Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ISU LINGKUNGAN
ILMU KEALAMAN DASAR

Dosen Pembingbing :
Akhmad Basuni S.Ag,M.Si
Disusun Oleh :
Cindy Desita P.
Deden
Lulu Ilmaknun
Ranny Martina
Ryan Fauzi

UNIVERSITAS SUBANG
Jl. R.A. Kartini Km. 3 Subang Kode Pos 41285. Jawa Barat Indonesia.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala
ni’mat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Isu
Lingkungan”. Salawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW, yang menjadi tauladan bagi kita semua.
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak dan
penulis hanya dapat mengucapkan terimakasih atas pengarahannya. Penulis
berharap semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan
balasan dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Kritik dan sara penulis butuhkan untuk menjadi lebih baik. Semoga makalah yang
sederhana ini mampu memberi manfaat bagi penulis dan teman-teman lainnya.
Terimakasih.

Subang, 10 November 2019

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2
A. Isu Lingkungan Global ......................................................................... 2
B. Isu Lingkungan Nasional...................................................................... 5
C. Isu Lingkungan Lokal .......................................................................... 7
D. Studi Kasus ............................................................................................ 8
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 14
A. Kesimpulan .......................................................................................... 14
B. Saran .................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan lingkungan dapat dikategorikan masalah lingkungan
global, nasional,dan lokal. Pengkategorian tersebut berdasarkan pada
dampak dari permasalahan lingkungan, apakah dampaknya hanya global,
nasional dan lokal. Dampak yang dimaksud adalah dampak yang dapat
terlihat langsung atau dirasakan secara langsung akibat dari permasalahan
lingkungan yang terjadi baik itu dari isu lingkungan global, nasional dan
lokal.
B. Rumusan Masalah
Makalah yang berjudul “Memahami dan Memiliki Wawasan
tentang Isu Lingkungan” ini akan mengkaji tentang :

1. Bagaimana pengaruh manusia dalam lingkungan ?


2. Bagaimana memahami isu lingkungan global ?
3. Bagaimana memahami isu lingkungan nasional ?
4. Bagaimana memahami isu lingkungan lokal ?

C. Tujuan

1. Memahami dan memiliki wawasan tentang isu lingkungan global


2. Memahami dan memiliki wawasan tentang isu lingkungan nasional
3. Memahami dan memiliki wawasan tentang isu lingkungan lokal
4. Memahami tentang studi kasus

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Isu Lingkungan Global

Sebelumnya masalah lingkungan global banyak dipengaruhi oleh faktor


alam, seperti iklim, yang mencakup temperatur, curah hujan, kelembaban,
tekanan udara dll.Namun dalam perkembangannya saat ini orang mulai
menyadari bahwa aktifitas manusia pun mempengaruhi iklim dan
lingkungan secara signifikan.

Dengan adanya masalah lingkungan global ini maka akan memberikan


dampak bagi lingkungan dunia.

1. Pemansan Global
Pemanasan Global / Global Warming pada dasarnya merupakan
fenomena peningkatan temperature global dari tahun ke tahun karena
terjadinya efek rumah kaca yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas
karbondioksida, metana, dinitrooksida, dan CFC sehingga energy matahari
tertangkap dalam atmosfer bumi. Dampak bagi lingkungan biogeofisik :
pelelehan es di kutub, kenaikan mutu air laut, perluasan gurun pasir,
peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna,
migrasi fauna dan hama penyakit. Dampak bagi aktivitas sosial ekonomi
masyarakat: gangguan pada pesisir dan kota pantai, gangguan terhadap
prasarana fungsi jalan, pelabuhan dan bandara. Gangguan terhadap
pemukiman penduduk, gangguan produktifitas pertanian. Peningkatan
resiko kanker dan wabah penyakit

2. Penipisan Lapisan Ozon

Dalam lapisan stratosfer pengaruh radiasi ultraviolet, CFC terurai dan


membebaskan atom klor. Klor akan mempercepat penguraia ozon menjadi
gas oksigen yang mengakibatkan efek rumah kaca. Beberapa atom lain yang
mengandung brom seperti metal bromide dan halon juga ikut memeperbesar

2
penguraian ozon. Dampak bagi makhluk hidup: lebih banyak kasus kanker
kulit melanoma yang bisa menyebabkan kematian, meningkatkan kasus
katarak pada mata dan kanker mata, menghambat daya kebal pada manusia
(imun), penurunan produksi tanaman jagung, kenaikan suhu udara dan
kematian pada hewan liar, dll.Berdasarkan laporan dari NASA bahwa
lubang ozon di Antartika telah mencapai 29 juta Km².

3. Hujan Asam

Proses revolusi industri mengakibatkan timbulnya zat pencemaran


udara. Pencemaran udara tersebut bisa bereaksi air hujan dan turun menjadi
senyawa asam. Dampaknya : proses korosi menjadi lebih cepat, iritasi pada
kulit, sistem pernapasan, menyebabkan pengasaman pada tanah.Hujan asam
dilaporkan pertama kali di Manchester, Inggris, yang menjadi kota penting
dalam Revolusi Industri. Pada tahun 1852, Robert Angus Smith
menemukan hubungan antara hujan asam dengan polusi udara. Istilah hujan
asam tersebut mulai digunakannya pada tahun 1872. Ia mengamati bahwa
hujan asam dapat mengarah pada kehancuran alam.

4. Pertumbuhan Populasi

Pertambahan penduduk dunia yang mengikuti pertumbuhan secara


ekponsial merupakan permasalahan lingkungan. Dampaknya: terjadinya
pertumbuhan penduduk akan menyebabkan meningkatnya kebutuhan
sumber daya alam dan ruang. Pertumbuhan penduduk paling tinggi akan
terjadi di negara-negara berkembang, dan lebih dari setengah penambahan
jumlah penduduk dunia itu akan terjadi di Afrika.

5. Desertifikasi

Merupakan penggurunan, menurunkan kemampuan daratan. Pada


proses desertifikasi terjadi proses pengurangan produktifitas yang secara
bertahap dan penipisan lahan bagian atas karena aktivitas manusia dan iklim
yang bervariasi seperti kekeringan dan banjir. Dampak : awalnya
berdampak local namun sekarang isu lingkungan sudah berdampak global

3
dan menyebabkan semakin meningkatnya lahan kritis di muka bumi
sehingga penangkap CO2 menjadi semakin berkurang.Kasus desertifikasi
di meksiko menyebabkan emigrasipenduduk ke USA.

6. Penurunan Keanekaragaman Hayati

Adalah keaneragaman jenis spesies makhluk hidup. Tidak hanya


mewakili jumlah atau sepsis di suatu wilayah, meliputi keunikan spesies,
gen serta ekosistem yang merupakan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui. Dampaknya: karena keaneragaman hayati ini memiliki
potensi yang besar bagi manusia baik dalam kesehatan, pangan maupun
ekonomi. Contohnya di Indonesia, kantong semar yang dahulu sangat
banyak dijumpai di Bengkulu sekarang menjadi sedikit jumlah dan jenisnya.
Satwa liar menjadi menurun dan kemudian masuk kriteria dilindungi.
Satwa-satwa tersebut antara lain badak Sumatera, gajah Sumatera, harimau
Sumatera, tapir, beruang madu, rusa sambar, napu, rangkong, siamang,
kuao, walet hitam, penyu belimbing serta kura-kura.

Pencemaran limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun): bahan yang di


identifikasi memiliki bahan kimia satu atau lebih. Karakteristik mudah
meledak, mudah terbakar, bersifai reaktif, beracun, penyebab infeksi,
bersifat korosif. Dampak : dulunya hanya bersifat lokal namun sekarang
antar negara pun melakukan proses pertukaran dan limbanya di buang di
laut lepas. Dan jika itu semua terjadi maka limbah bahan berbahaya dan
beracun dapat bersifat akut sampai kematian makhluk hidup.Contoh limbah
B3 ialah logam berat seperti Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, dan Zn serta
zat kimia seperti pestisida, sianida, sulfida, fenol dan sebagainya. Cd
dihasilkan dari lumpur dan limbah industri kimia tertentu sedangkan Hg
dihasilkan dari industri klor-alkali, industri cat, kegiatan pertambangan,
industri kertas, serta pembakaran bahan bakar fosil. Pb dihasilkan dari
peleburan timah hitam dan accu. Logam-logam berat pada umumnya
bersifat racun sekalipun dalam konsentrasi rendah.

4
B. Isu Lingkungan Nasional
Di negara Indonesia banyak terjadi perusakan lingkungan yang
mengakibatkan tidak seimbangnya ekosistem di alam. Menurut TIM IAD
MIKU & TIM MUP (2012:155), ada beberapa isu lingkungan nasional,
diantaranya :
1. Banjir

Banjir merupakan suatu peristiwa terbenamnya daratan (yang pada


keadaan normal kering) karena meningkatnya volume air. Banjir dapat
disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya akibat pemanasan global, yaitu
dapat meningkatkan tinggi permukaan air laut, sehingga beberapa daerah di
pesisir pantai akan terkena luapan air tersebut.

Selain itu banjir juga disebabkan karena meningkatnya curah hujan dan
tidak adanya saluran air yang baik dan cukup untuk menampung air hujan.
Banjir juga dapat disebabkan karena peluapan air sungai akibat
meningkatnya curah hujan atau karena sebab lain, seperti pecahnya
bendungan sungai. Banjir yang banyak melanda kota-kota besar biasanya
disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat yang membuang
sampah ke sungai atau saluran air lain. Banjir juga disebabkan oleh
kurangnya resapan air karena tanah telah tertutup bangunan. Banjir
menyebabkan kerugian pada segi perekonomian, kesehatan, dan
lingkungan. Contohnya : yaitu di daerah ibu kota Jakarta yang sering terjadi
banjir.

2. Kerusakan Hutan di Indonesia

Hutan di Indonesia banyak berkurang dan yang masih ada banyak


mengalami kerusakan. Penyebab kerusaan hutan paling besar karena ulah
manusia. Manusia melakukan eksploitasi dari hutan secara berlebihan dan
mengabaikan segi ekologisnya. Faktor alam yang merusak hutan salah
satunya adalah kebakaran hutan. Kebakaran hutan ini dipicu oleh musim

5
kemarau yang panjang maupun pemanasan global. Contohnya kerusakan
hutan yang terjadi di daerah kalimantan, Sebanyak 14.212 kilometer persegi
hutan di Kalimantan hilang dalam kurun waktu 2000 – 2010. Kerusakan
hutan umumnya disebabkan penebangan kayu.Namun, hutan rusak karena
perkebunan sawit menduduki posisi teratas.

3. Sampah

Manusia sebagai konsumen setiap harinya menghasilkan


sampah/limbah. Libah yang dihasilkan berupa organik dan anorganik.
Sampah anorganik dihasilkan dari rumah tangga maupun industri. Sampah
merupakan masalah sosial yang dapat menyebabkan konflik. Di Indonesia
masalah sampah kurang mendapat penanganan yang baik. Contohnya di
daerah ibu kota Jakarta, banyak sekali sampah-sampah yang terdapat di
aliran sungai sehingga tersumbatnya aliran sungai dan membuat sungai jadi
dangkal.

4. Pencemaran Minyak Lepas Pantai

Hasil ekploitasi minyak bumi diangkut oleh kapal tanker ke tempat


pengolahan minyak bumi. Pencemaran minyak lepas pantai diakibatkan
oleh sistem penampungan yang bocor atau kapal tenggelam yang
menyebankan lepasnya minyak ke perairan. Dampak : mengakibatkan
limbah tersebut dapat tersebar tergantung gelombang air laut. Dapat
berdampak kebeberapa negara, akibatnya tertutupnya lapisan permukaan
laut yang menyebabkan penetrasi matahari berkurang menyebabkan
fotosintesis terganggu, pengikatan oksigen, dan dapat menyebabkan
kematian organisme laut.Seperti tumpahan minyak mentah di Kepulauan
Seribu yang sering terjadi. Selain dikarenakan kebocoran pipa perusahaan
pengeboran minyak lepas Pantai, pencemaran laut juga disebabkan kapal-
kapal minyak yang membuang ampas minyak (residu) ke laut

5. Pencemaran Limbah Industri

6
Menurut Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan hidup
adalah : masuk nya atau dimasukkan nya mahlukhidup, zat, energy ataupun
komponen lain kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga
kualitasnya menurun hingga ketingkat tertentu sehingga lingkungan hidup
tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.

Pencemaran terjadi akibat pencemaran limbah industry yang tidak baik


dan tidak benar.Dampak dari pencemaran adalah gangguan kesehatan,
penurunan kualitas lingkungan, dan dapat menurunkan produktivitas,
dampak dari pencemaran limbah industry ini biasa berskala nasional karena
pencemaran dapat terjadi di badan perairan mengalir atau udara sehingga
dampaknya dapat dirasakan tidak hanya disatu daeraht etapi dapat juga di
rasakan oleh daerah lain. Contohnya Pencemaran Lingkungan di Pulau
Biawak, Kabupaten Indramayu Pulau Biawak di Indramayu tercemar oleh
limbah dari salah satu industri migas yang beroperasi di Indramayu. Hal ini
menyebabkan terganggunya ekosistem air di wilayah tersebut, selain itu
juga menyebabkan matinya ikan-ikan dan menurunnya kualitas air,
sehingga merugikan masyarakat sekitar.

C. Isu Lingkungan Lokal


Selain isu lingkungan global dan isu lingkungan nasional ada pula isu
lingkungan lokal yakni kerusakan lingkunganyang dampaknya langsung
bagi lingkungan lokal yang lebih kecil tingkat cakupannya dibandingkan 2
isu lingkungan sebelumnya.Dimana dalam isu lingkungan lokal ini
memiliki beberapa penyebab serta dampaknya, yaitu :
1. Kekeringan
Kekeringan adalah kekurangan air yang terjadi akibat sumber air
tidak dapat menyediakan kebutuhan air bagi manusia dan makhluk
hidup yang lainnya. Dampak: menyebabkan ganggungan kesehatan,
keterancaman pangan.Sedikitnya 4.000 hektare areal tanaman padi di
Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, terancam kekeringan akibat

7
kemarau panjang yang melanda wilayah tersebut.Selain di Kabupaten
Tapin, ancaman kekeringan juga melanda wilayah lain seperti
Kabupaten Tabalong dan Banjar.Kekeringan ini dapat mengancam
jadwal tanam petani, sehingga akan mempengaruhi pencapaian target
produksi padi Kalimantan selatan.
2. Longsor
Adalah terkikisnya daratan oleh air larian karena penahan air
berkurang. Dampaknya: terjadi kerusakan tempat tinggal, ladang,
sawah, mengganggu perekonomian dan kegiatan transportasi.
Contohnya Siring Sungai Martapura sepanjang sekitar 20 meter dengan
lebar 7 meter, di Kelurahan Pangambangan, Banjarmasin, Kalimantan
Selatan terjadinya longsor. Longsornya siring juga menyebabkan sekitar
20 rumah lainnya kini berada di daerah rawan.
3. Abrasi/Erosi Pantai
Adalah terkikisnya lahan daratan pantai akibat gelombang air laut.
Dampak: menyebabkan kerusakan tempat tinggal dan hilangnya potensi
ekonomi seperti kegiatan pariwisata.Contohnya yang terjadi di
Batulicin, abrasi hebat yang menimpa pesisir pantai Pagatan, kerusakan
kawasan pesisir Tanah bumbu itu kian tahun kian parah saja. Kerusakan
parah kawasan pesisir pada tahun itu setidaknya telah memutuskan jalur
trans provinsi yang ada di Desa Sei Lembu hingga Desa Betung

Kecamatan Kusan Hilir.
 
 Akibatnya, untuk penanganan ruas penting

penghubung Banjarmasin, Tanah bumbu, Kotabaru hingga ke provinsi


Kaltim pemerintah pusat harus turun tangan langsung. Sampai akhirnya,
ruas jalan negara yang putus akibat abrasi hebat itu di alihkan, dan
selanjutnya dibangun ruas baru dengan kontruski beton baja.

D. Studi Kasus
1. Nasib si Pantai Terapung
Nasib si Pantai Terapung

8
Banjarmasin yang merupakan ibukota dari Kalimantan Selatan yang
memiliki julukan sebagai kota seribu sungai. Letak Banjarmasin yang
dilewati oleh sungai barito dan Martapura, menjadikan sungai sebagai
pusat dari aktivitas warga. Karena sejak dahulu, sungai menjadi sumber
kehidupan masyarakat Banjarmasin, menjadikan kegiatan pasar pun
dilakukan secara terapung di sungai.
Kegiatan pasar yang dilakukan terapung di sungai tersebut dijadikan
suatu ikon yang khas dari daerah Banjarmasin, yang mana kegiatan
tersebut biasa dikenal dengan pasar terapung. Pasar terapung yang
terkenal di daerah Kalimantan Selatan, yakni pasar terapung kuin di
Banjarmasin.
Pasar Terapung Muara Kuin adalah Pasar Tradisional yang berada
di atas sungai Barito di muara sungai Kuin, Banjarmasin, Kalimantan
Selatan. Para pedagang dan pembeli menggunakan jukung, sebutan
perahu dalam bahasa Banjar. Pasar ini mulai setelah shalat Subuh
sampai selepas pukul 07:00 pagi. Matahari terbit memantulkan cahaya
di antara transaksi sayur-mayur dan hasil kebun dari kampung-kampung
sepanjang aliran sungai Barito dan anak-anak sungainya.
Suasana pasar terapung yang unik dan khas adalah suasana
berdesak-desakan antara perahu besar dan kecil saling mencari pembeli
dan penjual yang selalu berseliweran kian kemari dan selalu oleng
dimainkan gelombang sungai Barito. Pasar terapung tidak memiliki
organisasi seperti pada pasar di daratan, sehingga tidak tercatat berapa
jumlah pedagang dan pengunjung atau pembagian pedagang bersarkan
barang dagangan.Para pedagang wanita yang berperahu menjual hasil
produksinya sendiri atau tetangganya disebut dukuh, sedangkan tangan
kedua yang membeli dari para dukuh untuk dijual kembali disebut
panyambangan. Keistemewaan pasar ini adalah masih sering terjadi
transaksi barter antar para pedagang berperahu, yang dalam bahasa
Banjar disebut bapanduk, sesuatu yang unik dan langka.

9
Selain itu selama ini pasar terapung merupakan ikon khas
Banjarmasin yang dapat menarik banyak perhatian pengunjung karena
keunikan dan latar belakang budayanya yang masih tinggi.
Pengunjungnya pun bukan hanya dari dearah Banjarmasin, melainkan
dari banyak kota – kota besar lainnya bahkan pengunjung dari luar
negeri (contohnya turis dari Australia). dapat dikatakan bahwa pasar
terapung ini merupakan salah satu aset wisata daaerah yang khas dan
unik yang masih kental mengandung unsur – unsur kebudayaan rakyat
di daerahnya. Selain sebagai budaya, pasar terapung nyatanya juga
berpengaruh terhadap perekonomian banua (istilah untuk Wilayah
Kalimantan Selatan). Tercatat bahwa pada tahun 2008 Kalimantan
Selatan mampu menarik 24 ribu wisatawan asing.
Pasar terapung yang dulu memikat banyak orang kini mulai
terpinggirkan oleh perkembangan zaman. Dan kini nasib dari si pasar
terapung mulai memprihatinkan dan tak diperdulikan. Pasar terapung
yang indah kini memiliki beberapa masalah yang mungkin dampaknya
akan membuat kepunahan pasar tradisional di daerah "seribu sungai"
ini.
Kepunahan dari pasar tradisional di daerah “seribu sungai” ini
dikarenakan :
a. Pertumbuhan jalan darat di sekitar lokasi pasar itu sudah begitu
pesat, sehingga warga yang tadinya berbelanja hanya melalui sungai
kini bisa melalui darat. Yang mengakibatkan warga akan lebih
memilih untuk berbelanja di darat karena aksesnya yang lebih
mudah.
b. Air sungai yang luar biasa pekat dan kotor yang diakibatkan dari
banyaknya tumpukan sampah dan tumbuhan enceng gondok yang
dapat mempersulit para pedagang di dipasar terapung tersebut.
c. Menyempitnya area sungai yang diakibatkan dari banyaknya
pinggiran sungai yang dijadikan sebagai pemukiman – pemukiman

10
warga dan terjadinya pendangkalan sungai akibat banyaknya
sampah – sampah yang ada di aliran sungai tersebut.
d. Angkutan kapal penyeberangan persis membelah kawasan Pasar
terapung. Mengakibatkan Jika kapal tersebut melewati kawasan para
pedagang khususnya ibu-ibu pengayuh sampan menjadi takut oleng
sampannya, sehingga enggan melakukan aktivitas jual beli di
kawasan itu.

Adapun solusi yang dapat dilakukan dari berbagai permasalahan di


atas yaitu sebagai berikut :

a. Seharusnya pemerintah lebih memikirkan pembangunan


infrastruktur yang lebih baik, dimana adanya keseimbangan antara
pembangunan di daerah daratan maupun di daerah sungai. Sehingga
dapat memberikan keuntungan baik bagi pelaku ekonomi di daerah
darat maupun di daerah sungai.
b. Menumbuhkan kesadaran warga untuk menjaga kelestarian dan
kebersihan sungai, dengan tidak membuang sampah sembarangan
dan menjaga kelestarian dari sungai. Sehingga sungai masih dapat
dijadikan sebagai salah satu tempat untuk melakukan aktivitas sehari
– hari.
c. Pemerintah dan aparat yang berwenang seharusnya dapat
mengawasi bahkan menbuat peraturan agar tidak semakin banyak
berdirinya pemukiman warga yang ada di pinggiran sungai yang
akan mengakibatkan sebagian lahan dari bantaran sungai beralih
fungsi menjadi pemukiman warga. Sehingga sungai masih memiliki
luas asalnya tanpa adanya penyempitan luas sungai, yang juga akan
mempermudah aktivitas yang dilakukan di atas aliran sungai
tersebut.
d. Mengatur jalur angkutan kapal penyeberangan, sehingga tidak akan
menggangu aktifitas perdagangan di pasar terapung tersebut. Dan

11
para pedagang pun merasa lebih aman apabila adanya pembagian
jalur –jalur lalu lintas di aliran sungai.

Selain dari solusi – solusi yang ada di atas adapun salah satu upaya
yang dilakukan Pemerintahan kota demi pelestarian pasar terapung
adalah dengan membuat pasar terapung buatan.

2. Pasar Terapaung Buatan

PASAR TERAPUNG BUATAN

Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin Kalimantan Selatan


(Kalsel) akan membangun pasar terapung tradisional yang selama ini
berada di atas sungai Barito di muara sungai Kuin, Banjarmasin
kesungai kerokan jalan Zafi Zam-Zam.

Gagasan membangun pasar terapung buatan tersebut bertujuan


untuk memudahkan wisatawan yang ingin menyaksikan pasar terapung
tanpa harus jauh-jauh kemuarakuin. Selain itu kita juga ingin
melestarikan dan terus membina para pedagang pasar terapung yang
kini terus berkurang. Sebagaimanadiketahui, untuk bias menyaksikan
pasar terapung parawisatawan harus rela bangun sebelum subuh untuk
menuju kesungai Barito MuaraKuin Banjarmasin dengan mengendarai
kapal kayubermesin atau disebut kelotok.

Wisatawan pun juga harus rela menembus dinginnya suasana pagi


dengan perjalanan sekitar setengah jam dari dermaga pemberangkatan
yang terletak di depan masjid bersejarah Sultan Suriansyah.

Kondisi tersebu tmembuat sebagian wisatawan enggan untuk bias


menikmati eksotiknya wisata pasar terapung, karena terlambat sedikit
pasar yang kini pedagangnya terus berkurang tersebut telah bubar.

Dengan adanya pasar terapung yang aksesnya lebih mudah


terjangkau oleh wisatawan akan mampu menyedot wisatawan lokal,

12
nasional maupun mancanegara lebih banyak lagi datang ke
Banjarmasin.

Saat ini pasar terapung masih merupakan wisataan dalan Kalsel,


yang bila tidak dijaga kelestariannya dikhawatirkan akan menghilang
tergerus oleh pasar-pasar modern.

Sekarang ini antara wisatawan dan pedagangnya lebih banyak


wisatawannya, sehingga bila kondisi ini dibiarkan dikhawatirkan lama
kelamaan pasar terapung tinggal menjadi sejarah.

Tentang kunjunganwisatawan di Kalsel, berdasarkan data dari Dinas


Pariwisata Kalsel jumlahnya terus bertambah. Namun bertambahnya
jumlah tersebut apakah murni wisatawan atau tamu yang kebetulan
berkunjung untuk tugas atau perjalanan dinas atau memang ingin
menyaksikan wisata Kalsel.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Isu lingkungan global
merupakan perusakan lingkungan yang dampaknya dapat dirasakan dan
dilihat secara langsung dan terjadi dalam cakupan global atau mendunia.
B. Saran

Dengan adanya makalah ini, diharapkan pada mahasiswa agar lebih


muda memahami secara mendalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan
materi yang dikaji yaitu Isu Lingkungan.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kekhilafan oleh karena itu, kepada para pembaca dan para
pakar utama penulis mengharapkan saran dan kritik ataupun tegur sapa yang
sifatnya membangun akan diterima dengan senang hati demi kesempurnaan
makalah selanjutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Abu dan A. Supatmo. Ilmu Alamiah Dasar. 1998. Jakarta : PT. Bumi
Aksara

Maskoeri, Jasin.1994. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Raja Gafindo Persada.

Lurangung.2012. Isu Lingkungan Global. http://goresanpena.com diakses tanggal


13 Maret 2017

Lurangung.2012. Isu Lingkungan Lokal. http://goresanpena.com diakses tanggal


13 Maret 2017

http://www.id.wikipedia.org. Diakses tanggal 17 september 2017

iii

Anda mungkin juga menyukai