Anda di halaman 1dari 3

Latihan (137-138)

1. PSSI kalah atau menang. Ternyata tidak kalah, jadi pasti menang.
 Benar (2a)

2. Kita lihat sendiri tertuduh adalah Tono atau Jono. Ternyata vonis telah jatuh
bahwa Jono tidak bersalah. Jadi kau jangan membantah lagi, Tonolah
penjahatnya.
 Salah (2b)

3. Penilaian itu ada kalanya benar dan ada kalahnya salah. Ternyata benar, jadi
bukan salah.
 Benar (1)

4. Kau tahu ia tidak mungkin jadi sutradara atau pemain sekaligus. Ternyata ia
bukan sutradara, tentulah ia adalah pemain.
 Salah (2b)

5. Perjalanan alam ini secara kebetulan atau karena ada yang mengaturnya.
Nah, ternyata tata susunan alam ini tidak dapat diterangkan dengan teori
kebetulan, jadi harus ada yang mengaturnya. Nah, ternyata tata susunan
alam ini tidak dapat diterangkan dengan teori kebetulan, jadi harus ada yang
mengaturnya.
 Salah (2b)

6. Karena perasaan itu tidak bisa sekaligus senang dan susah dan sekarang ini
kita senang, jadi tentu tidak susah.
 Benar (1)

7. Manusia itu dalam mencapai cita-citanya selalu harus dengan upaya atau ia
akan tidak sukses. Ternyata orang ini sukses, jadi tentu ia telah berusaha.
 Benar (2a)

8. Dia pergi ke Semarang atau ke Tegal. Ternyata ia tidak berada di Semarang.


Kalau engkau datang ke Tegal engkau akan menjumpai ia ada di situ.
 Benar (2a)

9. Pekerjaan amal dan perniagaan itu jauh berbeda. Orang yang melakukan
pekeraan amal itu tidak mengharapkan sesuatu sebagai balasan, jika tidak
demikian, maka pekerjaannya itu bukan amal, melainkan perniagaan.
 Benar (2a)

Latihan (143-144)

1. Bila anda hakim, apakah yang anda lakukan untuk menengahi perkara
Protagoras dan Euathlus di atas?
 Tindakan yang saya lakukan adalah dengan mengatasi dilema
melalui kontra dilema

2. Atasilah dilema berikut:


a. Bila dikatakan Sokrates sudah mati, maka ia mati ketika dalam keadaan
hidup, atau ia mati ketika ia hidup karena memang masih hidup, dan hidup
bukanlah mati. Tetapi ia mati bukan dalam keadaan ia mati, karena tidak
mungkin seseorang mati dua kali. Jadi Sokrates bukan sudah mati.
 Kausalitas premis mayor

b. Apabila sesuatu itu bergerak tentulah ia bergerak pada tempatnya atau


tidak pada tempatnya. Tetapi bergerak itu tentu tidak pada tempatnya
sebab kalau begitu namanya diam; juga tidak pada tempat di mana ia tidak
ada, sebab ia memang tidak berada di sana. Karena itu gerak itu tidak ada.
 Kausalitas premis mayor

c. Apabila argumen deduktif itu tidak sah, maka ia tidak bernilai. Sedangkan
bila sah ia tidak membawa sesuatu yang baru, juga tidak mempunyai nilai.
Jadi argumen deduktif itu, sah atau tidak sah tidak mempunyai nilai.
 Kontra dilema

d. Bila manusia itu baik, maka hukum yang mencegah kejahatan tidak
berguna. Sedangkan bila manusia itu jahat, maka hukum itu tidak akan
berhasil mencegah kejahatan. Jadi hukum itu tidak dibutuhkan.
 Premis mayor

e. Apabila kita harus mewujudkan kedamaian maka kita tidak boleh


berkompetisi dalam kemajuan. Sedangkan bila kita harus maju, maka kita
harus bersaing dan berkompetisi. Bagi kita hanya ada dua kemungkinan
berkompetisi atau tidak berkompetisi. Karena itu kita tidak akan memiliki
kedamaian atau kemajuan.
 Dikemukakan

f. Apabila bangsa-bangsa itu menjaga perdamaian, maka PBB tidak berguna.


Sedangkan bila negara-negara bermusuhan, PBB tidak mampu mencegah
peperangan. Baik bangsa-bangsa dalam keadaan damai atau bermusuhan,
PBB tidak berguna atau tidak mampu.
 Kontra dilema

g. Apabila yang kamu katakan itu tidak menambah pengertianku, maka apa
yang kamu katakan itu tidak berguna bagiku. Apabila yang kamu katakan
itu tidak bisa saya pahami, itupun tidak berguna. Apa yang kamu katakan
itu mempunyai kemungkinan pertama atau kemungkinan kedua. Jadi apa
pun yang kamu katakan padaku tidak berguna bagiku.
 Kontra dilema
h. Pilihlah sekolahmu atau sepak bila yang kamu gilai itu.
 Alternatif yang paling ringan

i. Apabila buku ini sesuai dengan pengetahuan yang sudah ada berarti buku
ini mengulangi permasalahan yang sudah ada, maka buku ini mubazir. Bila
buku ini tidak sesuai dengan pengetahuan yang ada berarti buku ini salah.
Jadi buku ini tidak bernilai.
 Kuantitatif premis mayor

j. Bila saya belajar repot. Kalau tidak belajar saya bodoh, jadi belajar atau
tidak belajar adalah repot.
 Kontra dilema

Anda mungkin juga menyukai