NPM : E1A.18.0019
Study : Ilmu Komunikasi
Mata Kuliah : Logika
A. Kesesatan Formal
1. Kesesatan 4 term
Contoh : diambil dari presentasi kelas. ( presentasi kelompok sendiri :v )
Semua orang (A) adalah manusia yang ingin dihargai (B) (p.mayor)
Bambang (C) adalah alien (D) (p.minor)
Tidak dapat ditarik kesimpulan.
Analisis : Bentuk silogisme yang sahih ialah silogisme yang hanya memiliki tiga
term (term mayor, term minor, dan term tengah) yang masing-masing disebut dua
kali.
Dalam kasus di atas term ke empat sebagai kesesatan dalam berlogika muncul di term
(Alien).
Seharusnya :
Semua manusia (A) adalah orang yang ingin dihargai (B) (p.mayor)
Bambang (C) adalah (manusia) (A) (p.minor)
Jadi,.. Bambang (C) adalah orang yang ingin dihargai (B) (konklusi)
Seharusnya :
Pahlawan adalah orang yang berjasa (p.mayor)
(Kyiai imam bonjol adalah pahlawan ) (p.minor)
Jadi, kyiai imam bonjol adalah orang yang berjasa (konklusi)
Analisis : Sesat pikir yang terjadi karena term premis tidak berdistribusi tetapi
term konklusi berdistribusi. Silogisme adalah inferensi deduktif; oleh karena itu, tidak
mungkin konklusi lebih umum dari pada premis-premisnya.
Dalam kasus di atas term S dan M tidak berdistribusi maka pada kesmipulanpun term
S dan P tidak dapat berdistribusi .
Seharusnya :
Semua burung (M) adalah binatang bersayap (P) (p.mayor)
Semua ayam (S) adalah burung (M) (p.minor)
Semua ayam (S) adalah binatang bersayap (P) (konklusi)
Analisis : Sesat pikir ini terjadi karena menarik konklusi dari dua buah premis
negatif, padahal dari dua premis negatif tidak dapat ditarik dua konklusi yang benar.
Hal itu melanggar ketentuan-ketentuan mengenai premis-premis.
Dalam kasus di atas terdapat dua premis negative berturut turut yaitu dari M+P dan
Juga S+T sehingga hal itu melanggar ketentuan pada silogisme.
Seharusnya :
Novel Remaja dari Rosel (M) adalah novel yang sulit di baca (P), novel yang mudah
dibaca (S) adalah novel yang bermutu (T).
Novel remaja dari rosel (M) adalah novel yang bermutu.(T) (konklusi)
Yang saya lakukan adalah mengubah satu premis negative pada term T menjadi
premis yang positif sehingga dapat melengkapi ketentuan pada silogisme.
B. Kesesatan Material
5. Kesesatan bahasa, Aksentuasi
Contoh : diambil dari kreativitas . _-
Memei : “ Hey mail !, Minggu lalu kamu kemana ? “
Mail : “Minggu lalu aku pulang ke rumahku yang di Serang.
Memei : “ Astaga mail, rumahmu diserang siapa ?
Mail : “ … “
Serang ( kota ) dan Serang ( tindakan menyerang dalam pertempuran )
Seharusnya, mail berkata dengan penekanan aksentuasi yang lebih rendah saat
menyebutkan kata “serang” atau mengubah kalimatnya menjadi “ Minggu lalu aku
pulang kerumahku yang ada di kota Serang .”.
Seharusnya :
Arti 3: Kucing sedang memakan seekor tikus yang sudah mati.
Seharusnya :
Fajar: Binatang apa yang haram?
Aldi : Babi
Kalimat ini sudah benar jika Aldi tidak menanyakan hal lain lagi seperti kelanjutan
pada dialog diatas.
Seharusnya :
A: Daerah ini harus lebih banyak membangun rumah sakit.
B: Saya rasa tidak perlu banyak rumah sakit, yang harus dilakukan adalah
mempermudah akses jalan menuju rs dan meningkatkan fasilitas pada rumah sakit
yang ada.
Seharusnya :
A: Semua warga kampung kami yakin si Z itu adalah malingnya. Jadi dia pasti
maling.
Kalimat ini akan menjadi logika yang sehat ketika kita memberikan pertanyaan
pertanyaan yang logis.