Anda di halaman 1dari 23

DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN

PADA KEHIDUPAN MANUSIA

DR. DRS. I NENGAH PUNIA, MSI


NIP. 19661231 199403 1 020

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

1
KATA PENGANTAR

Puji syuhur penulis panjatkan kehadapan Ida Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas kerta warenugrahaNya karya ilmiah ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
Karya ilmiah ini berjudul “ Dampak Pencemaran Lingkungan pada Kehidupan
Manusia“ adalah suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan bidang
pengembangan ilmu pengetahuan sosial, terutama bidang lingkungan dan sekaligus
sebagai tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi bidang penelitian, sehingga hasil kajian
ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum, khususnya kaum akademisi.
Dengan terselesainya penulisan karya ilmiah ini, maka perkenankan penulis
menyampaikan rasa terima kasih kepada teman-teman dosen dan kolega lainnya yang
telah banyak memberikan saran dan masukan, demi kesempurnaan isi daripada karya
ilmiah ini.

Denpasar, Januari 2016

Penulis,

2
Daftar Isi

Kata Pengantar ………………………………………………………… i


Daftar Isi ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Fokus Masalah ........................................................................... 6
C. Tujuan Penulisan ........................................................................... 7
D. Manfaat Penulisan ............................................................... 7
BAB II PEMBAHASAN
A. Terminologi Pencemaran Lingkungan ...................................... 8
B. Daya Dukung Alam ……………………………………….. 7
C. Dampak Industri dan Teknologi .................................................... 9
D. Usaha Penanggulangan Dampak Pencemaran Lingkungan ........... 14
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ..................................................................................... 21
B. Saran ..................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 23

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak manusia mengenal peradaban, ribuan tahun yang lalu, manusia selalu

berusaha untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Peningkatan kualitas hidup tidak

lain merupakan usahanya untuk mendapatkan kenyamanan hidup. Kenyamanan

hidup yang dimaksudkan selain untuk dinikmati oleh dirinya sendiri pada saat

masih hidup, tetapi juga diharapkan dapat diberikan kepada anak cucu. Usaha

untuk meningkatkan kualitas hidup manusia tidak akan pernah berhenti sampai

akhir zaman ( Waedana, 1995 ).

Usaha peningkatan kualitas hidup manusia sangat terasa sejak revolusi industri

yang melanda benua Eropa pada pertengahan abad ke-19, kemudian menyebar ke

Amerika. Manusia berlomba-lomba untuk menciptakan mesin-mesin baru untuk

dapat menghasilkan produk-produk baru.

Untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia yang berupa sandang pangan,

papan, maka manusia memanfaatkan penemuan-penemuan baru ilmu pengetahuan

dan teknologi untuk mengeruk hasil kekayaan alam yang ada sebanyak-banyaknya

dan secepat-cepatnya. Terjadinya pembukaan lahan secara besar-besaran baik

untuk lahan pertanian, industri, perumahan/pemukiman, wisata dan lain-lainnya.

Kondisi ini akan dapat berpengaruh terhadap daya dukung alam, yang dengan

sendirinya akan berpengaruh pada lingkungan di mana manusia itu hidup.

Masalah lingkungan hidup di Negara-negara maju, diakibatkan oleh kemajuan

teknologi itu sendiri, di mana akan terjadi pencemaran yang dapat berakibat fatal

bagi kehidupan manusia maupun terganggunya ekosistem yang ada disekitarnya.

4
Sedangkan masalah lingkungan hidup di Negara-negara sedang berkembang,

seperti halnya Indonesia, yang bertitik tolak dari keterbelakangan,

kemelaratan/kemiskinan dan disertai dengan proses pelaksanaan pembangunan

yang dilaksanakan oleh pemerintah.

Dari keterbelakangan, kemiskinan dan masalah proses pelaksanaan

pembangunan dapat menimbulkan persoalan dilapangan, terutama dalam hal

pengelolaan sumber daya alam maupun lingkungan hidup. Oleh karena itu

masyarakat yang berada dalam kondisi kemiskinan, keterbelakangan dapat

melakukan segala daya upaya untuk mengatasi permasalahan yang sedang mereka

hadapinya, seperti melakukan penggundulan hutan, menguras habis sumberdaya

alam ( minyak bumi, emas, batu bara dsbnya ) Menggunakan mekanisme

pertanian yang maksimal, seperti pemakaian pestisida yang melebihi dosis,

merusak pohon bakau di pinggir pantai dan sebagainya adalah merupakan salah

satu ciri dari usaha untuk mengatasi keterbelakangan bagi Negara miskin. Mereka

tidak sadar bahwa tindakannya itu akan dapat merusak alam dan lingkungan,

sehingga pada akhirnya keseimbangan hidup di dunia ini akan terganggu pula.

Dari persoalan lingkunan hidup di Negara maju maupun berkembang seperti

apa yang diungkapkan di atas, semuanya akibat ulah manusia itu sendiri. Tanpa

campur tangan manusia sendiri, mungkin kelestarian alam akan berjalan menurut

daurnya. Walau disisi lain manusia sering menjadi korban bencana alam, seperti ;

gunung meletus, gempa, tsunami, tanah longsor, banjir dan lainnya.

Penjelasan di atas kiranya dapat disimpulkan bahwa manusia dapat bertindak

sebagai subyek lingkungan dalam arti positif yaitu dapat memelihara, menjaga

dan mengembangkan lingkungan hidup demi siklus kehidupan semua mahkluk

yang ada di muka bumi ini. Manusia dapat bertindak sebagai subyek, pencemar

5
dam merusak lingkungannya. Akan tetapi manusia bisa menjadi obyek

lingkungan, yaitu sebagai korban pencemaran air, udara dan lain sebagainya. Oleh

karena itu manusia adalah sebagai salah satu faktor yang dapat menentukan

keberadaan lingkungan hidup.

Menurut Marsh yang dikutip oleh Saragih dkk, menolak pendekatan teologis

pada ilmu bumi yang dianut Carl Ritter dan aliran environmentalism, yang

memandang manusia sebagai mahkluk yang pasip belaka, yang dibentuk oleh

lingkungannya. Kenyataannya, tindakan manusia terhadap lingkungannya sering

tidak memperhitungkan hari esok, dapat menjadi musuh terbesarnya sendiri. Salah

satu tujuan Marsh sebagai ilmuwan dan penulis adalah membuktikan bahwa

manusia adalah unsur yang bebas merdeka, yang bertindak sendiri bebas dari

alam. Namun tidak jarang manusia menjadi korban, sebagai akibat dari

tindakannya sendiri terhadap alam tempat mereka hidup ( Saragih dkk : 71 ).

Hal ini lebih dipertegas oleh Sajogyo yakni ; “ bukan bumi yang membentuk

manusia, tetapi manusialah yang membentuk bumi. Dengan cara-cara negative

maupun positif manusia sering berhasil memperbaiki daya hasil tana. Tetapi

sering pula, karena tidak tahu/tamak, banyak kerusakan-kerusakan alam

lingkungan yang sulit diperbaiki, yang ditimbulkannya “.

Aktivitas manusia yang menyebabkan berkurangnya sumberdaya alam,

berkurangnya keseimbangan dalam ekosistem, munculnya berbagai pencemaran

lingkungan yang berdampak merugikan pada manusia maupun lingkungannya

sendiri. Oleh karena itu perlu adanya usaha-usaha manusia yang berkaitan dengan

pengelolaan lingkungan hidup dalam menjaga pelestarian fungsi lingkungan

hidupnya.

6
Urain tersebut di atas dan kenyatan yang penulis alami dalam kehidupan

sehari-harilah yang melatar belakangi penulis untuk mengangkat masalah

“Dampak Pencemaran Lingkungan Pada Kehidupan Manusia “ sebagai suatu

karya ilmiah populer.

B. Fokus Masalah

Fokus masalah yang menjadi kajian penulis pada karya ilmiah ini adalah

sejauh mana dampak pencemaran lingkungan pada kehidupan manusia ?

C. Tujuan Penulisan

Mengacu pada fokus kajian di atas, penulis ingin memperoleh data pustaka

dan informasi tentang dampak pencemaran lingkungan pada kehidupan manusia.

Secara lebih khusus penulisan ini bertujuan untuk :

1. Mengidentifikasi dampak pencemaran lingkungan pada kehidupan manusia.

2. Mengidentifikasi usaha-usaha yang sudah dilakukan oleh manusia untuk

mengatasi pencemaran lingkungan.

D. Manfaat Penulisan

Penulisan karya ilmiah yang menyangkut Dampak Pencemaran Lingkungan

pada kehidupan manusia, anatara lain :

1. Penulisan ini akan dapat menambah wawasan bagi penulis sendiri maupun

orang lain, yang bersimpati pada masalah pencemaran lingkungan, sehingga

mereka akan dapat menjaga dan melestarikan lingkungan sekitarnya.

2. Informasi ini kiranya dapat diperguanakan sebagai pedoman dan pengelolaan

lingkungan hidup yang ada disekitar kita sehingga hidup kita menjadi nyaman.

3. Dengan adanya penulisan karya ilmiah ini, sudah merupakan salah satu

kontribusi yang berharga bagi kepentingan masyarakat umum.

7
BAB II
PEMBAHASAN

A. Terminologi Pencemaran Lingkungan

Beberapa istilah yang berkaitan dengan pencemaran lingkungan berdasarkan

undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 4 Tahun 1982 tentang Ketentauan

Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan Nomor : 23 Tahun 1997 tentang

Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah sebagai berikut ( KLH/Bapedal : 1997 ) :

1. Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan

dan mahkluk hidup, termasuk manusia dan prilakunya yang mempengaruhi

kelangsungan prikehidupan maupun kesejahteraan manusia serta mahkluk

hidup lainnya.

2. Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan

fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan,

pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian

lingkungan hidup.

3. ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan

utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam bentuk keseimbangan,

stabilitas dan produktifitas lingkungan.

4. Pelestarian fungsi lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk memelihara

kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

5. Sumberdaya adalah unsur lingkungan hidup yang tediri atas sumberdaya

manusia, sumberdaya alam, baik hayati maupun non hayati, serta sumberdaya

buatan.

6. Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkan mahkluk hidup,

zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan

8
manusia sehingga kualitasnya turun sampai tingkat tertentu yang

menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan

peruntukannya.

7. Limbah adalah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan

8. Perusak lingkungan adalah tindakan yang menimbulkan perubahan langsung

atau tuidak langsung terhadap sifat-sifat fisik dan hayati lingkungan, yang

mengakibatkan lingkungan itu kurang berfungsi lagi dalam menunjang

pembangunan yang berkesinambungan.

9. Dampak lingkungan hidup adalah pengaruh perubahan pada lingkungan hidup

yang diakibatkan oleh suatu usaha atau kegiatan.

10. Analisis mengenai dampak lingkungan adalah kajian mengenai dampak besar

dan penting suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan

hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang

penyelenggaraan usaha/kegiatan.

11. Konservasi sumberdaya alam adalah pengelolaan sumberdaya alam yang

menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan bagi sumberdaya terbaharui

menjamin kesinambungan persediannya dengan tetap memelihara dan

meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya.

12. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan berencana

menggunakan dan mengelola sumberdaya secara bijaksana dalam

pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup.

B. Daya Dukung Alam

Daya dukung alam diartikan sebagai kemampuan alam untuk mendukung

kehidupan manusia. Daya dukung alam meliputi segala kekayaan alam yang

terdapat di muka, termasuk juga kekayaan alam yang ada di dalam perut bumi

9
(Wardana, 1995). Daya dukung alam terbentuk melalui proses yang sangat

panjang dan terjadi ratusan bahkan ribuan tahun. Berkurangnya daya dukung alam

akan berakibat pula terhadap kemampuan alam untuk mendukung kehidupan

manusia. Daya dukung alam perlu dijaga, karena daya dukung alam dapat

berkurang atau menyusut sejalan dengan berputarnya waktu dan pesatnya

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta industri.

Revolusi industri di Negara-negara maju pada abad ke-19 telah

mengakibatkan polusi atau pencemaran tanah, air dan udara. Perkembangan dan

kemajuan Negara-negara industri sekaligus dapat menimbulkan masalah

lingkungan di Negara-negara sedang berkembang ( Indonesia ), karena bahan

baku untuk keperluan industri tersebut sebagian besar didatangkan dari Negara-

negara berkembang. Walaupun masalah lingkungan hidup di Negara maju

maupun bekembang sama-sama terjadi, tetapi terdapat perbedaan dalam hal

pengendaliannya. Negara maju dengan tingkat penghasilan dan kesejahteraan

masyarakatnya yang tinggi dapat membuat persyaratan yang ketat tentang baku

mutu lingkungan dan diterapkan secara konsisten. Hal ini diberlakukan karena

pemerintah dan masyarakat peduli lingkungan, penghargaan hak-hak asasi

manusia sangat tinggi, serta penguasaan teknologi proses p[roduksi dan teknologi

dampak lingkungan.

Di Negara sedang berkembang ( Indonesia ), umumnya pemerintah disibukkan

dengan program pengentasan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja, pemukiman

kumuh, dan program-program lain untuk dapat meningkatkan pendapatan

masyarakat. Akan tetapi dengan adanya kesepakatan internasional dan era

globalisasi, Negara-negara sedang berkembang ( Indonesia ) juga dituntut untuk

10
melakukan pengendalian dampak lingkungan, sehingga masalah linkungan hidup

dapat diatasi dengan baik.

Secara umum kerusakan daya dukung alam dapat disebabkan oleh dua fator

utama yaitu :

1. Kerusakan karena faktor internal.

Kerusakan karena faktor internal adalah kerusakan yang berasal dari dalam

bumi/alam itu sendiri, dan kerusakan akibat faktor alam sendiri sangat sulit

untuk dilakukan pencegahan, karena sudah merupakan proses alamiah yang

terjadi pada bumi/alam yang sedang mencari keseimbangan diri. Kerusakan

daya dukung alam akibat faktor interen/internal antara lain ; karena letusan

gunung berapi, gempa bumi, kebakaran hutan, bajir besar dan gelombang

tsunami dan lain sebagainya.

Seperti contoh, petir sering mengakibatkan terjadinya kebakaran hutan.

Kebakaran hutan makin beat dan sulit untuk dipadamkan, apabila dikawasan

tersebut ditemukan batu bara yang terbakar di bawah permukaan tanah.

Dampak dari adanya kebakaran hutan dapat mengakibatkan terjadinya

pencemaran udara oleh asap, punahnya sumber daya genetic ( plasma nutfah ),

terganggunya kehidupan satwa liar, termasuk manusia yang terganggu.

Kerusakan lingkungan akibat kebakaran hutan tidak hanya terjadi di daerah

kebakaran saja, tetapi juga berdampak di daerah luarnya, yakni terjadinya

erosi dan erosi dapat mengakibatkan pencemaran dan pendangkalan perairan

di daerah hilir. Untuk melakukan pemulihan kerusakan hutan akibat kebakaran

diperlukan waktu 35 – 40 tahun (Sontang Manik, 2003 ).

11
2. Kerusakan karena faktor ekstenal

Kerusakan karena faktor eksternal adalah kerusakan yang diakibatkan oleh

ulah manusia dalam rangka untuk meningkatkan kualitas dan kenyamanan

hidup. Oleh karena kerusakan faktor ekstenal disebabkan oleh manusia, maka

menjadi kewajiban manusia untuk mengurangi atau bahkan menghindari

kerusakan yang diakibatkan oleh faktor eksternal ( manusia ). Kerusakan

akibat faktor eksternal pada umumnya disebabkan oleh karena adanya

kegiatan industri, yakni berupa limbah buangan industri ( indusri kecil

maupun besar ). Kerusakan daya dukung alam karena faktor eksternal anatara

lain disebabkan oleh :

a. Pencemaran udara yang berasal dari cerobong pabrik, dan juga gas

buangan dari hasil pembakaran bahan baker fosil (pada sistem trasportasi).

b. Pencemaran air yang berasl dari limbah buangan industri (kecil maupun

besar).

c. Pencemaran daratan ( tanah ) oleh kegiatan industri baik dalam bentuk cair

maupun padat ( barang bekas ).

d. Penambangan untuk mengambil kekayaan alam mineral, emas, tembaga,

dan lainnya dari perut bumi.

C. Dampak Industri dan Teknologi

Perkembangan peradaban manusia yang ditunjang oleh kemajuan ilmu dan

teknologi, sekaligus juga merusak dan mencemari lingkungan hidup.

Pembangunan berbagai industri seperti ; industri pupuk, semen, tekstil kertas dan

lain sebagainya, semuanya berpotensi memberikan dampat negative terhadap

lingkungan. Industri merusak dan mencemari lingkungan tidak hanya terjadi

setelah berproduksi, tetapi dalam tahap proses pembangunannya. Pada tahap ini

12
kerusakan dan pencemaran lingkungan dapat terjadi pada kegiatan land clering,

mobilisasi peralatan berat, pengangkutan bahan bangunan dan kegiatan lainnya.

Dalam kegiatan produksi, semua industri akan menghasilkan produk sampingan

yang tidak bernilai ekonomis. Produk sampingan terseut disebuit sebagi limbah,

yang terdiri dari limbah cair, padat, dan gas. Limbah-limbah ini akan mencemari

lingkunga peraiaran, tanah, dan udara, yang pada akhirnya akan menggangu

kehidupan mahkluk hidup, termasuk manusia.

Industri dan teknologi memang diperlukan untuk mendukung dan mendapatkan

kualitas hidup yang lebih baik, namun kalau dampak yang ditimbulkan makin

menjauhkan manusi dari pencapaian kualitas hidup yang lebih baik, sudah tentu

tidak boleh terjadi. Dampak industri dan teknologi terdiri dari :

1. Dampak Tidak Langsung

Dampak tidak langsung yaitu yang berhubungan dengan masalah sosial

kemasyarakatan, atau lebih dikenal sebagai dampak psikososio-ekonomi.

Dampak tidak langsung akibat adanya indutri dan teknologi antara lain dapat

dilihat dari :

a. terjadinya urbanisasi penduduk

b. terjadinya perubahan prilaku masyarakat

c. naiknya tingkat kriminalitas

d. perubahan sosio-budaya

2. Dampak Langsung

Dampak langsung yaitu yang berhubungan dengan kondisi homeostasis dari

komponen ekosistem ( tanaman, hewan, manusia dan lingkungan yang saling

berinteraksi. Secara alamiah keadaan homeostasis dapat dicaoai dngan

sendirinya, akan tetapi memerlukan waktu yang cukup lama. Homeostasis

13
dapat dipercepat oleh campur tangan manusia. Apabila dampak langsung

kegiatan industri dan teknologi bisa dikurangi atau dihindari, berarti manusia

sudah berusaha mempercepat terjadinya homeostasis.

Adapun dampak langsung ( bersiafat negatif ) akibat kegiatan industri dan

teknologi menyebabkan terjadinya masalah-maslah pencemaran. Pencemaran

akan terjadi apabila dalam lingkungan hidup manusia terdapat suatu bahan

pencemar ( polutan ) dalam konsentrasi sedemikian besar yang dihasilkan oleh

manusia dan bersifat merugikan. Masalah-masalah pencemaran

diklasifikasikan menjadi :

a. Pencemaran udara, seperti kebakaran hutan, emisi kendaraan dll.

b. Pencemaran air, seperti ; timbulnya endapan, perubahan pH air, blomming,

dan lain-lain.

c. Pencemaran daratan, seperti ; penurunan kualitas tanah, peningkatan

kandungan logam berat di tanah, dan lain-lain.

Sedangkan bahan-bahan pencemaran dapat diklasifikasikan menjadi :

a. Pencemaran fisik, sediment

b. Pencemaran biologis, kuman mathogen

c. Pencemaran kimiawi, Pb ( timbale ), deterjen

D. Usaha Penanggulangan Dampak Pencemaran Lingkungan

Pengendalian dampak lingkungan adalah upaya yang dilakukan untuk

mencegah,meminimalkan, dan atau menangini dampak negativ suatu usaha

(proyek pembangunan) terhadap lingkungan sehingga kualitas lingkungan tetap

terjaga dengan baik . dalam pelaksanaan proyek pembangunan, upaya

pengendalian atau pengelolaan seharusnya dilakukan sejak pada tahap

prakontruksi, dan tahap operasional.

14
Tahap prakontruksi merupakan jenis pekerjaan yang harus dilakukan

pemrakarsa sebelum pekerjaan fisik, seperti melakukan penyuluhan kepada

masyarakat tentang rencana kegiatan ( proyek ), pematokan batas lokasi, dan

pembebasan lahan. Pada saat pembebasan lahan dampak negatif yang mungkin

timbul adalah terjadinya kekerasan dalam masyarakat, karena besar ganti rugi

yang ditetapkan tidak sesuai dengan keinginan masyarakat.

Tahap kontruksi adalah kegiatan pembangunan atau pekerjaan fisik sehingga

proyek siap beroperasi, misalnya ; pabrik pengelolaan minyak kelapa sawit. Jenis

pekerjaan pada tahap ini antara lain peratan tanah, membangun pabrik,

perkantoran dan perumahan karyawan, dampak negative yang mungkin timbul

pada tahap ini berupa pencemaran udara ( debu dan bising ) dan kerusakan jalan

umum karena pengangkutan bahan bangunan dan peralatan pabrik.

Tahap operasional merupakan kegiatan setelah semua pekerjaan fisik selesai.

Pada tahap ini jenis pekerjaan sudah tertentu dan rutin selama proyek beroperasi,

sesuai dengan perizinan yang dimiliki, misalnya selama 20 tahun. Contoh

misalnya ; agroindustri, jenis pekerjaan antara lain pengangkutan bahan baku,

proses produksi, pengelolaan limbah padat dan cair. Dampak yang mungkin

terjadi adalah pencemaran udara dan air. Pencemaran udara berupa bising

bersumber dari mesin pabrik, dan gas dari emisi buangan asap pabrik, sedangkann

pencemaran air berasl dari limbah padat maupun cair ( Sondang Manik, 2003 ).

Dengan pengendalian atau pengelolaan lingkungan yang baik, maka

peningkatan harkat dan kesejahteran masyarakat ( manusia ) dapat dicapai, serta

kualitas lingkungan tetap terpelihara dengan baik, jika semua pihak ikut

berpartisipasi secara aktif, baik itu pemerintah maupun warga masyarakat.

15
Secara garis besarnya terdapat dua macam cara untuk mengurangi dan

menanggulangi pencemaran lingkungan antara lain :

1. Penanggulangan Secara Non-teknis

Usaha mengurangi dan menanggulangi pencemaran ligkungan secara non-

teknis, yaitu suatu usaha untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran

lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundang yang dapat

merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan

industri dan teknologi sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pencemaran

lingkungan. Peraturan perundangan yang dimaksud hendaknya dapat

memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri dan teknologi

yang akan dilaksanakan disuatu tempat, antara lain ;

a. Penyajian informasi lingkungan ( PIL )

Penyajian informasi lingkungan merupakan gambaran awal kegiatan yang

akan diusulkan. PIL ini diberikan sebelum Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan dilaksanakan. Berdasarkan PIL akan diketahui secara tepat

apakan AMDAL diusulkan perlu segera dilaksanakan. Di dalam PIL harus

termuat garis besar jenis kegiatan dan macam lingkungan yang akan

dianalisis. Secara umum Penyajian Informasi Lingklungan akan memuat

tentang :

1). Kegiatan yang diusulkan

2). Kondisi lingkungan yang akan dianalisa

3) Dampak yang mungkin terjadi akibat kegiatan yang diusulkan serta

tindakan yang direncanakan untuk mengendalikannya.

16
b. Analisis mengenai dampak Lingkungan ( AMDAL )

Analisis mengenai dampak lingkungan adalah suatu studi tentang beberapa

masalah yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang diusulkan. Dalam

hal ini studi yang dilakukan meliputi kemungkinan terjadinya berbagai

macam perubahan, baik perubahan sosial-ekonomi maupun perubahan

biofisik lingkungan sebagai akibat adanya kegiatan yang diusulkan.

AMDAL juga dapat diartikan sebagai suatu hasil studi mengenai dampak

suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup yang

diperlukan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan. Oleh

karena itu AMDAL bertujuan untuk menduga/memperkirakan dampak

yang mungkin timbul sebagai akibat suatu kegiatan/proyek pembangunan

yang direncanakan. Berdasarkan AMDAL yang dibuat untuk suatu

kegiatan dapat dibandingkan keadaan sebelum dan sesudah ada kegiatan.

Hasil yang ideal adalah apabila tidak terjadi dampak pencemaran

lingkungan.

c. Perencaan Kawasan Kegiatan Industri dan Teknologi

Perencanaan kawasan kegiatan industri dan teknologi, dimaksudkan agar

jika terjadi pencemaran lingkungan dari suatu kegiatan, maka dapat

dipantau dengan mudah dsan cepat, sehingga penanggulangan dapat

dilakukan secara terpadu, dan daya dukung alam lingkungan sekitarnya

tetap terjamin bagi kelangsungan hidup manusia. Melalui perencanaan

kawasan yang baik, maka keseimbangan kebutuhan utilitas antara

keperluan untuk kegiatan industri dan teknologi dengan keperluan

pemukiman disekitarnya dapat diatur tanpa merugikan salah satu pihak.

17
d. Peraturan dan pengawasan Kegiatan

Pengaturan dan pengawasan kegiatan yang dimaksud agar segala

persyaratan keselamatan kerja dan keselamatan lingkungan dengan baik,

sehingga kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan dapat ditekan

sekecil-kecilnya. Pengaturan dan pengawasan kegiatan, umumnya

ditentukan melalui perangkat peraturan dan perundangan.

2. Penanggulangan Secara Teknis

Apabila berdasarkan kajian AMDAL ternyata bisa diduga bahwa mungkin

akan timbul pencemaran lingkungan maka langkah berikutnya adalah

memikirkan penangulangan secara teknis. Adapun kreteria yang digunakan

dalam memilih dan menentukan cara yang akan digunakan dalam

penanggulangan secara teknis tergantung pada faktor :

a. Mengutamakan keselamatn lingkungan

b. Teknologi telah dikuasai dengan baik,

c. Secara teknis dan ekonomis dapat dipertanggung-jawabkan

Berdasarkan kreteri tersebut di atas akan diperoleh beberapa cara dalam hal

penanggulangan pencemaran lingkungan secara teknis, antara lain :

a. Mengubah Proses

Apabila dalam suatu proses industri dan teknologi terdapat bahan buangan

limbah yang berupa zat-zat kimia, maka akan terjadi pencemaran

lingkungan oleh zat-zat kimia, baik melalui pencemaran udara, air maupun

daratan. Keadaan ini harus dihindari yaitu dengan mengubah proses yang

ada dan memenuhi kreteria yang telah disebutkan di atas. Beberapa indusri

dan teknologi sudah ada yang melakukan cara ini dan ternyata dapat

berhasil dengan baik. Misalnya industri penyamakan kulit yang

18
menggantikan pemakaian chroom ( Cr ) dengan semacam enzim yang

tidak membahayakan lingkungan.

b. Mengganti Sumber Energi

Sumber energi yang digunakan pada berbagai kegiatan industri dan

teknologi sebagaian besar masih mengandalkan pada pemakaian bahan

baker fosil, baik minyak maupun batubara. Pemakaian bahan baker fosil

menghasilkan komponen pencemaran udara berupa gas SO2 , NO2 , H2S

dan lainnya. Hal ini bisa dikurangi dengan memakai bahan bakar LNG

(liquefied Natural Gases) yang menghasilkan gas buangan yang lebih

bersih.

c. Mengelola Limbah

Pengelolaan limbah dari bahan buangan industri dan teknologi

dimaksudkan untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Cara

pengelolaan limbah sering disebut dengan waste treatment atau waste

management. Cara pengelolaan limbah industri dan teknologi tergantung

pada sifat, kandungan limbah dan rencana pembuangan olahan limbah

secara permanent. Secara umum dikenal tingkatan proses pengelolaan

limbah sebagai berikut ( Andrew and Jackson, 1996 ) :

1). Pengolahan awal ( Primary waste Treatment ) yaitu semua bahan

industri ditampung pada suatu tempat. Dilakukan pemisahan antara

bahan buangan organic dan bahan buang anorganik. Pada tahap ini

juga dilakukan pemisahan buangan yang masih bisa didaur ulang dan

bahan buangan yang sudah tidak bisa didaur ulang lagi.

2). Pengolahan limbah lanjutan ( Secondary Waste Treatment ) yaitu

limbah buangan dari proses pertama yang belum bersih ditambahkan

19
mikro-organisme untuk mendegredasi bahan buangan ( bahan buangan

organic ).

3). Pengolahan akhir ( Advanced Waste treatment ) Pada proses ini

dilakukan karbon aktif untuk mengadsorbsi bahan-bahan berbahaya

ataupun dengan memakai resin penukar ion untuk menangkap bahan-

bahan terlarut.

d. Menambah Alat Bantu

Alat Bantu yang digunakan tergantung pada keadaan dan macam kegiatan.

Beberapa alat bantu yang digunakan untuk mengurangi atau

menanggulangi pencemaran lingkungan antara lain ( Fardias, 1992 ) :

1). Filter udara untuk menangkap abu atau partikel,

2). Pengendap silicon ( Ceylone Separator ) untuk mengendapkan debu

atau abu,

3). Filter basah ( Scrubbers/Wet Collectors ),

4). Pengendap sistem Gravitasi,

5). Pengendap elektrostatik.

20
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

1. Dewasa ini seluruh Negara-negara di dunia ( Indonesia ) menganggap bahwa

lingkungan di mana manusia hidup sudah semakin terganggu, oleh karena itu

masalah lingkungan hidup perlu mendapatkan pemecahan dan

penanggulangan serta pengelolaan secara serius dan efektip sehingga tidak

mengakibatkan tejadinya pencemaran dan mengganggu kenyamanan hidup

manusia.

2. Adanya pemindahan industri-industri dan teknologi dari Negara-negara maju

ke Negara-negara sedang berkembang ( miskin ) akan dapat menyebabkan

terjadinya pencemaran lingkungan hidup. Memang kelihatannya akan bisa

membawa kemajuan dalam bidang perekonomian, namun akibat lemahnya

sumberdaya manusia dan rendahnya pendapatan per-kapita masyarakat dapat

berubah menjadi malapataka baginya sendiri. Hal ini kita dapat lihat seperti

peristiwa yang melanda teluk minamata jepang yang berakibat buruk bagi

penduduk disekelilingnya.

3. Dengan adanya pencemaran lingkungan baik di darat, dilaut dan udara, maka

kiranya kita bersama-sama dapat melakukan penangulangannya secara teknis

maupun non-teknis, demi untuk kelangsungan hidup manusia maupun

mahkluk hidup lainnya.

B. Saran

1. Dalam alih industri dan teknologi hendaknya harus selektif dan tepat guna,

agar apa yang kita adopsi memang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia

dan terhindar dari pencemaran lingkungan.

21
2. Pemerintah hendaknya dapat melakukan melakukan pengawasan secara ketat

pada industri-industri yang menghasilkan limbah-limbah berbahaya, dan bila

terjadi pelanggaran AMDAL pemerintah dapat menindak sesuai dengan

peraturan dan perundang-undangan yang ada, sewrta mendapat sangsi sesuai

dengan pelanggarannya.

3. Pemerintah, LSM dan masyarakat hendaknya dapat melakukan pengawasan

secara bersama-sama terhadap pelaku-pelaku industri kecil maupun besar,

agar tidak terjadi pembuangan limbah secara bebas baik di darat, di air dan

udara.

22
DAFTAR PUSTAKA

Adrew, R. W, and Julie M. Jackson, 1996. Environmental Science, Longman Group


Limited, England

Fardias, Srikandi, 1992. Polusi Air dan Udara, Kanisius, Yogyakarta.

Lingkungan Hidup/Bapedal, 1997 Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1997 tentang


Pengelolaan Lingkungan Hidup. KLH/Bapedal, Jakarta.

Manik, Dr.Ir. Karden Eddy Sontang, 3003. Pengelolaan Lingkungan Hidup,


Djambatan, Jakarta.

Saragih, Drs.J.P.N, dkk. 1983. Bunga Rampai Lingkungan Hidup, Usaha Nasional,
Surabaya Indonesia.

Suripin, M.Eng. Dr. Ir. 2004. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air, Andi.
Yogyakarta.

Suparmoko, M.A., Ph.D, Drs. M. 1997. Ekonomi Sumberdaya Alam dan


Lingkungan,BPFE Yogyakarta.

23

Anda mungkin juga menyukai