Anda di halaman 1dari 10

Sustainable Development di Kota Surabaya dengan Program Surabaya Green and

Clean (SGC)

Oleh : Tiara Ramadhani

Government Affairs and Administration

Jusuf Kalla School of Government

tiara.ramadhani.2015@fisipol.umy.ac.id

Pembangunan adalah salah satu konsep yang paling banyak digunakan, akan tetapi
sekaligus juga diperbincangkan dalam usaha pengembangan kehidupan manusia.
Perbincangan yang timbul sangat beragam, mulai dari isu menetukan tolok ukur
keberhasilan pembangunan, menetapkan prioritas, strategi dan tahap pembangunan,
pemberdayaan dan partisipasi masyarakat, hingga topik kelangsungan hidup generasi
mendatang. Pembangunan merupakan hal penting dalam proses kehidupan suatu negara.
Tanpa adanya pembangunan, maka sumber daya yang ada baik itu manusia atau alam tidak
dapat berkembang sebagaimana mestinya. Pembangunan sangat diperlukan sebagai salah
satu pemenuhunan kebutuhan hidup dalam suatu negara, dengan adanya pembangunan
diharapkan adanya perkembangan dan perubahan yang lebih baik. Namun terkadang
pembangunan juga menimbulkan dampak – dampak yang tidak diharapkan dan tidak sesui
tujuan. Oleh karena itu, pentingnya sebuah prinsip pembangunan yang berkelanjutan untuk
mencapai tujuan-tujuan pembangunan dalam pemenuhan kebutuhan hidup yang tidak
merusak dan merugikan.

Pembangunan berkelanjutan sebagai usaha manusia untuk memperbaiki kualitas


hidup dengan tetap menjaga ekosistem penunjang kehidupan demi kehidupan
berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan dinilai sebagai konsep yang kompleks, karena
penerapannya saling berkaitan dan banyak hal yang perlu untuk diperhatikan. Salah satu
penyebab penerapan pembangunan berkelanjutan di Indonesia belum optimal adalah
rendahnya pemahaman kita tentang pembangunan berkelanjutan itu sendiri. Rendahnya
pemahaman tidak saja terjadi pada elit politik bangsa tetapi juga para akademisi. Masalah
lain adalah kurangnya komitmen politik dan itikad baik dari para pemangku kepentingan
(steakeholder) untuk dapat menerapkan pembangunan berkelanjutan (Abdoellah, 2016)

Namun demikian, di Indonesia sendiri di sebagian daerah telah mempu menerapkan


pembangunan berkelanjutan salah satunya yaitu, Kota Surabaya dengan sebuah Program
yang bernama Surabaya Green and Clean (SGC) yang berbasis Sustainable Development.
Program SGC ini telah dilakukan sejaak tahun 2005 yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Kota Surabaya dan dijalan oleh Dinas Kebersihan dan Pertanamam Kota Surabaya guna
untuk membentuk kualitas lingkungan yang bersih tanpa adanya sampah. Partisipasi
masyarakat dan pemerintah Kota Surabaya yang tinggi dalam membangun kota yang
berkelanjutan merupakan salah satu factor kebersihan. Oleh karena itu, penulis tertarik
untuk membahas tentang konsep pembangunan berkelanjutan pada program Surabaya
Green and Clean di Kota Surabaya.

Konsep Sustainable Development

Menurut Brundtland dalam (Hadi, 2012) dalam (Eko Priyo, 2016) pembangunan
berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang
berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan
generasi masa depan”. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai
pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa
mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.

Pembangunan berkelanjutan adalah cara untuk memahami dunia, sebagai interaksi


yang kompleks dari sistem ekonomi, sosial, lingkungan, dan politik. Pandangan normatif
atau etika dunia, cara untuk menentukan tujuan dari masyarakat yang berfungsi, untuk
memberikan kesejahteraan bagi warganya hari ini dan di generasi mendatang. Titik dasar
pembangunan berkelanjutan dalam arti normatif adalah bahwa hal itu mendorong kita untuk
memiliki visi holistik apa masyarakat yang baik. Jawaban mudah bagi banyak orang adalah
bahwa masyarakat yang baik adalah masyarakat yang kaya, di mana pendapatan yang lebih
tinggi adalah tujuan akhir dari kehidupan ekonomi dan politik.

Dalam pandangan normatif (atau etika) pengertian ini, pembangunan berkelanjutan


panggilan untuk sebuah dunia di mana kemajuan ekonomi tersebar luas; kemiskinan
dihilangkan; kepercayaan sosial didorong melalui kebijakan yang memperkuat masyarakat;
dan lingkungan dilindungi dari degradasi yang disebabkan manusia. Perhatikan bahwa
pembangunan berkelanjutan merekomendasikan kerangka holistik, di mana masyarakat
bisa mencapai tujuan dari segi ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Untuk mencapai tujuan dalam aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Tujuan tersebut
jug harus membentuk tata pemerintahan yang baik. Pemerintah harus melaksanakan banyak
fungsi inti untuk memungkinkan masyarakat untuk mencapai kesejahteraan. Di antara fungsi inti
dari pemerintah adalah penyediaan layanan sosial seperti kesehatan dan pendidikan;
penyediaan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, dan listrik; perlindungan individu dari
kejahatan dan kekerasan; promosi ilmu dasar dan teknologi baru; dan implementasi peraturan
untuk melindungi lingkungan. Dari fungsi tesebut tentu saja daftar ini hanya subset singkat dari
apa yang orang di seluruh dunia berharap untuk dari pemerintah mereka. Bahkan, terlalu sering
mereka mendapatkan sebaliknya: korupsi, perang, dan tidak adanya pelayanan publik.

Di dunia saat ini, pemerintahan yang baik tidak bisa hanya mengacu kepada
pemerintah. perusahaan multinasional dunia sering aktor yang paling kuat. Kesejahteraan
kita tergantung pada perusahaan-perusahaan yang kuat mematuhi hukum, menghormati
lingkungan alam, dan membantu masyarakat di mana mereka beroperasi, terutama untuk
mengatasi kemiskinan. Namun seperti dengan pemerintah, kenyataannya sering sebaliknya.
perusahaan multinasional sering agen korupsi publik, menyuap pejabat untuk menekuk
peraturan atau kebijakan pajak yang menguntungkan mereka; penghindaran pajak;
pencucian uang; dan kerusakan lingkungan. Dengan demikian, sisi normatif dari
pembangunan berkelanjutan membayangkan empat pilar dasar dari suatu masyarakat yang
baik: kemakmuran ekonomi; inklusi sosial dan kohesi; ketahanan lingkungan; dan
pemerintahan yang baik dari aktor sosial utama, termasuk pemerintah dan bisnis. Ini banyak
untuk meminta, dan tidak ada kekurangan dari tantangan untuk mencapai pembangunan
berkelanjutan dalam praktek. Namun taruhannya tinggi. Mencapai pembangunan
berkelanjutan di planet ramai, tidak setara, dan terdegradasi kami adalah tantangan paling
penting yang dihadapi generasi kita.

Untuk mencapai tujuan ekonomi, sosial, dan lingkungan, tujuan tata pemerintahan
yang baik juga harus dicapai. Pemerintah harus melaksanakan banyak fungsi inti untuk
memungkinkan masyarakat untuk mencapai kesejahteraan. Di antara fungsi dari pemerintah
adalah sebagai penyediaan layanan sosial seperti kesehatan dan pendidikan. Penyediaan
infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, dan listrik. Perlindungan individu dari kejahatan dan
kekerasan, promosi ilmu dasar dan teknologi baru, dan implementasi peraturan untuk
melindungi lingkungan.

Di dunia saat ini, pemerintahan yang baik tidak bisa hanya mengacu kepada
pemerintah. Perusahaan multinasional dunia seorang aktor yang paling kuat. Kesejahteraan
kita tergantung pada perusahaan-perusahaan yang kuat mematuhi hukum, menghormati
lingkungan alam, dan membantu masyarakat dimana mereka beroperasi, terutama untuk
mengatasi kemiskinan.

Perusahaan multinasional sering menjadi agen korupsi publik, menyuap pejabat untuk
menekuk peraturan atau kebijakan pajak yang menguntungkan mereka, seperti penghindaran
pajak, pencucian uang, dan kerusakan lingkungan. Dengan demikian, sisi normatif dari
pembangunan berkelanjutan membayangkan empat pilar dasar dari suatu masyarakat yang
baik, kemakmuran ekonomi, inklusi sosial dan kohesi, ketahanan lingkungan, dan
pemerintahan yang baik dari aktor sosial utama, termasuk pemerintah dan bisnis.

Unsur kunci definisi “pembangunan berkelanjutan”, seperti tertuang dalam laporan


berjudul Our Common Future tersebut adalah kepaduan antara lingkungan dan
pembangunan. Kita harus menanggalkan gagasan bahwa “lingkungan”, dipandang sebagai
suatu ranah terpisah dari tindakan dan perasaan manusia. Adapun “pembangunan”
digambarkan sebagai tujuan-tujuan politik atau kemjuan ekonomi. Kita harusnya
memandang lebih menyeluruh kedua istilah tersebut saling bertautan. Dengan kata lain, kita
dapat memahami lingkungan dengan lebih baik dalam kaitannya dengan pembangunan.
Selain itu, kita dapat memahami pembangunan secara lebih benar dalam kaitan dengan
lingkungan karena kita tidak akan dapat secara tegas memisahkan kedua entitas tersebut
(Abdoellah, 2016).

Ada masalah yang serius berkait dengan keinginan membangun green ecology,
sebuah pengelolaaan lingkungan yang terhindari dari perbuatan non etis dan merusak
sehingga terjamin sustainabilitas sumberdaya alam. Sebuah tantangan yang berat untuk
bisa menjamin sustainabilitas lingkungan dengan berbagai species, mineral, dan material
yang ada di dalamnya. Harus ada konsep yang lebih etis dan bertanggung jawab untuk bisa
menciptakan green ecology yang bisa dinikmati secara turun temurun, dari generasi ke
generasi (Maliki, 2000)

Melihat betapa buruk dan menyakitkan keadaan lingkungan dan dampaknya kepada
kehidupan manusia, maka dari sinilah bisa dimengerti betapa pentingnya mengubah cara
berfikir, tidak semata saintis, tetapi juga etis dan theologis. Oleh karena itu, agama
menawarkan kepada manusia agar memberi perhatian terhadap alam dan lingkungan
dengan komitmen bahwa alam memiliki dan berada dalam satu tatanan nilai. Alam
dinyatakan memiliki nilai, karena alam lebih dekat kepada kita, lebih suka kepada kita, lebih
akrab dengan kita, daripada kita menyadari dan memahaminya.

Pemanfaatan sumber daya yang baik dan benar juga dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat luas. Tanpa adanya pembangunan yang
berkelanjutan yang berdasarkan etika lingkungan tentu dapat menghambat proses
berlangsungnya kehidupan suatu negara. Sumber daya yang ada akan punah dan sangat
merugikan generasi yang akan datang. Jadinya keterpaduan antara lingkunga dan
pembangunan sangat diperlukan dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan. Dengan
adanya pembangunan berkelanjutan diharapkan mampu membawa segara masalah yang
terjadi dengan terselesaikan kea rah yang lebih baik dan mampu memenuhi kebutuhan
hidup manusia bagi generasi sekarang hingga generasi yang akan datang.

Pelaksanaan Program Surabaya Green and Clean Berbasis Sustainable Development

Green and Clean adalah suatu program yang bertujuan menciptakan kondisi
lingkungan yang bersih, hijau dan sehat untuk dihuni oleh masyarakat yang dicapai melalui
terselenggaranya beberapa kegiatan yang menitikberatkan pada pengolahan sampah dan
penghijauan. Pengolahan sampah rumah tangga meliputi pemilahan, pemanfaatan sampah
organik dan anorganik serta pembuatan lubang biopori dan bank sampah. Dalam mengelola
lingkungan, selain didukung oleh pihak pemerintah dan swasta, harus pula didukung
masyarakat terutama ibu rumah tangga sebagai pilar utama dalam keluarga.

Masalah yang dihadapi saat sekarang semakin kompleks, ialah permasalahan


lingkungan maupun pembangunan. Pembangunan sendiri merupakan upaya mengolah dan
memanfaatkan sumber daya alam untuk meningkatkan kemakmuran rakyat. Sehingga
penggunaan sumber daya alam harus selaras, serasi dan seimbang dengan fungsi
lingkungan hidup. Pembangunan di Indonesia belum dapat dikatakan menerapkan 100
persen konsep pembangunan berkelanjutan. Masih banyak kebijakan-kebijakan publik yang
ada tidak memikirkan konsep pembangunan berkelanjutan. Salah satu contoh dari
permasalahan lingkungan yang sudah bisa teratasi yaitu seperti di kota Surabaya. Di
Surabaya sendiri sudah menerapkan program Surabaya Green and Clean (SGC). Dimana
program tersebut merupakan bentuk strategi sosialisasi, edukasi dan apresiasi pada
masyarakat, demi peningkatan kualitas lingkungan. Kota Surabaya yang dulu terkenal
dengan kota panas ini bekerja keras bersama masyarakat dan banyak lembaga, organisasi
masyarakat dan perusahaan berhasil membangun image baru.

Tahapan penyelenggaraan program Surabaya Green and Clean diawali dengan


launching yang diresmikan oleh Walikota Surabaya Tri Rismaharini dan dihadiri pula oleh
ribuan kader lingkungan se-Surabaya, dan pimpinan dari Jawa Pos Eddy Nugroho, dan juga
pimpinan pihak swasta yang ikut berkontribusi dalam acara Surabaya Green and Clean.

Berdasarkan capaian program Green and Clean yang telah disampaikan sebelumnya
pada studi di Kampung Jambangan, membuktikan bahwa kota Surabaya berpotensi signifikan
menjadi kota berkelanjutan, dengan menerapkan konsep dari sustainable development, hal ini
sejalan dengan pendapat United Cities and Local Governments (UCLG) Committee (2009) yang
menyatakan bahwa Program Green and Clean di Kota Surabaya dapat mewujudkan tempat
hidup yang lebih baik dan meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat sebagai dimensi
penting menuju daerah yang berkelanjutan. Berdasarkan analisa di atas dapat
disimpulkan bahwa program Surabaya Green and Clean telah memenuhi kriteria dari indikator
pembangunan berkelanjutan melalui capaian pada Kampung Jambangan RW 3 Surabaya
sebagai salah satu kampung peserta terbaik program SGC, sehingga Kota Surabaya dapat
dikategorikan menjadi kota yang cukup potensial untuk menjadi kota berkelanjutan. Para agen
perubahan mencoba keras untuk mendorong dan menyemangati warga untuk berkomitmen dan
melakukan usaha manajemen lingkungan secara berkelanjutan, namun dibutuhkan antusias
lebih dari warga untuk memotivasi dirinya sendiri untuk memanajemen lingkungannya secara
berkelanjutan untuk dapat membantu pemerintah menciptakan pembangunan berkelanjutan
berwawasan lingkungan yang mana hal ini selaras dengan visi dari kota Surabaya, menciptakan
surabaya sebagai kota cerdas, manusiawi, bermartabat dan berwawasan lingkungan (Publik,
Administrasi, & Brawijaya, 2005)

Dari penjelasan capaian SGC, program ini terbukti berhasil dalam mewujudkan
sustainable development di Kota Surabaya. Namun, terdapat hambatan-hambatan yang
dapat melambankan pengembangan dari program tersebut dan terdapat pula pendukung
yang dapat meminimalisir dari adanya hambatan agar program SGC menjadi lebih baik
sehingga dapat menghasilkan manfaat bagi pihak yang terkait. Para aktor dalam program ini
senantiasa melakukan usaha-usaha untuk mendukung keberhasilan dari program ini seperti
yang dilakukan oleh DKP melalui regulasi dan kebijakan pendukung yang telah dikeluarkan
yakni regulasi mengenai dilarangnya membuang sampah sembarangan, program MDS
untuk melatih kampung pemula, serta pelatihan dan pendampingan yang dilakukan untuk
menambah wawasan dan pengetahuan peserta. Pelaksanaan dari program Surabaya
Green and Clean memiliki beberapa tahapan dan sesuai dengan standar operasional
prosedur (SOP) demi mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian para aktor dalam
penyelenggaraan SGC dan demi meningkatkan efisiensi dan efektifitas tugas dan tanggung
jawab individual dan organisasi secara keseluruhan (Publik et al., 2005)

Pada dasarnya sampah merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh banyak
kota diseluruh dunia. Semakin tingginya jumlah penduduk dan aktivitasnya membuat volume
sampah semakin meningkat.Oleh karena itu dalam menentukan metode penanganan yang
tepat, penentuan besarnya timbulan sampah sangat ditentukan oleh jumlah pelaku dan jenis
kegiatannya.Volume tumpukkan sampah memiliki nilai sebanding dengan tingkat komsumsi
masyarakat terhadap material yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Pengendalian timbunan sampah utamanya harus berawal dari masyarakat ditiap-tiap
rumah. Dalam mengendalikan timbulan sampah diperlukan partisipasi aktif masyarakat. Awal
partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengelolaan sampah berawal dari bagaimana cara
masyarakat ini mengendalikan timbulan sampah. Masyarakat dapat mengurangi perilaku
konsumtifnya dan juga dapat memisahkan sampah mana yang masih dapat digunakan dan
sampah mana yang akan dibuang. Sehingga timbunan sampah di TPA dapat berkurang.
Program SGC telah memenuhi kriteria dari indikator pembangunan berkelanjutan
melalui capaian pada Kampung Jambangan RW 3 Surabaya sebagai salah satu kampung
peserta terbaik program SGC, sehingga Kota Surabaya dapat dikategorikan menjadi kota
yang cukup potensial untuk menjadi kota berkelanjutan. Faktor penting yang mendukung
keberhasilan program Surabaya Green and Clean adalah pelopor, kemantapan organisasi,
kemitraan, kebijakan, peran serta masyarakat, media motivator.

Kota Surabaya mengambil kebijakan dalam pembuatan program mengenai kebersihan yang
berbasis dengan masyarakat, dimana partisipasi masyarakat sebagai kunci kesuksesan dari
program Surabaya Green and Clean (SGC). Dengan adanya program tersebut, kota
Surabaya telah membantu untuk menciptakan pembangunan berkelanjutan dengan
berwawasan lingkungan yang berbasis masyarakat.

Capaian progam Green and Clean yang sebelumnya sudah disampaikan dalam studi
di Kampung Jambangan, Surabaya sudah membuktikan kota yang berpotensi menjadi kota
yang berkelanjutan, dengan menerapkan konsep SDG’s. Semua sudah berjalan sesuai
dengan pendapat United Cities and Local di Surabaya dapat yang dapat menjadikan tempat
hidup yang lebih baik dan meningkatkan kondisi ekonomi, sosial masyarakat sebagai
sesuatu dimensi yang pentig.

Dampat disimpulkan dari pendapat diatas bahwa, program SGC sudah memenuhi
kriteria dari inikator SDG’s, sehingga Surabaya dapat dikatakan menjadi kota yang cukup
potensial untuk menjadi kota menerapkan konsep SDG’s. Agen perubahan sedang berkerja
lebih keras untuk mengarahkan, dan mendorong masyarakat agar berkomitmen dan
melakukan usaha memanajemen lingkungannya secara berkelanjutan. Semua ini juga
membutuhkan antusias yang kuat dari masyarakat untuk memberi motivasi dirinya sendiri
untuk menjadikan lingkungan sekitarnya secara berkelanjutan, serta bertujuan untuk
membantu pemerintah menciptakan SDG’s berwawasan lingkungan yang lebih selaras
dengan visi yang dimiliki oleh kota Surabaya, serta menciptakan kota Surabaya menjadi kota
yang cerdas, dan berwawasan lingkungan. Kemudian dari aspek manfaat, seperti yang telah
dipaparkan dalam bagian penyajian data, bahwa segala aktor yang terlibat dalam program
ini memiliki manfaat masing-masing.
Analisis Kasus

Dari hasil pembahasan mengenai program Surabaya Green and Clean (SGC), maka
dapat dianalisis sebagai berikut, yaitu: Program Surabaya Green and Clean merupkan salah satu
inovasi yang dapat dicontoh di berbagai daerah dalam menerapkan Sustainable Development.
Program SGC yang sangat membantu dalam menjaga lingkungan, sehingga dapat
menghasilkan manfaat bagi masyarakat secara luas. Program SGC ini juga meningkatkan
partisipasi masyarakat khususnya masyarakat Kota Surabaya dalam menciptakan pembangunan
yang berkelanjutan. Pada aspek ekonomi program ini mampu meningkatkan perekonomian
masyarakat, dengan memanfaatkan barang bekas menjadi barang yang berkualitas yang
memiliki nilai jual. Membangun keterpaduan antara masyarakat, pemerintah dan swasta
merupakan salah satu factor keberhasilan dalam menciptakan pembangunan yang berkelanjutan
dan pembangunan berkelanjutan harus diterapkan disetiap daerah, karena mengingat betapa
pentingnta pemanfaatan sumber daya yang baik dan benar sebagai pemenuhan kebutuhan
untuk generasi sekarang dan generasi yang akan datang.

Pencapaian SDG’s, di kota Surabaya program tersebut berhasil mewujudkan


sustainable development. Namun dalam hal tersebut semua tidak berjalan lurus sesuai
harapan, namun ada hambatannya yang dapat memberikan hambatan bagi pengembangan
dari program SDG’s dan terdapat juga factor pendukung yang dapat meminimalisir adanya
hambatan dari program SDG’s yang mulai berkembang dengan baik, dan menghasilkan
manfaat untuk masyarakat dan pihak-pihak yang terkait. Dalam program ini senantiasa
melakukan usaha untuk mendukung keberhasilan dari program SDG’s yang dilakukan oleh
DKP melalui regulasi dengan kebijakan pendukung, yakni aturan-aturan mengenai larangan
membuang sampah sembarangan, program MDS untuk memberikan pelatihan bagi
kampung pemula, serta memberikan pelatihan, dan pendampingan yang dilakukan untuk
menambah wawasan serta pengetahuan

Semua harapan semakin dikembangkan melalui invasi terbaharukan dalam mengelola


lingkungan yang baik, demi terbentuknya factor pendukung, serta hambatan yang akan
segera mendapatkan solusi. Demi menangani capaian-capaian yang diinginkan dalam
program, yaitu dengan menciptakan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan, dan dapat terlaksana semaksimal mungkin.
KESIMPULAN

Pembangunan berkelanjutan adalah cara untuk memahami dunia, sebagai interaksi


yang kompleks dari sistem ekonomi, sosial, lingkungan, dan politik. Pandangan normatif
atau etika dunia, cara untuk menentukan tujuan dari masyarakat yang berfungsi, untuk
memberikan kesejahteraan bagi warganya hari ini dan di generasi mendatang. Tiga pilar
yang menjadii indikator dalam konsep pengembangan Sustainable Development Goals
(SDGs) yaitu, pertama indikator yang melekat pembangunan manusia (Human
Development), di antaranya pendidikan, kesehatan. Indikator kedua yang melekat pada
lingkungan kecilnya (Social Economic Development), seperti ketersediaan sarana dan
prasarana lingkungan, serta pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, indikator ketiga melekat
pada lingkungan yang lebih besar (Environmental Development), berupa ketersediaan
sumber daya alam dan kualitas lingkungan yang baik. Pelaksanaan dari program Surabaya
Green and Clean memiliki beberapa tahapan dan sesuai dengan standar operasional
prosedur (SOP) demi mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian para aktor dalam
penyelenggaraan SGC dan demi meningkatkan efisiensi dan efektifitas tugas dan tanggung
jawab individual dan organisasi secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdoellah, O. S. (2016). Pembangunan Berkelanjutan Di Indonesia: Di Persimpangan Jalan.

Eko Priyo. (2016). Implementasi CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Agung Perdana
Dalam Mengurangi Dampak Kerusakan Lingkungan. Ilmu Pemerintahan & Kebijakan
Publik, 3.

Makmun. (2011). Ekonomi dan Pembangunan. Green Economy: Konsep, Implementasi


Dan Peranan Kementerian Keuangan, XIX (2).

Maliki, Z. (2000). Meneguhkan Nilai Etis-Ekologis untuk Mengembangkan


Green-Ecology:Kearah penyusunan fiqh Kebencanaan, 1–8.

Nurlinda, I. (2016). KONSEP EKONOMI HIJAU ( GREEN ECONOMIC ) DALAM


PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM DI
INDONESIA UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN.

Publik, J. A., Administrasi, F. I., & Brawijaya, U. (2005). EVALUASI PROGRAM


SURABAYA GREEN AND CLEAN BERBASIS SUSTAINABLE DEVELOPMENT (Studi
pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya) Vinna Kumalasari, Imam
Hanafi, Rozikin, 3(10), 1753–1757.

Anda mungkin juga menyukai