Anda di halaman 1dari 6

EGC 1852

GIZI DALAM DAURKEHIDUPAN: BUKU AJAR ILMU GIZI, Ed. 2


Oleh: Dr. Arisman, MB
Copy editor: Suryani

Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Buku Kedokteran EGC


© 2008 Penerbit Buku Kedokteran EGC
P.O. Box 4276/Jakarta 10042
Telepon: 6530 6283

Anggota IKAPI

Desainkulit muka: Yohanes Duta Kurnia Utama

Hak cipta dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengutip, memperbanyak dan menerjemahkan sebagian atau
seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

Cetakan :2010

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Arisman
Gizi dalam daur kehidupan : buku ajar ilmu gizi / Arisman.
- Ed. 2. - Jakarta: EGC, 2009.
xvii, 275 him. ; 15,5 x 24 em.

ISBN 978-979-044-026-5

1. Gizi. I. Judul.

618.242
lidupan
3mBa0 ----------------.------------------------------------ 59

Permulaan masa menyapih merupakan awal dari suatu perubahan besar


indung aaik bagi bayi maupun ibunya. Keakraban yang telah terjalin lama, sejak
L, fluor. bayi di dalam kandungan, perlahan-lahan mulai (dilonggarkan). Proses ini
~ertim- ::mrus diupayakan agar tidak terjadi secara mendadak.
lkiraan Di beberapa tempat (budaya), pemberian air susu segera dihentikan
ran pa- znanakala ibu hamil, atau merasa telah hamillagi. Perpisahan ini akan
ikanan terasa semakin serius jika bayi dititipkan pada nenek atau keluarga lain.
Dampak psikologis serta pengaruh gizi akibat perlakuan ini akan sangat
berbahaya.
Insidensi penyakit infeksi, terutama diare, lebih tinggi pada saat ini
setimbang periode lain kehidupan. Hal itu karena makanan berubah, dari
bu me- _~I yang bersih dan mengandung zat-zat antiinfeksi (an tara lain: IgA,
kecuali .aktoferin, WBC) ke makanan yang disiapkan, disimpan, dan dimakan
r dan :.anpa mengindahkan syarat kebersihan (kesehatan).
jurkan Malnutrisi lebih sering terjadi pada masa ini ketimbang periode 4-6 bu-
uengan .an pertama kehidupan karena tidak sedikit keluarga yang tidak mengerti
esi dan - ebutuhan khusus bayi, tidak tahu bagaimana cara membuat makanan
sapihan dari bahan-bahan yang tersedia di sekitar mereka atau tidak (be-
_run) mampu menyediakan makanan yang bernilai gizi baik. Di berbagai
zempat, kini kebiasaan makan anak-anak yang tradisional yang secara na-
B sulfat ::ar dianggap memuaskan tidak lagi dapat dilanjutkan karena urbanisasi,
. telah zatanan baru keluarga, dan perubahan pola kerja wanita .
. bak- Proses penyapihan dimulai pada sa at yang berlainan. Pada beberapa
~at me- _relompokmasyarakat (budaya) tertentu, bayi tidak akan disapih sebelum
~bat Fe ::erusia 6 bulan. Bahkan ada yang baru memulai penyapihan setelah bayi
[karena .:;erusia 2 tahun (kasus ekstrem 4 tahun). Sebaliknya, pada masyarak.at
::rban, bayi disapih terlalu dini, yaitu baru beberapa hari lahir sudah diberi
raakanan tambahan.

ara pa- sia Pertama Menyapih8


ngka- emasuki usia 4-6 bulan, bayi telah siap menerima makanan bukan cair
l steril.
zarena gigi telah tumbuh dan lidah tidak lagi menolak makanan setengah
;;.adat. Di samping itu, lambung juga telah lebih baik mencerna zat tepung.
enjelang usia 9 bulan, bayi telah pandai menggunakan tangan untuk
isecara zaemasukkan benda ke dalam mulut. Jelaslah bahwa pada saat tersebut
Selama oayi siap mengonsumsi makanan (setengah) padat. ~
m yang Jika kemudian bayi disapih pada usia 4 at au 6 bulan, tidak berarti ka-
I hanya rena bayi telah siap menerima makanan selainASI, melainkanjuga karena
Lebutuhan gizi bayi tidak lagi cukup dipasok hanya oleh ASI. Memang,
ada sebagian bayi yang terus tumbuh dengan memuaskan meskipun tidak

. ".

rum. Jiko
Jmun, jiko
(apan tepatnya bayi harus disapih sangat individua(Namun demikian, penentuan kesiapan
11,00 mg
ika kadOf u daeat diacu pada parameter, seperti: (1) Beral badan felah mencapai 2 kali berat badan
dan 0,5C ohir. (2) Selelah meminum susu formula sebanyak 240 cc. 4 jam kemuoiar: bayi masih merasa
-apor alau lelah menyantap 964 cc susu formula selama 24 jam, namun masih kurang.
3) Telah berusia 6 bulan.
----------------------------------------------------- ~

60 Gizi ootor« Dour Kehidupon


GiziBoyi

diberi makanan tambahan. Namun di lain pihak, banyak sekali bayi yang "asing' sesendok
membutuhkan zat gizi dan energi lebih dari sekedar yang tersedia di da- minggu kemudiaz
lamAS!. Begitu bayi ~
Yang harus selalu diingat adalah bahwa bayi merupakan bagian dari Di sam ping itu, c,
keluarga. Karena itu, disepanjang proses penyapihan, kepada mereka harus dicincang
sebaiknya diberikan makanan yang lazim dis an tap oleh anak yang lebih kan secara terpis
besar dan orang dewasa dalam keluarga itu. Juga perlu selalu diingat
bahwa makanan yang diberikan bukan untuk menggantikan, melainkan
mendampingi AS!. Cora Menc
Disamping tujuan fisik (guna mencukupi kebutuhan zat gizi dan energi),
menyusui dapat sekaligus mengakrabkan hubungan ibu dan bayi, hal yang macam campure
sangat bermanfaat bagi perkembangan jiwa bayi. Semakin akrab mereka disebut campuz
berdua (ibu dan bayi), semakin mudah ibu mengenali kebutuhan bayinya. majemuk): liha;
Oleh karena itu, penyapihan yang mendadak sebaiknya dihindari, termasuk Campuran_
(dalam hal ini) meninggalkan atau menitipkan bayi pada orang lain dalam mungkin terlar;
waktu lama. Jika seandainya ibu terpaksa (tidak dapat tidak) mengalihkan penting pengac
tanggung jawabnya ke orang lain, hal ini selayaknya dilaksanakan secara Jika bayi sudaz
cermat dan perlahan-lahan. Penyapihan selayaknya tuntas pada usia 12 .entu saja dalaz
bulan. Sejak saat itu, bayi sudah harus terbiasa dan, secara teratur, me- dari campurar,
ngonsumsi makanan orang dewasa. campuran em
Yang harm:
dalam setiap
Bahan Makanan Sapihan pat digantikaz
Bahan yang dipilih untuk membuat makanan sapihan sebaiknya mudah di- lebih baik kar,
dapat (banyak tersedia di kebun keluarga atau di pasar terdekat), harganya melunakkan
murah, paling sering dimakan (merupakan bagian dari apa yang dimakan ialah buah-b
oleh anggota keluarga yang lebih besar dan dewasa), dan sebaiknya diramu makanan seliz,
dengan resep lokal. Karena AS
Kini, di toko dan apotek (bahkan di warung), telah banyak tersedia mengganggu :
makanan bayi langsung jadi (instan), tetapi sayangnya harga makanan ter- diberikan set -
sebut relatif mahal dan nilai gizinya pun kalah jika dibandingkan
takaran gram yang sarna) dengan makanan yang diramu dengan resep 10-
(dalam diawalmasa
..
kal. Di samping itu, jika keluarga tergolong tidak mampu, dikhawatirkan
keluarga tersebut akan menghemat agar makanan tidak cepat habis:
makanan diberikan sedemikian sedikitnya, atau diberi air lebih banyak,
tidak menuruti anjuran takaran yang semestinya. Akibatnya kebutuhan
gizi bayi (anak) tidak terpenuhi.
Makanan sapihan yang ideal harus mengandung (1) makanan pokok
(pangan yang paling banyak dikonsumsi oleh keluarga, biasanya makanan
yang mengandung tepung, seperti beras, gandum, ken tang, tepung mai-
zena) , ditambah dengan bahan lain semisal (2) kacang, sayuran berdaun
hijau atau kuning, (3) buah, (4) daging hewan, dan (5) minyak, at au lemak.
Bahan ini dib\JIt menjadi bubur untuk kemudian, sebagai peneman ASI,
disuapkan pada bayi. Makanan pokok direbus di dalam air, atau susu,
sampai menjadi bubur yang kental dan tidak terlalu cairo Bubur tersebut
kemudian diperkaya dengan sedikit minyak at au lemak.
Bayi sebaiknya disuapi dengan sendok atau cangkir. Dibutuhkan waktu
beberapa hari untuk menyukai (lalu menggemari) cita rasa makanan baru
tersebut. Pada perkenalan pertama jika bayi mau memakan makanan
~- -Boy; ---- --~- 61

"asing" sesendok atau dua sendok saja, itu sudah cukup, Kira-kira dua
minggu kemudian bayi akan terbiasa dengan makanan baru itu,
Begitu bayi telah terbiasa, jumlah sua pan ditambah sedikit demi sedikit.
dari .:Ji sam ping itu, diperkenalkan pula makanan jenis lain. Yang terakhir ini
ereka =arus dicincang halus, lalu dicampur dengan makanan pokok, atau diberi-
lebih zan secara terpisah.

Cara Mencampur
Dari keenam jenis makanan di atas, setidak-tidaknya ditawarkan tiga
.::nacam campuran, yaitu campuran yang menggunakan dua jenis bahan
disebut campuran sederhana), dan tiga atau empat jenis bahan (campuran
majemuk): lihat Tabel 3.5.
Campuran yang menggunakan tiga atau empat macam bahan makanan
mungkin terlalu mahal untuk beberapa keluarga. Namun, tidak terlalu
penting pengadaan golongan kacang dan hewan dalam satu campuran,
Jika bayi sudah dapat memakan makanan yang dibuat dari dua bahan,
rentu saja dalam berbagai variasi cam pur an atau setidaknya dua jenis
, me- dari campuran tiga bahan, makanan tersebut sudah sama baik dengan
campuran empat bahan.
Yang harus selalu diingat ialah penambahan minyak atau lemak ke
dalam setiap campuran. Jika kedua bahan tersebut tidak tersedia, da-
pat digantikan dengan madu. Bagaimanapun, minyak dan lemak jauh
ah di- ebih baik karen a di samping memasok energi, kedua bahan .ini dapat
melunakkan dan melezatkan makanan. Yang juga tidak boleh dilupakan
ialah buah-buahan at au air buah pada setiap waktu rnakan, atau sebagai
makanan selingan di antara dua waktu makan. ;
Karena AS1 sangat penting untuk bayi, tidak sesuatu pun yang boleh
mengganggu jadwal pemberian AS!. Berarti, makanan sapihan baru boleh
diberikan setelah bayi disusui, atau di antara duajadwal penyusuan. Sebab,
di awal masa penyapihan, AS1 masih merupakan makanan pokok, sementara

Tabel 3.5 Pola Campur Makanan Sapihan

"'I III ., "' 1111 '\I


62 ------------------- Giz; d%m Dour KetJ;dupon
Gizi Boy; ------

makanan sapihah hanya sebagai makanan pelengkap. Kemudian, secara


berangsur, ASI berubah fungsi sebagai makanan tambahan, sementara
makanan sapihan menjadi santapan utama.

Frekuensi Pemberian Makanan


Pemberian pertama cukup dua kali sehari, satu atau dua sendok teh pe-
nuh. Kebutuhan bayi akan meningkat seiring tumbuh-kembangnya, Jika
bayi telah menggemari makanan baru terse but, ia akan mengonsumsi
3-6 sendok besar penuh setiap kali makan. Sekali lagi jangan lupa, bayi
tetap membutuhkan ASI. Pada usia 6-9 bulan, bayi setidak-tidaknya mem-
butuhkan empat porsi. Jika dengan takaran tersebut bayi masih kelaparan,
berilah ia makanan selingan, misalnya pisang atau biskuit. Buah-buahan
merupakan makanan selingan yang sempurna. Bayi memerlukan sesuatu
untuk dimakan setiap 2 jam, begitu ia terbangun.
Menginjak usia 9 bulan, bayi telah mempunyai gigi dan mulai pandai
mengunyah kepingan makanan. Sekitar usia 1 tahun, bayi sudah mampu
memakan makanan orang dewasa. Pada saat itu, ia makan (mungkin)
empat sampai lima kali sehari. Anak usia 2 tahun memerlukan makanan
separuh takaran orang dewasa.

Pedomon Pemberian Makanan Sapihan


Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan makanan
sapihan.
1. Makanan padat pertama harus bertekstur sangat halus dan licin. Bayi
perlahan-lahan akan siap menerima tekstur yang lebih kasar.
2. Bubur saring baru boleh diberikan jika bayi telah tumbuh gigi, dan rna-
kanan cincang setelah bayi pandai mengunyah. I

3. Pada satu waktu makan, cukup diperkenalkan satu jenis makanan saja,
dalam jumlah kecil. Seandainya bayi tidak dapat menoleransi makanan
ini, atau bahkan menimbulkan reaksi alergi, gejala yang timbul mudah
dikenali, dan makanan itu tidak diberikan lagi.
4. Bayi harus diajari cara memegang makanan. Seiring pertambahan usia,
bayi diajari pula cara mengambil makanan padat dari sendok makan.
5. Makanan sebaiknya tidak dicampur karena bayi harus mempelajari
perbedaan tekstur dan rasa makanan.
6. Makanan padat jangan dimasukkan ke dalam botol susu, atau membuat
lubang dot lebih besar yang mengesankan seolah bayi "memin urn"
makanan padN.
7. Volume pemberian susu jangan segera dikurangi sebelum bayi mampu
bersantap dengan sendok.
8. Makanan padat sebaiknya disuapkan sebelum susu diberikan.
9. Selama menyuapi bayi, tersenyum dan berbicaralah padanya.

Anda mungkin juga menyukai