Anda di halaman 1dari 31

13

MEDITASI
JALAN KEBAHAGIAAN SEJATI
Obat Universal Bagi Masalah Universal

Keseluruhan Jalan (Dharma) ini adalah


obat universal bagi berbagai masalah universal,
tidak tersangkut-paut dengan agama atau
sekte apa pun.
Oleh karenanya, Jalan ini bisa dipraktikkan
secara bebas oleh semua orang, tanpa
pertentangan suku, kasta, atau agama, di
mana saja, kapan saja, dan terbukti membawa
manfaat setara bagi semua.

~ Code of Discipline, Vipassana International Academy ~


"Tidak ada musuh yang dapat melukai diri kita
separah pikiran yang melekat,
seganas pikiran yang penuh kebencian"

~ Buddha Gotama ~
Kesalahpahaman tentang meditasi:

• Meditasi hanya sekadar teknik relaksasi.


• Meditasi berarti kesurupan (trance).
• Meditasi adalah praktik misterius yang sulit dipahami.
• Meditasi bertujuan menghasilkan kesaktian.
• Meditasi itu berbahaya.
• Meditasi itu untuk orang suci, bukan untuk orang biasa.
• Meditasi itu kabur dari kenyataan hidup.
• Meditasi itu mementingkan diri sendiri.
• Meditasi itu mengosongkan pikiran.
• Meditasi itu duduk memikirkan yang baik-baik.
• Meditasi beberapa minggu dan masalahku akan selesai.
Manfaat Meditasi

Melatih pikiran dan menggunakannya


secara efektif dan efisien
untuk ketenangan dan kebahagiaan
di sini dan saat ini juga.

Manfaat akhir: untuk terbebas dari Samsara


(siklus kelahiran dan kematian).
Lima Kekuatan (Panca-Bala)

1. Keyakinan (Saddha)

2. Semangat (Viriya)

3. Perhatian murni (Sati)

4. Konsentrasi (Samadhi)

5. Kebijaksanaan (Panna)
Lima Rintangan (Panca-Nivarana)

1. Keinginan indrawi (kamachanda)

2. Niat buruk (vyapada)

3. Kemalasan dan kelembaman (thina & middha)

4. Kegelisahan dan kemurungan (uddhacca & kukkucca)

5. Keraguan (vicikiccha)

~ Anguttaranikaya III 62 & Vibhanga ~


Tiga Tataran Konsentrasi

1. Konsentrasi Persiapan (Parikamma Samadhi)


Konsentrasi umum ketika seseorang memberi
perhatian pada suatu objek.

2. Konsentrasi Mendekati (Upacara Samadhi)


Konsentrasi yang mapan dan cukup mendalam
pada suatu objek.
= Konsentrasi Sementara (Khanika Samadhi)
pada vipassana

3. Konsentrasi Pencapaian (Appana Samadhi)


Konsentrasi terserap penuh pada suatu objek.
Dalam konsentrasi ini, berbagai tataran jhana tercapai.
Jenis Meditasi

1. Meditasi Ketenangan (Samatha Bhavana)

2. Meditasi Pandangan Cerah (Vipassana Bhavana)

~ Dighanikaya III 273, Anguttaranikaya I 60 ~


Perbedaan Samatha & Vipassana
SAMATHA VIPASSANA
- sudah ada sejak era sebelum Buddha - ditemukan oleh Buddha Gotama, ciri
Gotama. khas meditasi Buddhis.
- membangun konsentrasi dan - mengembangkan pemahaman jernih
ketenangan batin. melalui penembusan langsung.
- menghasilkan kekuatan pikiran yang - menghasilkan kekuatan pikiran yang
mampu memegang objek meditasi mampu melihat segala gerak-gerik dan
dengan kuat dan tidak terganggu oleh timbul padamnya pancakhandha (lima
pancanivarana (lima rintangan batin). gugus kehidupan).
- memusatkan pikiran pada satu objek - memahami sifat sejati segala sesuatu
hingga mencapai penyerapan jhana. sebagaimana adanya, mencapai nana
(insight knowledge).
- sampai konsentrasi pencapaian - sampai konsentrasi sementara
(appana samadhi). (khanika samadhi).
- bisa mendapatkan kesaktian - tidak bisa mendapatkan kesaktian.
(efek ikutan).
- hasil akhir: keheningan. - hasil akhir: kesucian.
2 Macam Arahanta

1. Sukkhavipassaka Arahanta
Arahanta yang tidak mempunyai jhana (abhinna), hanya
melaksanakan Vipassana Bhavana saja.

2. Samathayanika Arahanta
Arahanta yang mempunyai jhana (abhinna) karena sebelum
melaksanakan Vipassana Bhavana, ia telah melaksanakan
Samatha Bhavana terlebih dahulu sehingga mendapatkan
jhana (abhinna) dan kemudian ia melaksanakan Vipassana
Bhavana sehingga mencapai kesucian Arahatta.

~ Khuddakapatha Atthakatha 178, 183 dan Visudhimagga 587, 666 ~


Persiapan Utama Meditasi

1. Guru: yang cakap.


Jika memiliki buku meditasi Buddhis, bacalah buku tersebut dan

praktikkan, namun jangan lupa selalu berkonsultasi kepada guru.

2. Tempat: yang memudahkan berkonsentrasi

3. Waktu: konsisten & teratur setiap hari.

4. Makanan: jangan terlalu “berat“.

5. Postur tubuh: duduk, berdiri, berjalan, berbaring

6. Objek: yang sesuai watak.


Sikap Batin Dalam Meditasi

• Jangan berharap apa pun.


• Jangan tegang.
• Jangan tergesa-gesa.
• Jangan melekat pada apa pun dan jangan menolak apa pun.
• Terimalah apa saja yang muncul.
• Biarkan berlalu.
• Bersikaplah baik terhadap diri Anda sendiri.
• Selidikilah sendiri.
• Jangan merenung/menerawang, cukup amati saja.
• Pandanglah masalah sebagai tantangan.
40 Objek Samatha Bhavana (Kammatthana)-1
10 perwujudan (kasina):
tanah (pathavi), air (apo), angin (vayo), api (tejo), warna hijau (nila),
warna kuning (pita), warna merah (lohita), warna putih (odata), cahaya
(alo), angkasa (akasa).

10 wujud mayat (asubha):


Mayat busuk menggembung (uddhumataka), mayat kehitaman (vinilaka),
mayat dgn kulit pecah dan mengeluarkan nanah (vipubbaka), mayat
terpotong (vicchiddaka), mayat tercabik (vikkhayitaka), mayat tercerai-
berai (vikkhittaka), mayat terbacok (hatavikkittaka), mayat berdarah
(lohitaka), mayat berbelatung (puluvaka), kerangka (atthika).

10 macam perenungan (anussati):


Buddhanussati, Dhammanussati, Sanghanussati, moralitas (Silanussati),
kedermawanan (Caganussati), kebajikan dewata (Devatanussati),
kematian (Marananussati), 32 kekotoran tubuh (Kayagatanussati),
keluar-masuknya napas (Anapanasati), dan kebaikan Nibbana
(Upasamanussati).
40 Objek Samatha Bhavana (Kammatthana)-2

4 keadaan tak terbatas (appamannna)


cinta kasih universal (metta), welas asih (karuna), bela-rasa (mudita),
dan ketenang-seimbangan (upekkha).

1 perenungan terhadap makanan yang menjijikan


(aharepatikulasanna)

1 analisis terhadap empat unsur (catudhatuvavatthana):


unsur api, tanah, angin, dan air

4 perenungan tanpa materi (arupa):


Contohnya: ruangan nirbatas, kesadaran nirbatas, kesunyaan, bukan
pencerapan bukan pula bukan-pencerapan

~ Visudhimagga 110 & Compendium of Philosophy 204 ~


Watak (Carita)
6 kecenderungan batin (watak, carita) orang yang belum mencapai kesucian:
(Mahaniddesa 359, 453; Culaniddesa 138, Visudhimagga 101)

1. Raga Carita
Watak kecenderungan terhadap objek-objek yang menyenangkan.

2. Dosa Carita
Watak kecenderungan pemarah atau kebencian tanpa alasan.

3. Moha Carita
Watak kegelapan-batin terhadap segala sesuatu.

4. Vitakka Carita
Watak kekhawatiran atau pikiran yang tidak terkendali.

5. Saddha Carita
Watak tidak memiliki keteguhan hati dan mudah percaya.

6. Buddhi Carita
Watak kecerdasan; tidak selalu merupakan keuntungan, dapat menjadi kerugian
jika tanpa sikap yang pantas atau tidak berdasarkan pengetahuan benar.
Watak & Objek Meditasi
Raga Carita, 11 objek:
- 1 dari 10 objek mayat (asubha)
- 1 objek kotoran tubuh (kayaganussati)

Dosa Carita, 8 objek:


- 4 kediaman luhur (brahma vihara): metta, karuna, mudita, dan upekkha.
- 4 perwujudan warna (kasina): hijau, putih, merah dan kuning.

Moha Carita, 1 objek:


- keluar-masuknya napas (anapanassati)

Vitakka Carita, 1 objek:


- keluar-masuknya napas (anapanassati)

Saddha Carita, 6 objek:


- 6 perenungan (anussati): Buddhanussati, Dhammanussati, Sanghanussati,
Silanussati, Caganussati, dan Devatanussati.

Buddhi Carita, 4 objek:


- 2 perenungan: marananussati, upasamanussati.
- aharepatikulasana dan catudhatuvavatthana.
Sisa 10 objek meditasi yang tidak disebutkan dapat dijadikan objek tanpa pandang carita.
Lima Faktor Mental yang Harus Dilalui
untuk Pencapaian Jhana
1. Vitaka
saat meditator merenungkan dan berusaha memegang objek.
2. Viccara
saat meditator dapat memegang objek dengan kuat.
3. Piti
kegiuran, tanda-tanda: bulu roma merinding, keluar airmata
tanpa sebab, tubuh seperti bergoncang, tubuh seperti
melayang, tubuh terasa menjadi besar, kecil, tinggi, kosong.
4. Sukha
kebahagiaan tak terkira sewaktu bermeditasi.
5. Ekaggata
keterpusatan pikiran, pikiran bersatu dengan objek.
Tataran Jhana

Rupa Jhana (Jhana berbentuk):


Jhana I: Vitaka, Viccara, Piti, Sukha, Ekaggata
Jhana II: Piti, Sukha, Ekaggata
Jhana III: Sukha, Ekaggata
Jhana IV: Ekaggata

Arupa Jhana (Jhana tanpa bentuk):


Jhana V: Ruang Nirbatas
Jhana VI: Kesadaran Nirbatas
Jhana VII: Kekosongan
Jhana VIII: Bukan-Persepsi maupun Bukan Bukan-Persepsi
Vipassana

Harfiah: vi = dengan cara khusus, passana = melihat


 melihat dengan cara khusus, yang membawa pada
pemahaman sejati.

Vipassana adalah sebuah wawasan atau pengetahuan


mendalam mengenai sifat sejati dari segala sesuatu.

Vipassana adalah melihat segala sesuatu sebagaimana


adanya.

Jalan yang mengarahkan kita pada wawasan ini adalah


kesadaran atau perhatian murni (sati).
Sati
= perhatian murni, perhatian polos, mindfulness
= mengingat, "tidak goyang", "tidak mengambang pada
permukaan", tidak dangkal, masuk ke dalam objeknya.

Selama sati ada, kita tidak akan kehilangan objek.


Sati adalah kesadaran penuh/saksama pada objek.

Ayat Pembukaan, Maha Satipatthana Sutta:

"Inilah satu-satunya jalan, untuk pemurnian


makhluk, untuk pengatasan kesedihan dan ratapan,
untuk pelenyapan sakit dan dukacita, untuk
pencapaian Jalan Mulia, untuk merealisasi Nibbana,
yaitu Empat Landasan Perhatian Murni."
Satipatthana
= membangun perhatian murni
= terbangunnya perhatian murni yang kokoh
 Landasan Perhatian Murni / Perhatian Polos / Kesadaran Penuh

Empat Landasan Perhatian Murni:


1. Perenungan terhadap tubuh (Kayanupassana)
2. Perenungan terhadap perasaan (Vedananupassana)
3. Perenungan terhadap pikiran (Cittanupassana)
4. Perenungan terhadap fenomena Dharma (Dhammanupassana)
- lima rintangan batin (Nivarana),
- lima gugus kemelekatan (Upadanakkhandha),
- tujuh faktor pencerahan (Bojjhanga),
- dua belas basis indra (Salayatana),
- Empat Kebenaran Arya (Ariya-sacca)
Manfaat Perhatian Murni

• Melakukan sesuatu dengan lebih baik.


• Ingatan menjadi tajam
• Kecelakaan dan kelalaian dapat dihindari.
• Mengurangi kekacauan, kecemasan pikiran.
• Mengurangi pikiran yang berkelana.
• Menuntun pada kedamaian.
• Pikiran menjadi jernih
• Pikiran waspada terhadap munculnya kotoran batin.

Kewaspadaan adalah jalan menuju kekekalan.


Kelengahan adalah jalan menuju kematian.
Yang waspada tidak akan mati.
Tetapi yang lengah seakan-akan telah mati.
(Dhammapada 21)
10 Belenggu (Samyojana)
Penghambat Kebebasan

1. Ilusi diri (sakkayaditthi)


2. Keraguan (vicikiccha)
3. Kemelekatan thd upacara semata (silabbataparamasa)
4. Nafsu indrawi (kamaraga)
5. Niat buruk (patigha)
6. Kemelekatan terhadap alam bentuk (ruparaga)
7. Kemelekatan terhadap alam tanpa bentuk (aruparaga)
8. Kesombongan (mana)
9. Kegelisahan (uddhacca)
10. Kegelapan batin (avijja)
4 Orang Suci (Ariya-Puggala)
& Belenggu yang Dilenyapkan

1. Sotapanna (Yang Memasuki Arus):


 melenyapkan belenggu 1, 2, 3
2. Sakadagami (Yang Sekali Kembali):
 melemahkan belenggu 4, 5
3. Anagami (Yang Tak Kembali):
 melenyapkan belenggu 4, 5
4. Arahanta (Yang Suci):
 melenyapkan belenggu 6-10
Jalan Pemurnian
I. Pemurnian Sila (Sila-visuddhi)
II. Pemurnian Pikiran (Citta-visuddhi)
III. Pemurnian Pandangan (Ditthi-visuddhi)
1. Pengetahuan Tentang Pembedaan Mental dan Materi ( Nama-rupa-pariccheda-nana)
IV. Pemurnian Dengan Mengatasi Keraguan (Kankha-vitarana-visuddhi)
2. Pengetahuan Tentang Sebab-Akibat (Paccaya-pariggaha-nana)
3. Pengetahuan Tentang Pemahaman (Sammasana-nana)
4. Pengetahuan Tentang Timbul dan Tenggelam (Udayabbaya-nana)
V. Pemurnian Melalui Pengetahuan dan Pandangan Terhadap Apa yang Jalan
dan yang Bukan Jalan (Maggamagga-nanadassana-visuddhi)
VI. Pemurnian Melalui Pengetahuan dan Pandangan Terhadap Jalan Latihan
(Patipada-nanadassana-visuddhi)
5. Pengetahuan Tentang Penghancuran (Bhanga-nana)
6. Pengetahuan Tentang Rasa Takut (Bhayatupatthana-nana)
7. Pengetahuan Tentang Kemalangan (Adinava-nana)
8. Pengetahuan Tentang Kemuakan (Nibbida-nana)
9. Pengetahuan Tentang Keinginan untuk Pelepasan (Muncitu-kamyata-nana)
10. Pengetahuan Tentang Perenungan Kembali (Patisankhanupassana-nana)
11. Pengetahuan Tentang Keseimbangan Akan Bentukan (Sankharupekkha-nana)
12. Pandangan Cerah Menuju Kebangkitan (Vutthanagamini-vipassana-nana)
13. Pengetahuan Tentang Penyesuaian (Anuloma-nana)
14. Pengetahuan Tentang Kematangan (Gotrabhu-nana)
VII. Pemurnian Melalui Pengetahuan dan Pandangan (Nanadassana-Visuddhi)
15. Pengetahuan Tentang Jalan (Magga-nana)
16. Pengetahuan Tentang Buah (Phala-nana)
17. Pengetahuan Tentang Penelaahan Kembali (Paccavekkhana-nana)
18. Pencapaian Buah (Phalasamapatti)
S A T I : Saripati Ajaran Buddha
Sati dapat disimpulkan sebagai:

1. Kunci utama untuk MENGENALI pikiran,


sehingga disebut sebagai titik awal;

2. Sarana sempurna untuk MEMBENTUK pikiran,


sehingga disebut sebagai titik pusat;

3. Perwujudan puncak dari pencapaian KEBEBASAN pikiran,


sehingga disebut sebagai titik puncak.

Buddha menandaskan bahwa meditasi merupakan satu-


satunya cara untuk mencapai KEBEBASAN AKHIR dari
kehidupan yang tidak memuaskan, dalam kehidupan ini juga.
“Bagi mereka yang kau kasihi,
mereka yang kau anggap mau mendengarkan,
sahabatmu, sejawatmu, dan saudaramu;
mereka haruslah didorong, diperkenalkan,
dan diyakinkan akan Satipatthana."

~ Samyutta Nikaya, Satipatthanasamyutta, Sutta 48 ~


Kamu bilang kamu terlalu sibuk untuk bermeditasi?
Apa kamu punya waktu untuk bernafas?

MEDITASI ADALAH NAFASMU.

Mengapa kamu punya waktu untuk bernafas,


tapi tidak punya waktu untuk bermeditasi?

- Ajahn Chah -
Pesan Terakhir Buddha:

Appamādena Sampādetha
(Teruslah Berjuang Dengan Penuh Kesadaran)

Be Happy

Anda mungkin juga menyukai