Anda di halaman 1dari 13

MENTAL BLOCK

APA ITU MENTAL BLOCK ?


Kalau kita amati lebih dalam kunci utama untuk meraih kesuksesan terletak pada kemauan yang kuat. Tidak peduli betapa terbatasnya modal yang anda miliki guna meraih kesuksesan, selama masih ada kemauan yang kuat untuk meraihnya maka anda akan berhasil. Tetapi permasalahannya sekarang adalah berapa banyak orang yang mengandaskan hasrat untuk mencapai kesuksesan hanya karena sesuatu yang sebenarnya hanya ilusi belaka. Ilusi yang membuat mereka memupuskan harapan dan mengatakan cukup sampai disini saja. Ilusi-ilusi tersebut menyerang bagian diri manusia yang menggerakkan seluruh aktivitas guna mencapai prestasi yaitu mental. Jadi mental block sendiri didefinisikan sebagai cara berpikir dan berperasaan yang terhalangi oleh ilusi-ilusi yang sebenarnya hanya membuat kita terhambat dalam melangkah menuju kesuksesan. Dia hidup dalam dunia pikiran dan perasaan yang timbul akibat asumsi atas respon dari fakta yang pernah ada yang bersifat menghambat untuk melangkah. Seperti cerita tentang dua ekor kutu loncat, kutu pertama sudah disimpan dalam kotak sekian lama sedangkan kutu kedua bebas di alam. Jika kita bandingkan dalam hal loncatan kutu pertama loncatannya tidak melebihi tinggi kotak dan kutu kedua memiliki loncatan jauh lebih tinggi daripada kutu pertama. Hal tersebut dapat terjadi karena setiap kali kutu pertama meloncat tinggi selalu membentur atap kotak, karena sakit akhirnya kutu tersebut menghindari benturan dengan meloncat tidak melebihi atap kotak akibatnya meskipun dia telah keluar dari kotak, dia tetap merasa bahwa diatasnya masih terdapat atap kotak. Jadi pada dasarnya fungsi dari mental block merupakan alat proteksi diri oleh pikiran alam bawah sadar agar diri kita tidak mengalami suatu peristiwa yang menyakitkan baik secara mental maupun fisik. Sifat dari mental block bisa negatif bisa juga positif tergatung pada apa fungsi yang ditimbulkan atas dinding mental tersebut ada. Mental block bersifat negatif jika dapat membuat seseorang atau sekelompok orang menjadi terhambat impian atau tujuannya untuk menjadi lebih baik contoh pada abad kegelapan yang menyelimuti bangsa Eropa, mereka tidak berani untuk pergi melaut menyeberangi samudra, karena mereka terkena virus afraid yaitu takut terhadap monster-monster yang menguasai lautan yang melebihi kapal mereka hingga membuat mereka mati ditengah lautan. Sedangkan mental block yang bersifat positif dia akan membuat seseorang atau sekelompok orang tidak mau melakukan lagi sesuatu yang bisa menghambat atau membuat mereka menjadi hancur atau mundur kembali seperti seseorang yang tidak mau lagi menggunakan narkoba karena memiliki trauma keluar masuk rumah sakit untuk menjalani pengobatan yang menelan biaya tidak sedikit dan yang lebih parah adalah rusaknya keharmonisan keluarga.

GEJALA-GEJALA MENTAL BLOCK : 1. SUKA MENGELUH

Bagi orang yang terkena mental block biasanya memiliki indikasi sering mengeluh atau menggerutu atas apa saja yang terjadi baik pada dirinya, orang lain, maupun lingkungan tanpa adanya solusi positif dan langkah konkrit dalam perbuatan menuju perbaikan. Contohnya ketika anda diberi tugas oleh dosen lalu anda berkomentar (dalam hati atau mulut) Aduh....tugas mata kuliah...ini saja belum selesai, sekarang malah dikasih tugas lagi.

2. MEMILIKI VIRUS PERUSAK


Virus-virus perusak diantaranya : a) Blame (Menyalahkan) Virus blame biasanya menyerang pada dua sisi yang berbeda yaitu : Internal (diri pribadi) Orang yang terkena virus blame internal, dia selalu saja menyalahkan dirinya pribadi atas segala hal kegagalan yang berkaitan dengan dirinya, tanpa adanya suatu penilaian yang sehat. Efek dari virus ini adalah orang tersebut akan menjadi pribadi yang minder dan serba ketakutan untuk melangkah karena selalu saja menyalahkan dirinya tanpa melihat faktor dari eksternal. Eksternal (lingkungan) Orang yang terkena virus ini biasanya sering menyalahkan orang lain, lingkungan, sistem dan sebagainya sehingga menyebabkan dirinya gagal untuk mencapai sesuatu. Dia selalu saja mencari kambing hitam dan merasa dirinya sama sekali tidak memiliki andil dalam kegagalan yang terjadi, bahasa kerennya nak bener dewek. b) Excuse (Beralasan) Bagi orang yang terkena virus ini, biasanya tidak berani mengakui kelemahan yang dimiliki atau kesalahan yang diperbuatnya sehingga orang tersebut selalu saja menghindar setiap dimintai pertanggungjawaban atas apa yang diperbuatnya. Untuk menutupi kesalahannya, biasanya dia selalu menyerang balik kepada orang yang menuduhnya atau bahkan melemparkan kesalahan kepada orang lain yang tidak tahu apa-apa. Ucapan yang sering dikeluarkan saat menyangkal diantaranya seperti bukan saya kok, bukan salah saya,bukan saya yang berbuat, tetapi dia. c) Justified (Pembenaran) Virus ini dapat dibagi menjadi dua jika dilihat dari subjeknya yaitu pembenaran ranah internal dan eksternal. Internal

Biasanya orang ini akan melakukan pembenaran pada dirinya, perkataan yang diucapkannya biasanya seperti ini ya jelas saja saya sulit untuk bisa kaya, saya kan miskin pengalaman, modal tipis banget dan tidak punya koneksi lagi, jadi wajar dong gagal Eksternal Pada wilayah eksternal ini yang menjadi pembenaran adalah kondisi orang lain atau para pesaing dia. Perkataan yang sering dilontarkan biasanya seperti pantesan.., maklumlah.., terang saja dia bisa kaya, dia anak orang kaya d) Prestige (Gengsi) Gengsi dapat tercipta akibat perhargaan terhadap diri sendiri yang berlebih dan tidak dapat menempatkannya secara tepat dan proposional karena merasa dirinya lebih tinggi nilainya daripada apa yang sedang dihadapinya. e) Lazy (Malas) Orang yang terkena virus ini cenderung untuk suka menunda-nunda pekerjaan dan rencana tindakan yang sudah ditetapkan. Menganggap masih ada banyak waktu untuk pekerjaannya. Akibatnya sering kali tidak pernah memulai ataupun sudah terlambat ketika kita sadar. Perkataan yang paling sering dilontarkan nanti sajalah, iya sebentar lagi, nanti saya akan kerjakan. f) Afraid (Takut)

Afraid yaitu virus yang biasanya timbul akibat trauma atas masa lalu yang pernah dihadapi baik mengalami secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung berarti mengalami sendiri kejadian yang membuat dirinya menjadi takut untuk mengalaminya. Sedangkan yang tidak langsung seperti menyaksikan, mendengar cerita, atau membaca hal-hal yang terjadi pada orang lain yang pada akhirnya membuat takut. Virus ini penyebab penyakit mental block yang paling banyak diderita. Macam-macam takut : Takut gagal atau salah Yang harus anda lakukan untuk mengatasi perasaan takut gagal atau salah adalah dengan berbuat saja dahulu. Mengenai hasil, itu urusan belakang. Ambil saja hikmahnya jika gagal atau salah bukankah dengan kegagalan atau kesalahan membuat kita menjadi lebih banyak belajar dan mengetahui. Takut kalah Kalah menang adalah sesuatu hal yang wajar dalam pertandingan atau kompetisi. Yang kita bisa lakukan adalah melakukan persiapan sebaik mungkin dengan berlatih dan terus berlatih.

Memperbaiki setiap kesalahan yang terjadi dalam latihan. Pada hari H, tidak usah takut, maju terus dan kalahkan lawan. Tidak usah khawatir karena analisis pada kertas belum tentu sama dengan apa yang terjadi di lapangan. Yang bisa anda lakukan pada saat ini adalah bertandinglah sebaik mungkin dan jangan menyerah hingga pertandingan usai. Takut dicemooh Saat saya masih belajar di bangku sekolah atau kuliah, kebanyakan dari siswa/mahasiswa tidak berani atau tidak mau untuk maju kedepan untuk mengerjakan sesuatu atau melakukan sesuatu. Ketidakmauan tersebut biasanya bukan karena tidak bisa melainkan mereka takut dicemooh baik karena mereka maju apalagi gagal atau salah. Peristiwa tersebut dapat menjadi suatu peristiwa yang sangat memalukan bagi mereka. Akibatnya, mereka menjadi orang yang tidak mau mengambil tanggungjawab dan berprestasi. Takut tak dihargai Berbuat saja dulu yang terbaik, masalah dihargai atau tidak dihargai itu soal belakangan. Jika anda sudah melakukan yang terbaik dan ada orang yang tidak menghargai hasil karya anda, yang pertama yang anda lakukan adalah jadikan itu bahan masukan untuk karya berikut atau revisi atas karya yang tidak dihargainya itu dan yang kedua anda biarkan saja karena bisa jadi dia tidak menghargai sebab dia melihat dari sudut pandang yang berbeda dari anda. Toh juga anda tidak akan bisa memuaskan setiap orang dengan berbagai keunikan yang mereka miliki bukan ? Yang penting bagi anda adalah berbuat yang terbaik yang anda bisa meskipun anda tidak mendapatkan penghargaan sebagai yang terbaik dari siapa pun atau dari mana pun, dan anda selalu berusaha untuk menuju yang terbaik selama yang anda bisa, oke!! g) Waiting (Menunggu) Meskipun kita diharuskan untuk menunggu karena hanyalah itu yang bisa dilakukan maka lakukanlah aktivitas lainnya yang mengarah pada pencapaian sasaran. Jangan buat waktu berlalu begitu saja tanpa ada perbuatan yang berarti. Karena memang hidup itu terlalu singkat dan dipersingkat lagi aktivitas yang sia-sia. Mumpung semangat dalam jiwa masih membara, mumpung masih ada kesempatan waktu yang tersedia, mumpung ide-ide belum terhapus oleh aktivitas lainnya. Lakukan apa yang kita bisa. Mulailah dari yang ada karena yang ada lebih dari cukup untuk memulai dan bergerak. Selama kita bersyukur dan ikhlas menerima dan menjalaninya maka kebahagiaanlah yang pantas untuk kita terima. h) Unconfident (Tidak PD) Ketidakpercayaan diri atas kemampuan atau potensi yang dimiliki merupakan virus yang menjadikan seseorang ragu-ragu untuk melangkah atau mengambil keputusan. Padahal itu hanya dapat membuatnya tetap berada di titik nol atau bahkan mundur. Kalimat-kalimat yang biasa di katatakan saya kan cuma seorang..., saya kan hanya, sepertinya saya tidak pantas

atau layak untuk, tidak ah, saya kan dan sebagainya. Kalimat-kalimat tersebut cenderung untuk menghindar setiap dihadapkan pada peluang atau kesempatan yang kemungkinan besar dapat meningkatkan karier atau meraih apa yang diinginkannya selama ini. Tetapi karena tidak PD yang begitu besar menghinggapinya, membuat dia tidak berani maju menghadapainya dengan gagah berani. Padahal asumsi-asumsi negatif yang mengiangi pikirannya belum tentu benar terjadi. Bisa jadi yang terjadi sesuai bahkan melebihi apa yang diharapkannya. Yang penting adalah maju saja dahulu coba saja menghadapinya dengan berani. i) Bad Suspicion (Buruk Sangka)

Orang yang terkena virus ini, akan selalu memandang segala hal dengan nada pesimistis. Sulit baginya bisa memandang dari sudut optimisme atau positif. Selalu saja baginya, apa pun itu, tidak ada peluang atau kemungkinan untuk berhasil. Efek dari virus ini terhadap orang lain adalah tercipta sikap saling bermusuhan karena orang yang berburuk sangka suka menginformasikan sangkanya itu terhadap orang lain.

3. KONFLIK BATIN Jadi jika ada orang yang terkena penyakit mental block akibat virus-virus perusak adalah karena dia membawa asumsi-asumsi negatif yang terakumulasi di alam pikiran ke alam nyata yang pada akhirnya tidak bisa membedakan antara keduanya. Akibatnya, akan terdapat konflik atau pertentangan kepentingan dalam dirinya atas stimulus yang terjadi yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan dirinya. 4. TIDAK ADA PERUBAHAN KEHIDUPAN Jika anda merasa bahwa kehidupan anda begini-begini saja. Tidak ada perubahan yang cukup berarti dalam kehidupan. Bahkan lebih cenderung stagnan. Jika dibandingkan dengan orang lain yang startnya sama dengan anda, anda termasuk orang yang tertinggal jauh. Hingga anda berpendapat semakin sulit saja untuk dikejar. 5. TIDAK MAU AMBIL RESIKO Gejala berikutnya adalah tidak mau ambil resiko, orang yang memiliki gejala ini, meskipun punya tujuan dan rencana tapi tidak mau ambil resiko. Hal ini terjadi karena dia tidak mau mendapatkan sisi negatif atas konsekuensi yang mesti dia tanggung. PENYEBAB MENTAL BLOCK Menurut Adi W. Gunawan dalam bukunya The Secret of Mindset, bila kita hendak mengubah diri kita yang harus kita ubah adalah belief kita. Kualitas hidup manusia berbanding lurus dengan kualitas belief atau belief system yang ada dipikiran bawah sadar kita. Belief atau

keyakinan yang salah dan menyimpanglah yang memiliki kontribusi untuk terciptanya mental block. Keyakinan-keyakinan yang salah itu dapat hadir karena : 1. Bad Self Image Citra diri berarti penggambaran tentang kondisi diri yang merupakan hasil akumulasi gambaran yang kita ciptakan dan telah terpatri dalam otak bawah sadar kita. Dia erat kaitannya dengan self esteem atau seberapa tinggi kita menghargai, menilai dan menghormati diri kita sendiri. Semakin kita menghargai diri kita sendiri maka itu berarti kita memiliki citra diri yang postif, begitu juga sebaliknya jika kita tidak mau menghargai diri kita sendiri apa adanya berarti kita termasuk orang yang memiliki citra diri yang buruk. Jack Canfield, pakar kepercayaan diri asal Amerika Serikat dan penulis buku melaporkan hasil riset yang dilakukan terhadap seorang anak mengenai berapa banyak komentar positif dan negatif yang diterimanya. Hasilnya, rata-rata setiap anak menerima 460 komentar negatif dan hanya 75 komentar positif. Komentar-komentar yang negatif akan membawa seseorang merasa memang seperti itulah kondisinya sehingga akan menghambat mereka untuk bisa maju. 2. Bad Experience Pengalaman buruk atau dalam dunia psikologi traumatic syndrome yang terjadi pada masa lalu, bisa dialami oleh dirinya sendiri atau orang lain yang menyebabkan dirinya sulit untuk menerima keadaan yang sebenarnya. Sehingga menjadikan dirinya sulit dalam pengambilan keputusan dan cenderung menjadi orang penakut untuk melakukan sesuatu yang memiliki hubungan dengan pengalaman buruknya. Apalagi jika itu telah merasuk dalam alam bawah sadarnya dan telah berlangsung cukup lama, akan menjadi sesuatu yang sulit untuk disembuhkan kecuali orang tersebut memiliki keinginan yang kuat untuk sembuh. Seperti halnya gajah, bisa jadi apa yang terjadi pada masa lalu kita tidak mampu mengatasinya karena berbagai hal seperti ilmu kita yang kurang, tidak adanya kekuasaan dan kekuatan yang dimiliki, tidak ada seorang teman dan sebagianya. Seiring waktu dan usia yang terus bertambah, apa salahnya untuk anda mencoba lagi sesuatu yang menghalangi anda untuk meraih kesuksesan. 3. Bad Environment Lingkungan, secara sosio-kultural berarti mencakup segenap stimulasi, interaksi dan kondisi eksternal dalam hubungannya dengan perlakuan ataupun karya orang lain terhadap individu. Lingkungan yang buruk berarti lingkungan yang dapat membuat dan mempengaruhi seseorang kearah negatif dan pada akhirnya menjadi negatif. Orang yang

optimis, positive thingking dan punya motivasi kuat jika berada di lingkungan yang buruk lambat laun akan terkontaminasi dan tereduksi pada hal-hal yang buruk, sehingga nilai-nilai luhurnya itu pun bisa luntur. Lingkungan yang buruk juga dapat menjadi penghambat orang untuk bisa menjadi orang yang berhasil. 4. Bad Reference Rujukan yang buruk hanya akan menyebabkan seseorang menjadi terhambat mentalnya untuk melangkah maju. Hal ini dapat terjadi karena ketidakmampuan dalam menyaring atau menolak dengan tegas rujukan-rujukan yang sebenarnya tidak dapat mengantarkannya pada gerbang kesuksesan dan yang paling menyedihkan adalah jika seseorang tersebut tidak menyadari bahwa selama ini dia memiliki sumber rujukan yang menghambat dirinya untuk sukses dan maju. 5. Bad Education Otak seorang anak hingga usia enam atau tujuh tahun adalah bagaikan spons terhadap air yaitu mampu menyerap air dengan cepat dan dalam kapasitas banyak. Jika kita tidak berhati-hati dalam mendidik anak pada usia ini, maka kemungkinan anak tersebut akan menjadi manusia yang sulit dalam menghadapi kehidupan saat dewasa kelak. Diantara virus yang tertanam sejak kecil adalah saat anak jatuh saat berjalan atau berlari. Biasanya yang menjaganya akan menyalahkan penyebab dia jatuh atau orang sekitar yang lalai mengawasinya atau bahkan orang yang tidak tahu apa-apa ikut disalahkan oleh orangtuanya. Kebiasaan dalam mendidik yang selalu menyalahkan lingkungan ketika mengalami kegagalan atau musibah, membuat mental anak menjadi tidak baik. BAGIAN TERINFEKSI MENTAL BLOCK Berikut beberapa bagian-bagian dalam kehidupan manusia yang paling banyak terkena infeksi yang dikemukakan oleh orang-orang yang sebenarnya ingin sukses dan meraih prestasi, tetapi mereka merasa terhambat oleh beberapa hal yang sebenarnya merupakan mitos atau ilusi semata. Berikut ini beberapa faktor yang terinfeksi oleh mental block : 1. Faktor Usia Tidak ada istilah terlalu muda atau terlambat untuk memulai segala sesuatu guna meraih kesuksesan. Selama masih terdapat keinginan dan hasrat yang membara dalam jiwa untuk berprestasi, maka usia bukanlah landasan utama bagi anda untuk tidak berprestasi. Tidak menjamin orang yang lebih muda atau lebih tua akan berhasil pada suatu bidang tertentu. Begitu yang terjadi terhadap Kolonel Sanders, pendiri dan pemilik waralaba KFC. Dia baru berbisnis rumah makan cepat saji setelah pensiun dari dinasnya

sebagai petugas keamanan sosial dengan usia 66 tahun. Wolfgang Amadeus Mozart, komposer ternama dunia masih berusia lima tahun ketika mulai menciptakan komposisi musik. Balise Pascal seorang ilmuwan terkemuka dunia, gagasan matematis dan ilmiah dikembangkannya sejak berusia 16 tahun. Dari kisah mereka semua dapat disimpulkan bahwa untuk berkarya atau mengaktualisasikan diri, usia bukanlah kendala. Tinggal bagaimana kemauan untuk mewujudkannya kuat atau tidak. 2. Faktor Modal Bagi sebagian besar kita yang baru ingin memulai berbisnis sendiri, biasanya terdapat tiga masalah yang dihadapi oleh para pemula, pertama tidak tahu cara membangun bisnis, kedua tidak punya modal atau uang untuk membangun bisnis dan ketiga bahkan tidak punya uang untuk kehidupan sehari-hari. Terhadap kasus ini Robert T. Kiyosaki penulis buku best seller internasional, rich dad poor dad, cashflow quadrant, dll. Robert menyarankan agar kita bekerja untuk orang lain terlebih dahulu karena dengan melakukan hal tersebut kita dapat memiliki tiga E yang kita perlukan sebelum memulai bisnis. E yang pertama adalah Education yaitu kita mendapatkan ilmu berupa keterampilan menjual, keuangan, perpajakan, jaringan, mengelola SDM, bahan baku, proses produksi, distribusi, dll. E yang kedua adalah Experience yaitu mendapatkan pengalaman dalam menjalankan bisnis mulai dari level bawah. E yang ketiga Excessice Cash yaitu uang lebih yang dapat digunakan sebagai modal awal atau dana investasi. 3. Faktor Indra Tidak sedikit orang yang mengalami kecacatan pada fisik maupun mental yang diakibatkan kecelakaan atau bawaan sejak lahir, menganggap dunia bagi dirinya telah kiamat dan tidak memiliki harapan. Kita bisa lihat lihat contoh tokoh/ilmuwan dunia berikut ini : Albert Einstein kecil dikenal sebagai orang yang memiliki kesulitan dalam belajar, bahkan berbicara pun sukar namun dia terus berusaha hingga menjadi salah satu ilmuwan terbesar sepanjang sejarah. Ludwig van Beethoven salah satu komponis musik klasik terbesar asal Jerman ditengahtengah karier dan kepopulerannya menderita tuli. Sejak usia 31 tahun dia mulai menyadari bahwa daya pendengarannya mulai berkurang. Akibatnya dia menjadi depresi dan semakin minder dalam pergaulan sosial, tapi kurang lebih satu kemudian dia bangkit dari kesedihan dengan terus mengisi harinya dengan membuat komposisi

dan mentas di panggung dan pada masa inilah dia mencipta sebagian karyanya yang terbesar. 4. Faktor Fisik Siapa sih diantara kita yang tidak kenal Tukul Arwana, nyaris hampir tidak ada. Tokoh presenter acara Bukan Empat Mata dan komedian ini hampir setiap hari lalu lalang di media televisi tetapi siapa sangka sebelumnya. Pembawa acara di televisi biasanya memiliki postur tubuh yang nyaris sempurna dengan wajah cantik atau ganteng alias enak dipandang juga memiliki pengetahuan yang luas merupakan syarat utama berikutnya. Terus ada lagi Oprah Winfrey tokoh yang masuk dalam daftar orang yang berpengaruh di Amerika Serikat ini juga memiliki wajah dan postur tubuh yang menurut sebagian besar orang tidak bagus-bagus amat untuk menjadi pembawa acara di media televisi. Lantas apa yang menjadikan kedua orang ini hebat adalah mereka tahu kekuatan mereka dan mengoptimalkannya. Sehingga dengan kekuatan yang mereka miliki itulah dapat menutupi kelemahan yang ada. 5. Faktor Pendidikan Pendidikan formal sebenarnya bukan cara mutlak untuk meraih kesuksesan, masih banyak faktor-faktor lain yang ikut menentukan. Memang dengan memiliki pendidikan formal terdapat peluang yang lebih besar untuk meraih kesuksesan. Tetapi bukan berarti dengan pendidikan yang rendah atau salah jurusan ketika sekolah atau kuliah tidak menjadikan diri kita orang yang tidak bisa sukses. Untuk kasus ini pun banyak buktinya. Pendidikan Formal Rendah Pada tahun pertama di Harvard University, Gates meninggalkan bangku kuliahnya untuk kemudian bersama dengan teman kecilnya, Paul Allen. Karena keyakinannya yang kuat terhadap potensi yang dimilikinya dan dikembangkan secara profesional menjadikan dirinya tercatat sebagai orang terkaya di dunia. Dengan nilai total kekayaan sebesar 50 miliar dolar AS, Bill Gates tercatat sebagai orang terkaya selama 12 tahun berturut-turut pada tahun 2006. Sama halnya dengan salah satu pelopor kebangkitan ekonomi Jepang, Matsushita Konosuke pemilik 795 perusahaan dan lebih dari 150.000 karyawan bahkan tidak tamat sekolah dasar. Beda Jurusan Meutya Hafid, peraih gelar sarjana Teknik Manufaktur dari University Sydney Australia malah menjadi seorang jurnalis media televisi, yang mengantarnya menjadi sandera oleh pejuang di Irak saat meliput. Piyu Padi mendapatkan sarjana dibidang ekonomi dari UGM malah memiliki karier dan prestasi di bidang musik. Tompi putra Aceh kuliah di

Fak. Kedokteran UI tidak menyurutkan hobinya dalam bernyanyi. Walhasil saat ini dia memiliki dua profesi sekaligus. Dari beberapa contoh kasus tersebut diatas, bukan berarti untuk menjadi sukses harus mengabaikan pendidikan formal. Melainkan jangan jadikan alasan bagi diri anda karena jenjang pendidikan anda rendah atau beda jurusan dengan keahlian yang anda miliki membuat anda menjadi pecundang. Bukanlah menjadi tolok ukur jika lulusan dari sekolah atau kampus favorit, jenjang pendidikan dan nilai yang tinggi akan meraih kesuksesan dalam kariernya. Apalah artinya ijazah jika anda tidak memiliki keterampilan dan kepribadian yang mendukung untuk menuju kesuksesan. 6. Faktor Keturunan/Keluarga Bukanlah faktor utama seseorang akan meraih kesuksesan berdasarkan keturunan dari mana dia berasal. Apakah dia dari keturunan orang kaya, miskin, pintar, bodoh, terpandang, pejabat, kyai, bangsawan atau rakyat biasa. Tidak selamanya orang tua sukses akan menciptakan anak yang sukses dan begitu juga sebaliknya orangtua yang tidak sukses atau cenderung biasa-biasa saja akan melahirkan anak yang masa depannya biasa-biasa juga. Karena sesungguhnya setiap manusia memiliki kesempatan yang sama untuk meraih kesuksesan. Banyak orang yang terkenal dan sukses berasal dari keluarga biasa-biasa saja atau bahkan bisa dikategorikan sebagai keluarga miskin atau tidak terpandang sedikit pun di masyarakat. Seperti rapper Eminem, Oprah Winfrey, Jay-Z, Snoopy Dog, Madonna, Inul Daratista, Demi Moore, Leonardo Di Caprio, Jim Carry, Ben Aflek, Matt Damon, Mike Tyson, Muhammad Ali, Ronaldo, Ronaldinho, Zinedine Zidane, Tukul Arwana, Mandra, Eko Patrio, dan masih banyak lagi termasuk anda. Amin.. Tidak ada jaminan seseorang akan sukses dan merprestasi berdasar garis keturunan. Hanya orang-orang yang memiliki keinginan kuat dan mau untuk berkerja keras serta cerdas saja yang dapat mencapai dan menikmati kesuksesan. 7. Faktor Kuasa Tuhan Kita mungkin sering mendengar dari keluhan seseorang atau bahkan dari kita sendiri yang mengatakan yaa, namanya juga sudah takdir/nasib saya dijadikan seperti ini, mau bilang apa lagi. Perkataan itu bukanlah takdir dan terlalu dini untuk memberikan peryataan tentang suatu kondisi. Kita akan mengetahui sesuatu itu takdir atau bukan adalah terdapat suatu kondisi akhir dimana kita telah berusaha dengan segala potensi yang kita miliki untuk melakukan suatu perubahan secara keras dan cerdas. Dalam hal ini Stephen R. Covey mengatakan taburlah gagasan, tuailah perbuatan ; taburlah perbuatan, tuailah kebiasaan ; taburlah kebiasaan, tuailah karakter ; taburlah karakter, tuailah takdir. Jadi takdir tidaklah akan datang sebelum apa yang anda lakukan sebelumnya.

8. Faktor Fasilitas Hal ini terjadi pada Zinedine Zidane pemain sepak bola yang menjadi kunci sukses kemenangan Prancis pada piala dunia 1998 dan piala eropa 2000. Gang jalan yang beraspal selebar 4,5 meter dan panjang 150 meter dijadikan sebagai arena bermain sepak bola pada saat dia kecil untuk berlatih bersama teman-temannya. Tidak menyurutkan dia untuk menjadi pemain sepakbola profesional tingkat dunia dan merengkuh banyak prestasi. Suatu prestasi prestisius terkomplit yang sangat jarang dimiliki oleh seorang pemain bola. Ketika terdapat tekad bulat yang bersemayam dalam hati, dengan kondisi apa pun, seseorang akan terus maju mencapai tujuannya. Meskipun dengan fasilitas yang minim bahkan tidak ada bukanlah menjadi alasan untuk mencapai prestasi. Kerjakan saja dengan fasilitas yang ada secara optimal dan serius. Maka anda akan kaget dengan hasil yang akan anda capai. 9. Faktor Orang Lain Jika anda bisa melakukan sesuatu yang bisa mengarah pada prestasi dan kesuksesan, janganlah anda menunggu orang lain untuk berbuat sesuatu terlebih dahulu. Apakah pimpinan anda, bawahan, rekan kerja, saudara, tetangga, teman atau orangtua anda. Lakukanlah terlebih dahulu. Dengan menunggu hanya akan menghambat kesuksesan anda oleh karenanya janganlah menunggu : Orang lain terlebih dahulu benar baru anda benar Orang lain terlebih dahulu baik baru anda baik Orang lain terlebih dahulu memberi baru anda memberi Orang lain terlebih dahulu mengasihi baru anda mengasihi Orang lain terlebih dahulu menyayangi baru anda menyayangi Orang lain terlebih dahulu menghormati baru anda menghormati Orang lain terlebih dahulu menghargai baru anda menghargai Orang lain terlebih dahulu sopan baru anda sopan Orang lain terlebih dahulu bicara baru anda bicara Orang lain terlebih dahulu melakukan baru anda melakukan 10. Faktor Jabatan Lakukanlah yang terbaik di posisi anda saat ini. Jangan terlalu banyak mengatakan nanti kalau saya telah menjabat ini atau itu maka saya akan lakukan ini dan itu. Tidak ada jaminan orang lain akan percaya terhadap omongan anda. Karena orang lain pun akan melihat jejak langkah karier anda di belakang. Apa saja yang telah anda perbuat dengan jabatan anda sebelumnya selama ini. Itulah yang akan menjadi salah satu bahan pertimbangan untuk mereka menilai kinerja apa yang akan anda lakukan di masa depan.

STADIUM MENTAL BLOCK Stadium 1 : Tidak Bisa Stadium 2 : Tidak Mungkin Stadium 3 : Tidak Mau PENYEMBUHAN PRA PENYEMBUHAN 1. Ada Kemauan Untuk mewujudkan kemauan dan kegigihan yang kuat untuk mewujudkan sasaran biasanya didorong oleh dua faktor yang sangat kuat juga. Dan kedua faktor itu juga dijadikan sebagai titik tolak dalam bergerak yaitu : a) Penderitaan yang sangat menyakitkan Jika anda tidak mewujudkan atau gagal maka yang terjadi adalah penderitaan yang sangat menyakitkan. b) Kenikmatan yang sangat menyenangkan Jika anda berhasil mewujudkannya maka kenikmatan yang luar biasa akan menghampiri anda dan orang lain pun ikut menikmati. 2. Bangun Dengan bangun berarti kita mengambil alih kendali pikiran dan perasaan kita, maka kita bisa memutuskan untuk terus melangkah maju dengan mengatasi sagala hambatan yang ada. Jika yang mengendalikan pikiran adalah mental block maka tentu saja apa pun keputusan yang tercipta hanyalah membawa kita pada kemunduran dan tidak membuat kita maju-maju. 3. Temukan Langkah berikutnya adalah melakukan pengidentifikasian. Jenis mental block apa yang anda derita? Bagaimana anda mendapatkannya? Virus apa yang menyebabkannya? Jika anda tidak bisa menjawab sendiri, anda bisa bertanya kepada orang lain. Mungkin mereka bisa membantu anda dalam mengidentifikasi apa yang sebenarnya terjadi pada anda. 4. Mengakui Keadaan Setelah anda menemukan penyakit anda maka hal berikutnya adalah mengakui keadaan yang anda alami kepada anda diri sendiri. Tidak mengingkari. Ini berfungsi untuk melepaskan beban mental yang anda tanggung dan menjadikannya lebih cepat dalam proses pemulihan karena anda akan lebih lega dan pasrah. Pengakuan tersebut tidak

harus orang lain tahu. Jika anda malu untuk mengakui keadaan anda pada orang lain setidaknya akui pada diri sendiri karena toh anda yang akan menjalani, bukan? OBAT PENAWAR 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Ambil tanggung jawab Pembuktian Perjelas Sasaran Spesifik Visualisasi Naikkan level sasaran Hadapi saja Jalankan saja Langkah pertama

10. Pengetahuan dan keterampilan 11. Role model 12. Fokus pada solusi 13. Pembalikan perspektif respon 14. Self Hypnosis 15. Ditulis 16. Pengucapan 17. Simulasi 18. Paksain 19. Ikhlas 20. Bertahap dan berkesinambungan

Anda mungkin juga menyukai