokteran.
Vol. 39 no. 9. Available online at :
http://www.kalbemed.com/Portals/6/ 197_CME-Dispepsia.pdf
Andre, Y., Machmud, R., Murni, A. W., 2011. Hubungan Pola Makan dengan
Kejadian Depresi pada Penderita Dispepsia Fungsional. Available
online at : http://jurnal.fk.unand.ac.id/articles/vol_2no_2/73-75.pdf
Bere, D.A., 2012. Hubungan Antara Ketidakteraturan Makan dan Merokok
dengan Kejadian Dispepsia pada Pasien Rawat Jalan Usia 20-44
Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Depok 1, Maguwoharjo,
Sleman-Yogyakarta.
Crawford, J.R. & Henry, J.D., 2003. The Depression Anxiety Stress Scales
(DASS) : Normative Data and Latent Structure in a Large Non-
Clinical Sample dalam British Journal of Clinical Psychology. Vol.
42 : 111-131.
Dahlan, S., 2012. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Edisi 5. Jakarta :
Salemba Medika. Damanik, D.E., 2006. Pengujian Reliabilitas,
Validitas, Analisis Item, dan Pembuatan Norma Depression Anxiety
and Stress Scale (DASS).
Djojoningrat, D., 2009. Dispepsia Fungsional dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam, Jilid I, Edisi 5. Jakarta : InternaPublishing. Dora, M.T. &
Kadir, H. A., 2006. Mengurus Stres. Selangor : PTS Professional
Publishing Sdn. Bhd. Dugdale, D.C., 2011. Indigestion. Available
online
Guyton, A. C. & Hall, J.E., 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.
Hadi, S., 2010. Gastroenterologi. Bandung : P.T. Alumni. Hartono, 2007. Stres &
Stroke. Yogyakarta : Kanisius.
Hawari, D., 2011. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.

Anda mungkin juga menyukai