Anda di halaman 1dari 23

ARSITEKTUR BALI 22

IDA BAGUS GDE YOGA SWARA


1304205022
COKORDA BAGUS BAGASKARA
1304205023
I KADEK SANJAYA SUPUTRA
1304205025
I NYOMAN Y ADIANA ANDAYANI
1304205044
PANDE MADE BRAHMAPUTRA
1304205045

KESETARAAN BHUANA AGUNG DAN


BHUANA ALIT
PENGERTIAN

PERWUJUDAN

DASAR
PEMIKIRAN

PENGERTIAN
BHUANA AGUNG
Bhuana Agung terdiri atas dua kata, yaitu kata Bhuana

yang artinya dunia, alam, loka dan jagat dan kata Agung
berarti besar atau raya. Jadi, dari penggabungan kata-kata
tersebut Bhuana Agung berarti dunia yang besar atau lebih
dikenal dengan sebutan alam semesta. Nama lain dari alam
semesta adalah Makrokosmos (Makro= besar, kosmos=alam).
Contoh dari Bhuana Agung yaitu Galaksi, Sistem tata surya,
Angkasa, dan sebagainya.

SISTEM TATA SURYA GALAKSI BIMA SAKTI

BHUANA ALIT
Bhuana Alit adalah dunia kecil yang unsur-unsurnya sama dengan

Bhuana Agung. Bhuana Alit sama dengan makhluk hidup. Bhuana


Alit disebut juga dengan Mikrokosmos (Mikro=kecil, kosmos=alam).
Unsur-unsur Bhuana Alit pada diri manusia terdiri atas unsur Purusa
menjadi Jiwatman, sedangkan unsur Prakerti menjadi bahan
manusia, baik itu badan halus atau suksma sarira maupun badan
kasar atau stula sarira. Tumbuhan, hewan dan manusia merupakan
bagian dari Bhuana Alit.

TUMBUHAN, HEWAN DAN MANUSIA MERUPAKAN BHUANA ALIT (MIKROKOSMOS)

Back

DASAR PEMIKIRAN
TERCIPTANYA ALAM SEMESTA BESERTA ISINYA
Srsti (ada)
Pralaya (tiada) selama satu kalpa (432 juta tahun)
Srsti kembali

Menurut Siwa Tattwa, setelah alam ini tidak ada, proses tercipta alam
semesta dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Brahman Paramasiwa atau Nirguna Brahma menjadikan diri-Nya
Sada Siwa ( Saguna Brahma ) yang berwujud Purusa dan Prakriti .
2. Purusa adalah unsur dasar kejiwaan atau rohani, sedangkan Prakirti
adalah unsur dasar kebendaan atau jasmani.
3. Dari Unsur Prakirti lahirlah Triguna yaitu; Sattwam, Rajas, dan
Tamas.
4. Perpaduan Purusa dan Prakirti menyebabkan Triguna tidak
seimbang. Padamulanya Unsur Sattwam yang mendominasi maka lahirlah
yang disebut Mahat yang berarti Maha Agung.
5. Dari Mahat terciptalah alam Citta yang didalamnya terdiri dari tiga
unsur yaitu Budhi, Manah dan Ahamkara yang tercipta secara berurutan.
6. Alam Citta yang pertama muncul adalah Buddhi, yaitu unsur
kejiwaan tertinggi yang berfungsi untuk menentukan keputusan. Budhi
bersifat Sattwam sehingga setiap keputusannya bersifat bijaksana.
7. Dari Buddhi selanjutnya lahir Ahamkara, yaitu benih kejiwaan yang
bersifat individu. Fungsinya adalah untuk merasakan.
8. Selanjutnya dari Ahamkara lahirlah yang disebut Manas, yaitu akal
atau pikiran yang berfungsi untuk berpikir.
9. Evolusi berikutnya dengan pengaruh Triguna dengan imbangan

10. Selanjutnya lahirlah Panca Tanmatra yaitu lima unsur zat


yang sangat halus
11. Dari Panca Tanmatra selanjutnya muncul Panca Maha
Bhuta

12. Dari Panca Maha Bhuta inilah kemudian berkembang


menjadi alam semesta beserta isinya yaitu mahluk hidup yang
ada di bumi termasuk manusia.

Perwujudan Panca Maha Bhuta pada manusia:


Akasa (ruang hampa) menjadi Atman (jiwa) pada manusia
Bayu (udara) menjadi nafas serta tenaga
Teja (api) menjadi suhu tubuh (panas)
Apah (air) menjadi cairan pada tubuh manusia (darah, air seni dan
sebagainya)
Pertiwi (bumi) menjadi zat padat (tulang, daging, kulit dan
sebagainya)

Perwujudan Panca Maha Bhuta pada Panca Indera:


Akasa menjadi indera pendengaran (suara)
Bayu menjadi indera perasa (rabaan)
Teja menjadi indera penglihatan (warna)
Apah menjadi indera pengecap (rasa)
Pertiwi menjadi indera pencium (bau)

HUBUNGAN BHUANA AGUNG DENGAN


BHUANA ALIT

Bhuana Agung dan Bhuana Alit diciptakan oleh pencipta yang sama.
Bhuana Agung dan Bhuana Alit memiliki unsur-unsur yang sama. Dalam proses
penciptaan meskipun ada perbedaan waktu antara penciptaan alam semesta dengan
mahluk yang ada di dalamnya, tetapi unsur-unsur pembentukannya adalah sama.
Bhuana Agung dan Bhuana Alit saling melengkapi. Mahluk hidup diciptakan berada
dan berkembang pada alam semesta. Alam dilengkapi dengan berbagai ornamen
untuk kehidupan dan perkembangan mahluk hidup.
Bhuana Agung dan Bhuana Alit saling memengaruhi. Karena Bhuana agung dan
bhuana alit memiliki unsur-unsur yang sama maka dalam proses hubungannya akan
saling memengaruhi.

Back

Perwujudan dalam tata ruang

MAKRO

MIKRO

Tata ruang makro


Kesetaraan Bhuana Agung dan Bhuana Alit dalam tata ruang makro dapat dilihat dari
tatanan suatu pulau. Panca Maha Bhuta sebagai lima unsur pembentuk alam semesta
dan makhluk hidup diwujudkan dalam unsur-unsur yang terdapat dalam suatu pulau.
Langit yang merupakan bagian tertinggi merupakan perwujudan dari unsur Akasa
(ruang hampa)
Bayu (udara) diwujudkan sebagai angin yang berhembus
Magma yang terdapat di dalam gunung dan di dalam bumi merupakan perwujudan
dari unsur Teja (panas)
Apah (air) menjadi danau, sungai serta laut dan terakhir
Pertiwi (bumi) sebagaimana kita tahu merupakan tanah yang kita pijak.

PERWUJUDAN PANCA MAHA BHUTA PADA TATA RUANG MAKRO

TATA RUANG MIKRO


Kesetaraan Bhuana Agung dan Bhuana Alit dalam tata ruang mikro dapat dilihat dari
tatanan bangunan contohnya bangunan rumah tinggal. Bila dijabarkan, dalam sebuah
bangunan rumah terdapat unsur-unsur Panca Maha Bhuta yang dalam
pengaplikasiaannya berupa :
Pertiwi yang merupakan unsur padat pada alam semesta dan tubuh manusia menjadi
elemen padat pada bangunan rumah tinggal, seperti: lantai, kolom, dinding dan
sebagainya.
Apah atau unsur air pada alam semesta dan cairan pada tubuh manusia sudah sangat
jelas dapat dilihat dari sistem plumbing atau pengairan dari sebuah rumah tinggal, baik
sistem pengairan air bersih, sistem pembuangan air kotor dan hujan maupun sistem
penampungan air.

Teja yang merupakan unsur api pada alam dan suhu tubuh pada

manusia menjadi sistem penghawaan pada rumah tinggal.


Sistem penghawaan tersebut dapat berupa penghawaan alami
melalui bukaan seperti ventilasi, jendela dan sebagainya atau
dapat juga berupa penghawaan buatan seperti pengkondisi udara
(AC).
Bayu, unsur udara pada alam semesta dan nafas pada manusia
berkaian dengan sirkulasi udara pada bangunan rumah melalui
ventilasi dan bukaan seperti jendela.
Akasa yang merupakan ruang hampa menjadi indera pendengar
pada manusai. Pada bangunan sendiri, unsur Akasa menjadi
sistem akustik. Dapat berupa plafond, dinding dan elemen
akustik khusus seperti accoustic foam, karpet dan sebagainya.

DINDING DAN LANTAI SEBAGAI PERWUJUDAN PERTIWI DALAM BANGUNAN

SISTEM PLUMBING SEBAGAI PERWUJUDAN APAH DALAM BANGUNAN

SISTEM PENGHAWAAN SEBAGAI PERWUJUDAN TEJA DALAM BANGUNAN

SIRKULASI UDARA SEBAGAI PERWUJUDAN BAYU DALAM BANGUNAN

AKUSTIK SEBAGAI PERWUJUDAN AKASA DALAM BANGUNAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai