Anda di halaman 1dari 9

EVOLUSI

Asal-Usul Manusia Menurut Agama Hindu

Dosen Pengampu Mata Kuliah Evolusi:

Prof.Dr. Nyoman Wijana, M. Si

Disusun Oleh :

Ni Wayan Wina Febri Lestari (2013041025)

4B Pendidikan Biologi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI DAN PERIKANAN KELAUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. penulis panjatkan, karena berkat rahmat serta
bimbingan-Nya penulis berhasil menyelesaikan makalah mengenai “Asal-Usul Manusia Menurut
Agama Hindu”

Adapun makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Evolusi. Makalah ini
berisikan tentang materi mengenai asal usul penciptaan manusia menurut agama Hindu.

Semoga makalah mengenai Asal-Usul Manusia Menurut Agama Hindu ini dapat
memberikan informasi yang berguna bagi kita semua yang ingin mengetahui dan mendalami
tentang Asal-Usul Manusia Menurut Agama Hindu.

Terima kasih kepada semua yang telah mendukung dan yang telah berperan dalam
penyusunan makalah ini serta referensi dan sumber-sumber informasi yang penulis peroleh.
Saran dan kritik yang membangun penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah ini

Singaraja, 20 Mei 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Teori Asal usul Manusia Menurut Agama Hindu ............................................................................ 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................................. 8
3.2 Saran........................................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap kebudayaan dan bangsa mempunyai mitos penciptaan masing-masing.Mitos-mitos


ini berkembang sebagai upaya setiap bangsa untuk menjawab pertanyaan mengenai asal
usul manusia dan tempat tinggalnya, atau penyebab makhluk hidup berada di muka bumi.

Suku Minahasa mempunyai cerita tentang Toar dan Lumimuut yang digambarkan
sebagai nenek moyang mereka. Orang Batak percaya bahwa mereka adalah keturunan satu
leluhur yang bernama Si Raja Batak.

Suku Lakota di Amerika percaya bahwa sebelum bumi diciptakan, dewa-dewa tinggal di
surga sementara manusia hidup di dunia bawah yang tidak mempunyai budaya.

Bangsa Mande di Mali selatan percaya bahwa pada mulanya hanya ada Mangala.
Mangala adalah makhluk tunggal yang kuat dan dahsyat. Di dalam Mangala terdapat empat
bagian, yang antara lain melambangkan empat hari dalam satu minggu, empat unsur alam,
dan empat arah (ruang). Mangala juga mengandung dua pasang kembar yang berjenis
kelamin ganda. Mangala bosan menyimpan semua unsur ini di dalam dirinya, karena itu
dewa mengeluarkannya dan membentuknya menjadi sebuah benih. Benih inilah yang
menjadi penciptaan dunia ini.

Cerita Dumuzi dan Inanna adalah mitos dimana Inanna turun ke Dunia Bawah (dunia
orang mati). Saat itu mitos ini dibentuk terpisah-pisah. Namun sekarang dalam bentuk
lengkapnya dikenal sebagai mitos ‘Dumuzi dan Inanna’. Dumuzi adalah bentuk Sumeria dari
nama yang lebih populernya, yaitu Tammuz, sedangkan nama Inanna dalam mitos Sumeria
setara dengan Ishtar dari Semit. Jadi, Ishtar adalah Inanna, ratu surga, (dengan kata lain dia
adalah ratu dari langit). Seperti yang Anda tahu ada dewa-dewa tetumbuhan. Dewa-dewa ini
memiliki akar dalam siklus vegetasi musim dingin – musim semi. Mereka mati di musim
gugur-musim dingin dan bangkit kembali di musim semi. Dumuzi adalah salah satunya. Dia
turun atau diturunkan oleh setan ke Dunia Bawah , dan Inanna datang untuk membawanya ke
dunia mahluk hidup lagi. Jelas ini merupakan mitos ritual.

4
Dengan berkuasanya kaum Semitik (Akkadian) di wilayah ini, maka semua nama dewa
diubah menjadi nama Akkadia. Dumuzi menjadi Tammuz, Inanna menjadi Ishtar. Dalam
liturgi Ishtar dan Tammuz sering direpresentasikan sebagai sosok pohon cemara jantan dan
betina. Tapi pohon-pohon cemara tidak terdapat di delta Tigris-Efrat, sebaliknya mereka
ditemukan di daerah pegunungan dari mana leluhur Sumeria datang. Bukti menunjukkan
bahwa bangsa Sumeria dan Semit menduduki delta tersebut untuk waktu yang lama sebelum
invasi kaum Amori, dan sampai penaklukan akhir Sumeria oleh bangsa Semit. Bangsa Semit
mengambil alih aksara paku (cuneiform), sebagian besar kepercayaan dan mitos dari bangsa
Sumeria. Tentu saja bangsa Semit memiliki dan memperkenalkan tafsir mereka sendiri atas
mitos tersebut, yang mungkin menyebabkan perubahan yang dapat kita lihat dalam mitos
Tammuz-Ishtar dari periode Assyro-Babilonia.

Agama Yahudi, Kristen, dan Islam sama-sama memiliki mitos penciptaan yang dimulai
dari Adam dan Hawa. Agama Hindu juga memiliki pandangan tersendiri mengenai
penciptaan manusia.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1. Bagaiman teori asal usul manusia menurut agama Hindu?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Untuk teori asal usul manusia menurut agama Hindu

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori Asal Usul Manusia Menurut Agama Hindu

Ada beragam kisah penciptaan alam semesta yang dituturkan secara mitologis dan
berbeda-beda dalam kitab-kitab Purana. Menurut kitab Weda, unsur dasar alam semesta ini
adalah aditi yang berarti ketiadaan atau kehampaan. Segala sesuatu yang ada merupakan diti
yang artinya terikat. Sebelum adanya alam semesta, yang ada hanyalah Brahman, sesuatu
yang sulit dilukiskan. Brahman berada di luar kehidupan dan kematian, tak terikat oleh
waktu, abadi, tak bergerak, ada dimana-mana, memenuhi segala sesuatu.

Menurut kepercayaan Hindu, alam semesta terbentuk secara bertahap dan berevolusi.
Brahman menciptakan alam semesta dengan tapa. Dengan tapa itu, Brahman memancarkan
panas. Setelah menciptakan, Brahman menyatu ke dalam ciptaannya. Menurut kitab Purana,
pada awal proses penciptaan, terbentuklah Brahmanda. Pada awal proses penciptaan juga
terbentuk Purusa dan Prakerti. Kedua kekuatan ini bertemu sehingga terciptalah alam
semesta. Tahap ini terjadi berangsur-angsur, tidak sekaligus. Mula-mula yang muncul
adalah Citta (alam pikiran), yang sudah mulai dipengaruhi oleh Triguna,
yaitu Sattwam, Rajas dan Tamas. Tahap selanjutnya adalah terbentuknya Triantah karana,
yang terdiri dari Buddhi (naluri); Manah (akal pikiran); Ahamkara (rasa keakuan).
Selanjutnya, munculah Panca buddhindria dan Panca karmendria, yang disebut pula
Dasendria (sepuluh indria).

Setelah timbulnya Pancabuddhindria dan Pancakarmendria, maka sepuluh indria tersebut


berevolusi menjadi Pancatanmatra, yaitu lima benih unsur alam semesta yang sangat halus,
tidak berukuran. Pancatanmatra merupakan benih saja. Pancatanmatra berevolusi menjadi
unsur-unsur benda materi yang nyata. Unsur-unsur tersebut dinamai Pancamahabhuta, atau
Lima Unsur Zat Alam. Kelima unsur tersebut yaitu: Akasa (ether); Bayu (zat gas, udara);
Teja (plasma, api, kalor); Apah (zat cair); Pertiwi (zat padat, tanah, logam).

Panca mahabhuta berbentuk Paramānu, atau benih yang lebih halus daripada atom. Pada
saat penciptaan, Pancamahabhuta bergerak dan mulai menyusun alam semesta dan mengisi
kehampaan. Setiap planet dan benda langit tersusun dari kelima unsur tersebut, namun

6
kadang kala ada salah satu unsur yang mendominasi. Sari-sari Pancamahabhuta menjadi
Sadrasa, yaitu enam macam rasa. Unsur-unsur tersebut dicampur dengan Citta, Buddhi,
Ahamkara, Dasendria, Pancatanmatra dan Panca mahabhuta. Dari pencampuran tersebut,
timbulah benih makhluk hidup, yaitu Swanita dan Sukla. Pertemuan kedua benih tersebut
menyebabkan terjadinya makhluk hidup.

Kehidupan dimulai dari yang paling halus sampai yang paling kasar. Sebelum manusia
diciptakan, terlabih dahulu Brahman dalam wujud sebagai Brahma, menciptakan
para gandharwa pisaca, makhluk gaib, dan sebagainya. Setelah itu terciptalah tumbuhan dan
binatang. Manusia tercipta sesudah munculnya tumbuhan dan binatang di muka bumi.
Karena memiliki unsur-unsur yang menyusun alam semesta, maka manusia disebut Bhuwana
Alit, sedangkan jagat raya disebut Bhuwana Agung.

Menurut kepercayaan Hindu, manusia pertama adalah Swayambu Manu. Nama ini bukan
nama seseorang, melainkan nama spesies. Swayambu Manu secara harfiah berarti "makhluk
berpikir yang menjadikan dirinya sendiri".

7
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Menurut kepercayaan Hindu, alam semesta terbentuk secara bertahap dan
berevolusi. Brahman menciptakan alam semesta dengan tapa. Dengan tapa itu, Brahman
memancarkan panas. Setelah menciptakan, Brahman menyatu ke dalam ciptaannya.
Menurut kitab Purana, pada awal proses penciptaan, terbentuklah Brahmanda. Pada awal
proses penciptaan juga terbentuk Purusa dan Prakerti. Kedua kekuatan ini bertemu
sehingga terciptalah alam semesta. Tahap ini terjadi berangsur-angsur, tidak sekaligus.
Mula-mula yang muncul adalah Citta (alam pikiran), yang sudah mulai dipengaruhi oleh
Triguna, yaitu Sattwam, Rajas dan Tamas. Tahap selanjutnya adalah terbentuknya
Triantah karana, yang terdiri dari Buddhi (naluri); Manah (akal pikiran); Ahamkara (rasa
keakuan). Selanjutnya, munculah Panca buddhindria dan Panca karmendria, yang disebut
pula Dasendria (sepuluh indria).

1.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini terdapat banyak kesalahan dan jauh dari
sempurna. Dengan sebuah pedoman yang bisa dipertanggungjawabkan dari banyaknya
sumber, penulis akan memperbaiki makalah tersebut. Oleh sebab itu penulis harapkan
kritik serta saran mengenai makalah tersebut.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ristasa, R., Syulasmi, A., Sutarno, N., & Djuita, N. R. (2013). Evolusi dan Sistematika
Makhluk Hidup.

Henuhili, V., Mariyam, S., & Sudjoko, T. R. (2012). Evolusi. Diktat Kuliah

Suweta. 2019. Teks Lontar Tutur Rare Angon. Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu
Kuturan.

Wisok. Yohanes. P. 2009. Filsafat Manusia (Membuka Diskusi Tanpa Henti). Bandung: Jendela
Mas Pustaka

Anda mungkin juga menyukai