ANIS MAULANA A.
NUR FADILAH
MUSHAROFAH
M. SOLEH
SUPAMI
FITRIA
Guru pengajar
........................
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……..……………………………………………………..................................i
Daftar isi……………………………………………………………….....................................ii
BAB I.
PENDAHULUAN………………………………………………………...............................................4
1.1 Latar Belakang………………….………………………………….................................4
1.2 Perumusan Masalah…………………….……………………………...............................4
1.3 Tujuan…………………...…………………………………………..................................4
1.4 Metodelogi penulisan……...…………………...…………………….................................4
1.5 Sistematika Penulisan…………………………..…………………….................................4
DAFTAR PUSTAKA……....…………….………………………………....................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
Lingkungan hidup di Indonesia perlu ditangani dikarenakan adanya beberapa faktor yang
mempengaruhinya, salah satunya yaitu adanya masalah mengenai keadaan lingkungan hidup
seperti kemerosotan atau degradasi yang terjadi di berbagai daerah. Secara garis besar
komponen lingkungan dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok biotik (flora
darat dan air, fauna darat dan air), kelompok abiotik ( sawah, air dan udara) dan kelompok
kultur (ekonomi, sosial, budaya serta kesehatan masyarakat).
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang dari penulisan makalah ini yaitu dapat mengetahui masalah-masalah
yang terjadi pada lingkungan hidup serta upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah tersebut,
4
BAB II
LANDASAN TEORI
5
BAB III
ANALISA LINGKUNGAN HIDUP
Berdasarkan pada data yang diperoleh, Indonesia mempunyai hutan tropis dunia sebesar 10
persen. Sekitar 12% keadaan hutan di Indonesia yang merupakan bagian dari jumlah binatang
yang tergolong jenis mamalia, 16% persen merupakan bagian dari spesies amphibi dan
binatang sejenis reptil dan 25% dari bagian spesies sejenis burung dan sekitar 1.519
merupakan bagian dari spesies burung. Sisanya merupakan endemik yang hanya dapat
ditemui didaerah tersebut. Penyusutan luas hutan alam yang merupakan asli Indonesia
mengalami kecepatan menurunan yang cukup memprihatinkan. Menurut World Resource
Institute (1997), hingga saat ini hutan asli Indonesia. Selama periode 1985-1997 kerusakan
hutan mencapai 1,6 juta hektar per tahun. Pada periode 1997-2000 bertambah menjadi 3,8
juta hektar per tahun. Berdasarkan pada hasil penelitian citra landsat pada tahun 2000
terdapat 101,73 juta hektar hutan dan lahan mengalami kerusakan yang cukup serius.
Diantaranya, hutan seluas 59,62 juta hektar berada dalam kawasan hutan [Badan Planologi
Dephut,2003]. Menurut data yang diperoleh dari Bakornas Penanggulangan Bencana pada
tahun 2003, bencana yang terjadi selama tahun 1998 hingga pertengahan 2003 data yang
didapat menunjukan telah terjadi 647 bencana dengan 2022 korban jiwa dan mengalami
kerugian milyaran rupiah dengan 85% merupakan bencana banjir dan longsor.
6
BAB IV
MASALAH-MASALAH PADA
LINGKUNGAN HIDUP
Dalam lingkungan hidup di Indonesia, banyak terjadi permasalahan di sungai, laut, tanah dan
hutan yaitu sebagai berikut:
1.) Pencemaran Sungai dan laut
Sungai dan laut dapat tercemar dari kegiatan manusia seperti penggunaan bahan logam berat,
pembuangan limbah cair kapal dan pemanfaatan air panas. Secara biologis, fisik dan kimia
senyawa seperti logam tidak dapat dihancurkan. Di berbagai sektor industri dan rumah tangga
seperti pemakaian bahan-bahan dari plastik.
7
BAB V
PENYEBAB & DAMPAK MASALAH LINGKUNGAN HIDUP
Perubahan ekosistem lingkungan yang paling utama disebabkan oleh perilaku masyarakat
yang kurang baik dalam pemanfaatan sumber-sumber daya dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya. Hal inilah yang menyebabkan adanya perubahan ekosistem. Perubahan
ekosistem suatu lingkungan terjadi dengan adanya kegiatan masyarakat seperti pemanfaatan
lahan yang dijadikan sebagai daerah pertanian sehingga dapat mengurangi luas lahan lainnya.
Adanya pertambahan jumlah penduduk dalam memanfaatkan lingkungan akan membawa
dampak bagi mata rantai yang ada dalam suatu ekosistem. Selain itu kerusakan hutan yang
terjadi karena adanya penebangan dan kebakaran hutan dapat mengakibatkan banyak hewan
dan tumbuhan yang punah. Padahal hutan merupakan sumber kehidupan bagi sebagian
masyarakat yang berfungsi sebagai penghasil oksigen, tempat penyedia makanan dan obat-
obatan.
Jumlah kerusakan flora dan fauna akan terus bertambah dan berlangsung lama jika dalam
penggunaannya masyarakat tidak memperhatikan keseimbangan terhadap ekosistem
lingkungan. Dampak dari perubahan ekosistem akan berkurang jika masyarakat mengetahui
dan memahami fungsi dari suatu ekosistem tersebut. Kerusakan ekosistem membawa dampak
bukan hanya pada keanekaragaman terhadap flora dan fauna juga dapat mmbawa pengaruh
lain terhadap masyarakat itu sendiri seperti longsor, banjir dan erosi. Selain itu kerusakan
lingkungan bisa di sebabkan oleh sampah. Sampah yang semakin banyak dapat menimbulkan
penguapan sungai dan kehabisan zat asam yang sangat dibutuhkan bagi mikroorganisme yang
hidup di sungai. Serta dapat pula disebabkan dari pembuangan limbah cair dari kapal dan
pemanfaatan terhadap penggunaan air panas yang dapat menimbulkan laut menjadi tercemar.
8
BAB VI
UPAYA-UPAYA MENGATASI MASALAH
LINGKUNGAN HIDUP
1) Menjaga kawasan tangkapan hujan seperti kawasan pegunungan yang harus selalu
hijau karena daerah pegunungan merupakan sumber bagi perairan di darat.
9
2) Untuk mengurangi aliran permukaan serta untuk meningkatkan resapan air sebagia air
tanah, maka diperlukan pembuatan lahan dan sumur resapan.
3) Reboisasi di daerah pegunungan, dimana daerah tersebut berfungsi sebagai reservoir
air, tata air, peresapan air, dan keseimbangan lingkungan.
4) Adanya pengaturan terhadap penggunaan air bersih oleh pemerintah.
5) Sebelum melakukan pengolahan diperlukan adanya pencegahan terhadap
pembuangan air limbah yang banyak dibuang secara langsung ke sungai.
6) Adanya kegiatan penghijauan di setiap tepi jalan raya, pemukiman penduduk,
perkantoran, dan pusat-pusat kegiatan lain.
7) Adanya pengendalian terhadap kendaraan bermotor yang memiliki tingkat
pencemaran tinggi sehingga menimbulkan polusi.
8) Memperbanyak penggunaan pupuk kandang dan organik dibandingkan dengan
penggunaan pupuk buatan sehinnga tidak terjadi kerusakan pada tanah.
9) Melakukan reboisasi terhadap lahan yang kritis sebagai suatu bentuk usaha
pengendalian agar memiliki nilai yang ekonomis.
10) Pembuatan sengkedan, guludan, dan sasag yang betujuan untuk mengurangi laju
erosi.
11) Adanya pengendalian terhadap penggunan sumber daya alam secara berlebihan.
12) Untuk menambah nilai ekonomis maka penggunaan bahan mentah perlu dikurangi
karena dianggap kurang efisien.
13) Reklamasi lahan pada daerah yang sebelumnya dijadikan sebagai daerah penggalian.
10
BAB VII
SEGALA TUJUAN MENJAGA LINGKUNGAN
HIDUP
7.1 PEMBAHASAN
Melestarikan lingkungan dengan perbaikan dan pencegahan lingkungan yaitu :
1. Reboesasi (Penghijauan)
Usaha penghijauan daerah atau lahan kritis dan pengendalian bahaya banjir saling berkaitan.
Denhgan adanya hutan yang ditumbunhi pepohonan berarti air hujan yang turun di daerah
hulu akan bertahan didalam tanah oleh akar-akar pohon.
Reboesasi adalah penghutanan kembali lahan-lahan kritis seperti gunung gundul dan
sejenisnya. Selain bertujuan untuk mencegah terjadinya erosi, reboesasi juga meningkatkan
kesuburan tanah.
2. Sengkedan (terrasering)
Bentuk terrasering adalah berundak0undak seperti teras rumah. Setiap teras/undak dikelilingi
oleh pematang sebagai penahan air.
Sistem terrasering ini sangat bermanfaat untuk mencegah erosi. Air yang mengalir dari
bagian atas tidak langsung meluncur, melainkan terhambat dulu melewati petakan-petakan
teras yang ada dibawahnya. Dengan demikian air yang mengalir ke bagian bawah terlebih
dahulu ditahan oleh teras sebelumnya.
11
Hal ini dapat dikurangi dengan adanya vegetasi (tumbuhan). Jadi vegetasi merupakan bentuk
media yang baik untuk mendapatkan air yang tidak merusak tanah.
Secara ideal vegetasi yang baik yaitu berupa hutan alam atau hutan buatan. Vegetasi juga
berfungsi untuk mengurangi masa air.
Titik tolak pemakuan daerah aliran sungai yaitu adanya vegetasi khusus dengan jumlah
tertentu untuk tujuan pengaturan tata air dan pengawetan tanah. Vegetasi khusus disebut juga
hutan lindung. Hutan lindung terbagi dalam 2 kelas, yaitu :
1) Hutan Lindung mutlak fungsinya untuk melindungi berbagai bencana.
2) Hutan Lindung fungsi terbatas.
12
PENUTUP
6.8 Kesimpulan
Penyebab terjadinya masalah lingkungan hidup adalah adanya kegiatan masyarakat seperti
pembuangan limbah pabrik, sampah dari rumah tangga, penebangan dan kebakaran hutan
yang dapat menimbulkan pencemaran terhadap sungai dan laut, tanah, hutan sehingga banyak
flora dan fauna yang punah.
6.9 Saran
Masyarakat harus menjaga kelestarian lingkungan hidup. Dalam pemanfaatan sumber daya
harus memperhatikan dampak yang timbul dari penggunaan sumber daya tersebut terhadap
lingkungan sekitar agar tidak terjadi pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup.
13
DAFTAR PUSTAKA
Dr.H. Totok Gunawan, M.S.,dkk. 2004. Fakta dan Konsep Geografi. Jakarta: Ganeca Exact.
Sugandi, Dede. 2005. Geografi. Bandung: Regina.
http://forum.cekinfo.com/showthread.php?t=1680
14