ISU LINGKUNGAN
ILMU KEALAMAN DASAR
Dosen Pembingbing :
Akhmad Basuni S.Ag,M.Si
Disusun Oleh :
Cindy Desita P.
Deden
Lulu Ilmaknun
Ranny Martina
Ryan Fauzi
UNIVERSITAS SUBANG
Jl. R.A. Kartini Km. 3 Subang Kode Pos 41285. Jawa Barat Indonesia.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala
ni’mat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Isu
Lingkungan”. Salawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW, yang menjadi tauladan bagi kita semua.
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak dan
penulis hanya dapat mengucapkan terimakasih atas pengarahannya. Penulis
berharap semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan
balasan dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Kritik dan sara penulis butuhkan untuk menjadi lebih baik. Semoga makalah yang
sederhana ini mampu memberi manfaat bagi penulis dan teman-teman lainnya.
Terimakasih.
Kelompok 9
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2
A. Isu Lingkungan Global ......................................................................... 2
B. Isu Lingkungan Nasional...................................................................... 5
C. Isu Lingkungan Lokal .......................................................................... 7
D. Studi Kasus ............................................................................................ 8
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 14
A. Kesimpulan .......................................................................................... 14
B. Saran .................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan lingkungan dapat dikategorikan masalah lingkungan
global, nasional,dan lokal. Pengkategorian tersebut berdasarkan pada
dampak dari permasalahan lingkungan, apakah dampaknya hanya global,
nasional dan lokal. Dampak yang dimaksud adalah dampak yang dapat
terlihat langsung atau dirasakan secara langsung akibat dari permasalahan
lingkungan yang terjadi baik itu dari isu lingkungan global, nasional dan
lokal.
B. Rumusan Masalah
Makalah yang berjudul “Memahami dan Memiliki Wawasan
tentang Isu Lingkungan” ini akan mengkaji tentang :
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Isu Lingkungan Global
1. Pemansan Global
Pemanasan Global / Global Warming pada dasarnya merupakan
fenomena peningkatan temperature global dari tahun ke tahun karena
terjadinya efek rumah kaca yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas
karbondioksida, metana, dinitrooksida, dan CFC sehingga energy matahari
tertangkap dalam atmosfer bumi. Dampak bagi lingkungan biogeofisik :
pelelehan es di kutub, kenaikan mutu air laut, perluasan gurun pasir,
peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna,
migrasi fauna dan hama penyakit. Dampak bagi aktivitas sosial ekonomi
masyarakat: gangguan pada pesisir dan kota pantai, gangguan terhadap
prasarana fungsi jalan, pelabuhan dan bandara. Gangguan terhadap
pemukiman penduduk, gangguan produktifitas pertanian. Peningkatan
resiko kanker dan wabah penyakit
2
penguraian ozon. Dampak bagi makhluk hidup: lebih banyak kasus kanker
kulit melanoma yang bisa menyebabkan kematian, meningkatkan kasus
katarak pada mata dan kanker mata, menghambat daya kebal pada manusia
(imun), penurunan produksi tanaman jagung, kenaikan suhu udara dan
kematian pada hewan liar, dll.Berdasarkan laporan dari NASA bahwa
lubang ozon di Antartika telah mencapai 29 juta Km².
3. Hujan Asam
4. Pertumbuhan Populasi
5. Desertifikasi
3
dan menyebabkan semakin meningkatnya lahan kritis di muka bumi
sehingga penangkap CO2 menjadi semakin berkurang.Kasus desertifikasi
di meksiko menyebabkan emigrasipenduduk ke USA.
4
B. Isu Lingkungan Nasional
Di negara Indonesia banyak terjadi perusakan lingkungan yang
mengakibatkan tidak seimbangnya ekosistem di alam. Menurut TIM IAD
MIKU & TIM MUP (2012:155), ada beberapa isu lingkungan nasional,
diantaranya :
1. Banjir
Selain itu banjir juga disebabkan karena meningkatnya curah hujan dan
tidak adanya saluran air yang baik dan cukup untuk menampung air hujan.
Banjir juga dapat disebabkan karena peluapan air sungai akibat
meningkatnya curah hujan atau karena sebab lain, seperti pecahnya
bendungan sungai. Banjir yang banyak melanda kota-kota besar biasanya
disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat yang membuang
sampah ke sungai atau saluran air lain. Banjir juga disebabkan oleh
kurangnya resapan air karena tanah telah tertutup bangunan. Banjir
menyebabkan kerugian pada segi perekonomian, kesehatan, dan
lingkungan. Contohnya : yaitu di daerah ibu kota Jakarta yang sering terjadi
banjir.
5
kemarau yang panjang maupun pemanasan global. Contohnya kerusakan
hutan yang terjadi di daerah kalimantan, Sebanyak 14.212 kilometer persegi
hutan di Kalimantan hilang dalam kurun waktu 2000 – 2010. Kerusakan
hutan umumnya disebabkan penebangan kayu.Namun, hutan rusak karena
perkebunan sawit menduduki posisi teratas.
3. Sampah
6
Menurut Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan hidup
adalah : masuk nya atau dimasukkan nya mahlukhidup, zat, energy ataupun
komponen lain kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga
kualitasnya menurun hingga ketingkat tertentu sehingga lingkungan hidup
tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.
7
kemarau panjang yang melanda wilayah tersebut.Selain di Kabupaten
Tapin, ancaman kekeringan juga melanda wilayah lain seperti
Kabupaten Tabalong dan Banjar.Kekeringan ini dapat mengancam
jadwal tanam petani, sehingga akan mempengaruhi pencapaian target
produksi padi Kalimantan selatan.
2. Longsor
Adalah terkikisnya daratan oleh air larian karena penahan air
berkurang. Dampaknya: terjadi kerusakan tempat tinggal, ladang,
sawah, mengganggu perekonomian dan kegiatan transportasi.
Contohnya Siring Sungai Martapura sepanjang sekitar 20 meter dengan
lebar 7 meter, di Kelurahan Pangambangan, Banjarmasin, Kalimantan
Selatan terjadinya longsor. Longsornya siring juga menyebabkan sekitar
20 rumah lainnya kini berada di daerah rawan.
3. Abrasi/Erosi Pantai
Adalah terkikisnya lahan daratan pantai akibat gelombang air laut.
Dampak: menyebabkan kerusakan tempat tinggal dan hilangnya potensi
ekonomi seperti kegiatan pariwisata.Contohnya yang terjadi di
Batulicin, abrasi hebat yang menimpa pesisir pantai Pagatan, kerusakan
kawasan pesisir Tanah bumbu itu kian tahun kian parah saja. Kerusakan
parah kawasan pesisir pada tahun itu setidaknya telah memutuskan jalur
trans provinsi yang ada di Desa Sei Lembu hingga Desa Betung
D. Studi Kasus
1. Nasib si Pantai Terapung
Nasib si Pantai Terapung
8
Banjarmasin yang merupakan ibukota dari Kalimantan Selatan yang
memiliki julukan sebagai kota seribu sungai. Letak Banjarmasin yang
dilewati oleh sungai barito dan Martapura, menjadikan sungai sebagai
pusat dari aktivitas warga. Karena sejak dahulu, sungai menjadi sumber
kehidupan masyarakat Banjarmasin, menjadikan kegiatan pasar pun
dilakukan secara terapung di sungai.
Kegiatan pasar yang dilakukan terapung di sungai tersebut dijadikan
suatu ikon yang khas dari daerah Banjarmasin, yang mana kegiatan
tersebut biasa dikenal dengan pasar terapung. Pasar terapung yang
terkenal di daerah Kalimantan Selatan, yakni pasar terapung kuin di
Banjarmasin.
Pasar Terapung Muara Kuin adalah Pasar Tradisional yang berada
di atas sungai Barito di muara sungai Kuin, Banjarmasin, Kalimantan
Selatan. Para pedagang dan pembeli menggunakan jukung, sebutan
perahu dalam bahasa Banjar. Pasar ini mulai setelah shalat Subuh
sampai selepas pukul 07:00 pagi. Matahari terbit memantulkan cahaya
di antara transaksi sayur-mayur dan hasil kebun dari kampung-kampung
sepanjang aliran sungai Barito dan anak-anak sungainya.
Suasana pasar terapung yang unik dan khas adalah suasana
berdesak-desakan antara perahu besar dan kecil saling mencari pembeli
dan penjual yang selalu berseliweran kian kemari dan selalu oleng
dimainkan gelombang sungai Barito. Pasar terapung tidak memiliki
organisasi seperti pada pasar di daratan, sehingga tidak tercatat berapa
jumlah pedagang dan pengunjung atau pembagian pedagang bersarkan
barang dagangan.Para pedagang wanita yang berperahu menjual hasil
produksinya sendiri atau tetangganya disebut dukuh, sedangkan tangan
kedua yang membeli dari para dukuh untuk dijual kembali disebut
panyambangan. Keistemewaan pasar ini adalah masih sering terjadi
transaksi barter antar para pedagang berperahu, yang dalam bahasa
Banjar disebut bapanduk, sesuatu yang unik dan langka.
9
Selain itu selama ini pasar terapung merupakan ikon khas
Banjarmasin yang dapat menarik banyak perhatian pengunjung karena
keunikan dan latar belakang budayanya yang masih tinggi.
Pengunjungnya pun bukan hanya dari dearah Banjarmasin, melainkan
dari banyak kota – kota besar lainnya bahkan pengunjung dari luar
negeri (contohnya turis dari Australia). dapat dikatakan bahwa pasar
terapung ini merupakan salah satu aset wisata daaerah yang khas dan
unik yang masih kental mengandung unsur – unsur kebudayaan rakyat
di daerahnya. Selain sebagai budaya, pasar terapung nyatanya juga
berpengaruh terhadap perekonomian banua (istilah untuk Wilayah
Kalimantan Selatan). Tercatat bahwa pada tahun 2008 Kalimantan
Selatan mampu menarik 24 ribu wisatawan asing.
Pasar terapung yang dulu memikat banyak orang kini mulai
terpinggirkan oleh perkembangan zaman. Dan kini nasib dari si pasar
terapung mulai memprihatinkan dan tak diperdulikan. Pasar terapung
yang indah kini memiliki beberapa masalah yang mungkin dampaknya
akan membuat kepunahan pasar tradisional di daerah "seribu sungai"
ini.
Kepunahan dari pasar tradisional di daerah “seribu sungai” ini
dikarenakan :
a. Pertumbuhan jalan darat di sekitar lokasi pasar itu sudah begitu
pesat, sehingga warga yang tadinya berbelanja hanya melalui sungai
kini bisa melalui darat. Yang mengakibatkan warga akan lebih
memilih untuk berbelanja di darat karena aksesnya yang lebih
mudah.
b. Air sungai yang luar biasa pekat dan kotor yang diakibatkan dari
banyaknya tumpukan sampah dan tumbuhan enceng gondok yang
dapat mempersulit para pedagang di dipasar terapung tersebut.
c. Menyempitnya area sungai yang diakibatkan dari banyaknya
pinggiran sungai yang dijadikan sebagai pemukiman – pemukiman
10
warga dan terjadinya pendangkalan sungai akibat banyaknya
sampah – sampah yang ada di aliran sungai tersebut.
d. Angkutan kapal penyeberangan persis membelah kawasan Pasar
terapung. Mengakibatkan Jika kapal tersebut melewati kawasan para
pedagang khususnya ibu-ibu pengayuh sampan menjadi takut oleng
sampannya, sehingga enggan melakukan aktivitas jual beli di
kawasan itu.
11
para pedagang pun merasa lebih aman apabila adanya pembagian
jalur –jalur lalu lintas di aliran sungai.
Selain dari solusi – solusi yang ada di atas adapun salah satu upaya
yang dilakukan Pemerintahan kota demi pelestarian pasar terapung
adalah dengan membuat pasar terapung buatan.
12
nasional maupun mancanegara lebih banyak lagi datang ke
Banjarmasin.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Isu lingkungan global
merupakan perusakan lingkungan yang dampaknya dapat dirasakan dan
dilihat secara langsung dan terjadi dalam cakupan global atau mendunia.
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abu dan A. Supatmo. Ilmu Alamiah Dasar. 1998. Jakarta : PT. Bumi
Aksara
iii