Secara garis besar SDGs 2045 berjalan dengan memperhatikan aspek penting yang
dilewati sebelumnya yakni MDGs 2030 dimana diharapkan kaum millennial mampu
berperan banyak dalam memajukan perekonomian dunia dengan tetap
memperhatikan aspek penting termasuk alam dan menggunakan sumber daya yang
ada secara maksimal yakni technology agar tidak tertinggal jauh dengan negara
yang sudah lebih maju.
Beberapa industri telah memiliki pandangan dan juga memulai untuk melakukan
beberapa penerapan dengan menggunakan technology yang mana diharapkan
mampu memberikan kemudahan bagi para penggunanya. Salah satu bidang yang
mulai mendapatkan perhatian penting yakni pada bidang pertanian dan perikanan
dimana keduanya bersaing dalam pengembangan aplikasi yang mampu
memangkas rantai pasok dan menekan adanya pengadaan secara berlebih
sehingga negara juga terbebas dari hal korupsi.
MDGs (Mellineum Development Goals) adalah Deklarasi Millenium hasil
kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara yang termasuk dalam
PBB, mulai dijalankan pada September Tahun 2000, berupa 8 butir tujuan yang
akan dicapai pada Tahun 2015.
5. Meningkatkan Kesehatan Ibu, dengan target menurangi 2/3 rasio kematian ibu
dalam proses melahirkan.
Upaya yang berfokus pada kesehatan Ibu dan Anak tertuang dalam Butir
MDGs yang ke-4 dan ke-5 yaitu Mengurangi Tingkat Kematian
Anak dan Meningkatkan Kesehatan Ibu, dimana merupakan salah satu kebijakan
pemerintah dalam menurunkan AKI dan AKB. Namun, dalam pencapaian tujuan
tersebut tentu terdapat beberapa tantangan seperti terbatasnya akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan, kurangnya tenaga kesehatan, masih rendahnya
pengetahuan masyarakat, masih rendahnya penggunaan KB, hingga kurang
tepatnya pengukuran AKI.
7. Menjamin akses energy yang terjangkau, terjamin, berkelanjutan dan modern bagi
semua orang (5 target)
14. Melestarikan dan menggunakan samudera, lautan serta sumber daya laut secara
berkelanjutan untuk pembangunan berkelanjutan (10 target)
Seluruh isu kesehatan diintegrasikan dalam satu tujuan yaitu pada butir ke-3
dimana perhatiannya pada kesejahteraan bagi semua orang disegala usia, dengan
hal yang menjadi perhatian yaitu Penurunan AKI, AKB, AKN; HIV/AIDS, TB, Malaria;
Akses Kespro (termasuk KB, ASFR); kematian akibat PTM; Penyalahgunaan
narkotika dan alcohol; Kecelakaan lalu lintas; universal health coverage; kontaminasi
dan polusi air, udara, tanah; penanganan krisis dan kegawatdaruratan.
Upaya kita sebagai bidan dalam mencapai tujuan SDGs dalam sector
kesehatan antara lain;
4. Menangani permasalahn gizi pada anak, dengan cara seperti deteksi dini bayi dan
balita kurang gizi maupun masalah lain yang berkenaan dengan gizi, melakukan
pendataan yang benar dan cepat sehingga masalah tersebut dapat langsung
ditangani.
Visi
Misi
Pro Rakyat
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pencatatan dan pelaporan adalah indikator keberhasilan suatu kegiatan. Tanpa ada pencatatan dan pelaporan, kegiatan atau
program apapun yang dilaksanakan tidak akan terlihat wujudnya. Output dari pencatatan dan pelaporan ini adalah sebuah
data dan informasi yang berharga dan bernilai bila menggunakan metode yang tepat dan benar. Jadi, data dan informasi
merupakan sebuah unsur terpenting dalam sebuah organisasi, karena data dan informasilah yang berbicara tentang
Puskesmas merupakan ujung tombak sumber data kesehatan khususnya bagi dinas kesehatan kota dan Sitem Pencatatan dan
Pelaporan Terpadi Puskesmas juga merupakan fondasi dari data kesehatan. Sehingga diharapakan terciptanya sebuah
informasi yang akurat, representatif dan reliable yang dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan perencanaan kesehatan.
Setiap program akan menghasilkan data. Data yang dihasilkan perlu dicatat, dianalisis dan dibuat laporan. Data yang
disajikan adalah informasi tentang pelaksanaan progam dan perkembangan masalah kesehatan masyarakat. Informasi yang
ada perlu dibahas, dikoordinasikan, diintegrasikan agar menjadi pengetahuan bagi semua staf puskesmas. Pencatatan harian
masing-masing progam Puskesmas dikombinasi menjadi laporan terpadu puskesmas atau yang disbut dengan system
C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, Tujuan dari penulisan ini adalah:
• Untuk mengetahui apa itu Sistem Pencataan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
• Untuk mengetahui Bagaimana Prosedur Pengisian Sistem Pencataan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
BAB II
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga
dan upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas yang ditetapkan melalui SK MENKES/SK/II/1981. Data SP2PT berupa
Menurut Yusran (2oo8) Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) merupakan kegiatan pencatatan dan
pelaporan puskesmas secara menyeluruh (terpadu)dengan konsep wilayah kerja puskesmas. Sistem pelaporan ini ini
diharapkan mampu memberikan informasi baik bagi puskesmas maupun untuk jenjang administrasi yang lebih tinggi, guna
Tujuan SP2TP (Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas) adalah agar semua data hasil kegiatan Puskesmas
dapat dicatat serta dilaporkan ke jenjang diatasnya sesuai kebutuhan secara benar, berkala dan teratur, guna menunjang
• Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas manajemen Puskesmas secara lebih berhasil guna dan berdaya guna melalui pemanfaatan secara
2. Sebagai dasar penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas (Lokakarya mini)
Pencatatan kegiatan harian progam puskesmas dapat dilakukan di dalam dan di luar gedung.
Pencatatan yang dibuat di dalam gedung Puskesmas adalah semua data yang diperoleh dari pencatatan kegiatan harian
progam yang dilakukan dalam gedung puskesmas seperti tekanan darah, laboratorium, KB dan lain-lain. Pencatatan dan
pelaporan ini menggunakan: family folder, kartu indek penyakit, buku register dan sensus harian.
Pencatatan yang dibuat di luar gedung Puskesmas adalah data yang dibuat berdasarkan catatan harian yang dilaksanakan
diluar gedung Puskesmas seperti Kegiatan progam yandu, kesehatan lingkungan, UKS, dan lain-lain. Pencatatan dan
Pencatatan harian masing-masing progam Puskesmas dikombinasi menjadi laporan terpadu puskesmas atau yang disebut
dengan system pencatatan dan pelaporan terpadu Puskesmas (SP2TP). SP2TP ini dikirim ke dinas kesehatan Kabupaten atau
kota setiap awal bulan, kemudian ke Dinas Kesehatan kabupaten atau kota mengolahnya dan mengirimkan umpan baliknya
ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Departemen Kesehatan Pusat. Umpan balik tersebut harus dikirimkankembali secara rutin
ke Puskesmas untuk dapat dijadikan evaluasi keberhasilan progam. Namun sejak otonomi daerah dilaksanakan puskesmas
tidak punya kewajiban lagi mengirimkan laporan ke Departemen Kesehatan Pusat tetapi dinkes kabupaten/kota lah yang
Ada beberapa jenis laporan yang dibuat oleh Puskesmas antara lain:
3. Laporan bulanan untuk melaporkan kegiatan rutin progam. Laporan jenis ini ada 4 jenis yaitu:
a. Kasus lama
b. Kasus baru
6. LB3
a. Gizi
b. KB
c. Imunisasi
d. KIA
e. Pengamatan Penyakit Menular, seperti: diare, malaria, DBD, TB Paru, Kusta, Filaria, ISPA, Rabies dan lain-lain.
7. LB4
a. Kunjungan Puskesmas
b. Kehatan Olahraga
c. Kesehatan Sekolah
d. Rawat Tinggal
e. dll
a. LT 1
• Dasar UKS
• Kesehatan Lingkungan
• Kesehatan Jiwa
b. LT 2 (kepegawaian)
c. LT 3 (peralatan)
• Linen
• Peralatan Laboratorium
a. LSD1: data kependudukan, fasilitas pendidikan, kesehatan, lingkungan dan peran serta)
Ada juga jenis laporan lain seperti laporan triwulan,laporan semester dan laporan tahunan yang mencakup data kegiatan
progam yang sifatnya lebih komprehensif disertai penjelasan secara naratif. Yang terpenting adalah bagaimana
memanfaatkan semua jenis data yang telah dibuat dalam laporan sebagai masukan atau input untuk menyusun perencanaan
Analisis data hasil kegiatan progam puskesmas akan diolah dengan menggunakan statistic sederhana dan distribusi masalah
dianalisis menggunakan pendekatan epidemiologis deskriptif. Data tersebut akan disusun dalam bentuk table dan grafik
informasi kesehatan dan digunakan sebagai masukkan untuk perencanaan pengembangan progam puskesmas. Data yang
digunakan dapat bersumber dari pencatatan masing-masing kegiatan progam kemudian data dari pimpinan puskesmas yang
1. formulir SP2TP mengacu pada formulir cetakan 2006 baik bulanan maupun tahunan.
3. penanggung jawab program bertangung jawab penuh terhadap kebenaran data yang ada.
5. didalam pengentrian ke komputer dapat dilakukan oleh petugas yang ditunjuk atau staf pengelola program bersangkutan.
6. data pada formulir SP2TP agar diarsipkan sebagai bukti didalam pertangungjawaban akhir minimal 2 tahun.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) merupakan kegiatan pencatatan dan pelaporan puskesmas
secara menyeluruh (terpadu) dengan konsep wilayah kerja puskesmas, dengan tujuan agar semua data hasil kegiatan
Puskesmas dapat dicatat serta dilaporkan ke jenjang diatasnya sesuai kebutuhan secara benar, berkala dan teratur, guna
menunjang pengelolaan upaya kesehatan masyarakat. Pencatatan kegiatan harian progam puskesmas dapat dilakukan di
dalam dan di luar gedung dan pelaporannya dapat berupa, Laporan harian untuk melaporkan kejadian luar biasa penyakit
tertentu, Laporan mingguan untuk melaporkan kegiatan penyakit yang sedang ditanggulangi dan Laporan bulanan untuk
B. SARAN
Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini,untuk itu penulis mengharapkan kritik maupun saran dari