Anda di halaman 1dari 2

5.

2 Unsur – unsur golongan 3

Golongan 3 merupakan kelompok unsur-unsur Sc-Y-La-Ac, namun dapat


juga Sc-Y-Lu-Lr. Kontroversi pengelompokan ini dan konsekuensinya, secara
bersamaan akan dibicarakan dengan kontroversi anggota lantanoida dan aktinoida.
Tiga unsur pertama kelompok unsur-unsur ini sesungguhnya masing-masing
merupakan awal dari transisi pertama (3d), ke dua (4d), dan ketiga (5d), yaitu dengan
karakteristik konfigurasi elektronik terluar (n-1)d2 ns2. Kelanjutan pengisian electron
pada orbital 4f dan5f meskipun harus tidak secara teratur menghasilkan konfigurasi
electronic lantanoida dan aktinoida dengan dua tipe konfigurasi …… (n-2)fx-1 (n-1)d1
ns2 dan ….. (n-2)fx ns2 (table 5.1); perbedaan kestabilan anatara kedua tipe
konfigurasi ini relative tidak besar dan penataan ulang mungkin terjadi untuk
mencapai konfigurasi f7 atau f14.

Kelompok unsur-unsur ini(Golongan 3) berbeda dari unsur-unsur transisi


tetangganya (kelompok dx). Satu-satunya kation yang stabil bagi kelompok unsur ini
adalah dengan tingkat oksidasi +3. Dengan demikian, perbedaan ini adalah dalam hal
konfigurasi elektronik d0 bagi satu-satunya kation tersebut. Tingkat oksidasi +3 ini
justru seperti halnya tingkat oksidasi bagi logam-logam transisi (kelompok dx) secara
keseluruhan, dan bahkan lebih nampak dekat dengan kelompok lantanoida. Oleh
karena itu, Skandium, Sc, dan yttrium, Y, sering dibahas bersama dalam lantanoida.
Pertama kali logam ini ditemukan didekat kota Ytterby di Swedia, suatu nama yang
diasosiasikan dengan nama – nama unsur yttrium, terbium, erbium, dan ytterbium.

Sumber utama scandium diperoleh dari hasil samping proses pengolahan bijih
uranium yang berisi hanya ~ 0,02 % Sc2O3. Y dan La keduanya diperoleh dari mineral
lantanoida; manfaat unsur-unsur ini antara lain seperti yttrium garnet, Y3Fe5O12
sebagai filter gelombang mikro dalam radar. Y3Al5O12 digunakan sebagai batu
permata dan sebagai ganti intan Cartier.

5.4 Sifat – Sifat Aktinoida

Semua logam aktinoida bersifat radioaktif (Tabel 5.1); waktu paroh menyusut
secara dramatic dengan naiknya nomor atom. Logam – logam aktinoida cukuf tinggi
densitasnya (15 – 20 g cm-1), mempunyai titik leleh tinggi (~1000 oC). Logam
aktinoida tidak sereaktif logam lantanoida; mialnya, logam aktinoida bereaksi dengan
air panas (bukan air dingin) dengan menghasilkan hidroksida dan gas hydrogen.

Kecuali protactinium dan torium, aktinoida mampu membentuk ion dengan


tingkat oksidasi +3, meskipun bukan yang paling stabil untuk beberapa logam.
Beberapa anggota aktinoida juga mampu membentuk tingkat oksidasi yang lain. Jadi
seperti halnya lantanoida, aktinoida juga melepaskan electron 6dx 7s-2, namun
beberapa logam (Ac, Th, Pa, dan U) juga mampu melepaskan electron 5f sehingga
mencapai konfigurasi elektronik gas mulia [86Rn]/

Sifat lebih mudah melepaskan (beberapa) electron 5f bagi awal deret


aktinoida (beberapa dari lantanoida) menyarankan bahwa tingkat energy 5f – 6d – 7s2
relatif dekat satu sama lain atau tidak berbeda secara signifikan (tidak seperti halnya
pada lantanoida). Kecuali protactinium dan torium, aktinoida mampu membentuk ion
dengan tingkat oksidasi +3, meskipun bukan yang paling stabil untuk beberapa
logam. Beberapa anggota aktinoida juga mampu membentuk tingkat oksidasi yang
lain. Jadi seperti halnya lantanoida, aktinoida juga melepaskan electron 6dx 7s2,
namun bebrapa logam (Ac, Th, Ph, dan) juga mampu melepaskan electron 5f
sehingga mencapai konfigurasi elektronik gas mulia[86Rn].
Sifat lebih mudah melepaskan (beberapa) electron 5f bagi awal deret
aktinoida (beberapa dari lantanoida) menyarankan bahwa tingkat energy 5f – 6d – 7s2
relatif dekat satu sama lain atau tidak berbeda secara signifikan (tidak seprti halnya
pada lantanoida).

Anda mungkin juga menyukai