1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat, dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Contoh pelanggaran: Banyaknya tunawisma di Indonesia, merupakan pekerjaan rumah yang tak kunjung selesai. Mereka berkeliaran di jalanan, tidur di trotoar, dan jauh dari hidup layak, apalagi sejahtera. Orang yang teras tokonya disinggahi tunawisma, mengusir mereka dengan paksa bahkan perasaan jijik. 2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit, dan sebagainya. Contoh pelanggaran: Kurangnya pendataan terhadap kelompok rentan: warga binaan hukum, kalangan difabel, pasien, tenaga kesehatan, dan penduduk daerah sengketa. (Komnas HAM 2014). 3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. Contoh pelanggaran: Banyaknya kasus kekerasan terhadap buruh dan pembantu rumah tangga. Ada yang disiksa secara fisik, dihina lewat perkataan, gajinya dipotong sesuka hati, dll. 4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa, dan tepa selira. Contoh pelanggaran: Pedesaan masih dianggap sebagai tempat yang subur bagi warisan budaya. Namun, ternyata zaman yang lekas bergulir ini sedikit banyak telah mempengaruhi kita. Sudah jarang penduduk yang mau bekerja bersama tanpa dibayar, datang membantu acara di rumah tetangga, dll. 5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. Contoh pelanggaran: Masyarakat masih banyak yang memasung keluarga mereka yang mengalami gangguan kejiwaan. Pasung begitu membatasi, bukan hanya kebebasan fisik namun juga kejiwaan manusia. Akibat masalah ekonomi, jamak mereka tidak diberi makan dan tidak dirawat. 6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Contoh pelanggaran: Pihak kepolisian mengakui adanya oknum yang menfasilitasi perjalanan WNI ke Irak dan Suriah. Mulai dari merekrut, membina, membiayai, menampung, hingga mengatur perjalanan sukarelawan. 7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. Contoh pelanggaran: Seorang terduga anggota ISIS, berperan menyebarkan paham radikal melalui situs yang mengangkat isu SARA demi menyebarkan kebencian.Juga mendistribusikan buletin terjemahan untuk penyebaran paham tersebut. 8. Berani membela kebenaran dan keadilan. Contoh pelanggaran: Kasus kecurangan selama Ujian Nasional, meski sudah ada yang dipublikasikan dan ditindak secara hukum, ada lebih banyak yang disembunyikan. Pihak sekolah, baik guru maupun pelajar diam seribu bahasa meski tahu apa yang mereka lakukan bertentangan dengan apa yang diajarkan di sekolah. 9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia. Contoh pelanggaran: Tindakan merusak lingkungan berupa pencemaran udara oleh asap pabrik, membuang sampah ke laut, hingga penggundulan hutan yang bangsa ini lakukan di atas tanahnya sendiri, merupakan ketidakpedulian terhadap dunia, alam semesta tanpa sekat-sekat negara. Hukum sebab-akibat bisa menjelaskannya, apapun yang kita lakukan di sini, berpengaruh di sana. 10. Mengembangkan sikap hormat-menghormati, dan bekerja sama dengan bangsa lain. Contoh pelanggaran: Aksi massa yang bergelombang di Indonesia pasca-pernyataan perdana menteri Australia Tony Abbott. Rakyat negara ini berang, beramai-ramai kumpulkan koin, tak terima bantuan yang diperolehnya dulu diingat-ingat. Alangkah anggunnya jika kita tak perlu merespon demikian kasar, cukup berterima kasih, tanpa mengurangi ketegasan keputusan. B. Dampak dari Realita Kemanusiaan yang Adil dan Beradab 1. Perpecahan antara masyarakat Kurangnya penerapan terhadap nilai-nilai hak asasi manusia dalam kehidupan bermasyarakat, akan menimbulkan timbulnya perselisihan di kalangan masyarakat yang dapat dipicu oleh rendahnya kesadaran dalam menghargai pendapat atau opini orang lain, yaitu tidak memberikan hak kepada orang lain untuk berpendapat atau berbicara. Selain itu, adanya sikap mementingkan hak diri sendiri tanpa memperhatikan hak orang lain, sehingga dalam hal ini dapat terjadi perselisihan dalam hal memperebutkan atau mempertaruhkan hak. 2. Menimbulkan trauma Anak yang mendapat perlakuan kejam dari orang tuanya akan menjadi sangat agresif, dan setelah menjadi orang tua akan berlaku kejam kepada anak-anaknya. Orang tua agresif melahirkan anak-anak yang agresif, yang pada gilirannya akan menjadi orang dewasa yang menjadi agresif. Lawson (dalam Sitohang, 2004) menggambarkan bahwa semua jenis gangguan mental ada hubungannya dengan perlakuan buruk yang diterima manusia ketika dia masih kecil. Kekerasan fisik yang berlangsung berulang-ulang dalam jangka waktu lama akan menimbulkan cedera serius terhadap anak, meninggalkan bekas luka secara fisik hingga menyebabkan korban meninggal dunia. 3. Maraknya terjadi tindakan kriminal Menimbulkan kerugian dan kekecewaan, peristiwa pencurian akan sangat merugikan dan menimbulkan kekecewaan bagi korbanya Menimbulkan ketakutan, peristiwa pencurian menimbulkan rasa takut bagi korban dan masyarakat karena mereka merasa harta bendanya terancam 4. Kemiskinan Sila ke-2 ini merupakan cerminan watak bangsa Indonesia secara intrapersonal (individu masing-masing) yang diterapkan secara lebih luas dalam praktik kehidupan bangsa, termasuk oleh para penyelenggara negara. Secara umum nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan keadaban itu saya yakin masih melekat dalam benak bangsa Indonesia. Meskipun fakta di lapangan, ketiga unsur di atas sulit untuk diterapkan sepenuhnya. Manusia Indonesia banyak yang sudah kehilangan kemanusiaannya, diwakili dengan banyaknya angka kejahatan kejam yang terjadi. Hakim dan jaksa banyak yang berpihak pada mereka yang bersedia membayar, nilai- nilai kesopanan dan akhlak pun banyak yang mulai memudar. Karena sangat terkait dengan masalah watak individu masing-masing orang, maka terlalu banyak contoh kasus untuk menjelaskan hal ini. Barangkali, yang paling banyak disorot adalah masalah penegakan hukum yang lamban, serta hakim dan jaksa yang acapkali terlibat kasus suap-menyuap, hingga keputusannya cenderung tidak adil dan terkesan tebang pilih. C. Solusi dari Realita Kemanusiaan yang Adil dan Beradab 1. Melakukan kontrak/ perjanjian bahwa akan mendapatkan perlakuan dan keadilan yang sama. 2. Melakukan pembinaan oleh pihak berwajib tentang bahaya yang ditimbulkan. 3. Menyadari bahwa menghilangkan nyawa orang lain itu dosa besar dan hanya Tuhan yang boleh mengambil nyawa mahluk-NYA 4. Menyadari bahwa manusia sama di hadapan Tuhan. 5. Memberi hukuman berat bagi hakim dan pelaku penyogokan. 6. Selalu ingat bahwa Tuhan selalu mengawasi kita, melalui perantara para malaikat. 7. Kurangi penggunaan perhiasan yang berlebihan bagi perempuan, terutama ditempat umum 8. Kita harus menghargai sesama manusia 9. Saling hormat-menghormati 10. Bersikap toleransi kepada sesame 11. Tidak suka menghina dan merendahkan orang lain 12. Bersikap adil terhadap sesame