TAHAPAN EKSPLORASI
Tahap Eksplorasi dilaksanakan melalui empat tahap,yakni :
Survei tinjau
Prospeksi Umum
Exsplorasi awal,
yaitu deliniasi awal dari suatu endapan yang teredintifikasi.
Exsplorasi rinci
yaitu tahap explorasi untuk mendeliniasi secara rinci dalam tiga dimensi
terhadap endapan mineral yang telah diketahui dari dari percontohan
singkapan,puritan, lubang bor, shafts, dan terowongan.
Agar eksplorasi dapat dilaksanakan dengan efisien, ekoomis, dan tepat sasaran,
maka diperlukan perencanaan berdasarkan prinsip-prinsip dan konsep-konsep dasar
eksplorasi sebelum program eksplorasi tersebut dilaksanakan.
Prinsip-prinsip konsep dasar eksplorasi tersebut antara lain:
Target eksplorasi
Jenis bahan galian (spesifikasi kulitas
Pencarian model-model geologi yang sesuai
Pemodelan eksplorasi
Mengunakan model geologi regional untuk pemilihan daerah target
eksplorasi
Menentukan midel geologi local berdasarkan keadaan lapangan, dan
mendeskripsikan petunjuk-petunjuk geologi yang akan di mamfaatkan.
Penentuan metode –metode eksploarasi yang akan dilaksanakan sesuai
dengan petunjuk geologi yang diperlukan.
Selain itu, perencanaan program eksplorasi tersebut harus memenehui kaidah-
kaidah dasar dan perancangan (desain) yaitu :
Efektif ; penggunaan alat, individu, dan metode harussesuai dengan keadaan
geologi endapan yang dicari.
Efesien ; dengan menggunakan prinsip dasar ekonomi yaitu dengan biaya
serendah-rendahnya untuk memperoleh hasil yang sebesarnya-besarnya.
Cost-benifical ; hasil yang diperoleh dapat digunakan (bankable)
1. Pemboran inti
Tujuan utama pemboran inti adalah untuk mendapatkan contoh bahan galian
secara vertikal yang berada dibawah permukaan tanah, disarnping itu mengetahui
ketebalannya. Teknik melerakkan titik rokasi pemboran inti ini agar didapatkan
kedalaman yang maksimal dilakukan dengan bantuan peta geologi dan peta
topografi. oleh sebab itu apabila didaerah tersebut belum/tidak didapatkan pera
topografi dengan skala yang meiradai, maka perlu dibuat pera topografinya terlebih
dahulu.
Sesuai dengan tingkat kedaraman pemboran yang diinginkan dan waktu yang
tersedia, pemboran inti dapat dilaksanakan dengan:
a. Alat bor auger, yang dioperasikan secara manual oleh tenaga manusia.
AIat ini sesuai diterapkan apabila sasaran pemboran merupakan batuan yang lunak,
sedang kemampuan kedalaman pemboran sangat dangkal. oleh sebab itu apabila
batuan yang akan dibor cukup tebal/cukup dalam maka perpindahan lokasi
pemboran secara sistematis perlu dilakukan. Suatu keuntungan dari metode ini
adalah bahwa alat bor auger mudah dilepas dari rangkaiannya sehingga dapat
diangkut dengan mudah.
Dari kedua alat pemboran inti tersebut apabila dikehendaki perolehan inti
pemboran dapat mencapai loovo, dan inti pemboran tersebut siap untuk dilakukan
analisa laboratorium. untuk masing-20 0,03 mm, ketebalan ini dapat diketahui
dengan membandingkan warna mineral yang tampak pada mikroskop pada saat
nikol disilangkan (misalnya mineral homblende) dengan warna mineral baku
seperti yang terlihat pada wama interferensi.
a. Apabila telah diperoleh ketebalan yang diinginkan, preparat dipanas- kan
sebentar, kemudian ditutup dengan gelas penutup, biarkan sejenak sampaidingin.
b. Beri label sesuai dengan informasi sampel, preparat ini siap untuk
dideterminasi.
2. Analisa kimia
Analisa kimia dinilai relatif rebih rinci dibandingkan dengan analisa petrografi.
Analisa ini bertujuan untuk mengetahui komposisi kimia (senyawa oksida) dalam
batuan.
pemeriksaan komposisi kimia dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
a. Contoh batuan digiling hingga mencapai ukuran 100 mesh lalu dikeringkan
pada temperatur l50o c dalam cawan platina, kemudian di fitsing dengan NazCO:
pada suhu 1.000o C. Tambahkan aquades dan HCl, panasi hingga kering. Ulangi
perlakuan tersebut sampai larut lalu disaring untuk penentuan kadar SiO2.
Metode Eksplorasi
Metode dalam eksplorasi dapat digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu :
1. Metoda langsung, terdiri dari :
a. Metoda langsung di permukaan
b. Metoda langsung di bawah permukaan
2. Metoda tidak langsung, terdiri dari :
a. Metoda tidak langsung cara geokimia yang mencakup antara lain
mengenai bed rock, soil, air, vegetasi dan stream deposit.
b. Metoda tidak langsung cara geofisika yang mencakup beberapa cara
yaitu cara magnetik (sudah jarang digunakan), gravitasi (sudah jarang
digunakan), cara seismik yang terdiri dari cara reflaksi dan refleksi, cara
listrik (resistifity), dua cara yang terakhir yaitu cara radiokatif yang
masih jarang digunakan, hal ini disebabkan karena cara ini relatif lebih
mahal dan lebih rumit dari cara-cara sebelumnya.
1. Metode langsung
Metode eksplorasi langsung mempunyai pengertian bahwa pengamatan dapat
dilakukan dengan kontak visual dan fisik dengan kondisi permukaan/bawah
permukaan, terhadap endapan yang dicari, serta dapat dilakukan deskripsi
megaskopis/mikroskopis, pengukuran, dan sampling terhadap objek yang dianalisis.
Begitu juga dengan interpretasi yang dilakukan, dapat berhubungan langsung dengan
fakta-fakta dari hasil pengamatan lapangan. Metode eksplorasi langsung ini dapat
dilakukan (diterapkan) pada sepanjang kegiatan eksplorasi (tahap awal s/d detail).
A. Metoda Langsung Permukaan
Metoda ini dapat dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu :
a. Penyelidikan singkapan (out crop)
Singkapan segar umumnya dijumpai pada :
1. Lembah-lembah sungai, hal ini dapat terjadi karena pada lembah sungai
terjadi pengikisan oleh air sungai sehingga lapisan yang menutupi tubuh
batuan tertransportasi yang menyebabkan tubuh batuan nampak sebagai
singkapan segar
2. Bentuk-bentuk menonjol pada permukaan bumi, hal ini terjadi secara
alami yang umumnya disebabkan oleh pengaruh gaya yang berasal dari
dalam bumi yang disebut gaya endogen misalnya adanya letusan gunung
berapi yang memuntahkan material ke permukaan bumi dan dapat juga dilihat
dari adanya gempa bumi akibat adanya gesekan antara kerak bumi yang dapat
mengakibatkan terjadinya patahan atau timbulnya singkapan ke permukaan
bumi yang dapat dijadikan petunjuk letak tubuh batuan.
b. Tracing Float (penjejakan)
Float adalah fragmen-fragmen atau potongan-potongan biji yang berasal dari
penghancuran singkapan yang umumnya disebabkan oleh erosi, kemudian
tertransportasi yang biasanya dilakukan oleh air, dan dalam melakukan tracing kita
harus berjalan berlawanan arah dengan arah aliran sungai sampai float dari bijih yang
kita cari tidak ditemukan lagi, kemudian kita mulai melakukan pengecekan pada
daerah antara float yang terakhir dengan float yang sebelumnya dengan cara
membuat parit yang arahnya tegak lurus dengan arah aliran sungai, tetapi jika pada
pembuatan parit ini dirasa kurang dapat memberikan data yang diinginkan maka kita
dapat membuat sumur uji sepanjang parit untuk mendata tubuh batuan yang terletak
jauh dibawah over burden.
c. Tracing dengan Panning (mendulang)
Caranya sama seperti tracing float, tetapi bedanya terdapat pada ukuran butiran
mineral yang dicara biasanya cara ini digunakan untuk mencari jejak mineral yang
ukurannya halus dan memiliki masa jenis yang relatif besar. Persamaan dari cara
tracing yaitu pada kegiatan lanjutan yaitu trencing atau test pitting.
Cara-cara tracing, baik tracing float maupun tracing dengan panning akan dilanjutkan
dengan cara trenching atau test pitting.
- Trenching (pembuatan parit)
Pembuatan parit memiliki keterbatasan yaitu hanya bisa dilakukan pada
overburden yang tipis, karena pada pembuatan parit kedalaman yang efektif dan
ekonomis yang dapat dibuat hanya sedalam 2 - 2,5 meter, selebih dari itu pembuatan
parit dinilai tidak efektif dan ekonomis. Pembuatan parit ini dilakukan dengan arah
tegak lurus ore body dan jika pembuatan parit ini dilakukan di tepi sungai maka
pembuatan parit harus tegak lurus dengan arah arus sungai.
Paritan dibangun dengan tujuan untuk mengetahui tebal lapisan permukaan,
kemiringan perlapisan, struktur tanah dan lain-lain.
- Test Pitting (pembuatan sumur uji)
Jika dengan trenching tidak dapat memberikan data yang akurat maka sebaiknya
dilakukan test pitting untuk menyelidiki tubuh batuan yang letaknya relatif dalam.
Kita harus ingat bahwa pada test pitting kita harus memilih daerah yang terbebas dari
bongkahan-bongkahan maka hal ini akan menyulitkan kita pada waktu pembuatan
sumur uji dan juga daerah yang hendak kita buat sumur uji harus bebas dari air,
karena dengan adanya air dapat menyulitkan kita pada waktu melakukan
penyelidikan struktur batuan yang terdapat pada sumur uji yang kita buat. Pada
pembuatan sumur uji ini kita juga harus mempertimbangkan faktor keamanan, kita
harus dapat membuat sumur dengan penyangga sesedikit mungkin tetapi tidak
mudah runtuh. Hal ini juga akan mempengaruhi kenyamanan pada waktu melakukan
penelitian. Kedalaman sumur uji yang kita buat bisa mencapai kedalaman sampai 30
meter.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dari penggalian sumur adalah gejala longsoran,
keluarnya gas beracun, bahaya akan banjir dan lain-lain.
B. Metoda Langsung Bawah Permukaan
b. Metoda Magnetik
Bumi adalah suatu planet yang bersifat magnetik, dimana seolah-olah ada suatu
barang magnet raksasa yang membujur sejajar dengan poros bumi. Teori modern saat
ini mengatakan bahwa medan magnet tadi disebabkan oleh arus listrik yang mengalir
pada inti bumi. Setiap batang magnet yang digantung secara bebas di muka bumi. Di
setiap titik permukaan bumi medan magnet ini memiliki dua sifat utama yang
penting di dalam eksplorasi, yaitu arah dan intensitas.
Arah dari medan magnet dinyatakan dalam cara-cara yang sudah lazim, sedang
intensitas dinyatakan dalam apa yang disebut gamma. Medan magnet bumi secara
normal memiliki intensitas 35.000 sampai 70.000 gamma jika diukur pada
permukaan bumi. Bijih yang mengandung mineral magnetik akan menimbulkan efek
langsung pada peralatan, sehingga dengan segera dapat diketahui.
Metoda eksplorasi dengan magnetik sangat berguna dalam pencarian sasaran
eksplorasi sebagai berikut :
- Mencari endapan placer magnetik pada endapan sungai
- Mencari deposit bijih besi magnetik di bawah permukaan
- Mencari bijih sulfida yang kebetulan mengandung mineral magnetit sebagai
mineral ikutan
- Intrusi batuan basa dapat diketahui kalau kebetulan mengandung magnetit
dalam jumlah cukup
- Untuk dapat mengetahui ketebalan lapisan penutup pada suatu batuan beku
yang mengandung mineral magnetik.
c. Metoda Seismik
Metoda ini jarang dipergunakan dalam penyelidikan pertambangan bijih tetapi
banyak dipergunakan dalam penyelidikan minyak bumi. Suatu gempa atau getaran
buatan dibuat dengan cara meledakan dinamit pada kedalaman sekitar 3 meter dari
permukaan bumi dan kecepatan merambatnya getaran yang terjadi diukur. Untuk
mengetahui kecepatan rambatan getaran tersebut pada perlapisan-perlapisan batuan,
disekitar titik ledakan dipasang alat penerima getaran yang disebut geofon
(seismometer). Geofon-geofon yang dipasang secara teratur di sekitar lobang ledakan
tadi akan terbias atau refraksi. Dengan mengetahui waktu ledakan dan waktu
kedatangan gelombang-gelombang tadi, maka dapat diketahui kecepatan rambatan
waktu getaran melalui perlapisan-perlapisan batuan. Dengan demikian konfigurasi
struktur bahwa permukaan dapat diketahui. Gelombang akan merambat dengan
kecepatan yang berbeda pada batuan yang berbeda-beda. Geophone merupakan alat
penerima gelombang yang dipantulkan kepermukaan, hidrophone untuk gelombang
di dasar laut.
Cepat rambat gelombang seismik pada batuan tergantung pada :
1. Jenis batuan
2. Derajat pelapukan
3. Derajat pergerakan
4. Tekanan
5. Porositas (kadar air)
6. Umur (diagenesa, konsolidasi, dll)
H. Mooney (1977) mengatakan bahwa harga cepat rambat gelombang akan lebih
besar (dibandingkan) :
1. Batuan beku basa : batuan beku asam
2. Batuan beku : batuan sedimen
3. Sedimen terkonsolidasi : sedimen un-konsolidasi
4. Sedimen unkonsolidasi : sedimen un-konsolidasi
5. Soil basah : soil kering
6. B. sedimen karbonat : batupasir
7. Batuan utuh : batuan terkekarkan
8. Batuan segar : batuan lapuk
9. Batuan berat : batuan ringan
10. Batuan berumur tua : batuan berumur muda
d. Metoda Geolistrik
Dalam metoda ini yang diukur adalah tahanan jenis (resistivity) dari batuan.
Yang dimaksud dengan tahanan jenis batuan adalah tahanan yang diberikan oleh
masa batuan sepanjang satu meter dengan luas penampang satu meter persegi kalau
dialiri listrik dari ujung ke ujung, satuannya adalah Ohm-m2/m atau disingkat Ohm-
meter.
Dalam cara pengukuran tahanan jenis batuan di dalam bumi biasanya dipakai
sistem empat elektrode yang dikontakan dengan baik pada bumi. dua elektrode
dipakai untuk memasukan arus listrik ke dalam bumi, disebut elektrode arus (current
electrode) disingkat C, dan dua elektrode lainnya dipakai untuk mengukur voltage
yang timbul karena arus tadi, elektrode ini disebut elektrode potensial atau “potential
electode” disingkat P. ada beberapa cara dalam penyusun ke empat elektode tersebut,
dua diantaranya banyak yang dipakai adalah cara Wenner dan cara Shlumberger.
Jenis-jenis metode geolistrik yaitu :
b. Rencana biaya
e. Sesampai di lapangan :
1. Membuat base camp (perkemahan)
2. Mencek peralatan atau perbekalan
3. Melakukan quick survey di daerah penelitian untuk menentukan langkah-
langkah lebih lanjut
4. Menentukan evaluasi rencana dan perubahan-perubahan sesuai dengan keadaan
sebenatnya (bila perlu)
TUGAS SEMESTER PENDEK
TEKNIK EKSPLORASI
Oleh:
RON CHANDRA P.
2011 31 066