tes itu adalah tugas dan serangkaian tugas yang berbentuk berbagai pertanyaan dan atau perintah tes itu diberikan pada testee (seorang atau lebih) tingkah laku testee dalam menjalani tes itu dibandingkan dengan sesuatu, yaitu standar atau tingkah laku testee yang lain. PENGUKURAN PSIKOLOGIS DAN PSIKOTES Psikologi ilmu pengetahuan yang mempunyai hubungan yang erat dengan bimbingan. Psikologi suatu ilmu pengetahuan untuk memahami tingkah laku manusia baik yang mereka sadari maupun yang tidak mereka sadari, dalam usaha membantu individu untuk menyelesaikan masalahnya. Bebeapa metode untuk membantu individu menyelesaikan masalahnya (Frieda, 1985): (1) pengamatan (2) wawancara, dan (3) tes Pengamatan untuk melihat gejala yang nampak, dimana gejala tadi dianggap sebagai proses perwujudan dari proses kejiwaan yang dialami oleh seseorang. Wawancara ingin mendapatkan data tentang sejarah kehidupan seseorang yang penting untuk mengetahui perkembangan kehidupan dan permasalahan yang ingin dipahami. Pengalaman yang terjadi pada suatu periode kehidupan seseorang, mungkin merupakan suatu titik awal dari permasa- lahan yang dihadapi individu pada masa sekarang. Kelemahan kedua metode tersebut memungkinkan terjadinya pengaruh hallo (hallo effect), atau faktor subjektivitas dari orang yang melihat atau mewawan- carai. Kelemahan lainnyahanya didapatkan data tingkah laku, pikiran dan perasaan yang disadari, sedangkan hal–hal yang tidak disadari, yang dapat juga menjadi sumber timbulnya permasalahann, tidak/ kurang dapat terungkap melalui kedua metode tadi. Psikotes Untuk mengatasi berbagai kelemahan di atas Metode psikotes mempergunakan berbagai alat diagnostik yang dapat mengukur dan mengetahui taraf kecerdasan, arah minat, sikap, struktur kepribadian dan hal lain dari proses kejiwaan ataupun berbagai hal yang mempengaruhi proses kejiwaaan yang terjadi pada diri orang yang membutuhkan bantuan. Dalam menganalisis hasil tes, data dari hasil tes pengamatan dan wawancara sangat penting untuk dipertimbangkan, sehingga diagnosa dan kemungkinan treatment (ban- tuan terapi) yang akan dilaksanakan sudah mempertimbangkan hasil pengenalan lengkap tentang diri klien. Istilahpsikotes tidak sesuai dipergunakan untuk mendapakan pemahaman tentang diri seseorang secara menyeluruh Lebih tepat mempergunakan istilah pengukuran psikologis karena istilah pengukuran psikologis ini didasarkan atas anggapan bahwa setiap individu adalah berbeda satu dengan yang lain, disamping adanya persamaan tertentu. SYARAT PENGGUNAAN TES PSIKOLOGIS Menghindarkan kekeliruan atau ketidaktepatan terhadap makna tes, yang dapat mempengaruhi hasil sebenarnya secara optimalHasil dari tes psikologis (pengukuran psikologis) sangat dipengaruhi oleh keadaan fisik, kesehatan, dan kedaan psikologis testee. Individu/ petugas yang melakukan pemeriksaan psikologis (tester) harus me- menuhi persyaratan tertentu Dalam administrasi tes antara lain perlu diperhatikan bahwa: Pemeriksa harus cukup menguasai dan berpengalaman dalam penggunaan metode tes yang dipakai Pemeriksa harus dapat memberi kesempatan yang sama kepada semua orang untuk dapat mengungkapkan keadaan dirinya masing–masing melalui tes itu Untuk memperoleh hasil yang optimal harus terlebih dahulu dibentuk Rapport (hubungan yang baik) antar pemeriksa dan yang diperiksa. Dengan perkataan lain, orang yang diperiksa perlu mempu- nyai perasaan bahwa ia ingin dan mau bekerja sama dengan pemeriksa Pemeriksa (pelaksana tes) harus mengenal situasi pemeriksaan psikologis yang baik, ketepatan waktu untuk melakukan peme- riksaan, dan lain–lain. Alat tes harus sudah dilakukan pengukuran validasi dan reliabilitasnya; kejelasan tulisan gambar pada alat tes; dan sebagainya. SYARAT TES PSIKOLOGIS YANG BAIK Pengertianpemeriksaan psikilologis sebagai usaha untuk: mengukur kapasitas seseorang guna memperoleh berbagai keterampilan dalam hubungan dengan pekerjaannya melihat berbagai pola perilaku yang dapat diterima masyarakat sekitar menilai kapasitas produktivitas seseorang dalam pendidikan, pekerjaan, kehidupan sosial, dan lain– lain. Syarat tes psikologis yang baik TES HARUS VALID sejauh mana tes tes itu mengukur apa yang harus diukur Berbagai validitas: face validitytelah mengukur apa yang seharus- nya di ukur content validity isi tes dapat mengungkapkan kemampuan testee construct validity telah cocok dengan kontruksi teoritis sebagai dasar dari mana item tes itu dibuat Predictive validity dan Concurent Validity predictive validity lebih menunjukkan kepada apa yang kiranya akan terjadi di waktu yang akan datang Concurent Validity lebih menunjukkan hubungan antara tes score yang dicapai dengan keadaan sekarang Factory validity: pengertian ini timbul dari teori faktor. Masalah valid tidaknya suatu tes diuji dari berbagai faktor yang ingin diukur dengan tes itu. Jadi suatu tes dikatakan valid kalau tes tersebut mengukur berbagai faktor yang seharusnya diukur. TES HARUS RELIABLEsejauh mana tes ini ajeg, atau disebut juga keajegan suatu tes. Reliabilitas mengandung persamaan dengan dalam hal keduanya dibandingkan dengan sesuatu. Bedanya kalau vadilitavaliditas alat pembandingnya adalah sesuatu hal yang ada di luar tes itu (atau item tes) yaitu kriteria, sedangkan para reliabilitas alat pembanding itu adalah tes itu sendiri Metode penyelidikan reliabilitas: Split half atau internal consistency Retes approach Alternate form atau equivqlence form TES HARUS DISTANDARISASIKAN supaya setiap orang yang dites (testee) mendapat perlakuan yang benar–benar sama. Hal yang perlu distandardisasikan: materi tes penyelenggaraan tes scoring tes interpretasi hasil testing TES HARUS OBYEKTIF Obyektifitas suatu tes ditinjau dari segi apakah tester baik tes administrator maupun tes interpreter mempunyai pengaruh terhadap pernilaian hasil testing. Jadi yang obyektif itu adalah penilaiannya. Tes yang objektif akan memberikan hasil yang sama walaupun dinilai oleh tester yang berlainan TES YANG (HARUS) DISKRIMINATIF Tes dimaksudkan untuk dapat mengungkap gejala tertentu dan me- nunjukkan perbedaan (diskriminasi) gejala tersebut pada individu yang satu dan individu yang lain. Jadi tes yang dis- kriminatif akan menunjukkan berbagai perbedaan yang kecil mengenai sifat faktor tertentu pada individu yang ber- beda. TES HARUS KOMPREHENSIF Tes yang komprehensif dapat sekaligus mengungkapkan (menyelidiki) banyak hal. Terutama dalam tes prestasi belajar, hal ini sangat penting. Tes yang cukup komprehensif akan mampu mengungkapkan pengetahuan testee mengenai segala hal yang harus dipelajari, jadi hal ini juga mencegah dorongan untuk berspekulasi. TES HARUS MUDAH DIGUNAKAN Tes adalah suatu alat yang nilainya sangat tergantung kepada kegunaaanya. Kalau mempergunakannya sukar, maka tes tersebut rendah nilainya. Makin tinggi taraf syarat–syarat tersebut pada suatu tes, semakin baiklah tes tersebut. TUJUAN TESTING PSIKOLOGIS Secara garis besar tujuan melakukan tes psikologis ada 2 macam yaitu (Suryabrata, 1984): Research Diagnosis psikologis Testing untuk tujuan research: Research untuk penyusunan tes tes psikologi harus disusun berdasarkan hasil research yang secara ilmiah benar–benar dapat dipertanggung-jawabkan. Contoh: Research untuk explorasi sifat–sifat psikologis tertentu pada kelompok masyarakat tertentu. Misalnya: research mengenai bakat khusus pada murid SMA, untuk mengetahui potensi generasi muda suatu masyarakat. Research untuk versifikasi sifat atau sikap tertentu dalam masyarakat. Untuk meyakinkan hal tersebut dilakukan tesing psikologis. Research untuk menerangkan dan menunjukkan penyelesaian problem sosial tertentu. Problem sosial yang ada atau timbul dalam masyarakat seringkali membutuhkan pendekatan secara psikologis dengan research dan tesing. Testing dengan tujuan diagnosis psikologis dianosis untuk kepentingan seleksi diagnosis untuk keperluan pemilihan jabatan (pekerjaan) atau lapangan studi diagnosis untuk keperluan psikoterapi diagnosis untuk kepentingan bimbingan dan penyuluhan dalam belajar PENGGUNAAN TES DALAM PENDIDIKAN Tes psikologis dalam bidang pendidikan dapat dibagi menjadi 3 golongan besar (Gunarsa, 1985): ◦ (1) tes intelegensi umum, ◦ (2) tes bakat, dan ◦ (3) tes kepribadian Penggunaan tes intelegensi umum diperoleh suatu gambaran mengenai kecer- dasan umum seseorang: Untuk tujuan seleksi Untuk tujuan diagnostik Penggunaan Tes Bakat Penggunaan tes kepribadian End of this part
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu