Anda di halaman 1dari 21

SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALs (SDGs)

Sustainable Development Goals – SDGs 2045 merupakan sebuah program


pembangunan dunia yang mana memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat
dunia dan melestarikan alam dengan terdapat 17 faktor utama sebagaimana
tercapainya 169 target yang telah ditentukan dalam waktu yang telah
disepakati. SDGs 2045 erat kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan, MDGs
(Millennium Development Goals 2030), dan CSR (Corporate Social Responsibility).

Tujuan SDGs (Sustainable Development Goals 2045)

Secara garis besar SDGs 2045 berjalan dengan memperhatikan aspek penting yang
dilewati sebelumnya yakni MDGs 2030 dimana diharapkan kaum millennial mampu
berperan banyak dalam memajukan perekonomian dunia dengan tetap
memperhatikan aspek penting termasuk alam dan menggunakan sumber daya yang
ada secara maksimal yakni technology agar tidak tertinggal jauh dengan negara
yang sudah lebih maju.

Berikut ini adalah 17  tujuan SGDs

 No Poverty (Tanpa kemiskinan)


 Zero Hunger (Tanpa kelaparan)
 Good Health and Well-being (Hidup sehat dan sejahtera)
 Quality Education (Pendidikan berkualitas)
 Gender Equality (Kesetaraan gender)
 Clean Water and Sanitation (Air dan sanitasi bersih)
 Affordable and Clean Energy (Energi bersih dan terjangkau)
 Decent Work and Economic Growth (Pekerjaan layak dan pertumbuhan
ekonomi)
 Industri, Innovation and Infrastructure (Industri, inovasi, dan infrastruktur)
 Reduced Inequalities (Berkurangnya kesenjangan)
 Sustainable Cities and Communities (Kota dan komunitas berkelanjutan)
 Responsible Consumption and Production (Konsumsi dan produksi yang
bertanggung jawab)
 Climate Action (Penanganan perubahan iklim)
 Life Below Water (Ekosistem laut)
 Life on Land (Ekosistem darat)
 Peace, Justice and Strong Institutions (Perdamaian, keadilan, dan institusi
kuat)
 Partnerships for The Goals (Kemitraan untuk mencapai tujuan)
Implementasi Industry 4.0 dalam SDGs 2045

Beberapa industri telah memiliki pandangan dan juga memulai untuk melakukan
beberapa penerapan dengan menggunakan technology yang mana diharapkan
mampu memberikan kemudahan bagi para penggunanya. Salah satu bidang yang
mulai mendapatkan perhatian penting yakni pada bidang pertanian dan perikanan
dimana keduanya bersaing dalam pengembangan aplikasi yang mampu
memangkas rantai pasok dan menekan adanya pengadaan secara berlebih
sehingga negara juga terbebas dari hal korupsi.
MDGs (Mellineum Development Goals) adalah Deklarasi Millenium hasil
kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara yang termasuk dalam
PBB, mulai dijalankan pada September Tahun 2000, berupa 8 butir tujuan yang
akan dicapai pada Tahun 2015.

Delapan butir tujuan tersebut adalah

1.      Pengentasan Kemiskinan dan Kelaparan yang ekstrim (1 target)

2.      Pemerataan Pendidikan Dasar (1 target)

3.      Mendukung adanya persamaan gender dan pemberdayaan perempuan (2 target)

4.      Mengurangi Tingkat Kematian Anak, dengan target mengurangi 2/3 tingkat


kematian anak-anak dibawah 5 tahun.

5.      Meningkatkan Kesehatan Ibu, dengan target menurangi 2/3 rasio kematian ibu
dalam proses melahirkan.

6.      Perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya (1 target)

7.      Menjamin Daya Dukung Lingkungan Hidup (3 target)

8.      Mengembangkan Kemitraan Global untuk Pembangunan (7 target)

Upaya yang berfokus pada kesehatan Ibu dan Anak tertuang dalam Butir
MDGs yang ke-4 dan ke-5 yaitu Mengurangi Tingkat Kematian
Anak dan Meningkatkan Kesehatan Ibu, dimana merupakan salah satu kebijakan
pemerintah dalam menurunkan AKI dan AKB. Namun, dalam pencapaian tujuan
tersebut tentu terdapat beberapa tantangan seperti terbatasnya akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan, kurangnya tenaga kesehatan, masih rendahnya
pengetahuan masyarakat, masih rendahnya penggunaan KB, hingga kurang
tepatnya pengukuran AKI.

Kebijakan yang dilaksanakan untuk menurunkan AKI di Indonesia, antara lain :

1.      Meningkatkan pelayanan outreach berbasis fasilitas

2.      Meningkatkan akses layanan KB

3.      Memperkuat fungsi bidan di desa


4.      Memperkuat system rujukan

5.      Memperkuat dukungan finansial

6.      Meningkatkan pelayanan continuum of care

7.      Meningkatkan ketersediaan tenaga kesehatan

8.      Meningkatkan pendidikan kesehatan masyarakat

9.      Memperbaiki status gizi ibu hamil

10.  Menciptakan lingkungan kondusif

11.  Memperkuat system informasi

12.  Memperkuat koordinasi dengan memperjelas peran dan tanggung jawab funsi


pusat dan daerah

13.  Meningkatkan upaya pencapaian indikator-indikator Standar Pelayanan Minimun


bidang kesehatan

Kebijakan Kesehatan Anak difokuskan pda intervensi-intervensi layanan


kesehatan, meliputi :

1.      Meningkatkan cakupan imuniasai campak

2.      Meningkatkan pelaksanaan stategi MTBS

3.      Menangani permasalahn gizi pada anak

4.      Menerapkan strategi kesehatan anak pada tingkat keluarga

5.      Meningkatkan upaya perubahan perilaku

6.      Mengingkatkan pelayanan neonatal dan ibu

7.      Memperkuat dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan

8.      Meningkatkan mobilisasi partisipasi masyarakat melalui kegiatan posyandu

9.      Meningkatkan advokasi kebijakan bagi daerah dengan tingkat pencapaian target


kesehatan anak yang masih rendah
10.  Memadukan strategi lintas sektor untuk mempercepat pencapaian target penurunan
angka kematian balita, bayi maupun neonatal.

Dampak MDGs bagi kesehatan yaitu meningkatnya kesadaran isu kesehatan,


meningkatnya alokasi anggaran kesehatan, menyatunya arah pembangunan
kesehatan dan integrasi monitoring dan evaluasi untuk isu-isu prioritas.

Pencapaian MDGs yaitu dari 63 indikator yang tercapai hanya 13 indikator, 36


indikator masih berjalan dan 15 indikator belum tercapai. Sehingga terdapat
kelanjutan dari MDGs untuk pencapaian Tahun 2030, berupa SDGs. Dalam bidang
kesehatan terdapat 4 pencapaian yang berhasil dari 8 target pencapaian, yang
diharapkan dapat tercapai dalam SDGs.

SDGs (Suitainable Development Goals) merupakan kelanjutan dari MDGs,


disebut pula dengan Global Goals, yang terdiri dari 17 butir tujuan. Diaman seluruh
tujuan SDGs adalah sebuah kesatuan system pembangunan, tidak mementingkan
satu isu tertentu.

Proses perumusan SDGs berlangsung dari 2012-2015, dimana dokumen


yang diadopsi pada UN Summit 2015 berjudul “Trasforming our World by 2030 – a
new Agenda for Global Action”. Terdiri dari dokumen Declaration (the Sustanable
Development), Goals and Target (Means of Implementation), The Global Partnership
(Follow up and Review).

Tujuh Belas butir Tujuan yaitu :

1.      Mengakhiri segala bentuk kemiskinan di manapun (7 target)

2.      Mengakhiri kelaparan mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi,


serta mendorong pertanian yang berkelanjutan (8 target)

3.      Menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua


orang di segala usia (13 target)

4.      Menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta mendorong kesempatan


belajar seumur hidup bagi semua orang (10 target)

5.      Menjamin kesetaraan gender serta memberdayakan seluruh wanita dan


perempuan (9 target)
6.      Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang
berkelanjutan bagi semua orang (8 target)

7.      Menjamin akses energy yang terjangkau, terjamin, berkelanjutan dan modern bagi
semua orang (5 target)

8.      Mendorong pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus, inklusif, dan


berkelanjutan, serta kesempatan kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang
layak bagi semua orang (11 target)

9.      Membangun infrastruktur yang berketahanan, mendorong industrialisasi yang


inklusif dan berkelanjutan serta membina inovasi (8 target)

10.  Mengurangi kesenjangan di dalam dan antar Negara (10 target)

11.  Menjadikan kita dan pemukiman manusia inklusif, aman, berketahanan dan


berkelanjutan (10 target)

12.  Menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan (11 target)

13.  Mengambil tindakan segera untuk mengurangi perubahan iklim dan dampaknya (5


target)

14.  Melestarikan dan menggunakan samudera, lautan serta sumber daya laut secara
berkelanjutan untuk pembangunan berkelanjutan (10 target)

15.  Melindungi, memperbarui serta mendorong penggunaan ekosistem daratan yang


berkelanjutan, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi penggurunan,
menghentikan dan memulihkan degradasi tanah, serta menghentikan kerugian
keanekaragaman hayati (12 target)

16.  Mendorong masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan


berkelanjutan, menyediakan akses keadilan bagi semua orang, serta membangun
institusi yang efektif, akuntable, dan inklusif di seluruh tingkatan (12 target)

17.  Memperkuat perangkat-perangkat implementasi (means of implementation) dan


merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan (19 target)

SDGs dalam Upaya sektor kesehatan tertuang pada tujuan SDGs butir ke-2,


ke-3, ke-5 dan butir ke-6.
1.      Gizi Masyarakat pada butir ke-2 berbunyi Mengakhiri kelaparan mencapai
ketahanan pangan dan meningkatkan gizi, serta mendorong pertanian yang
berkelanjutan (8 target)

2.      Sistem Kesehatan Nasional pada butir ke-3 berbunyi Menjamin kehidupan


yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia (13
target)

3.      Akses Kespro dan KB pada butir ke-5 berbunyi Menjamin kesetaraan gender


serta memberdayakan seluruh wanita dan perempuan (9 target)

4.      Sanitasi dan Air Bersih pada butir ke-6 berbunyi Menjamin ketersediaan dan


pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan bagi semua orang (8 target).

Seluruh isu kesehatan diintegrasikan dalam satu tujuan yaitu pada butir ke-3
dimana perhatiannya pada kesejahteraan bagi semua orang disegala usia, dengan
hal yang menjadi perhatian yaitu Penurunan AKI, AKB, AKN; HIV/AIDS, TB, Malaria;
Akses Kespro (termasuk KB, ASFR); kematian akibat PTM; Penyalahgunaan
narkotika dan alcohol; Kecelakaan lalu lintas; universal health coverage; kontaminasi
dan polusi air, udara, tanah; penanganan krisis dan kegawatdaruratan.

Upaya kita sebagai bidan dalam mencapai tujuan SDGs dalam sector
kesehatan antara lain;

1.      Meningkatkan pelayanan kesehatan dasar gratis seperti posyandu sampai di


daerah-daerah pedesaan ataupun pelosok bukan hanya daerah perkotaan. Selain
itu, dapat melakukan pemberian pelayanan kesehatan dengan cara bergilir di setiap
daerah terpencil.

2.      Melakukan kunjungan rumah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi ibu


nifas dan bbl. Kunjungan rumah harus dilaksanakan secara rutin dan teliti, agar tidak
terjadi masalah pada ibu nifas maupun bbl.

3.      Meningkatkan pelaksanaan stategi MTBS, dengan segera mendeteksi bayi dan


balita yang sakit dengan memberdayakan kader untuk pendataan.

4.      Menangani permasalahn gizi pada anak, dengan cara seperti deteksi dini bayi dan
balita kurang gizi maupun masalah lain yang berkenaan dengan gizi, melakukan
pendataan yang benar dan cepat sehingga masalah tersebut dapat langsung
ditangani.

5.      Meningkatkan upaya perubahan perilaku, dengan cara mengajak masyarakat


untuk turut berperan serta dalam memelihara dan menjaga kesehatannya,
menyadarkan dan memberdayakan masyarakat agar sadar kesehatan.

6.      Melakukan kegiatan kesehatan dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan


maupun isu kesehatan dengan berkolaborasi dengan lintas sector seperti pendidikan
(memberikan penyuluhan pada remaja, anak-anak), pertanian dan sector lainnya.
PROFIL KEMENTERIAN KESEHATAN

Visi

Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan

Misi

    Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan


masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani.
    Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya
kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan.
    Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan.
    Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.
“Nilai-Nilai”

 Pro Rakyat

    Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kemenkes selalu


mendahulukan kepentingan rakyat dan harus menghasilkan yang terbaik
untuk rakyat.
    Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap
orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku,
golongan, agama dan status sosial ekonomi.
 Inklusif

    Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua


pihak, karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan
oleh Kemenkes saja.
   Seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang
meliputi lintas sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakat,
pengusaha, masyarakat madani dan masyarakat akar rumput.
 Responsif

    Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan


rakyat, serta tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi
kondisi setempat, sosial budaya dan kondisi geografis.
    Faktor-faktor tersebut menjadi dasar dalam mengatasi permasalahan
kesehatan yang berbeda-beda, sehingga diperlukan penanganan yang
berbeda pula.
 Efektif

    Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai


target yang telah ditetapkan dan bersifat efisien.
 Bersih

    Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari


korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), transparan dan akuntabel.
PUSKESMAS

Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang


merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran
serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok ( Pedoman
Kerja Puskesmas, Depkes RI).
žPuskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan kabupaten/Kota   yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja (Kepmenkes no. 128/Menkes/SK/II/2004).
Visi
Tercapainya Puskesmas dan Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia
Sehat
Misi
 Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya
 Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya
 Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
 Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya
A. Pusat Penggerak Pembangunan  Berwawasan Kesehatan
 
 žPuskesmas selalu berupaya menggerakan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk o/ masy dan dunia usaha di wil kerjanya shg
berwawasan serta  mendukung pembangunan kesehatan
 Puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan di wil kerjanya
 Khusus u/ pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adl
mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
 
B. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
 
 Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,
keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha :
o memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri 
dan masyarakat untuk hidup sehat,
o berperan aktif  dlm memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk
sumber pembiayaannya,
o serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau 
pelaksanaan program kesehatan
 
 Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat diselenggarakan dg
memperhatikan kondisi dan situsi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
 Pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan dengan pendekatan
PKMD, Posyandu yang terdiri dari ; penimbangan balita, penyuluhan dan perbaikan
gizi, penyediaan oralit mencegah kematian akibat diare, imunisasi, KB, pencegahan
kesakitan dan kematian balita dengan pemantauan KMS, Balok SKDN dan sistem 5
meja agar benar-benar dapat mewujudkan peran serta masyarakat.
 
 C. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
 
 žPuskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha :
o Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri 
dan masyarakat untuk hidup sehat,
o Berperan aktif  dlm memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk
sumber pembiayaannya,
o Serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau 
pelaksanaan program kesehatan
 
 Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat diselenggarakan dg
memperhatikan kondisi dan situsi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat .
 Pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan dengan pendekatan
PKMD, Posyandu yang terdiri dari ; penimbangan balita, penyuluhan dan perbaikan
gizi, penyediaan oralit mencegah kematian akibat diare, imunisasi, KB, pencegahan
kesakitan dan kematian balita dengan pemantauan KMS, Balok SKDN dan sistem 5
meja agar benar-benar dapat mewujudkan peran serta masyarakat.
 
Azas Penyelenggaraan
A. AZAS PERTANGGUNGJAWABAN WILAYAH
1. Puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan masy
yang bertempat tinggal diwilayah kerjanya
2. Dilakukan kegiatan dalam gedung dan luar gedung
3. Ditunjang dengan puskesmas pembantu, Bidan didesa, puskesmas
keliling
 
B.   AZAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
1. Puskesmas harus memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat
untuk  sadar, mandiri –à derajat kes meningkat.
2. Potensi masyarakat perlu dihimpun- dalam Upaya Kesehatan Bersumber
Daya Masyarakat (UKBM)
 
C.   AZAS KETERPADUAN
Setiap Upaya diselenggarakan secara terpadu
1. Keterpaduan lintas program
a. UKS : keterpaduan Promkes, Pengobatan,   Kesehatan Gigi,Kespro. Remaja,
KesehatanJiwa
b. Posyandu: keterpaduan KIA & KB, Gizi, P2M, Promkes, KesehatanJiwa
2.  Keterpaduan lintas sektoral
a. Upaya Perbaikan Gizi : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kades, pertanian, pendidikan, agama, dunia usaha, koperasi, PKK
b. Upaya Promosi Kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kades, pertanian, pendidikan, agama
 
D.  AZAS RUJUKAN
Sistem rujukan upaya kesehatan adalah : sistem jaringan fasilitas pelayanan
kesehatan yg memungkinkan terjadinya penyerahan tanggungjawab secara timbal
balik atas masalah yg timbul baik scr vertikal maupun horisontal kepada fasilitas
pelayanan yg lebih kompeten, terjangkau dan rasional serta tidak dibatasi oleh
wilayah administrasi
 
Kedudukan Puskesmas
ž  Sistem Kesehatan Nasional                                               ======          Sbg
Sarana Pely Kes strata I (UKP&UKM)
ž  Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota                              ======        Sbg UPTD di
wilayah kerjanya
ž  Sistem Pemerintahan daerah                                           ======          Sbg Unit
strukturak bid. Kes Tk kec
ž  Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama   =====   Sbg mitra dari
pelayanan kesehatan swasta dan sbg pembina UKBM di wilayah kerjanya.
 
 
Organisasi Puskesmas
ž  Unsur Pimpinan  : Kepala Puskesmas
ž  Unsur Pembantu Pimpinan :
1. Unit Tata Usaha
2. Unit Pelaksana Teknis Fungsional
3. Jaringan pelayanan Puskesmas
 
Unsur Pelaksana Teknis Fungsional
1. Upaya kesehatan masyarakat termasuk pembinaan UKBM
2. Upaya Kesehatan Perorangan
 
ž  Jaringan pelayanan Puskesmas
1. Puskesmas Pembantu
2. Puskesmas Keliling
3. Bidan Desa/Poskesdes
 
Program Pokok Puskesmas
1. Kesehatan  ibu dan Anak ( KIA )
2. Keluarga Berencana
3. Usaha Peningkatan Gizi
4. Kesehatan Lingkungan
5. Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan
7. ž  Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
8. ž  Usaha Kesehatan Sekolah
9. ž  Kesehatan Olah Raga
10. ž  Perawatan Kesehatan Masyarakat
11. ž  Usaha Kesehatan Kerja
12. ž  Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
13. ž  Usaha Kesehatan Jiwa
14. ž  Kesehatan Mata
15. ž  Laboratorium
16. ž  Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
17. ž  Kesehatan Usia Lanjut
18. ž  Pembinaan Pengobatan Tradisional
 
Upaya Pelayanan Puskesmas
A.  Upaya Kesehatan Wajib  (basic six)
1. Upaya promosi kesehatan
2. Upaya kesehatan lingkungan
3. Upaya kesehatan ibu dan anak serta KB
4. Upaya perbaikan gizi masyarakat
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
6. Upaya pengobatan
 
B. Upaya Kesehatan Pengembangan
o Upaya Kesehatan sekolah
o Upaya Kesehatan Olahraga
o Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
o Upaya Kesehatan Kerja
o Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
o Upaya Kesehatan Jiwa
o Upaya Kesehatan Mata
o Upaya Kesehatan Lansia
o Upaya Pembinaan Kesehatan Tradisional
o Upaya laboratorium  medis dan laboratorium  kesehatan masyarakat
dan upaya pencatatan dan pelaporan tidak termasuk pilihan tapi pelayanan
penunjang dari  setiap upaya wajib dan upaya pengembangan
o Perawatan kesehatan masyarakat merupakan pelayanan penunjang
baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Bila
perkesmas sbg permasalahan spsifik di daerah tsb dpt dijadikan salah satu upaya
kesehatan pengembangan
o Upaya kesehatan pengembangan dapat bersifat upaya inovasi diluar
upaya kesehatan diatas sesuai dengan kebutuhan

SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN


TERPADU PUSKESMAS
Posted: Juni 30, 2011 in Uncategorized
Tag:kuliah ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pencatatan dan pelaporan adalah indikator keberhasilan suatu kegiatan. Tanpa ada pencatatan dan pelaporan, kegiatan atau

program apapun yang dilaksanakan tidak akan terlihat wujudnya. Output dari pencatatan dan pelaporan ini adalah sebuah

data dan informasi yang berharga dan bernilai bila menggunakan metode yang tepat dan benar. Jadi, data dan informasi

merupakan sebuah unsur terpenting dalam sebuah organisasi, karena data dan informasilah yang berbicara tentang

keberhasilan atau perkembangan organisasi tersebut.

Puskesmas merupakan ujung tombak sumber data kesehatan khususnya bagi dinas kesehatan kota dan Sitem Pencatatan dan

Pelaporan Terpadi Puskesmas juga merupakan fondasi dari data kesehatan. Sehingga diharapakan terciptanya sebuah

informasi yang akurat, representatif dan reliable yang dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan perencanaan kesehatan.

Setiap program akan menghasilkan data. Data yang dihasilkan perlu dicatat, dianalisis dan dibuat laporan. Data yang

disajikan adalah informasi tentang pelaksanaan progam dan perkembangan masalah kesehatan masyarakat. Informasi yang

ada perlu dibahas, dikoordinasikan, diintegrasikan agar menjadi pengetahuan bagi semua staf puskesmas. Pencatatan harian

masing-masing progam Puskesmas dikombinasi menjadi laporan terpadu puskesmas atau yang disbut dengan system

pencatatan dan pelaporan terpadu Puskesmas (SP2TP)


B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang diatas, maka dapat di rumuskan masalah yaitu:

“ Bagaimana Sistem Pencataan dan Pelaporan Terpadu di Puskesmas?”

C. TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, Tujuan dari penulisan ini adalah:

• Untuk mengetahui apa itu Sistem Pencataan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas

• Untuk mengetahui Tujan Sistem Pencataan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas

• Untuk mengetahui Jenis Pencataan Terpadu Puskesmas

• Untuk mengetahui Jenis Pelaporan Terpadu Puskesmas

• Untuk mengetahui Bagaimana Prosedur Pengisian Sistem Pencataan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas

BAB II

SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS

A. PENGERTIAN SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS (SP2TP)

Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga

dan upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas yang ditetapkan melalui SK MENKES/SK/II/1981. Data SP2PT berupa

Umum dan demografi, Ketenagaan, Sarana, Kegiatan pokok Puskesmas.

Menurut Yusran (2oo8) Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) merupakan kegiatan pencatatan dan

pelaporan puskesmas secara menyeluruh (terpadu)dengan konsep wilayah kerja puskesmas. Sistem pelaporan ini ini

diharapkan mampu memberikan informasi baik bagi puskesmas maupun untuk jenjang administrasi yang lebih tinggi, guna

mendukung manajemen kesehatan.

B. TUJUAN SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS (SP2TP)

Tujuan SP2TP (Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas) adalah agar semua data hasil kegiatan Puskesmas

dapat dicatat serta dilaporkan ke jenjang diatasnya sesuai kebutuhan secara benar, berkala dan teratur, guna menunjang

pengelolaan upaya kesehatan masyarakat.

• Tujuan Umum

Meningkatkan kualitas manajemen Puskesmas secara lebih berhasil guna dan berdaya guna melalui pemanfaatan secara

optimal data SP2TP dan informasi lain yg menunjang.


• Tujan Khusus

1. Sebagai dasar penyusunan perencanaan tingkat Puskesmas.

2. Sebagai dasar penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas (Lokakarya mini)

3. Sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas

4. Untuk mengatasi berbagai kegiatan hambatan pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas

C. JENIS PENCATATAN TERPADU PUSKESMAS

Pencatatan kegiatan harian progam puskesmas dapat dilakukan di dalam dan di luar gedung.

1. Pencatatan yang dibuat di dalam gedung Puskesmas

Pencatatan yang dibuat di dalam gedung Puskesmas adalah semua data yang diperoleh dari pencatatan kegiatan harian

progam yang dilakukan dalam gedung puskesmas seperti tekanan darah, laboratorium, KB dan lain-lain. Pencatatan dan

pelaporan ini menggunakan: family folder, kartu indek penyakit, buku register dan sensus harian.

2. Pencatatan yang dibuat di luar gedung Puskesmas

Pencatatan yang dibuat di luar gedung Puskesmas adalah data yang dibuat berdasarkan catatan harian yang dilaksanakan

diluar gedung Puskesmas seperti Kegiatan progam yandu, kesehatan lingkungan, UKS, dan lain-lain. Pencatatan dan

Pelaporan ini menggunakan kartu register dan kartu murid.

Pencatatan harian masing-masing progam Puskesmas dikombinasi menjadi laporan terpadu puskesmas atau yang disebut

dengan system pencatatan dan pelaporan terpadu Puskesmas (SP2TP). SP2TP ini dikirim ke dinas kesehatan Kabupaten atau

kota setiap awal bulan, kemudian ke Dinas Kesehatan kabupaten atau kota mengolahnya dan mengirimkan umpan baliknya

ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Departemen Kesehatan Pusat. Umpan balik tersebut harus dikirimkankembali secara rutin

ke Puskesmas untuk dapat dijadikan evaluasi keberhasilan progam. Namun sejak otonomi daerah dilaksanakan puskesmas

tidak punya kewajiban lagi mengirimkan laporan ke Departemen Kesehatan Pusat tetapi dinkes kabupaten/kota lah yang

berkewajiban menyampaikan laporan rutinnya ke Departemen Kesehatan Pusat.

D. JENIS PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS

Ada beberapa jenis laporan yang dibuat oleh Puskesmas antara lain:

1. Laporan harian untuk melaporkan kejadian luar biasa penyakit tertentu.

2. Laporan mingguan untuk melaporkan kegiatan penyakit yang sedang ditanggulangi

3. Laporan bulanan untuk melaporkan kegiatan rutin progam. Laporan jenis ini ada 4 jenis yaitu:

• LB1, berisi data kesakitan

• LB2, berisi data kematian

• LB3, berisi data progam gizi, KIA, KB, dll

• LB4, berisi data obat-obatan


Bentuk Formulir Pelaporan :

1. Formulir LB: untuk data kesakitan dan obat dengan LPLPO

2. Formulir LT: untuk data kegiatan

3. Formulir LS: untuk data sarana, kegiatan dan kematian

4. LB1: laporan data kesakitan

a. Kasus lama

b. Kasus baru

5. LB2: laporan data kematian (tidak dipakai)

a. laporan obat-obatan (LPLPO)

6. LB3

a. Gizi

b. KB

c. Imunisasi

d. KIA

e. Pengamatan Penyakit Menular, seperti: diare, malaria, DBD, TB Paru, Kusta, Filaria, ISPA, Rabies dan lain-lain.

7. LB4

a. Kunjungan Puskesmas

b. Kehatan Olahraga

c. Kesehatan Sekolah

d. Rawat Tinggal

e. dll

8. LT: laporan kegiatan Puskesmas (tribulan)

a. LT 1

• Keadaan sarana Puskesmas

• Dasar UKS

• Kesehatan Lingkungan

• Kesehatan Jiwa

• Program Pendidikan dan Pelatihan

• Program Pemberantasan Penyakit dan Gizi

b. LT 2 (kepegawaian)

• Tenaga PNS di Puskesmas

• Tenaga PTT di Puskesmas


• Tenaga PNS di Puskesmas Pembantu

c. LT 3 (peralatan)

• Linen

• Peralatan Laboratorium

• Peralatan untuk Kesehatan Gigi

• Peralatan untuk Penyuluhan

• Peralatan untuk Tindakan Medis dan Non Medis

9. Laporan data dasar Puskesmas

a. LSD1: data kependudukan, fasilitas pendidikan, kesehatan, lingkungan dan peran serta)

b. LSD2: ketenagaan Puskesmas dan Puskesma Pembantu

c. LSD3: peralatan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu

Ada juga jenis laporan lain seperti laporan triwulan,laporan semester dan laporan tahunan yang mencakup data kegiatan

progam yang sifatnya lebih komprehensif disertai penjelasan secara naratif. Yang terpenting adalah bagaimana

memanfaatkan semua jenis data yang telah dibuat dalam laporan sebagai masukan atau input untuk menyusun perencanaan

puskesmas ( micro planning) dan lokakarya mini puskesmas (LKMP).

Analisis data hasil kegiatan progam puskesmas akan diolah dengan menggunakan statistic sederhana dan distribusi masalah

dianalisis menggunakan pendekatan epidemiologis deskriptif. Data tersebut akan disusun dalam bentuk table dan grafik

informasi kesehatan dan digunakan sebagai masukkan untuk perencanaan pengembangan progam puskesmas. Data yang

digunakan dapat bersumber dari pencatatan masing-masing kegiatan progam kemudian data dari pimpinan puskesmas yang

merupakan hasil supervisi lapangan.

E. PROSEDUR PENGISIAN SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS (SP2TP)

Prosedur pengisian SP2TP, yaitu:

1. formulir SP2TP mengacu pada formulir cetakan 2006 baik bulanan maupun tahunan.

2. pada formulir SP2TP diisi oleh masing-masing penanggung jawab program.

3. penanggung jawab program bertangung jawab penuh terhadap kebenaran data yang ada.

4. hasil akhir pengisian data di ketahui oleh kepala puskesmas.

5. didalam pengentrian ke komputer dapat dilakukan oleh petugas yang ditunjuk atau staf pengelola program bersangkutan.

6. data pada formulir SP2TP agar diarsipkan sebagai bukti didalam pertangungjawaban akhir minimal 2 tahun.

7. semua data diisi berdasarkan kegiatan yang dilakukan oleh puskesmas.

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) merupakan kegiatan pencatatan dan pelaporan puskesmas

secara menyeluruh (terpadu) dengan konsep wilayah kerja puskesmas, dengan tujuan agar semua data hasil kegiatan

Puskesmas dapat dicatat serta dilaporkan ke jenjang diatasnya sesuai kebutuhan secara benar, berkala dan teratur, guna

menunjang pengelolaan upaya kesehatan masyarakat. Pencatatan kegiatan harian progam puskesmas dapat dilakukan di

dalam dan di luar gedung dan pelaporannya dapat berupa, Laporan harian untuk melaporkan kejadian luar biasa penyakit

tertentu, Laporan mingguan untuk melaporkan kegiatan penyakit yang sedang ditanggulangi dan Laporan bulanan untuk

melaporkan kegiatan rutin progam.

B. SARAN

Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini,untuk itu penulis mengharapkan kritik maupun saran dari

pembaca. Demi kesempurnaan makalah ini selanjutnya

. Apa itu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)?


Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat
wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan
kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.
 
. Ada berapa kelompok peserta BPJS Kesehatan?
Peserta BPJS Kesehatan ada 2 kelompok yaitu:

1. PBI Jaminan Kesehatan.


Penerima Bantuan Iuran (PBI) adalah peserta Jaminan Kesehatan bagi fakir miskin
dan orang tidak mampu sebagaimana diamanatkan UU SJSN yang iurannya dibayari
Pemerintah sebagai peserta program Jaminan Kesehatan.
Peserta PBI adalah fakir miskin yang ditetapkan oleh Pemerintah dan diatur melalui Peraturan Pemerintah.

2. Bukan PBI jaminan kesehatan.


Peserta bukan PBI jaminan kesehatan terdiri dari:
1) Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya.
2) Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya.
3) Buka pekerja dan anggota keluarganya

Anda mungkin juga menyukai