Anda di halaman 1dari 4

NAMA : VIGOR TRI RAMADAN

NIM : 1904010080

KELAS : EKS (5B)

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN, EKONOMI DAN EKOLOGI, SUSTAINBILITY

COMMUNICATION DAN SUSTAINABILITY REPORTING

M.fani Cahyandito

Keterbatasan alam dalam mendukung kehidupan manusia sehingga perlu adanya upaya untuk
menyadarkan dan membuat manusia tidak peduli hanya pada lingkungan hidup tetapi juga pada
lingkungan social (sustainability communication).
pada prinsipnya, ada tiga dimensi utama pembangunan berkelanjutan yaitu lingkungan hidup,
social dan ekonomi. Berikut ini adalah masalah-masalah utama yang ada pada setiap dimensi tersebut
a. Dimensi ekologi
Selama 50 tahun terakhir telah dapat dibuktikan bahwa pemanasan global yang sekarang
ini kita rasakan terjadi terutama karena ulah manusia sendiri, kenaikan jumlah emisi co2 ini
terutama disebabkan oleh pembakaran sumber energy dari bahan fosil (antara lain minyak
bumi). Selain itu, perubahan dalam pengolahan sumber daya alam lainnya juga memberikan
kontribusi pada kenaikan jumlah co2 di atmosfer. Masalah ekologi lainnya adalah degradasi
tanah atau hilangnya kesuburan tanah hal ini diakibatkan oleh erosi akibat air dan angin
penggaraman dan pengasaman tanah, dll. Penyebab hilangnya kesuburan tanah lainnya
adalah hilangnya lapisan humus dan mikrorganisme, zat makanan pada tanah, dan
kemampuan tanah menguraikan sampah atau limbah.
Hilang atau punahnya keanekaragaman biologis tidak hanya berarti SDA yang tidak
ternilai yang dapat digunakan untuk obat-obatan dan tempat berekreasi hilang, tetapi juga
mengancam keberlangsungan ekosistem secara keseliruhan, mengancam kemampuan alam
sebagai penyedia sumberdaya untuk produksi (fungsi ekonomis) dalam melakukan fungsi
regulasinya (interaksi antara ekonomi dan ekologi).
b. Dimensi social
Masalah utama dalam dimensi ini adalah pertumbuhan jumlah penduduk dunia. Dalam
kurun waktu 100 tahun terakhir, pertumbuhan penduduk melunjak cepat terutama pada
Negara berkembang (UNTP,2002). diperkirakan jumlah penduduk dunia akan naik samapai
7,8 M orang pada tahun 2005, diamana 6,7 M hidup di Negara berkembang. Hal ini
disebabkan oleh beberapa factor misalnya rendahnya tingkat pendidikan, tidak memadai
jaminan social pada Negara yang bersangkutan, budaya dan agama atau kepercayaan,
urbanisasi, dan diskriminasi terhadap wanita. Factor-faktor diatas menimbulkan tingkat
pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali, kemiskinan, dan kekurangan air yang tentunya
berujung pada masalah kekurangan gizi pada manusia.
Kesenjangan antara Negara miskin dan kaya juga semakin besar pada tahun-tahun
belakangan ini. Data pada thn 1999 di Negara miskin, 2,8 M manusia hanya memperoleh 2
US Dollar untuk biaya hidup tiap harinya 1,2 M lainnya bahkan harus hidup hanya dengan 1
US Dollar. Kesenjangan ini tidak hanya terjadi antara Negara kaya dan miskin atau
bekembang, bahkan kesenjangan pendapatan ini juga terjadi di dalam suatu Negara sendiri.
c. Dimensi ekonomi
Masalah utama pada dimensi ekonomi adalah perubahan global dan globalisasi.
Perubahan keadaan lingkungan hidup (ekologi) global, globalisasi ekonomi, perubahan
budaya dan konflink utara-selatan. Globalisasi yang mucul sejak tahun 1990, tidak dapat di
bendung kehadirannya dan mau tidak mau harus dihadapi oleh setiap Negara.

Interaksi Antarara Ekonomi Dan Ekologi


Berbagai masalah yang timbul pada dimensi lingkungan dan social, pada dasarnya tidak
terlepas dari aktifitas yang dilakukan manusia dalam memenuhi kebutuhannya melalui system
ekonominya dalam memproduksi barang dan jasa. Selain itu, alam juga memberikan servis dalam
memungkinkan system ekonomi menjalankan aktifitasnya, dukungan ini dapat berupa regulasi iklim,
operasi dari siklus air regulasi dari komposisi gas-gas di atmosfer siklus nutrisi, dsb. Tanpa adanya
berbagai dukungan ini (basic life support) mustahil kelangsungan hidup manusia dapat terjaga, apa
lagi sampai mampu menjalankan system ekonomi.
Manusia modern haruslah mampu mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan teknik dan
teknologi agar pengolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam dapat sesuai dengan konsep
pembangunan berkelanjutan yang menekankan keadilan, tidak hanya inter-generasi tetapi juga intra-
generasi.

Sustainability Communication
Sustanibility communication atau komukasi tntang seluruh aspek pemgangunan berkelanjutan (KPB),
dalam skala national, adalah suatu proses saling mengerti dan memahami antara pemerintah dan
warga negaranya menuju suatu masyarakat yang terjamin masadepannya (sustainablesucety), dimana
nilai-nilai dan norma-norma keadilan di junjung tinggi.
Istilah Sustainability Communication (KPB) baru muncul pada diskusi akademis pada
beberapa tahun lalu, walaupun konsep berkelanjutan sudah didengungkan sejak Brundtlandt-Report
1980 dan Rio-Conference 1992, namun sampai sekarang masih sangat sulit sekali menanamkan
konsep ini ke kepala setiap warga Negara.
Konsep KPB menggeser konsep environmental comunication atau komunikasi lingkungan
(KL) karena disadari bahwa konsep KL tidak lagi mampu memenuhi tuntutan stakeholder yang
mengiginkan informasi yang lengkap akan aktifitas dan dampak yang dirimbulkan oleh suatu Negara
(makro) atau perusahaan (mikro) pada seluruh aspek pembangunan berkelanjutan (ekonomi, social,
dan lingkungan).
KL merupakan suatu proses dialog terbuka dan koperensif antara pemerintah dan warga Negara
dalam usaha mengembangkan dan mempertahankan hubungan mutualisme secara berkesinambungan
yang didasari oleh konsep pembangunan berkelanjutan
Faktor komunikasi memainkan peran yang sangat penting, tidak hanya bagi keberhasilan
pembangunan Negara atau kesuksesan perusahaan, tetapi lebih jauh lagi pendidikan masyarakat
mengenai konsep pembangunana berkelanjutan.
Komunikasi yang efektif membuat perusahaan mampu membangun hubungan yang harmonis
denga stekholdernya dan memperoleh image yang positif tidak hanya di mata pelanggan actual dan
potensial, tetapi juga dimata stekholder lainnya sehingga perusahaan akan mampu bersaing dengan
kompetitif. Selain itu, perusahaan disaat yang sama juga akan mamapu melakukan diferensiasi
dirinya dari perusahaan lainnya sebaliknya, menyepelehkan pentingnya komunikasi akan mengurangi
kepercayaan stekholder pada perusahaan yang pada akhirnya, kemungkinan besar akan memberikan
dampak negatife pada perusahaan di bidang keuangan

Sustainability Reporting
Sustainability Reprting adalah usaha dari suatu oraganisasi (perusahaan) dalam memprodiksi dan
mempublikasikan Sustainability Repot. Memprodiksi sustainability report membutuhkan komitmen
kuat dari perusaan, alur tanggung jawab yang jelas dan sumberdaya yang memadai. sustainability
report Bukanlah hasil dari proses yang instan melainkan merupakan hasil dari pengalaman
perusahaan selama bertahun-tahun dalam melakukan aktifiras sesuai dengan konsep pembangunan
berkelanjutan. Dengan melakukan system sustainability reporting perusahaan memberikan informasi
mengenai aktifitas-aktifitasnya kepada karyawan sehinggah kepedulian dan motifasi karyawan akan
meningkat.

KESIMPULAN
Baik antara pemerintah dan warganegaranya maupun antara perusahaan dan stakholdernya, KBP
merupakan factor kunci bagi keberhasilan pencapaian fisi pembangunan berkelanjutan. KBP harus
berfungsi tidak hanya sebagai media informasi antara pemerintah dan warganegaranya atau antara
perusahaan dan stakeholdernya, tapi harus lebih jauh lagi, sebagai media pembelajaran agar semua
pihak sadar bahwa system ekonomi sangatlah bergantung pada sistem social dan lingkungan,
sehinggah pola produksi dan konsumsi manusia haruslah rasional dan menggunakan akal sehat.
Kalau pola ekonomi masih mengedepankan hawa nafsu, mengeksploitasi sumber daya alam tanpa
memperhatikan daya dukung lingkungan dan mengabaikan standar atau norma-norma social, maka
keberlangsungan hidup generasi sekarang dan mendatang akan terancam.

Anda mungkin juga menyukai