Anda di halaman 1dari 10

ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN POLA MAKAN PADA PASIEN


KEMOTERAPI DI RUANG RAWAT INAP KELAS I RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK
PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

: Oleh
Yogi Kurniawan *)

Prevalensi kanker di seluruh dunia diperkirakan terdapat 6,35 juta kasus baru. Prevalensi kanker di
Indonesia mencapai 1,4 per 1000 penduduk, di Lampung mencapai 0,7 per 1000 penduduk. Data di
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung, pasien kanker pada 2014 sebanyak 1.048 orang,
meningkat pada tahun 2015 sebanyak 1.246 orang dan tahun 2016 menjadi 1.342 orang.
Penatalaksanaan kanker salah satunya dengan kemoterapi, namun efek samping yang ditimbulkan
adalah berupa mual dan muntah yang hebat yang mempengaruhi pola makan pasien. Dukungan
keluarga sangat penting dalam menunjang pengobatan pasien termasuk pola makan pasien. Tujuan
penelitian ini diketahui hubungan dukungan keluarga dengan pola makan pada pasien kemoterapi di
Ruang Rawat Inap Kelas I RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2017.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Rancangan penelitian survey analitik dengan pendekatan cross
sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien kemoterapi yang dirawat di Ruang Rawat Inap
Kelas I RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung, pada bulan Januari 2017 berjumlah 48
orang, dengan sampel sebanyak 43 sampel. Uji stastistik menggunakan uji chi-square.

Hasil analisis univariat diperoleh sebagian besar responden memiliki dukungan keluarga kurang
baik, yaitu sebanyak 23 orang (53,5%). Sebagian besar responden memiliki pola makan kurang baik,
yaitu sebanyak 25 orang (58,1%). Hasil analisis bivariat diperoleh adanya hubungan dukungan
keluarga dengan pola makan pada pasien kemoterapi di Ruang Rawat Inap Kelas I RSUD Dr. H.
Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2017 (p-value = 0,001, OR= 11,803).

Berdasarkan hasil penelitian peneliti memberikan saran yaitu perlu lebih ditingkatkannya dalam
pemberian motivasi kepada pasien dan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi pasien
kanker yang menjalani kemoterapi.

Kata Kunci : Dukungan keluarga, Pola makan


Kepustakaan : 23 (2004 – 2015)

*) Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Malahayati


ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN FAMILY SUPPORT AND PATIENT’S EATING
PATTERN IN CHEMOTHERAPY PATIENTS IN INPATIENT
ROOM CLASS I IN DR. H. ABDUL MOELOEK HOSPITAL
LAMPUNG PROVINCE 2017

By:
Yogi Kurniawan*)
Prevalence of cancer worldwide is estimated there are 6.35 million new cases. The prevalence of
cancer in Indonesia reaches 1.4 per 1000 population, it reaches 0.7 per 1000 population in Lampung.
The data in Dr. H. Abdul Moeloek Hospital Lampung Province, patients with cancer in 2014 were
1048 people, it increased 1,246 people in 2015 and it became 1342 people in 2016. Cancer
management, one of them is with chemotherapy, but the side effects are severe nausea and vomiting
that affect the patient’s eating pattern. Family support is very important in supporting the patient's
treatment including the patient's eating pattern. The purpose of this research was to find out the
correlation between family support and patient’s eating pattern in chemotherapy patients in inpatient
room class I in Dr. H. Abdul Moeloek Hospital Lampung Province 2017.

This was a quantitative research. The research design was an analytic survey with cross sectional
approach. The population of this research was all chemotherapy patients hospitalized in Inpatient
Room Class I in Dr. H. Abdul Moeloek Hospital Lampung Province, in January 2017 consisted of 48
people with 43 samples. Stastistic test was through chi square test.

The result of univariate analysis was found that most respondents had poor family support, there were
23 people (53,5%). Most respondents had poor eating pattern, there were 25 people (58.1%). The
result of bivariate analysis showed that there was a correlation between family support and patient’s
eating pattern in chemotherapy patients in inpatient room class I in Dr. H. Abdul Moeloek Hospital
Lampung Province 2017 (p-value = 0.001, OR = 11.803).

Based on the result, the researcher provides suggestions that need to be improved in providing
motivation to patients and families in the fulfillment of nutritional needs for patients with cancer who
undergo chemotherapy.

Keywords : Family Support, Eating Pattern


References : 23 (2004-2015)

*) Nursing Science Study Program of Medical Faculty of malahayati University

PENDAHULUAN juta kasus baru, di antaranya di negara


Latar Belakang maju terdapat 3,13 juta, di negara
Kanker merupakan salah satu penyakit berkembang terdapat 3,22 juta. Jenis
tidak menular yang perlu ditangani. Tumor kanker di negara maju terutama adalah
adalah satu golongan penyakit yang timbul paru, kolorektal, mamae, lambung dan
akibat pertumbuhan tidak normal dari sel- prostat. Sedangkan di negara berkembang
sel jaringan tubuh yang akhirnya berubah terutama kanker serviks uteri, lambung,
menjadi sel yang secara terus menerus orofaring, esofagus dan mamae (Desen,
dapat tumbuh dan menyebar ke bagian 2013).
tubuh lainnya (Sastrosudarmo, 2013). Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan
Berdasarkan data WHO, angka Dasar) tahun 2013 berdasarkan menurut
kematian kanker tertinggi di Berlin Barat, diagnosis dokter/ gejala hasil, prevalensi
yaitu 353,6 per 100.000, terendah di penyakit kanker di Indonesia mencapai 1,4
Thailand 13,3 per 100.000. Hingga saat ini per 1000 penduduk. Sedangkan untuk
di seluruh dunia diperkirakan terdapat 6,35 prevalensi penyakit kanker di Lampung
mencapai 0,7 per 1000 penduduk dan kemoreseptor otak untuk mengalami
(Kemenkes RI, 2013). Sedangkan data di mual dan muntah, sehingga dapat
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi mempengaruhi asupan makan penderita
Lampung, diperoleh data pasien dengan kanker (Aziz et al, 2010).
diagnosis kanker tiga tahun terahir yaitu Padahal pada penderita kanker, tubuh
pada tahun 2014 sebanyak 1.048 orang, memerlukan energi yang cukup tinggi. Sel
dan mengalami peningkatan pada tahun kanker didalam tubuh memerlukan energi
2015 menjadi 1.246 orang dan kembali untuk mempertahankan kehidupannya
meningkat pada tahun 2016 menjadi 1.342 yang diperoleh dari metabolisme zat gizi
orang. penghasil energi yaitu karbohidrat, protein
Penatalaksanaan kanker secara paliatif dan lemak. Karbohidrat dalam bentuk
meliputi empat metode primer untuk terapi glukosa merupakan zat gizi yang dapat
kanker yaitu pembedahan, kemoterapi, langsung diserap. Persediaan glukosa
terapi radiasi, dan bioterapi. Kemoterapi dalam tubuh dapat habis, tubuh secara
adalah penggunaan obat-obatan sitotoksik otomatis memecah simpanan cadangan
dalam terapi kanker. Kemoterapi bersifat energi dalam bentuk lemak di jaringan
sistemik dan berbeda dengan terapi lokal adiposa untuk dipecah dan diubah menjadi
seperti pembedahan dan terapi radiasi glukosa dipakai sebagai sumber energi
(Shirley, 2005). langsung disebut proses glikoneogenesis.
Kemoterapi sangat penting dan Jika cadangan lemak telah habis, tubuh
dirasakan besar manfaatnya karena bersifat memecah protein yang berada dalam otot
sistemik mematikan/ membunuh sel-sel dan jaringan tubuh yang lain sebagai upaya
kanker dengan cara pemberian melalui akhir mempertahankan kehidupan (Uripi,
infuse, dan sering menjadi pilihan metode 2009).
efektif dalam mengatasi kanker (Desen, Hal ini sesuai dengan penelitian yang
2013). Tidak menjalani kemoterapi seperti dilakukan oleh Ayu (2015), tentang
yang dianjurkan tentunya akan pengaruh kemoterapi terhadap asupan
membahayakan diri sendiri. Tidak makan dan status gizi penderita kanker
melakukan kemoterapi terutama pada nasofaring, diperoleh hasil bahwa ada
terapi adjuvan (pengobatan sekunder), pengaruh kemoterapi terhadap asupan
akan memubazirkan pengobatan utama lemak dan asupan karbohidrat (Ayu,
yang lainnya (Bahar, 2012). 2015).
Kemoterapi dipakai untuk kanker Untuk mempertahankan asupan nutrisi
karena ia mampu membunuh sel yang diperlukan pola makan yang baik. Pola
tumbuh dengan cepat. Risikonya adalah makan adalah berbagai informasi yang
beberapa sel normal yang juga demikian memberi gambaran mengenai macam dan
dapat ikut mati, misalnya sel rambut yang jumlah bahan makanan yang dimakan tiap
menyebabkan gundul, sel usus, mual dan hari oleh suatu orang dan merupakan ciri
muntah, sel sumsum tulang, anemia atau khas untuk suatu kelompok masyarakat
kurang darah, dan lain sebagainya (Bahar, tertentu (Soegeng Santosa dan Anne Lies
2012). Ranti, 2009).
Berbagai jenis metode pengobatan yang Sebagai komponen yang tidak terpisahkan
digunakan untuk terapi kanker memiliki dari masyarakat, keluarga memiliki peran
efek samping dari metode pengobatan signifikan dalam status kesehatan. Keluarga
tersebut diantaranya yakni efek samping berperan terhadap optimalisasi pertumbuhan,
perkembangan, dan produktivitas seluruh
yang dapat ditimbulkan dari penggunaan
anggotanya melalui pemenuhan kebutuhan gizi
metode kemoterapi secara langsung terjadi dan menjamin kesehatan anggota keluarga
24 jam berupa mual dan muntah yang (Kemenkes RI, 2015).
hebat, disebabkan oleh zat antitumor Dukungan keluarga sangat penting
(kemoterapi) mempengaruhi hipotalamus dalam menunjang pengobatan pasien
termasuk pola makan pasien. Keluarga penurunan berat badan 3 kg hingga 10 kg.
yang memiliki anggota keluarga Selain itu, dilihat dari dukungan keluarga,
mengalami kanker akan berusaha merawat dari 10 orang tersebut hanya 3 orang (3%)
pasien sesuai dengan kebutuhan pasien yang mengatakan memperoleh motivasi
(Given et al. 2006). Dukungan keluarga keluarga setiap hari dalam pemenuhan
merupakan bentuk perilaku melayani yang nutrisinya.
dilakukan oleh keluarga, baik dalam Berdasarkan latar belakang diatas, maka
bentuk dukungan emosional (perhatian, penulis tertarik untuk melakukan
kasih sayang, empati), dukungan penelitian “hubungan dukungan keluarga
penghargaan (menghargai, umpan balik), dengan pola makan pada pasien
dukungan informasi (saran, nasehat, kemoterapi di Ruang Rawat Inap Kelas I
informasi) maupun dalam bentuk RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
dukungan instrumental (bantuan tenaga, Lampung Tahun 2017”.
dana, dan waktu) (Bomar, 2004).
Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah Rumusan Masalah
dilakukan oleh Rizani (2012), tentang Berdasarkan latar belakang diatas, maka
hubungan dukungan keluarga dengan pola perumusan masalah dalam penelitian ini
makan penderita diabetes mellitus di Wilayah
adalah “Apakah ada hubungan dukungan
Kerja Sai Besar Banjarbaru diperoleh bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara keluarga dengan pola makan pada pasien
dukungan keluarga dengan pola makan pada kemoterapi di Ruang Rawat Inap Kelas I
penderita diabetes mellitus. RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
Berdasarkan data RSUD Dr. H. Abdul Lampung Tahun 2017?”
Moeloek Provinsi Lampung tahun 2016,
sebanyak 472 orang menjalani kemoterapi. Tujuan Penelitian
Ruang Rawat Inap Kelas I Sudha Nirmala Tujuan Umum
C termasuk salah satu ruangan yang Diketahui hubungan dukungan
merawat pasien dengan diagnosis kanker keluarga dengan pola makan pada pasien
yang menjalani kemoterapi dengan kemoterapi di Ruang Rawat Inap Kelas I
jumlah terbanyak baik pasien pria RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
maupun wanita di RSUD Dr. H. Abdul Lampung Tahun 2017.
Moeloek Provinsi Lampung. Berdasarkan
hasil observasi pada pasien yang Tujuan Khusus
dilakukan kemoterapi diperoleh status a. Diketahui karakteristik pasien
nutrisi yang beragam, dimana sebagian kemoterapi di Ruang Rawat Inap Kelas
besar mengalami penurunan berat badan I RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
karena keluhan mual dan muntah saat Provinsi Lampung Tahun 2017.
menjalani kemoterapi dan memiliki pola b. Diketahui distribusi frekuensi dukungan
makan yang tidak baik karena keluhan keluarga pada pasien kemoterapi di
tersebut. Pasien dengan keluhan tersebut Ruang Rawat Inap Kelas I RSUD Dr.
sering kali tidak mendapatkan dukungan H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
keluarga dalam memperoleh status Tahun 2017.
nutrisinya, misalnya keluarga tidak c. Diketahui distribusi frekuensi pola
mendampingi atau mensuport saat makan. makan pada pasien kemoterapi di
Hal ini dilihat dari hasil wawancara Ruang Rawat Inap Kelas I RSUD Dr.
terhadap 10 orang yang telah beberapa kali H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
(lebih dari 3 bulan) menjalani kemoterapi, Tahun 2017.
6 orang (60%) diantaranya mengatakan d. Diketahui hubungan dukungan
sejak dilakukannya kemoterapi mengalami keluarga dengan pola makan pada
penurunan asupan makanan dikarenakan pasien kemoterapi di Ruang Rawat Inap
mual dan muntah dan mengalami
Kelas I RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Inap Kelas I RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Provinsi Lampung Tahun 2017. Provinsi Lampung selama penelitian
berlangsung, sebanyak 43 orang
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis Teknik Sampling
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan Teknik sampling menggunakan accidental
sampling
sebagai tambahan pengetahuan atau
wawasan tentang hubungan dukungan
Variabel Penelitian
keluarga dengan pola makan pada
Variabel independen dalam penelitian ini yaitu
pasien kemoterapi. dukungan keluarga. Variabel dependen
b. Penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah pola makan
untuk dilakukan penelitian selanjutnya. pada pasien kemoterapi.

Manfaat Praktis Alat Ukur dan Pengumpulan Data


a. Sebagai bahan informasi kepada Pada penelitian ini, peneliti akan
masyarakat terutama yang memiliki melakukan pengambilan data primer dengan
anggota keluarga yang sedang menyebarkan kuesioner kepada responden
menjalani kemoterapi, tentang secara langsung, memberi kesempatan
pentingnya dukungan keluarga untuk responden untuk menjawab soal dan
memperbaiki pola makan dan mengumpulkan data pada saat itu juga.
meningkatkan status nutrisi pasien.
b. Dapat digunakan sebagai masukan bagi Pengolahan Data
a. Editing
tenaga kesehatan dalam rangka
mengupayakan dukungan keluarga b. Coding
dalam mengoptimalkan pola makan c. Processing
pada pasien kemoterapi, dengan cara d. Cleaning
pendidikan kesehatan kepada keluarga
Analisa Data
pasien untuk meningkatkan
Analisa Univariat
pengetahuan tentang tindakan
Teknik analisa data yang digunakan
kemoterapi. dipenelitian ini menggunakan perhitungan
statistik sederhana yaitu presentasi atau
METODE PENELITIAN proporsi.
Jenis Penelitian Analisa Bivariat
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Analisis yang dilakukan terhadap dua
Desain penelitian variabel yang diduga berhubungan. Dalam
Desain penelitian ini adalah analitik analisis ini menggunakan pengujian statistic
observasional yang bertujuan untuk  mengkaji rumus chi-square dengan taraf yang digunakan
tingkat keterkaitan antara variasi suatu faktor adalah 5% atau P value 0,05.
dengan variasi faktor lain. Pendekatan waktu
dalam penelitian ini secara cross sectional. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Subjek Penelitian Hasil Penelitian
Populasi Karakteristik Responden
Populasi dalam penelitian ini adalah Tabel 1
seluruh pasien kemoterapi yang dirawat di Distribusi Frekuensi Karakteristik
Ruang Rawat Inap Kelas I RSUD Dr. H. Responden
Abdul Moeloek Provinsi Lampung, pada bulan n=43
Januari 2017 berjumlah 48 orang No. Variabel Jumlah Presentase(%)
Sampel Umur:
1. 20-35 4 9,3
Sampel dalam penelitian ini adalah 2. >35 39 90,7
sebagian pasien yang dirawat di Ruang Rawat Pendidikan:
1. Rendah 30 69,8
2. Menengah 11 25,6 n=43
3. Tinggi 2 4,7
No Pola Jumla Presentase(%
Pekerjaan:
. Makan h )
1. Bekerja 14 32,6
1
2. Tidak 29 67,4 Baik 18 41,9
.
Bekerja
2 Kuran
25 58,1
. g Baik
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui Total 43 100
bahwa sebagian besar responden memiliki
umur >35 tahun, yaitu sebanyak 39 orang Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
(90,7 %). Berdasarkan pendidikan, diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki
pola makan kurang baik, yaitu sebanyak 25
Pola Makan T o ta l OR orang (58,1%).
D uk un ga n P- (95%
K e lua r ga Ba ik K ur a ng Value CI)
Ba ik Analisis Bivariat
N % N % N % Hubungan Dukungan Keluarga dengan
Baik 14 70 6 30 20 100 11,083 Pola Makan pada Pasien Kemoterapi
K ur a n g Ba ik 4 17,4 1 82,6 23 100 0,001 (2,623- Tabel 4
9 46,838)
T ota l 18 41,9 2 58,1 43 100
Hubungan Dukungan Keluarga dengan
5 Pola Makan pada Pasien Kemoterapi
bahwa sebagian besar responden
berpendidikan rendah, yaitu sebanyak 30
orang (69,8%). Selain itu berdasarkan Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui
pekerjaan, diketahui bahwa sebagian besar bahwa dari 20 responden dengan dukungan
responden tidak bekerja, yaitu sebanyak 29 keluarga baik, yang memiliki pola makan baik
orang (67,4%). sebanyak 14 orang (70%), sedangkan yang
memiliki pola makan kurang baik sebanyak 6
orang (30%). Selain itu dari 23 responden
Analisis Univariat
dengan dukungan keluarga kurang baik, yang
Dukungan Keluarga memiliki pola makan baik sebanyak 4 orang
Tabel 2 (17,4%), sedangkan yang memiliki pola
Distribusi Frekuensi makan kurang baik sebanyak 19 orang
Dukungan Keluarga Pada (82,6%).
Pasien Kemoterapi Hasil analisa menggunakan chi-square,
n=43 didapatkan p-value = 0,001, sehingga p-value
No Dukunga
. n
Jumla Presentase( < α (0,001< 0,05) maka Ho ditolak. Jadi dapat
h %)
Keluarga disimpulkan ada hubungan dukungan
1
.
Baik 20 46,5 keluarga dengan pola makan pada pasien
2 Kurang kemoterapi di Ruang Rawat Inap Kelas I
23 53,5
. Baik RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
Total 43 100
Lampung Tahun 2017. Selain itu, dari
perhitungan didapatkan pula nilai odds ratio
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui (OR) = 11,803. Maka dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar responden memiliki bahwa responden dengan dukungan keluarga
dukungan keluarga kurang baik, yaitu kurang baik mempunyai risiko 11 kali lebih
sebanyak 23 orang (53,5%). besar untuk memiliki pola makan kurang baik
jika dibandingkan responden dengan
dukungan keluarga baik.

Pembahasan
Karakteristik Responden
Umur
Pola Makan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
Tabel 3 karakteristik responden berdasarkan umur
Distribusi Frekuensi Pola Makan Pada yaitu sebagian besar memiliki umur >35 tahun,
Pasien Kemoterapi yaitu sebanyak 39 orang (90,7 %).
Menurut peneliti, karakteristik responden dalam bentuk dukungan emosional (perhatian,
berdasarkan umur dapat mempengaruhi kasih sayang, empati), dukungan penghargaan
responden dalam hal pola makan. Berdasarkan (menghargai, umpan balik), dukungan
hasil wawancara kepada beberapa responden, informasi (saran, nasehat, informasi) maupun
responden yang berumur lebih tua secara dalam bentuk dukungan instrumental (bantuan
fisiologis cenderung memiliki kesulitan dalam tenaga, dana, dan waktu).
pencernaan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Rizani (2012) tentang
Pendidikan hubungan dukungan keluarga dengan pola
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh makan diperoleh bahwa terdapat hubungan
karakteristik responden berdasarkan yang bermakna antara dukungan keluarga
pendidikan yaitu diketahui bahwa sebagian dengan ketaatan pola makan dengan (p-
besar responden berpendidikan rendah, yaitu value=0,003).
sebanyak 30 orang (69,8%). Menurut peneliti sebagian besar responden
Menurut peneliti, karakteristik responden memiliki dukungan keluarga kurang baik
berdasarkan pendidikan dapat mempengaruhi dapat disebabkan kerena kurangnya kesadaran
responden dalam hal pola makan. Pengaruh keluarga dalam membantu pasien dalam
pendidikan diantaranya responden yang mencapai kesembuhan dengan memberikan
berpendidikan rendah cenderung memiliki dukungannya dalam hal membentu pasien
kesadaran yang kurang dalam mengkonsumsi memenuhi nutrisinya. Bentuk dukungan dapat
makanan. berupa dukungan emosional dengan
Pekerjaan memberikan perhatian dan empati, dukungan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh penghargaan dengan menghargai serta umpan
karakteristik responden berdasarkan pekerjaan balik, dukungan informasi berupa saran dan
yaitu diketahui bahwa sebagian besar nasehat, serta dukungan instrumental berupa
responden tidak bekerja, yaitu sebanyak 29 bantuan tenaga, dana, dan waktu.
orang (67,4%).
Menurut peneliti, karakteristik responden Pola Makan
berdasarkan pekerjaan dapat mempengaruhi Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
responden dalam hal pola makan. Pekerjaan bahwa sebagian besar responden memiliki
dapat berpengaruh terhadap pola makan pola makan kurang baik, yaitu sebanyak 25
diantaranya dukungan dari rekan sepekerjaan orang (58,1%).
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi saat Hasil penelitian ini sejalan dengan yang
menjalani kemoterapi. Adanya kesibukan dikemukakan oleh Santosa dan Anne (2009),
pekerjaan juga mengalihkan keluhan mual bahwa pola makan merupakan berbagai
akibat kemoterapi. informasi yang memberi gambaran mengenai
macam dan jumlah bahan makanan yang
Analisis Univariat dimakan oleh setiap orang dan merupakan ciri
Dukungan Keluarga khas untuk suatu kelompok masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tertentu. Pendapat pakar yang berbeda-beda
bahwa sebagian besar responden memiliki dapat diartikan secara umum bahwa pola
dukungan keluarga kurang baik, yaitu makan adalah cara atau perilaku yang
sebanyak 23 orang (53,5%). ditempuh seseorang atau sekelompok orang
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dalam memilih, menggunakan bahan makanan
dikemukakan oleh Given et al. (2006), bahwa dalam konsumsi pangan setiap hari yang
dukungan keluarga sangat penting dalam meliputi jenis makanan dan frekwensi makan.
menunjang pengobatan pasien termasuk pola Menurut Nurachmah, E (2010), pola makan
makan pasien. Keluarga yang memiliki seseorang dipengaruhi oleh kondisi kesehatan.
anggota keluarga mengalami kanker akan Kesehatan seseorang berpengaruh besar
berusaha merawat pasien sesuai dengan terhadap kebiasaan makan. Menurut Desen
kebutuhan pasien. (2013), dimana banyak obat antitumor sering
Selain itu, menurut Bomar (2004), menimbulkankan mual, muntah dengan derajat
dukungan keluarga merupakan bentuk perilaku bervariasi. Hal tersebut dapat mempengaruhi
melayani yang dilakukan oleh keluarga, baik pola makan pasien kemoterapi.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian signifikan dalam status kesehatan. Keluarga
yang dilakukan oleh Caesandri (2015), tentang berperan terhadap optimalisasi pertumbuhan,
peranan dukungan pendamping dan kebiasaan perkembangan, dan produktivitas seluruh
makan pasien kanker selama menjalani terapi anggotanya melalui pemenuhan kebutuhan gizi
di Rumah Singgah Sasana Marsudi Husada dan menjamin kesehatan anggota keluarga.
Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Menurut Santosa dan Anne (2009), pola
Timur, diperoleh bahwa sebanyak 15% makan merupakan berbagai informasi yang
responden yang memiliki good diet memberi gambaran mengenai macam dan
memperoleh peran dukungan pendamping jumlah bahan makanan yang dimakan oleh
yang baik. setiap orang dan merupakan ciri khas untuk
Menurut peneliti sebagian besar responden suatu kelompok masyarakat tertentu.
memiliki pola makan kurang baik dapat Kesehatan seseorang berpengaruh besar
disebabkan kerena salah satu efek samping terhadap pola makan.
dari kemoterapi yang sering terjadi adalah Penelitian ini sejalan dengan penelitian
perasaan mual dan muntah akibat efek yang dilakukan oleh Caesandri (2015), tentang
toksisitas jangka pendek dari obat kemoterapi peranan dukungan pendamping dan kebiasaan
yang merangsang hipotalamus dan makan pasien kanker selama menjalani terapi
kemoreseptor otak, sehingga dapat di Rumah Singgah Sasana Marsudi Husada
mengurangi nafsu makan dan menimbulkan Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa
kurang baiknya pola makan pasien. Selain itu, Timur, diperoleh bahwa kebiasaan makan
kurangnya dukungan dari keluarga terhadap pasien kanker dipengaruhi oleh peranan
pola makan pasien, dimana keluarga kurang dukungan pendamping (p-value=0,000).
memperhatikan tentang asupan makan pasien Kemudian penelutian yang dilakukan oleh
dapat juga menimbulkan kurang baiknya pola Dyah (2015), tentang pengaruh kemoterapi
makan pasien. terhadap asupan makan dan status gizi
penderita kanker nasofaring, diperoleh hasil
Analisis Bivariat bahwa ada pengaruh kemoterapi terhadap
Hubungan Dukungan Keluarga dengan asupan lemak dan asupan karbohidrat (p-
Pola Makan pada Pasien Kemoterapi value=0,016).
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
bahwa terdapat hubungan dukungan keluarga bahwa responden dengan dukungan keluarga
dengan pola makan pada pasien kemoterapi di baik cenderung memiliki pola makan baik
Ruang Rawat Inap Kelas I RSUD Dr. H. yaitu sebanyak 70%, sedangkan responden
Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun dengan dukungan keluarga kurang baik
2017, dengan p-value = 0,001 dan odds ratio cenderung memiliki pola makan kurang baik
(OR) = 11,803. yaitu sebanyak 82,6%. Menurut peneliti hal ini
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dapat disebabkan karena dukungan keluarga
dikemukakan oleh Friedman (2010), bahwa merupakan faktor yang mempengaruhi pola
dukungan keluarga merupakan sikap, tindakan makan pasien. Dukungan dari anggota
penerimaan keluarga terhadap anggota keluarga akan memberikan motivasi bagi
keluarganya, berupa dukungan informasional, pasien untuk sembuh dan mendorong pasien
dukungan penilaian, dukungan instrumental untuk menjaga pola makannya demi
dan dukungan emosional. Dukungan keluarga kesembuhan penyakitnya. Dengan dukungan
terhadap seseorang dapat dipengaruhi oleh tipe keluarga yang baik, efek samping dari
keluarga. Individu yang yang tinggal dalam pengobatan berupa mual dan muntah akan
keluarga besar (extended family) akan lebih siap untuk dihadapi pasien selama ia
mendapatkan dukungan keluarga yang lebih menjalani kemoterapi. Maka dengan motivasi
besar dibandingkan dengan individu yang tersebut walaupun ada efek samping mual dan
tinggal dalam keluarga inti (nuclear family). muntah, pasien akan tetap memiliki pola
Kemudian Desen (2013), mengemukakan makan baik. Demikian pula sebaliknya, bila
bahwa banyak obat antitumor sering dukungan keluarga kurang baik maka pola
menimbulkankan mual, muntah dengan derajat makan pasien akan terganggu dengan adanya
bervariasi. Menurut Kemenkes RI (2015), efek samping dari kemoterapi berupa mual dan
sebagai komponen yang tidak terpisahkan dari muntah.
masyarakat, keluarga memiliki peran
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh juga a. Diharapkan pasien kemoterapi untuk lebih
sebagian responden dengan dukungan keluarga aktif dalam usaha menambah pengetahuan
baik tetapi memiliki pola makan kurang baik tentang efek samping yang ditimbulkan
yaitu sebanyak 30%. Menurut peneliti hal ini selama menjalani kemoterapi terutama
dapat disebabkan karena pola makan kurang bagaimana mengatasi efek samping mual
baik tersebut disebabkan oleh faktor lain, dan muntah, serta aktif dalam mengikuti
misalnya pasien dengan keluhan mual yang penyuluhan atau pelatihan yang diladakan
hebat akibat efek kemoterapi sehingga oleh petugas kesehatan .
walaupun diberikan motivasi oleh keluarga b. Diharapkan kepada keluarga pasien agar
tetap saja tidak nafsu makan. selalu mengingatkan dan memotivasi
Selain itu terdapat pula sebagian responden pasien kemoterapi agar secara teratur
dengan dukungan keluarga kurang baik tetapi mengkonsumsi makanan yang sehat demi
memiliki pola makan baik yaitu sebanyak meningkatkan keberhasilan pengobatan.
17,4%. Menurut peneliti hal ini dapat
disebabkan karena pola makan yang baik Bagi Peneliti Selanjutnya
tersebut disebabkan oleh faktor lain, misalnya a. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya
pengetahuan pasien yang baik atau motivasi untuk dapat meningkatkan hasil
pasien yang tinggi untuk sembuh akan penelitiannya mungkin dengan ruang
meningkatkan pola makan walaupun dukungan lingkup atau jumlah sampel yang lebih
keluarganya kurang baik. besar.
b. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat
KESIMPULAN DAN SARAN meneliti faktor lain yang belum diteliti
Kesimpulan tentang pola makan pasien kemoterapi
1. Sebagian besar responden memiliki misalnya pengetahuan, sikap, atau motivasi
dukungan keluarga kurang baik, yaitu pasien.
sebanyak 23 orang (53,5%).
2. Sebagian besar responden memiliki pola
makan kurang baik, yaitu sebanyak 25
orang (58,1%).
3. Terdapat hubungan dukungan keluarga
dengan pola makan pada pasien kemoterapi
di Ruang Rawat Inap Kelas I RSUD Dr. H.
Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun
2017, dengan p-value = 0,001 dan odds
ratio (OR) = 11,803.

Saran
Bagi Tenaga Kesehatan
a. Petugas kesehatan diharapkan
meningkatkan pendidikan kesehatan
terhadap keluarga pasien tentang
pentingnya asupan nutrisi bagi kesembuhan
pasien kanker yang menjalani kemoterapi
dengan menggunakan metode yang
menarik misalnya dengan media DAFTAR PUSTAKA
audiovisual serta memberikan leaflet
sebagai bahan bacaan dirumah. Agustina Chriswinda. (2015). Hubungan
b. Petugas kesehatan harus senatiasa Dukungan Keluarga dengan Kemampuan
memberikan motivasi kepada pasien dan Perawatan Diri (Self Care) pada Pasien.
keluarga dalam pemenuhan kebutuhan Jurnal Skripsi. Tidak diterbitkan. Diakses
nutrisi bagi pasien kanker yang menjalani dari
kemoterapi. http://repository.wima.ac.id/3828/9/Lampir
an.pdf. Pada tanggal 25 Februari 2017.
Bagi Pasien Kemoterapi dan Keluarga
Bahar. (2012). Buku Panduan Kemoterapi. diterbitkan. Diakses dari
Jakarta: PT. Dian Rakyat. http://www.ejurnalskalakesehatanpoltekkes
bjm.com/index.php/JSK/article/view/19.
Baliwati, Y. F. (2009). Pengantar Pangan dan Pada tanggal 25 Februari 2017.
Gizi, Cetakan I. Jakarta: Penerbit.
Swadaya. Hidayat, A.A. (2009). Metode Penelitian
Keperawatan Teknik Analisis Data.
Bomar, P.J. (2004). Promoting Health in Jakarta: Salemba Medika.
Families: Applying Family Research and
Theory to Nursing Practice. Notoatmodjo. (2012). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Danty, Putri Caesandri. (2015). Peranan
Dukungan Pendamping dan Kebiasaan Nurachmah, E. (2010). Nutrisi dalam
Makan Pasien Kanker Selama Menjalani Keperawatan. Jakarta: Indomedika
Terapi di Rumah Singgah Sasana Marsudi
Husada Yayasan Kanker Indonesia Nursalam .(2008). Konsep dan Penerapan
Cabang Jawa Timur. Skripsi. Tidak Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
diterbitkan. Diakses dari http://e- Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen
journal.unair.ac.id/index.php/MGI/article/vi Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba
ew/3376. Pada tanggal 25 Februari 2017. Medika.

Dyah, Ayu RN. (2015). Pengaruh Kemoterapi Santoso, Soegoeng dan Anne Lies Ranti.
Terhadap Asupan Makan Dan Status Gizi (2009). Kesehatan dan Gizi. Jakarta:
Penderita Kanker Nasofaring.Skripsi. Rineka Cipta
Tidak diterbitkan. Diakses dari
http://eprints.ums.ac.id/39826/9/NASKAH Sastrosudarmo. (2013). Kanker “The Silent
%20PUBLIKASI.pdf. Pada tanggal 12 Killer”. Jakarta: PT. Setia Kawan Prima.
Februari 2017.
Shirley E. Otto. (2005). Buku saku
Friedman, Marilyn M. (2008). Buku Ajar Keperawatan Onkologi. Jakarta: EGC.
Keperawatan Keluarga : Riset, Teori dan.
Praktek. Jakarta : EGC Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Given, B. A., Given, C. W., & Kozachik, S. Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi.
(2006). Family Support in Advanced Bandung: Alfabeta.
Cancer. CA A Cancer Journal for
Clinicians. Uripi V. (2009). Menu Untuk Penderita
Kanker. Jakarta: Puspa Swara.
Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar.
Jakarta. Wan Desen. (2013). Buku Ajar Onkologi
Klinis. Jakarta. FKUI.
Kemenkes RI. (2015). Profil Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta. Widajanti, L. (2009). Survey Konsumsi Gizi.
Semarang: BP Undip.
Khairir, Rizani. (2012). Hubungan Dukungan
Keluarga Dengan Ketaatan Pola Makan Wenny. (2010). Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta:
Penderita Diabetes Mellitus di Wilayah Nuha Medika.
Kerja Sai Besar Banjarbaru. Skripsi. Tidak

Anda mungkin juga menyukai