Anda di halaman 1dari 7

HIDROLOGI

DEBIT MUATAN SEDIMEN

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 5

Ricardo Gultom (3193331017)


Risma G .Simorangkir
(3191131018)
Tika Fridawati
(3191131021)
Veronica E.A Hutahaean
Pengertian

Sedimen adalah hasil proses erosi, baik berupa erosi permukaan, erosi parit,
atau jenis erosi tanah lainnya

Siklus hidrologi adalah gerakan air dipermukaan bumi. Selama berlangsungnya


siklus hidrologi, yaitu perjalanan dari permukaan laut ke atmosfer kemudian
kepermukaan tanah dan kembali lagi ke laut yang tidak pernah berhenti tersebut,
air tersebut akan tertahan (sementara) di sungai, danau/waduk, dan dalam tanah
sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia atau mahluk hidup lainnya

Pada prinsipnya siklus hidrologi terjadi lima proses yaitu: evaporasi


(penguapan), presipitasi (hujan), infiltrasi, perkolasi dan limpasan permukaan
tanah. Siklus hidrologi yang terjadi sangat berpengaruh terhadap proses erosi dan
sedimen. Jika presipitasi cukup besar menimpa permukaan tanah yang tidak
permeable, maka limpasan permukaan akan menyebabkan erosi dan sedimen
Siklus hidrologi
1. Awan dan Uap Air
2. Hujan
3. Hujan Es
4. Salju
5. Limpasan Permukaan
6. Perkolasi
7. Alat Ukur Salju
8. Alat Ukur Hujan
9. Sumur Pengamatan
10. Air Tanah
11. Presipitasi
12. Salju yang Mengalir
13. Lain-lain
14. Intersepsi
15. Evaporasi Hujan yang sedang Jatuh
16. Evapotranspirasi
17. Transpirasi
18. Awan dan Uap Air
19. Evaporasi
20. Evaporasi dari Tanah
21. Evaporasi dari Sungai- sungaidan danau- danau
22. Evaporasi dari Laut
23. Pengamatan Debit
24. Pengamatan kualitas Air
25. Pengamatan Evaporasi
Sungai

Sungai adalah torehan dipermukaan bumi yang merupakan penampung dan penyalur alamiah aliran air dan
material yang dibawahnya dari bagian hulu ke bagian hilir suatu daerah pengaliran ke tempat yang lebih
rendah dan akhirnya bermuara ke laut.

Alur Sungai
 Bagian Hulu
Alur sungai dibagian hulu ini biasanya mempunyai kecepatan aliran yang lebih besar dari pada hilir, sehingga
pada saat banjir material hasil erosi yang diangkut tidak saja partikel sedimen yang halus akan tetapi juga
pasir, kerikil bahkan batu.
 Bagian Tengah
Merupakan daerah peralihan dari bagian hulu dan hilir. Kemiringan dasar sungai lebih landai sehingga
kecepatan aliran relatif lebih kecil dari pada bagian hulu. Umumnya penampang sungai berbentuk peralihan V
dan bentuk U sehingga daya tampungnya biasanya masih mampu menerima aliran banjir.
 Bagian Hilir
Biasanya melalui daerah pendataran yang terbentuk dari endapan pasir halus sampai kasar, lumpur, endapan
organic dan jenis endapan lainnya yang sangat stabil. Alur sungai yang melalui daerah pendataran mempunyai
kemiringan dasar sungai yang landai sehingga kecepatan alirannya lambat, keadaan ini memungkinkan
menjadi lebih mudah terjadi proses pengendapan.
Analisis Sedimen Transpor.
Berdasarkan a. Muatan Tercuci (Wash Load)
asalnya Adalah partikel halus yang berupa lempung dan debit, yang terbawa oleh
material aliran sungai. Partikel ini akan terbawa sampai ke laut atau mengendap pada
aliran yan tenang.
angkutan b. Muatan Dasar Sungai (Bed Load)
Adalah partikel kasar yang berasal dari dasar bergerak sepanjang dasar sungai
secara keseluruhan. Jadi angkutan ini ditentukan oleh keadaan dasar dan
aliran (dapat terdiri dari muatan dasar dan muatan layang). Muatan ini
ditunjukkan oleh gerakan partikel didasar sungai yang ukuranya besar.

a). Muatan dasar (bed load),


Berdasarkan Partikel yang berhubungan dengan dasar sungai, gerakan ini dapat bergeser,
menggelinding, atau meloncat loncat, akan tetapi tidak pernah terlepas dari
mekanisme dasar sungai.
dari angkutan b). Muatan Melayang (Suspended Load)
Adalah material dasar sungai yang melayang didalam aliran dan terdiri dari
butir pasir halus yang mengambang di atas dasar sungai, karena selalu
didorong keatas oleh turbulensi aliran.
Pengendapan Sedimen

Pengendapan (deposition) sedimen terjadi jika butiran berhenti di dasar pada pergerakan sedimen dasar, atau
dengan mengendapnya butiran dari keadaan layang. Biasanya pengangkatan dari beberapa butiran ke atas
keadaan layang dan pengendapan dari butiran lainnya ke bawah akibat berat sendiri terjadi bersamaan.
Menurut Breusers dan Overbeek (1979), muatan material angkutan dasar (bed material transport) berasal dari
material saluran sendiri, dapat terdiri dari angkutan dasar (bed load) maupun dari angkutan melayang
(suspended load) dan ditentukan oleh kondisi dari dasar gerakan aliran.

Muatan suspensi ialah partikel sediment yang berasal dari sebagian kecil material dasar sediment, dimana
gaya grafitasi dalam keadaan seimbang dengan gaya angkat oleh gerakan turbulensi air, ditambah sebagian
besar muatan kuras (wash load). Pembagian yang jelas antara angkutan dasar dan angkutan melayang
hampir tidak mungkin dilakukan, karena kenyataannya mekanisme angkutan sediment saling berkaitan.
Dengan demikian, tidaklah mengherankan bila sampai sekarang angkutan dasar hampir sama dengan
muatan sediment total (Overbeek, 1979). Secara umum tinggi maksimum angkutan dasar dari dasar saluran
berada 2 atau 3 kali diameter rata-rata partikel.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai