Anda di halaman 1dari 6

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

“Sistem Filsafat Hindu”


( Vaisesika Darsana )

Oleh :

Nama Kelompok :

- I Gusti Ngurah Agung W.P (07)


- Agus Wirotama Widhyatmika (08)
- I Made Arya Suteja (09)
- I Putu Agus Supry Ady W. (10)

Kelas : X PM I
Pendahuluan
Filsafat hindu bukan hanya merupakan spekulasi atau dugaan
belaka, namun ia memiliki nilai yang amat luhur, mulia, khas, dan
sistematis yang didasarkan oleh pengalaman spiritual mistis. Hindu
tidak hanya kaya akan konsep ketuhanan tapi konsep filsafat yang
dikenal sebagai Sad Darsana atau emam cabang filsafat dimana masing-
masing filsafat memberikan gambaran akan tuhan yang pada akhirnya
bertujuan untuk mengajarkan bagaimana mencapai Brahman atau
tuhan.

Kata Darsana berasal dari urat kata Drs yang artinya melihat,
menjadi kata Darsana (kata benda) artinya pengelihatan atau
pandangan. Kata Darsana dalam hubungan ini berarti pandangan
tentang keberadaan filsafat. Ilmu filsafat adalah sebuah ilmu yang
mempelajari bagaimana cara mengungkapkan nilai-nilai keberadaan
hakiki yang dijadikan landasan menuju hidup yang dicita-citakan.

Sistem filsafat vaisesika mengambil nama dari kata yang artinya


kekhusukan, yang merupakan ciri-ciri pembeda dari beda-beda. Jadi
cirri pokok permasalahan yang diuraikan didalamnya adalah
kekhusukan (padartha) atau kategori-kategori yang nantinya akan
disebutkan secara lebih terperinci. Vaisesika muncul pada abad ke 4
SM, dengan tokohnya Rsi Kanda, yang juga dikenal sebagai Rsi Uluka,
sehingga system ini dikenal sebagai Aulukya Darsana dan juga dengan
nama Kasyapa dan dianggap sebagai Dewa-Rsi.
Pembahasan

Sistem filsafat Waisasika dipelopori oleh Rsi Kanada, beliau disebut pula
dengan nama Rsi Uluka, sehingga filsafat waisasika disebut pula dengan
sistem Kanada atau Aulukya. Kata Uluka artinya burung hantu, dahulu
ketika Rsi Gautama terjatuh ke dalam sumur, karena memikirkan
tentang dirinya, Rsi Kanada mempergunakan waktunya dengan
menyibukkan dirinya disepanjang hari dengan penyelidikannya dan
keluar pada malam hari untuk mengumpulkan sedekah. Karena ia
sepanjang siang hari tidak pernah keliatan dan hanya berkeliling pada
malam hari maka beliau dijuluki dengan nama “si burung hantu”
(Uluka).

Sumber pokok ajaran Waisasika adalah kitab Waisasikasutra, buah


karya Rsi Kanada. Dalam perkembangan berikutnya muncullah
beberapa kitab komentar dari Waisasikasutra yang ditulis oleh para
tokoh yaitu : Prasastapada yang menulis kitab Padartha-dharma-
sanghara yang juga dikenal dengan nama Bhasya, Sankara menulis kitab
sariraka Bhasya, Wyomasiwa menulis kitab Wyomawati, Udayana
menulis kitab Kirawana dan Sridhara menulis kitab Nyaya-kandali.

Sistem filsafat Waisasika muncul pada abad ke empat sebelum masehi


yang mula-mula sebagai sistem filsafat yang berdiri sendiri, akan tetapi
kemudian sistem ini menjadi satu dengan Nyaya. Pada abad ke sebelas
masehi kedua sistem filsafat ini berfungsi secara sempurna, sehingga
oleh banyak penulis kedua sistem ini disebut Nyaya-Waisasika. Tujuan
pokok Waisasika bersifat Metafisik. Isi pokok ajarannya menerangkan
tentang dharma, yaitu apa yang memberikan kesejahteraan di dalam
dunia ini dan yang memberikan kelepasan yang menentukan.Yang
terpenting dari ajaran Vaisesika adalah ajaran tentang katagori-katagori
dan semua yang ada di Dunia ini.

Kata-kata visesa yang dijadikan dasar bagi penamaan sitem falsafah ini
berarti kekhususan atau partikularitas. Sesuai dengan namanya sistem
falsafah ini memusatkan perhatian pada menonjolnya ciri-ciri khusus
dari obyek-obyek pengamatan di alam semesta. Sebagai sistem kearifan
yang tua dalam jajaran falsafah India, Vaisesika lebih dikenal sebagai
falsafah fisika dan metafisika. Sebagai falsafah fisika, Darsana ini diawali
dengan pembahasan mengenai tujuh kategori benda-benda yang
disebut padharta. Dari pembicaraan mengenai masalah fisika kemudian
beranjak kepada masalah metafisika, dengan membincangkan masalah-
masalah berkenaan dengan jiwa dan arti spiritual daripada karma dan
Dharma, yang dtentukan oleh tingkat pengetahuan manusia tentang
dunia dan obyek-obyek yang diamatinya dalam kehidupan.

Sebagai sistem falsafah fisika, Vaisesika sebenarnya lebih merupakan


perumusan terhadap padharta (kategori benda-benda). Pengetahuan
tentang padharta sangat penting dasar mencapai kebenaran tertinggi,
yaitu pengetahuan tentang hakikat segala sesuatu.
Simpulan
Vaisesika adalah salah satu bagian dari filsafat India atau Sad Darsana
yang usianya lebih tua dari sistem filsafat Nyaya. Pendiri sistem
Vaisasika adalah maharsi Kanada. Tujuan pokok ajaran Vvaisasika
adalah bersifat dharma yaitu tentang kesejahteraan duniawi dan
kelepasan. Dalam Vaisasika ini terdapat tujuh kategori (padharta) yang
merupakan bagian yang terpenting dalam sistem vaisasika. Adapun
kategori-kategori tesebut yaitu, drwya, guna, karma, samanya, wiwesa,
samawaya, dan abhawa. Kategori-kategori itu ada pada semua makhluk
bahka pada benda lain di alam semesta ini.

Terjadinya alam semesta menurut Vaisasika adalah akibat dari


gabungan atom-atom catur butha dengan substansi-substansi lainnya.
Dalam sistem Vaisasika hanya mengakui dua pramana saja yaitu
pratyaksa, dan anumana pramana. Vaisasika dalam etikanya
menganjurkan semua orang untuk kelepasan. Kelepasan itu akan dapat
dicapai melalui tatwa jnana, srawana, manna dan meditasi. Dengan itu
Vaisasika mengajarkan pada semua untuk berbakti kepada Tuhan,
dengan menyebut nama Tuhan, membaca kitab suci serta
melaksanakan semua itu dalam kehidupaan beragama dan
bermasyarakat.
Daftar Pustaka

Maswinara, I Wayan (2006). Sistem Filsafat Hindu. Surabaya. Paramita

Murni (2009). Darsana. Jakarta. Departemen Agama RI

mgmplampung.blogspot.com/2014/11/vaisesika.html

Anda mungkin juga menyukai