Anda di halaman 1dari 21

Kelompok 5

Pembangunan Wilayah Berkelanjutan


Daya Dukung Wilayah dan Lingkungan

1. Agnes Valentina
Pintubatu
2. Devi Monikasari
3. Uray Cinta Indriani
4. Rana Nabila Salsabil
5. Putri Aurelia
6. Novitasary
Inti Pembahasan

Pembangunan
Wilayah
Berkelanjutan

Pengertian Ciri-Ciri Tujuan Prinsip Pengaruh


Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan
Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah
Berkelanjutan Berkelanjutan Berkelanjutan Berkelanjutan Berkelanjutan

Definisi Konsep
Pembangunan Wilayah Berkelanjutan
Pembangunan adalah upaya untuk meningkatkan kualitas hidup
secara bertahap dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki
negara secara bijaksana. Tujuan utama pembangunan adalah untuk
memenuhi berbagai kebutuhan manusia sehingga dapat menunjang
kehidupannya. Jumlah penduduk yang terus bertambah membawa
konsekuensi terhadap adanya pemenuhan kebutuhan. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut dapat dicapai salah satunya dengan pembangunan.
Akan tetapi, pertambahan jumlah penduduk berdampak pada
pengambilan sumber daya alam yang semakin besar. Hal ini berpotensi
terhadap sumber daya alam yang terancam habis. Kesadaran
masyarakat akan cadangan sumber daya alam semakin menipis,
mengharuskan pengelolaan penggunaan sumber daya alam yang efisien,
dan tidak boleh mengorbankan kebutuhan masa yang akan datang.
Pengertian
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang
mengusahakan dipenuhinya kebutuhan sekarang tanpa
mengurangi kemampuan generasi yang akan datang
untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Istilah pembangunan berkelanjutan dimulai dari Malthus (1798)


yang khawatir akan tidak seimbangnya ketersediaan lahan dan
pertumbuhan penduduk di Inggris. Pembahasan mengenai
pembangunan berkelanjutan terus berkembang hingga World
Commission on Environment and Development (1987) menetapkan
bahwa pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang
memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan hak
pemenuhan kebutuhan generasi yang akan datang.
Definisi

(Laporan Komisi Sedunia tentang Lingkungan dan Pembangunan


[WCED], dalam Soemarwoto, 2009:14) Bosshard dalam Muta’ali
(2012: 5) mendefinisikan pembangunan berkelanjutan sebagai
pembangunan yang harus mempertimbangkan lima prinsip kriteria,
yaitu:
(1) Abiotik lingkungan,
(2) Botik lingkungan,
(3) Nilai-nilai budaya,
(4) Sosiologi, dan
(5) Ekonomi.
Konsep
Menurut Muta’ali (2012: 4) perlunya konsep pembangunan
berkelanjutan ini didasari oleh lima ide pokok berikut:
a. Proses pembangunan berlangsung terus menerus
b. Sumber daya alam memiliki ambang batas
c. Kualitas lingkungan berkorelasi dengan kualitas hidup
d. Memungkinkan pemilihan alternatif
e. Pembangunan berkelanjutan mengandalkan transgenerasi

Konsep dari pembangunan berkelanjutan dibahas pada Konferensi


Tingkat Tinggi (KTT) Bumi pada tahun 1992 memiliki dua gagasan
penting, yaitu sebagai berikut.
 Gagasan kebutuhan -> mementingkan kesejahteraan dan kebutuhan
kaum miskin
 Gagasan keterbatasan -> sumber daya alam memiliki porsinya
masing – masing sehingga pengelolaannya perlu diperhatikan agar
dapat digunakan unuk masa kini hingga masa yang akan datang
Konsep
Berbeda dengan Kementerian Lingkungan Hidup (1990) yang menjelaskan
bahwa konsep pembangunan berkelanjutan berorientasi pada ekonomi .
Adapun konsepnya adalah sebagai berikut.
 Tidak ada pemborosan dalam pemanfaatan sumber daya alam
 Tidak ada dampak pada lingkungan (kerusakan lingkungan)
 Kegiatan pembangunan harus meningkatkan sumber daya alam yang
dapat diperbaharui

Konsep pembangunan berkelanjutan juga disampaikan oleh


Sutamihardja (2004) yang meliputi:
 Pemerataan,
 Pengamanan kelestarian,
 Pengelolaan sumber daya alam,
 Kesejahteraan masyarakat, dan
 Pertahanan kualitas kehidupan manusia masa kini hingga masa yang
akan datang.
Ciri-ciri
Pembangunan yang berkelanjutan harus mencerminkan tindakan yang mampu melestarikan
lingkungan alamnya. Pembangunan berkelanjutan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
 Memberi kemungkinan pada kelangsungan hidup dengan jalan melestarikan fungsi dan
kemampuan ekosistem yang mendukungnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
 Memanfaatkan sumber daya alam dengan memanfaatkan teknologi yang tidak merusak
lingkungan.
 Memberikan kesempatan kepada sektor dan kegiatan lainnya untuk berkembang
bersama-sama di setiap daerah, baik dalam kurun waktu yang sama maupun kurun
waktu yang berbeda secara berkesinambungan.
 Meningkatkan dan melestarikan kemampuan dan fungsi ekosistem untuk memasok,
melindungi, serta mendukung sumber alam bagi kehidupan secara berkesinambungan.
 Menggunakan prosedur dan tata cara yang memerhatikan kelestarian fungsi dan
kemampuan ekosistem untuk mendukung kehidupan, baik masa kini maupun masa yang
akan datang.
Tujuan
Tujuan
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan
agenda internasional yang menjadi kelanjutan dari Tujuan Pembangunan Milenium atau Millennium
Development Goals (MDGs). SDGs disusun oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan melibatkan
194 negara, civil society, dan berbagai pelaku ekonomi dari seluruh penjuru dunia. Agenda ini
dibuat untuk menjawab tuntutan kepemimpinan dunia dalam mengatasi kemiskinan, kesenjangan,
dan perubahan iklim dalam bentuk aksi nyata. SDGs ditetapkan pada 25 September 2015 dan terdiri
dari 17 (tujuh belas) tujuan global dengan 169 (seratus enam puluh sembilan) target yang akan
dijadikan tuntunan kebijakan dan pendanaan untuk 15 tahun ke depan dan diharapkan dapat
tercapai pada tahun 2030. Tujuan dan target tersebut meliputi 3 (tiga) dimensi pembangunan
berkelanjutan, yaitu lingkungan, sosial, dan ekonomi.
Pada mulanya, konsep SDGs diusulkan oleh Kolombia dalam government retreat yang diadakan
oleh Indonesia pada Juli 2011 di Solo sebagai persiapan konferensi Rio+20. Usulan ini kemudian
dibawa oleh Departemen Informasi Publik PBB pada 64th NGOs Conference pada September 2011 dan
menghasilkan 17 usulan tujuan berkelanjutan serta target-target terkait. Usulan ini juga banyak
didiskusikan pada konferensi Rio+20, hingga menghasilkan suatu resolusi yang dikenal dengan
nama "The Future We Want". Disepakati pula dalam konferensi bahwa pembentukan SDGs harus
berorientasi pada tindakan, ringkas dan mudah dikomunikasikan,
Tujuan
serta dapat diaplikasikan secara universal oleh berbagai negara dengan mempertimbangkan
kapasitas, tingkat pembangunan, serta menghormati kebijakan dan prioritas setiap negara.
Pada 19 Juli 2014, Grup Kerja Terbuka (Open Working Group, OWG) PBB meneruskan usulan
SDGs kepada Majelis Umum PBB. Usulan tersebut terdiri atas 17 tujuan dan 169 target yang
menjangkau isu-isu pembangunan berkelanjutan secara luas. Pada 5 Desember 2014, Majelis Umum
PBB menerima usulan OWG sebagai dasar untuk membentuk agenda pasca-MDGs. Negosiasi dengan
pemerintah berbagai negara dimulai pada Januari 2015 dan berakhir pada Agustus 2015. Setelah
negosiasi, usulan diadopsi ke dalam UN Sustainable Development Summit pada 25 – 27 September
2015 yang diselenggarakan di New York, Amerika Serikat.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ini terdiri atas 17 tujuan, yaitu:
 Tujuan 1
Tanpa kemiskinan – Mengentas segala bentuk kemiskinan di seluruh tempat.
 Tujuan 2
Tanpa kelaparan – Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan nutrisi, serta
menggalakkan pertanian yang berkelanjutan.
Tujuan
 Tujuan 3
Kehidupan sehat dan sejahtera – menggalakkan hidup sehat dan mendukung kesejahteraan
untuk semua usia.
 Tujuan 4
Pendidikan berkualitas – Memastikan pendidikan berkualitas yang layak dan inklusif serta
mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang.
 Tujuan 5
Kesetaraan gender – Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan.
 Tujuan 6
Air bersih dan sanitasi layak – Menjamin akses atas air dan sanitasi untuk semua.
 Tujuan 7
Energi bersih dan terjangkau – Memastikan akses pada energy yang terjangkau, bisa
diandalkan, berkelanjutan dan modern untuk semua.
Tujuan
 Tujuan 8
Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi – Memproosikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan
dan inklusif, lapangan pekerjaan yang layak untuk semua.
 Tujuan 9
Industri, inovasi dan infrastruktur – Membangun infrastruktur kuat, mempromosikan
industrialisasi berkelanjutan, dan mendorong inovasi.
 Tujuan 10
Berkurangnya kesenjangan – Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara negara-negara.
 Tujuan 11
Kota dan komunitas berkelanjutan – Membuat perkotaan menjadi inklusif, aman, kuat, dan
berkelanjutan.
 Tujuan 12
Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab – Memastikan pola konsumsi dan produksi yang
berkelanjutan.
Tujuan
 Tujuan 13
Penanganan perubahan iklim – Mengambil langkah penting untuk melawan perubahan iklim dan
dampaknya.
 Tujuan 14
Ekosistem laut – Perlindungan dan penggunaan samudera, laut dan sumber daya kelautan secara
berkelanjutan.
 Tujuan 15
Ekosistem darat – Mengelola hutan secara berkelanjutan, melawan perubahan lahan menjadi gurun,
menghentikan dan merehabilitasi kerusakan lahan, menghentikan kepunahan keanekaragaman hayati.
 Tujuan 16
Perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh – Mendorong masyarakat adil, damai, dan
inklusif.
 Tujuan 17
Kemitraan untuk mencapai tujuan – Menghidupkan kembali kemitraan global demi pembangunan
berkelanjutan.
Prinsip
Prinsip - prinsip pembangunan berkelanjutan yang diterapkan dalam implementasi pembangunan
berkelanjutan antara lain :

 Equity (Pemerataan)
Pemerataan dalam pembangunan berkelanjutan menjadi tujuan utama. Pemerataan dianggap
mampu meminimalisasi disparitas baik ekonomi dan sosial serta kesempatan yang seimbang bagi
masyarakat
 Ekonomi
Dalam pembangunan berkelanjutan, pendekatan pembangunan di aspek ekonomi menitikberatkan
pada peningkatan keahlian untuk para pekerja agar mampu meningkatkan daya saing mereka dalam
memperoleh pekerjaan yang layak, menonjolkan kerjasama ekonomi strategis, serta meningkatkan
performa infrastruktur dasar seperti perumahan, air, jalan, dll bahkan infrastruktur informasi.
Berbeda dengan kota-kota yang tidak menerapkan pembangunan berkelanjutan karena kota dengan
model pembangunan ini menonjolkan kompetisi antar sektor dan masyarakat, pengembangan industri
besar serta ekspansi ekonomi besar-besar dan ketergantungan terhadap dunia bisnis yang begitu
besar. Kota-kota yang menerapkan pembangunan berkelanjutan memiliki kondisi sosial ekonomi yang
kondusif karena ada rasa tanggungjawab bersama antara pemerintah, swasta dan masyarakat dalam
penciptaan modal tenaga kerja dan kesempatan kerja bagi masyarakat.
Prinsip
 Energi
Penerapan penghematan energi merupakan bagian dari pembangunan berkelanjutan. Contohnya yang
diterapkan adalah mengoptimalkan pembangunan bangunan dengan pencahayaan alami sebanyak
mungkin, mengutamakan pengembangan sistem transportasi umum, massal, dan hemat energi dan
bukan justru pro terhadap penggunaan kendaraan-kendaraan pribadi di jalan.
 Ekologi
Prinsip pelestarian ekologi dalam pembangunan berkelanjutan diterapkan melalui penggunaan lahan
campuran (mixed use) semaksimal mungkin, sistem transportasi dan bangunan yang saling terintegrasi,
memperhatikan keberadaan ruang terbuka, ruang hijau, dan membatasi pemekaran kota secara
berlebihan.
 Engagement (Peran Serta)
Bentuk pembangunan berkelanjutan dapat dilakukan melalui peningkatan dan optimalisasi peran serta
masyarakat dalam proses pembangunan lingkungan. Dalam hal ini, pemerintah berperan sebagai
fasilitator pemberdayaan masyarakat dan mampu menampung aspirasi atau masukan dari masyarakat.
Prinsip
Sedangkan menurut UNCED dalam KTT Pembangunan Berkelanjutan tahun 2002 di
Johannesburg Afrika Selatan, prinsip - prinsip pembangunan berkelanjutan antara lain :
 Keadilan antar generasi
Prinsip ini mengandung arti bahwa setiap generasi manusia di dunia memiliki hak untuk menerima
dan menempati bumi bukan dalam kondisi yang buruk akibat perbuatan generasi sebelumnya.

 Keadilan dalam satu generasi


Prinsip ini merupakan prinsip yang berbicara tentang keadilan di dalam sebuah generasi umat
manusia dimana beban permasalahan lingkungan harus dipikul bersama oleh masyarakat dalam
satu generasi.
 Prinsip pencegahan dini
Prinsip ini mengandung pengertian bahwa apabila terjadi ancaman yang berarti yang
menyebabkan kerusakan lingkungan yang tidak dapat dipulihkan maka ketiadaan temuan atau
pembuktian ilmiah yang konklusif dan pasti tidak dapat dijadikan alasan untuk menunda upaya -
upaya untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan.
Prinsip
 Perlindungan keanekaragaman hayati
Prinsip ini merupakan prasyarat dari keberhasilan implementasi prinsip keadilan antar
generasi. Perlindungan terhadap keanekaragaman hayati juga berarti mencegah
kepunahan jenis keanekaragaman hayati.

 Internalisasi biaya lingkungan


Kerusakan lingkungan dapat dilihat sebagai biaya eksternal dari suatu kegiatan
ekonomi dan harus ditanggung oleh pelaku kegiatan ekonomi. Oleh karena itu biaya
kerusakan lingkungan harus diintegrasikan dalam  proses pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan penggunaan sumberdaya alam.
Pengaruh
Berikut ini beberapa dampak atau pengaruh pembangunan berkelanjutan bagi
lingkungan dan manusia itu sendiri.

Dampak Positif

 Penduduk akan memiliki penghasilan tetap sehingga kesejahteraan masyarakat


dapat meningkat.
 Tercukupinya kebutuhan aneka barang di masyarakat karena perindustrian terus
memproduksinya.
 Ketersediaan bahan baku atau bahan mentah yang melimpah di perindustrian
 Terciptanya lapangan kerja bagi penduduk karena proses produksi yang terus
menerus.
 Pengetahuan masyarakat tentang teknologi kerja meningkat
 Memperkecil ketergantungan Negara pada luar negeri karena menurunnya
angka impor barang dan jasa.
Pengaruh

Dampak Negatif

 Terjadi polusi udara disebabkan oleh asap-asap dan pabik akibat dari
produksi yang terus menerus.
 Apabila tidak ditangani dengan baik, maka limbah industri dari pabrik dan
industri akan menyebabkan pencemaran tanah, air dan udara.
 Akibat pencemaran akan menyebabkan kerusakan Iingkungan, wabah
penyakit, dan menghilangkan keindahan alam.

Anda mungkin juga menyukai