MUHAMMAD AFFAN
2011
Kesesatan dapat muncul dalam logika
sebagai bentuk kegagalan argumen.
Ada 3 penyebab yang dapat membuat
seseorang sesat dalam mengambil
kesimpulan ketika berlogika, yaitu:
◦ Sesat karena melanggar hukum-hukum logika.
◦ Sesat karena ambiguitas dalam bahasa yang
digunakan.
◦ Sesat karena suatu argumen ternyata memuat
premis-premis yang tidak berhubungan/relevan
dengan kesimpulan yang akan dicari. Dengan kata
lain, kesimpulan tidak dapat dibentuk dari premis-
premis yang ada.
Kesesatan formal dan kesesatan Informal
Kesesatan berdasarkan argumentasi yang
salah, terbagi menjadi: kekeliruan relevansi
dan ambiguitas penalaran.
Kesesatan ini terjadi karena pelanggaran terhadap
hukum logika.
4 bentuk kesesatan formal:
◦ Kesesatan karena 4 artian.
Contoh: Semua rumah mempunyai halaman. Buku
logika ini mempunyai halaman. Jadi, buku logika ini
adalah sebuah rumah.
◦ Kesesatan karena term tengah yang tidak
terdistribusi.
Contoh: pahlawan adalah orang yang berjasa. Bolot
adalah artis. Jadi, Bolot adalah orang yang berjasa.
◦ Kesesatan karena premis-premis yang mengiyakan
dan kesimpulan yang mengingkari.
Contoh: semua filsuf adalah manusia. Semua ahli
logika adalah filsuf. Jadi, semua ahli logika bukan
manusia.
◦ Kesesatan karena premis negatif dan kesimpulan
yang mengiyakan.
Contoh: semua anggota DPR adalah politisi. Semua
tukang becak bukan anggota DPR. Jadi, semua tukang
becak adalah politisi.
◦ Kesesatan karena 2 premis yang mengingkari.
Contoh: novel remaja dari Rosel adalah bukan novel
yang mudah dibaca. Novel yang mudah dibaca adalah
bukan novel yang bermutu. Jadi, semua novel remaja
dari Rosel adalah novel bermutu.
Kesesatan karena aksen/tekanan
◦ Contoh: tiap pagi pasukan mengadakan apel. Apel
itu buah. Jadi, tiap pagi pasukan mengadakan buah.
Kesesatan yang disebabkan term ekuivok
◦ Contoh: sifat abadi adalah sifat Ketuhanan. Ahmad
adalah mahasiswa abadi. Jadi, Ahmad adalah
mahasiswa yang bersifat Ketuhanan.
Kesesatan yang disebabkan oleh arti kiasan
◦ Contoh: semua bangsawan berdarah biru. Ratu
Inggris bukan berdarah biru (warna darah). Jadi,
Ratu Inggris bukanlah bangsawan.
Kesesatan yang diakibatkan oleh ampiboli.
Selain dapat digolongkan menjadi formal dan
informal, sesat pikir juga dapat dibagi
berdasarkan argumen yang salah.
Berdasarkan parameter ini, sesat pikir
dikelompokkan menjadi kekeliruan relevansi
dan ambiguitas penalaran.
Kekeliruan relevansi terdiri dari 13 jenis.
Ambiguitas penalaran terbagi menjadi 5
jenis.
Argumentum ad Baculum
Argumentum ad Hominem (I)
Argumentum ad Hominem (II)
Argumentum ad Ignorantian
Argumentum ad Misericordiam
Argumentum ad Populum
Argumentum ad Verecundian/Autoritas.
Accident/Aksidensi
Converse accident
False cause/ non causa pro causa
Petitio principii
Complex question
Ignoratio elenchi.
Ekuivokasi.
Amphiboly.
Accent.
Komposisi.
Pembagian.