Anda di halaman 1dari 19

Om Swastiastu

Waisasika Darsana
Nama Kelompok:

1. Ida Ayu Rieska Anindya Putri


2. Dewa Ayu Made Wulan Aprilia
3. Ni Komang Nenzi Malinda
4. Ni kadek Ulan Mahadewi
Pengertian
Sistem filsafat Waisasika dipelopori oleh Rsi Kanada, beliau
disebut pula dengan nama Rsi Uluka, sehingga filsafat
waisasika disebut pula dengan sistem Kanada atau Aulukya.
Kata Uluka artinya burung hantu, dahulu ketika Rsi Gautama
terjatuh ke dalam sumur, karena memikirkan tentang dirinya,
Rsi Kanada mempergunakan waktunya dengan menyibukkan
dirinya disepanjang hari dengan penyelidikannya dan keluar
pada malam hari untuk mengumpulkan sedekah. Karena ia
sepanjang siang hari tidak pernah keliatan dan hanya
berkeliling pada malam hari maka beliau dijuluki dengan nama
“si burung hantu” (Uluka).
Sumber pokok ajaran Waisasika adalah kitab
Waisasikasutra, buah karya Rsi Kanada. Dalam
buku Waisasikasutra terdiri dari sepuluh bab,
uraian permasalahan dari masing-masing bab
adalah sebagai berikut :
Bab I, berisi keseluruhan kelompok Padartha atau katagori-katagori
yang dapat dinyatakan.
Bab II, penetapan tentang benda-benda.
Bab III, uraian tentang jiva dan indra dalam.
Bab IV, uraian tentang badan dan bahan penyusunnya.
Bab V, uraian tentang karma atau kegiatan.
Bab VI, uraian tentang dharma atau kebajikan menurut kitab suci.
Bab VII, uraian tentang sifat-sifat dan Samavaya (keterpaduan; saling
hubungan).
Bab VIII, uraian tentang wujud pengetahuan, sumbernya.
Bab IX, uraian tentang pemahaman tertentu atau yang konkrit.
Bab X, uraian tentang perbedaan sifat dari jiwa.
• Sebagai sistem falsafah fisika,
Waisesika sebenarnya lebih
merupakan perumusan terhadap
padharta (kategori benda-benda).
Pengetahuan tentang padharta
sangat penting dasar mencapai
kebenaran tertinggi, yaitu
pengetahuan tentang hakikat
segala sesuatu.
Padartha
Padartha secara harfiah artinya adalah : arti dari sebuah
kata; tetapi disini Padartha adalah suatu permasalahan
benda dalam filsafat. Sebuah Padartha merupakan suatu
obyek yang dapat dipikirkan (artha) dan diberi nama
(Pada). Semua hal yang ada, yang dapat diamati dan
dinamai, yaitu semua obyek pengalaman dan Padartha.
Benda-benda majemuk saling bergantung dan sifatnya
sementara, sedangkan benda-benda sederhana sifatnya
abadi dan bebas.
7 kategori (padartha)
1 Drawya (Substansi)
Yang disebut Drawya (substansi) adalah katagori yang bebas dan
tidak tergantung pada katagori yang lain, bahkan Drawya
(substansi) mendasari katagori yang lain. Drawya (substansi) juga
disebut sebagai kekuatan dan kegiatan zat-zat yang terdapat pada
lapisan alam yang paling bawah. Tanpa Drawya (substansi) katagori-
katagori yang lain tidak dapat menjelmakan dirinya.
7 kategori (padartha)
2 Guna (Kualitas)
Di dalam Drawya (substansi) terdapat guna (kualitas), tetapi guna tidak bias
berdiri sendiri tanpa adanya Drawya (substansi).
3 Karma (aktivitas)
Karma atau perbuatan adalah suatu gerakan dari badan. Seperti halnya dengan
Guna, Karma juga tidak dapat berdiri sendiri tanpa danya substansi, namun
dalam karma dan guna memiliki beberapa perbedaan yaitu : guna adalah ciri
yang stasis dari sesuatu sedangkan karma itu sifatnya dinamis, guna tidak bias
membuat orang keluar dari penderitaan sedangkan karma bersifat transitif yang
dapat membawa seseorang kepada suatu Tujuan tertentu. Sehingga dengan
demikian antara Guna dan Karma tidak saling tergantung, melainkan sama-sama
berdiri sendiri
7 kategori (padartha)
4 Samanya (Sifat umum)
Menurut sistem Waisasika, Samanya (sifat umum) itu
adalah kekal dan nyata, tetapi di dalamnya terdapat saling
keterikatan antara individu-individu yang ada. Setiap
individu dalam suatu kelompok memiliki suatu sifat umum.
Dalam ajaran Waisasika ada tiga jenis sifat umum yaitu :
para (yang tertinggi), apara (yang terendah) dan para-para
(yang menengah)
7 kategori (padartha)
5 Wisesa (Keistimewaan)
Melalui wisesa kita dapat mengetahui keunikan dari
masing-masing substansi yang pada dasarnya tidak
terbagi-bagi dan bersifat kekal seperti misalnya ruang,
waktu, akasa, jiwa, pikiran dan atom-atom dari Catur
Bhuta. Sebagai bagian substansi yang bersifat kekal,
wisesa pada dirinya sendiri adalah bersifat abadi. Wisesa
tidak terbagi-bagi dan bersifat abstrak.
7 kategori (padartha)
5 Wisesa (Keistimewaan)
Melalui wisesa kita dapat mengetahui keunikan dari
masing-masing substansi yang pada dasarnya tidak
terbagi-bagi dan bersifat kekal seperti misalnya ruang,
waktu, akasa, jiwa, pikiran dan atom-atom dari Catur
Bhuta. Sebagai bagian substansi yang bersifat kekal,
wisesa pada dirinya sendiri adalah bersifat abadi. Wisesa
tidak terbagi-bagi dan bersifat abstrak.
7 kategori (padartha)
6 Samawaya (Pelekatan)
Dalam hubungannya dengan samawaya, Waisasika
munyatakan bahwa samawaya adalah hubungan yang
kekal yang terdapat pada masing-masing bagian dari
suatu benda yang disebabkan oleh adanya gerak, kualitas
dan sifat umum dari wujud yang terkecil dari benda itu
sendiri
7 kategori (padartha)

7 Abhawa (Ketidakadaan)
Sesungguhnya ketidakadaan itu bukanlah berarti
penyangkalan terhadap adanya sesuatu. Abhawa
atau ketidakadaan itu ada 2 jenis yaitu:
1.Samsargabhawa
2.Anyonyabhawa
Samsargabhawa : ketidakadaan suatu substansi di dalam
suatu tempat. Samsargabhawa terbagi atas tiga jenis,
yaitu : Praghabawa (suatu benda tidak ada sebelum dibuat),
Dhwamsabhawa (tidak adanya suatu benda tidak ada
sesudah benda itu dirusakkan) dan Atyantabhawa (tidak
adanya sesuatu benda (sifat suatu benda) pada benda-
benda lain, baik pada jaman dahulu, sekarang maupun masa
yang akan dating.
Anyonyabhawa : berarti tidak adanya hubungan antara dua
buah benda yang saling berbeda.
Cara Mendapatkan Pengetahuan
Menurut Waisasika
Alat untuk mendapatkan pengetahuan
menurut Waisasika hanya ada 2 yaitu
Pratyaksa Pramana dan Anumana
Pramana. Waisasika menolak adanya
Upamana dan Sabda Pramana, karena
hal ini dipandang memberikan
kebenaran yang meragukan. Maka
Waisasika hanya mengakui dua
Pramana yaitu Anumana Pramana dan
Pratyaksa Pramana.
• Pratyaksa Pramana atau pengamatan,
memberi pengetahuan kepada kita
mengenai sasaran yang diamati
menurut ketentuan dari sasaran itu
masing-masing.
• Anumana berarti pengetahuan yang
kemudian. Pengetahuan yang didapat
dengan Anumana atau Kesimpulan
adalah dengan melihat suatu tanda
yang selalu memiliki hubungan dengan
objek yang ditarik kesimpulannya.
Etika dalam Waisasika
• Waisasika dalam etikanya menganjurkan
semua orang untuk kelepasan. Kelepasan
akan dapat dicapai melalui Tatwa Jnana,
Srawana, manana, dan Meditasi. Melalui
Tatwa Jnana hendaklah seseorang
memahami bahwa sesungguhnya atman itu
dalah berbeda dengan badan, indriya dan
pikiran. Atman adalah bagia dari Brahman
yang pada hakikatnya adalah suci. Semua
yan ada pada alam semesta ini tidak
terlepas dari kemahakuasaan Tuhan.
Terimakasih

Om shanti shanti shanti om

Anda mungkin juga menyukai