PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan alam semesta ini “ Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit “ tidak dapat terlepas
dari keberadaan Brahmana. Kurun waktu Brahmana menciptakan semua semua yang ada dimulai
pada masa srsti. Suatu saat bila beliau menghendaki maka yang semua ada ini kembali kepada
asalnya.
Periode ini disebut dengan istilah pralaya. Kapan semuanya itu terjadi, tidak seorang pun
dapat mengetahui secara pasti. Brahmana yang tunggal dan mengetahui semuanya ini sering
disebut Sang Hyang Widhi Wasa. Beliau juga disebut dengan panggilan Tuhan Yang Maha Esa.
Umat hindu menyakini sepenuhnya bahwa Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan
Yang Maha Esa bersifat maha pencipta, pengasih dan pemurah. Beliau telah menciptakan
alam semesta berserta isinya termasuk manusia. Dengan sifatnya yang maha
pengasih,beliau memelihara semua yang ada ini.Dan dengan sifatnya yang pemurah,
beliau selalu mengampuni ciptaan-Nya yang selalu sujud dan bhakti. Pada alam semesta”
Bhuwana Agung” semua jenis mahluk hidup termasuk manusia”bhuwana alit”hidup dan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
i
BAB II
PEMBAHASAN
A. Panca Mahabhuta
Kalau kita perhatikan segala sesuatu yang ada di sekitar kita maka beraneka ragam benda,
pemandangan yang indah dan mahluk hidup yang dapat kita lihat. Kesemuanya itu merupakan isi
alam semesta atau Buana Agung yang dapat menimbulkan sebuah pertanyaan sederhana yang
selalu menggelitik hati kita yaitu "Dari manakah asal mula segala sesuatu yang ada di alam
semesta ini atau lebih sederhana lagi dari mana asal mula alam semesta ini yang dikenal pula
Sejauh ini sains (ilmu pengetahuan modern) telah mempelajari segala sesuatu yang ada di
alam raya ini (Bhuana Agung) dari berbagai aspek tapi belum dapat menjawab pertanyaan
sederhana tersebut di atas. Telah dikemukaan berbagai teori tentang terbentuknya alam raya dan
asal mahkluk hidup. Seperti Big Bong, Teori Generasio Spontania dan lain sebagainya, semuanya
Segala sesuatu yang ada dan yang akan ada di alam raya ini semuanya bersumber atau
disebabkan oleh penyebab pertama atau sering disebut causa prima, itulah yang dipercaya sebagai
Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Sada Siwa Tattwa bahwa Sada Siwa merupakan kesadaran kedua
setelah Paramasiwa, ia bersifat wyapara yang berstana dalam padmasana yang disebut cadhusakti,
dengan saktinya ia menciptakan seluruh alam semesta beserta isinya. Jadi causa prima itu adalah
Sada Siwa.
Alam raya atau Bhuana Agung ini disusun dari anasir dasar Panca Mahabhuta, yaitu
prethiwi, apah, teja, bayu dan akasa, yang menentukan keberadaan alam semesta beserta isinya.
Panca Mahabhuta sebagai penyusun alam semesta (Buana Agung) bersumber dari
dua azas yang sangat sukma, gaib dan abadi yaitu Cetana dan Acetana yang juga disebut
sebagai sebab mula terciptanya segala yang ada (causa prima). Cetana berkedudukan di
atas, berwujud kesadaran tertinggi dan Acetana berkedudukan di bawah berwujud maya
(lupa). Azas yang di atas dapat masuk menyusupi dan melingkupi azas yang di bawah.
i
Pertemuan Cetana dan Acetana menciptakan Purusa dan Pradana yang merupakan sumber
roh dan materi. Pertemuan Purusa dan Pradana menghasilkan (menciptakan) Citta-Guna.
Citta merupakan perwujudan dari Purusa dan Guna perwujudan dari Pradana, Guna
sebagai sifat Citta dan tiga yaitu : satwan, rajas dan tamas. Akibat ketertarikan Citta pada
Guna maka terciptalah Buddhi. Buddhi demikian banyaknya dalam rupa yang beraneka
sifatnya seperti Catur Aiswarya, Astuti, Asthasiddhi, kebalikan Catur Aiswarya dan Panca
Wretaya Citta yang begitu lekat dengan sifatnya maka terbentuklah Ahengkara. Ahengkara
yang merupakan ego atau kekuatan bertemu bertemu dengan gunanya (Tri Guna) maka
menjadi tiga yaitu Si Wekreta, Si Tejasa dan Si Bhutadi. Si Bhutadi yaitu merupakan
pertemuan buddhi dengan tamah dapat menciptakan Panca Tan Matra merupakan lima
Yang merupakan badan atma yang berwujud wasana. Dari Panca Tan Matra
3. Teja lahir dari rupa tan matra melalui bayuApah lahir dari rasa tan matra melalui
teja
1. Akasa
i
Akasa paling diatas merupakan Panca Mahabhuta yang paling halus berupa ruang kosong
yang hampa, sunya tidak berwujud dan tidak tampak. Akasa sebagai anasir dasar penyusun alam
semesta berperan sebagai ruang wahana atau tempat keberadaan segala yang ada dan terjadi di
Alam raya ini terbentuk dari satu ruang yang kosong yang hampa yang tak terbatas luasnya
dimana semua isi alam semesta ini seperti planet-planet dan mataharinya, semua materi atau
benda-benda yang ada dan semua mahluk hidup berada di dalamnnya. Akasa merupakan ruang
2. Bayu
Bayu inipun masih halus, karena rupa,tapi ada tanda-tanda yang dapat menerangkannya
misalnya, benda bergerak maka gerakan benda itu sendiri adalah tanda adanya bayu dalam benda
itu. Dibandingkan dengan akasa bayu lebih kasar karena letaknya lebih di bawah. Bayu sebagai
anasir dasar penyusun alam semesta berperan sebagai tenaga penggerak (energi) semua peroses
yang terjadi dan segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, seperti benda-benda yang ada di
sekitar kita sampai benda planet yang ada diluar angkasa semua bergerak tidak ada yang diam.
Gerakannya bermacam-macam ada gerak rotasi, gerak translasi, gerak vibrasi dan sebagainya.
3. Teja
Teja berada di bawah bayu maka lebih kasar daripada bayu. Teja keberadaannya berupa
sinar atau cahaya yang tiak berwujud sehingga tidak dapat disentuh jadi masih halus tapi sudah
tampak atau dapat dilihat sedangkan bayu keberadaanna tidak dapat dilihat.
Teja sebagai anasir dasar membentuk alam semesta berperan sebagai pembentuk sinar yang
menyinari segala benda atau isi alam materi yang ada di alam ini dapat dilihat (tampak) dengan
mata. Segala sesuatu yang dapat bersinar di alam ini dominan sebagai pembentuk alam ini,
misalnva matahari yang bersinar terang merupakan benda (isi) alam semesta yang dapat
mengeluarkan teja yang amat besar dari dalam dirinya demikian juga isi alam lainnya yang
besinar.
4. Apah/Jala
i
Apah sudah kasar karena sudah dapat berwujud walau wujudnya dapat berubah-ubah
sesuai dengan tempatnya. Apah sebagai anasir dasar penyusun alam semesta berperan sebagai
pembentuk cairan yang menyusun alam semesta beseta isinya. Segala yang cair seperti air,
minyak, alkohol, cairan pada tubuh dan lain-lain yang berada di alam ini merupakan peran apah
5. Perthiwi
Perthhvi paling bawah sehingga paling kasar, wujudnya sudah tetap (padat). Perthhvi
sebagai anasir dasar paling kasar penyusun alam semesta keberadaannya berperan untuk
menentukan wujud benda-benda atau isi alam dan wujudnya padat yang tetap.
Demikian alam semesta ini disusun dari lima anasir dasar Panca Mahabhuta, tetapi yang
paling dominan adalah perthiwi sehingga batu itu padat, air juga demikian yang paling dominan
anasir dasar Panca Mahabhuta adalah apah, matahari anasir Panca Mahabhuta yang dominan
adalah teja, udara anasir Panca Mahabhuta yang dominan adalah akasa dan bayu dan sebagainya.
Kandungan akasa yang dominan menyebabkan keberadaan sesuatu dalam bentuk ruang,
menyebar. Kandungan bayu yang dominan menyebabkan keberadaan sesuatu dalam bentuk gerak
atau benda bergerak, kandungan apah yang dominan menyebabkan keberadaan sesuatu dalam
Unsur-unsur panca maha bhuta merupakan unsur dasar pembentuk benda-benda yang ada
pada alam semesta, seperti bulan, bintang, pohon, hujan dan yang lainnya. Dalam agama Hindu,
makhluk hidup ciptaan Sang Hyang Widhi dikelompokkan menjadi 3 yaitu sebagai berikut :
1. Kelompok Eka Pramana adalah, makhluk hidup yang hanya memiliki satu kekuatan hidup, yaitu
kekuatan vàyu. Adapun makhluk hidup yang tergolong eka pramana adalah :
Trana adalah bangsa rumput yang hidup di darat maupun di air. Contohnya : rumput ilalang,
Lata adalah bangsa tumbuh-tumbuhan yang menjalar pada pohon dan tanah. Contohnya : rotan,
Taru adalah bangsa semak dan pepohonan. Contohnya : seruni, meniran, dan daun encok.
i
Gulma adalah bangsa pohon yang bagian dalamnya berongga. Contohnya : mawar, kaktus, teratai.
Janggama adalah bangsa tumbuhan yang hidupnya menumpang pada tumbuhan yang lain.
2. Kelompok Dwi Pramana adalah, makhluk hidup yang dihidupi oleh dua unsur kekuatan yaitu
vàyu dan sabda. Adapun makhluk yang tergolong dwi pramana adalah :
Swedaya adalah bangsa binatang yang bersel satu yang hidup di air maupun di darat. Contohnya :
Andaya adalah bangsa binatang yang bertelur yang biasanya hidup di air maupun di darat.
Jarayudha adalah bangsa binatang yang menyusui. Contohnya : sapi, kucing, dan kuda.
3. Kelompok Tri Pramana adalah, makhluk hidup yang memiliki tiga kekuatan hidup yaitu vàyu,
sabda, dan idep. Adapun makhluk yang tergolong tri premana adalah :
i
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Panca Mahabhuta sebagai penyusun alam semesta (Buana Agung) bersumber dari
dua azas yang sangat sukma, gaib dan abadi yaitu Cetana dan Acetana yang juga disebut
sebagai sebab mula terciptanya segala yang ada (causa prima). Cetana berkedudukan di
atas, berwujud kesadaran tertinggi dan Acetana berkedudukan di bawah berwujud maya
(lupa). Azas yang di atas dapat masuk menyusupi dan melingkupi azas yang di bawah.
Pertemuan Cetana dan Acetana menciptakan Purusa dan Pradana yang merupakan sumber
roh dan materi. Pertemuan Purusa dan Pradana menghasilkan (menciptakan) Citta-Guna.
Citta merupakan perwujudan dari Purusa dan Guna perwujudan dari Pradana, Guna
sebagai sifat Citta dan tiga yaitu : satwan, rajas dan tamas. Akibat ketertarikan Citta pada
Guna maka terciptalah Buddhi. Buddhi demikian banyaknya dalam rupa yang beraneka
sifatnya seperti Catur Aiswarya, Astuti, Asthasiddhi, kebalikan Catur Aiswarya dan Panca
Wretaya Citta yang begitu lekat dengan sifatnya maka terbentuklah Ahengkara. Ahengkara
yang merupakan ego atau kekuatan bertemu bertemu dengan gunanya (Tri Guna) maka
B. Saran
Adapun saran dari makalah ini adalah dalam makalah ini masih banyak kesalahan
dalam penyusunan.Dalam makalah ini untuk itu, kritik dan saran dari berbagai pihak
sangat diharapkan.
i
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/445182911/MAKALAH-CONTOH-PANCA-MAHABHUTA-DI-
ALAM-SEMESTA
i
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
WidhiWasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas asung kerta waranugraha-Nya kami
dapat menyusun makalah yang berjudul Contoh-Contoh Panca Mahabutha tepat pada
waktunya. Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa sepenuhnya apa yang
tersaji dalam makalah ini masih jauh dari makalah yang sempurna karena kekurangan
dan keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, dengan segala kritik hati
penulis sangat mengharapkan saran dan guna menyempurnakan karya-karya untuk dikembangkan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I ..................................................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 1