Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN

“Proses Pembuatan dan Pengolahan Limbah Home Industri Camilan


Kremez di Kelurahan Manis Kidul Kabupaten Kuningan ”

Diajukan untuk memenuhi tugas Dasar kesehatan lingkungan

Oleh Dosen Mitha Erlisya Puspandhani, SKM., M.Kes.

Disusun Oleh :

Daffa Ghivary Fadila 118.C.0001

Ayu Latifah 118.C.0002

Siti Maratus Solehak 118.C.0003

Mahdi Cahaya Permana 118.C.0004

An Nissa Muliansyah 118.C.0009

Dhyta Endang Lestari 118.C.0012

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT SEMESTER III

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARDIKA

Jl. Terusan Sekar Kemuning no. 199 Karya Mulya Cirebon 45135

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha

penyayang. Puji dan syukur Alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Allah

SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta Sholawat

dan salam kami panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga kami

dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah dasar kesehatan lingkungan

tentang “Proses pembuatan dan pengolahan limbah home industri camilan

Kremez di kelurahan manis kidul kabupaten kuningan”

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari

mata kuliah dasar kesehatan lingkungan. Melalui makalah ini kami berharap

baik penulis maupun membaca mampu mengetahui dan dapat lebih paham

lagi mengenai “Proses pembuatan dan pengolahan limbah home industri

camilan Kremez di kelurahan manis kidul kabupaten kuningan”

Dan tidak lupa kami ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya ibu

Mitha Erlisya Puspandhani, SKM, M,Kes. selaku dosen mata kuliah dasar

kesehatan lingkungan yang telah mengarahkan dalam penyusunan makalah

ini.

Cirebon, 17 November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan Makalah..............................................................................................2
BAB II..............................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................3
2.1 Pengolahan Makanan.....................................................................................3
2.2 Limbah Padat..................................................................................................4
2.3 Rondent..........................................................................................................8
2.4 Undang –Undang Pengolahan Limbah Padat...............................................10
BAB III...........................................................................................................16
HASIL PENELITIAN....................................................................................16
3.1 Proses Pembuatan Ubi Kremez....................................................................16
3.2 Bahan - Bahan yang di gunakan dalam Pembuatan Ubi Kremes dan Proses
Pembuatannya....................................................................................................16
BAB IV...........................................................................................................19
PENUTUP......................................................................................................19
4.1 Kesimpulan...................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk yang hidup di bumi pastinya membutuhkan

makanan untuk tetap bertahan hidup. Seiring dengan berjalanya waktu dan

perkembangan zaman makanan yang kita temui di sekitar kita beraneka

macam dengan bentuk, rasa dan juga warna yang menarik. Dari setiap

makanan pasti memiliki proses pengolahan atau pembuatan yang berbeda-

beda, dari bahan mentah menjadi sebuah makanan yang siap dikonsumsi.

Hampir setiap proses pengolahan makanan pasti akan mmenghasilkan

limbah, Baik itu limbah padat maupun cair. Limbah - limbah dari proses

pengolahan makanan kadang masih di buang sembarangan dan akhirnya

mencemari lingkungan sekitar yang berdampak pada masyarakat yang ada di

sekitarnya. Dan akhirnya lingkungan menjadi tercemar dan berbagai jenis

penyakit bisa timbul akibat pencemaran limbah tersebut. Untuk itu mari kita

belajar memahami bagaimana cara pengelolaan limbah yang baik dan benar

serta aman bagi lingkungan sekitar.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan pengelolaan makanan?

b. Apa yang dimaksud dengan limbah padat?

c. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari limbah padat pada lingkungan?
d. Bagaimana pengelolaan sampah yang benar?

e. Bagaimana undang – undang tentang pengelolaan limbah?

1.3 Tujuan Makalah

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar dapat memahami

bagaimana cara pengolahan makanan yang benar. Bagaimana proses

pengolahan limbah yang aman agar tidak mencemari lingkungan. Dan juga

mengetahui apa dampak dari limbah yang di hasilkan dari proses pengolahan

makanan dan bagaimana cara untuk mengatasinya.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengolahan Makanan

Pengolahan makanan adalah kumpulan metode dan teknik yang

digunakan untuk mengubah bahan mentah menjadi makanan atau

mengubah makanan menjadi bentuk lain untuk konsumsi oleh manusia

atau hewan di rumah atau oleh industri pengolahan makanan.

Secara umum dapat dikatakan bahwa bahan makanan adalah segala

sesuatu yang dapat diolah menjadi makanan. Bahan makanan tersbut dapat

dikelompokan menjadi tiga kelompok besar berdasarkan sumbernya, yaitu:

1. Bahan makanan nabati yang berasal dari umbuh-tumbuhan.

2. Bahan makanan yang berasal dari binatang atau hewan termasuk telur.

3. Bahan makanan hasil olah dari hewani dan nabati, termasuk susu dan

keju.

Seorang juru masak sangat perlu mengetahui jenis-jenis bahan

makanan termasuk kualitas, sifat bahan, daya simpan dan kegunaan bahan-

bahan tersebut. Kualitas dari makanan yang diolah sangat tergantung dari

kualitas bahan makanan yang digunakan. Disamping jenis bahan makanan,

perlu juga diketahui daya simpan bahan tersebut baik di dalam ruang
pendingin, maupun ruang pembeku, karena masing-masing bahan memiliki

daya simpan yang berbeda-beda.

2.2 Limbah Padat

Limbah padat merupakan hasil buangan berupa yang padatan, lumpur

atau bubur yang berasal dari proses pengolahan. Limbah padat ini dapat

berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah domestik biasanya

berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan peternakan

perdagangan, perkantoran, pertanian yang itu semua menghasilkan limbah

berupa kertas, kayu, kain, karet, kulit tiruan, plastik, gelas / kaca, metal, kulit

telur, dll.

Limbah padat ini umunya bersumber dari pabrik gula, kertas, rayon, 

nuklir, ikan, daging, plywood  dan yang lainnya. Secara garis besar, limbah

padat terdiri atas:

a. Limbah padat yang mudah terbakar

b. Limbah padat yang sukar terbakar

c. Limbah padat yang mudah membusuk

d. Limbah padat yang mudah di daur ulang

e. Limbah radioakif

f. Lumpur

g. Bongkahan bangunan (Batu, Besi, dll )

Terdapat dampak yang disebabkan oleh limbah padat antara lain:


a. Akan menimbulkan/ Mengeluarkan gas beracun, seperti asam

sulfat(H2S), amonia(NH3), methan(CH4), CO2, dll.

b. Akan menurunkan kualitas udara pada sampah yang ditumpuk.

c. Akan menurunkan kualitas air karena limbah padat biasanya langsung

dibuang pada perairan seperti sungai, laut dan lainya.

d. Akan menyebabkan kerusakan permukaan tanah

Cara Penanganan Limbah Padat

Gambar. 1

Untuk mengurangi penumpukan limbah padat, limbah padat pada

pelaksanaan pembangunan yang menghemat sumber daya alam dan

pembangunan yang dapat memberi nilai tambah pada sumber daya alam.

Karena itu, untuk menghemat sumber daya alam maka dilakukan cara 4R

yaitu Replace, Reduce, Recycle dan Reuse.


1. Replace

Replace merupakan suatu usaha mengurangi pencemaran dengan

menggunakan barang yang ramah lingkungan. Misalnya seperti

memanfaatkan daun sebagai pembungkus dari pada plastik, mengganti

kantong plastik biasa dengan plastic biodegradable.

2. Reduce

Reduce yakni merupakan suatu usaha untuk mengurangi pencemaran

dengan menggunakan barang yang ramah lingkungan. Misalnya seperti

membawa tas belanja sendiri ketika hendak berbelanja, pelembut

pakaian, minyak goreng, membeli kebutuhan sehari-hari dalam

kemasan besar dan lain sebagainya.

Contoh Reduse sehari-hari:

- Membeli kemasan produk yang bisa didaur ulang

- Tidak pemakaian produk yang menghasilkan sampah dalam jumah

besar

- Memakai produk yang dapat diisi ulang

- Tidak menggunakan barang atau bahan sekali pakai

- Menggunakan surat elektronik atau email untuk mengirim surat.

3. Recycle

Recycle merupakan suatu usaha meminimalisir pencemaran lingkungan

dengan cara mendaur ulang sampah melalui penanganan dan teknologi

khusus. Proses daur ulang in biasanya dilakukan oleh pabrik atau


industri untuk diubah menjadi produk lain yang dapat dimanfaatkan.

Limbah padat yang dapat di daur ulang diantaranya plastik bekas yang

bisa didaur ulang menjadi ember, gantungan baju, pot tanaman dan

masih banyak lagi yang lainnya.

Contoh recycle sehari-hari, diantaranya :

- Memakai kemasan produk yang dapat didaur ulang dan mudah

terurai.

- Mengolah sampah kertas menjadi kertas atau karton.

- Mengolah sampah organik menjadi kompos.

- Mengolah sampah organik menjadi barang yang bermanfaat atau

bahkan memiliki nilai jual.

- Mengolah sampah/limbah menjadi sumber bahan bakar.

4. Reuse

Reuse merupakan suatu usaha mengurangi pencemaran lingkungan

dengan cara menggunakan dan memanfaatkan kembali barang-barang

yang seharusnya dibuang.

Contoh reuse sehari-hari:

- Memakai wadah, kantong atau benda yang bisa digunakan berkali

atau berulang-ulang.

- Memakai alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan

dapat ditulis kembaliMemakai sisi kertas yang masih kosong untuk

- menulis.
2.3 Rondent

Rodent adalah hewan pengerat yang memiliki gigi depan yang selalu

tumbuh dan biasanya pada manusia bisa menyebabkan penyakit dan dapat

digunakan sebagai hewan percobaan. Tikus adalah suatu jenis binatang

pengerat yang perkembangbiakannya sangat cepat dan sering merugikan

manusia karena dalam kehidupan sehari - harinya tikus sering merusak bahan

makanan dan peralatan manusia baik di rumah, kantor, gudang, dsb. Tikus

juga merusak kabel sehingga dapat menyebabkan terjadinya hubungan

pendek yang bisa mengakibatkan terjadinya kebakaran.Selain itu tikus juga

dapat menjadi penular penyakit seperti pes, leptospirosis bagi manusia.Oleh

karena itu pengendalian tikus merupakan sesuatu hal yang penting dan perlu

dilakukan agar tidak menimbulkan penyakit pada seseorang.

Ada beberapa meode yang dapat dilakukan untuk mengendalikan

rodent (tikus), berikut pengendalian rodent yang dapat dilakukan di

lingkungan sekolah.

1. Pengendalian Fisik – Mekanik

- Trapping (pemasangan perangkap)

Trapping merupakan pengendalian rodent dengan cara membuat

kandang yang bisa diletakkan di tempat yang biasanya dilewati oleh

tikus, sehingga tikus bisa masuk dan terperangkap ke tempat

tersebut.
- Rat proofing

Untuk mengendalikan tikus disuatu lokasi diupayakan agar lokasi

tersebut tertuup dari celah yang memungkinkan tikus masuk dari

luar.

- Pengaturan Sanitasi

Pengelolaan sampah, menjaga kebersihan area, sistem tata letak

barang digudang dengan susunan berjarak dari dinding dan tertata

diatas palet, dan lain-lain dapat mengendalikan hama tikus.

- Jasa Pelayanan Pembasmi Rodent

Jasa layanan yang diberikan biasanya dengan sistem peracunan 

yaitu dengan rodentisida antikoagulan yang dianggap aman pada

hewan bukan sasaran maupun aman pada manusia.

- Ultrasonic

Pemasangan alat ini pada perumahan warga dapat dilakukan untuk

mengendalikan hama tikus.jika perumahan warga tingkat

pemasangan dilakukan pada lantai yang paling atas kemudian

berangsur-angsur hingga ke lantai paling bawah.

2. Pengendalian Kimia

Pengendalian hama tikus secara kimia dapat dilakukan dengan cara

rodentisida dan fumigasi. . Pemasangan umpan rodentisida diletakkan

diberbagai tempat, baik di dalam biasanya umpan tersebut diletakkan di

bawah rak atau lemari.


3. Pengendalian Biologi

pengendalian biologi biasanya menggunakan hewan pemangsa untuk

mengendalikan hama tikus. Setiap rumah warga bias memelihara hewan

pemangsa tikus seperti kucing.

2.4 Undang –Undang Pengolahan Limbah Padat

Undang-Undang Republik Indonesia No 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan

Sampah

Pasal 1 (bagian 1-11)

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam

yang berbentuk padat.

2. Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau

volumenya memerlukan pengelolaan khusus.

3. sumber sampah adalah asal timbulan sampah.

4. penghasil sampah adalah setiap orang dan/atau akibat proses alam yang

menghasilkan timbulan sampah.

5. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan

berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.


6. Tempat penampungan sementara adalah tempat sebelum sampah diangkut

ke tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/atau tempat pengolahan

sampah terpadu.

7. Tempat pengolahan sampah terpadu adalah tempat dilaksanakannya

kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang,

pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah.

8. Tempat pemrosesan akhir adalah tempat untuk memroses dan

mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia

dan lingkungan.

9. Kompensasi adalah pemberian imbalan kepada orang yang terkena dampak

negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan penanganan sampah di tempat

pemrosesan akhir sampah.

10. Orang adalah orang perseorangan, kelompok orang, dan/atau badan hukum.

11. Sistem tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam

rangka pengendalian yang meliputi pencegahan dan penanggulangan

kecelakaan akibat pengelolaan sampah yang tidak benar.

Pasal 2

1. Sampah yang dikelola berdasarkan Undang-Undang ini terdiri atas:

a. Sampah rumah tangga

b. Sampah sejenis sampah rumah tangga dan

c. Sampah spesifik.
2. Sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja

dan sampah spesifik.

3. Sampah sejenis sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf b berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus,

fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya.

4. Sampah spesifik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi:

a. Sampah yang mengadung bahan berbahaya dan beracun.

b. Sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun.

c. sampah yang timbul akibat bencana;

d. puing bongkaran bangunan;

e. sampah yang secara teknologi belum dapat diolah; dan/atau

f. sampah yang timbul secara tidak periodik.

5. Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis sampah spesifik di luar ketentuan

sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dengan peraturan menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup.

Pasal 20

1. Pengurangan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf a

meliputi kegiatan:

a. pembatasan timbulan sampah;

b. pendauran ulang sampah; dan/atau

c. pemanfaatan kembali sampah.


2. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melakukan kegiatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:

a. menetapkan target pengurangan sampah secara bertahap dalam jangka

waktu tertentu;

b. memfasilitasi penerapan teknologi yang ramah lingkungan;

c. memfasilitasi penerapan label produk yang ramah lingkungan:

d. memfasilitasi kegiatan mengguna ulang dan mendaur ulang; dan

e. memfasilitasi pemasaran produk-produk daur ulang.

3. Pelaku usaha dalam melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) menggunakan bahan produksi yang menimbulkan sampah

sesedikit mungkin, dapat diguna ulang, dapat didaur ulang, dan/atau

mudah diurai oleh proses alam.

4. Masyarakat dalam melakukan kegiatan pengurangan sampah sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) menggunakan bahan yang dapat diguna ulang,

didaur ulang, dan/atau mudah diurai oleh proses alam.

5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengurangan sampah sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur dengan

peraturan pemerintah.

Pasal 21

1. Pemerintah memberikan:

a. insentif kepada setiap orang yang melakukan pengurangan sampah; dan


b. disinsentif kepada setiap orang yang tidak melakukan pengurangan

sampah.

2. Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis, bentuk, dan tata cara pemberian

insentif dan disinsentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan

peraturan pemerintah.

Pasal 22

1. Kegiatan penanganan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19

huruf b meliputi:

a. pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah

sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah;

b. pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah

dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat

pengolahan sampah terpadu;

c. pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau

dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat

pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir;

d. pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan

jumlah sampah; dan/atau

e. pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah

dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan

secara aman.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai penanganan sampah sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan pemerintah dan/atau

peraturan daerah sesuai dengan kewenangannya.

Pasal 23

1. Pengelolaan sampah spesifik adalah tanggung jawab Pemerintah.

2. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan sampah spesifik

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan pemerintah.

B. Keputusan Menteri Perindustrian No. 146 Tahun 1995 Tentang :

Persyaratan Teknis Pengelolaan Industri Peleburan Timah Hitam

Pasal 5(bagian c, d, e)

c. Limbah padat berupa lumpur (sludge), terak (slag) harus dikemas dan

disimpan sesuai dengan persyaratan teknis berdasarkan ketentuan

yang berlaku sebelum dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA);

d. Limbah padat berupa debu hasil pengumpulan dan pengumpul debu

(dust collector) di daur ulang pada proses peleburan;

e. Limbah padat berupa plastik bekas kotak aki harus dibersihkan dan

dikumpulkan dalam ruangan tertutup dan kedap air sebelum

disalurkan atau dijual ke perusahaan industri plastik.


BAB III

HASIL PENELITIAN

3.1 Proses Pembuatan Ubi Kremez

Ubi kremez merupakan camilan masyarakat tradisional Indonesia. Ubi

kremez diolah dari parutan ubi manohara dan gula merah yang kemudian

digoreng sampai garing dan biasanya renyah, padat, agak keras, tidak lembek

dan tidak mudah hancur.

Gambar 1.

3.2 Bahan - Bahan yang di gunakan dalam Pembuatan Ubi Kremes dan Proses
Pembuatannya

- Ubi manohara

- Gula merah

- Minyak goreng
Gambar. 2 Gambar.3

Dalam proses pembuatan ubi kremes Pak Endang (42 tahun ), ubi yang

digunakan adalah ubi manohara, karena teksturnya jauh lebih kering dari

kebanyakan ubi lainnya, juga membuat produk kremes ini lebih mudah

digoreng dan hasilnya akan lebih padat dan tidak mudah hancur. Dalam

menjalankan usahanya, Pak Endang dibantu 3 anggota dalam proses

pembuatan, yaitu Teh Dita (26 tahun), Bu Etin (54 tahun), Bu Ati (65 tahun).

Berikut ini adalah proses pembuatan ubi kremes Pak Endang :

1. Yang pertama kali dilakukan adalah memilih ubi manohara yang

berkualitas baik, kemudian dikupas.

2. Setelah ubi di kupas, ubi langsung di parut tanpa di cuci. Dalam proses

pembuatan ubi kremes ini tidak ada proses pencucian karna jika dicuci ubi

akan menjadi lembek dan sulit untuk digoreng.


3. Proses selanjutnya yaitu memanaskan minyak, setelah di parut ubi di

masukkan dalam minyak yang sudah di panaskan dan juga gula merah.

4. Dalam 1 kali penggorengan, perbandingan takaran antara berapa banyak

ubi dan gula merah menggunakan pekiraan, sekitar 3 – 5 sendok makan.

5. Ubi kremes di goreng hingga kering kurang lebih selama 10 menit.

6. Selama proses penggorengan ubi harus di aduk terus.

7. Setelah kering ubi di angkat dan langsung di cetak menjadi bulat-bulat saat

masih panas karna jika sudah dingin tekstrur ubi akan mengeras dan

menjadi sulit untuk dicetak.

8. Setelah dicetak ubi kremes didinginkan sekitar kurang lebih 3 menit.

9. Setelah dingin ubi di kemas dalam kemasan dan siap untuk dipasarkan

Dalam 1 kali proses produksi ubi kremes, ubi manohara yang di

gunakan kurang lebih sekitar 20 kg. dan menghasilkan sekitar 250-500

bungkus ubi kremes. Pengiriman ubi kremes 2 hari sekali dan dikirimkan ke

Cirebon, Plered dan Kuningan.


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pengolahan makanan adalah kumpulan metode dan teknik yang

digunakan untuk mengubah bahan mentah menjadi makanan atau

mengubah makanan menjadi bentuk lain untuk konsumsi oleh manusia

atau hewan di rumah atau oleh industri pengolahan makanan.

Hampir setiap proses pengolahan makanan pasti akan menghasilkan

limbah, Baik itu limbah padat maupun cair. Limbah - limbah dari proses

pengolahan makanan kadang masih di buang sembarangan dan akhirnya

mencemari lingkungan sekitar yang berdampak pada masyarakat yang ada di

sekitarnya. Dan akhirnya lingkungan menjadi tercemar dan berbagai jenis

penyakit bisa timbul akibat pencemaran limbah tersebut.

Setelah melakukan pengamatan ke Home Industri yang kami lakukan

pada tanggal 14 November 2019, dapat disimlpulkan bahwa sampah yang

dihasilkan dari proses pengolahan camilan “Ubi Kremez Pak Endang” adalah

sampah padat – organik, berupa kulit ubi. Pengelolaan sampah padat organik

dapat dilakukan dengan cara recycle atau mengolah kembali, dalam kasus ini

adalah mengolah kulit ubi menjadi kompos. Walaupun pada prakteknya

dilapangan, kami menemukan fakta bahwa kulit ubi ini nantinya akan
digunakan sebagai bahan makan tambahan bagi hewan ternak yang mereka

miliki.
DAFTAR PUSTAKA

Ammy_Chan.2011.”UU tentang limbah padat”.blogger.

Ilham,Mughnifar. 2017.”limbah padat, pengertian, dampak, dan cara

penanganannya”. Materi belaja.ac.id

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/9769/5/BAB%20II.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/30694/Chapter%20II.pdf?
sequence=4

http://eprints.ung.ac.id/5976/5/2012-1-13201-811408104-bab2-
14082012113425.pdf

http://eprints.walisongo.ac.id/2835/3/094211006_Bab2.pdf

http://repository.uin-suska.ac.id/4062/4/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai