Anda di halaman 1dari 11

NAMA : ANDI SALMA NABILA HASAN

NIM : M011191210

KEHUTANAN C

KEBIJAKAN INDONESIA DALAM MEMPERTAHANKAN KEKAYAAN PULAU-PULAU


KECIL TERLUAR

ABSTRAK

Negara kesatuan Republik Indonesia,negara kepulauan yang dengan jumlah pulau terbesar di
dunia dan memiliki kekayaan melimpah,.Indonesia juga memiliki pulau-pulau terluar yang
memiliki nilai strategis sebagai titik dasar dan garis pangkal kepulauan Indonesia dalam
penetapan wilayah perairan Indonesia, zone ekonomi eksklusif Indonesia dan landas kontinen
Indonesia. Namun Ada beberapa persoalan yang terkait dengan pulau-pulau terluar di
Indonesia yaitu dalam aspek pertahanan kekayaan pulau-pulau kecil terluar . Maka dari itu
penelitian ini bertujuan untuk mengkaji Upaya mempertahankan pulau kecil terluar dalam
rangka mencapai kemakmuran dan kejayaan Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah
pulau terbesar karena Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki garis batas panjang
terbuka dari mana-mana, yang memiliki potensi kerawanan sebab sulitnya pengawasan
terhadap wilayah perbatasan dan pulau-pulau terluar terutama yang berbatasan dengan negara
tetangga baik daratan, laut maupun udara,dengan menggunakan metode studi literature dari
berbagai referensi ilimiah maupun non ilmiah maka diangkatlah judul “Kebijakan Indonesia
Dalam Mempertahankan Kekayaan Pulau-pulau Kecil Terluar”dengan alasan artikel ini dapat
memberikan pemahaman kebijakan pertahanan dengan mempertahankan pulau-pulau kecil ini
diharapkan pemerintahan dengan cermat membangunan dan mengelolaan pulau-pulau kecil
akan lebih terarah dan lebih optimal untuk tujuan pertahanan kekayaan pulau-pulau kecil terluar.

A. LATAR BELAKANG
Indonesia,negara kepulauan yang dengan jumlah pulau terbesar di dunia dengan
kekayaan yang melimpah,tidak terkecuali pulau-pulau terluarnya . Pulau-pulau terluar
merupakan sumber kekayaan yang belum dapat dikerjakan sekaligus pengawal depan
ketahanan dan keamanan negara. (Kusumo,2010)
Keberadaan pulau-pulau terluar secara geografis sangatlah strategis, karena
berdasarkan pulau- pulau inilah batas laut Negara Indonesia ditentukan. Namun demikian,
kondisi pulau-pulau terluar cukup memprihatinkan karena umumnya merupakan daerah
terpencil, miskin, bahkan tidak berpenduduk, dan jauh dari perhatian pemerintah. Terdapat 92
pulau terluar yang tersebar dinegara ini dengan luas masing-masing pulau rata-rata 0,02
hingga 200 kilometer persegi,hanya 50% dari pulau luar tersebut berpenghuni.67 dari 92
pulau terluar berbatasan dengan sepuluh negara tetangga yakni Malaysia, Singapura,
Thailand, India, Australia, Vietnam, Filipina, Republik Palau, Timor Leste dan Papua New
Guinea .Kebijakan Pertahanan Negara Tahun 2015 Pulau-pulau kecil terluar merupakan salah
satu tujuan strategis dalam pertahanan negara. Pemberdayaan wilayah pertahanan untuk
pengamanan wilayah perbatasan perlu diselenggarakan pemerintah (Baihaqi,2016).
Dengan konsep negara kepulauan,Indonesia memiliki aset kekayaan alam yang luar
biasa melimpah,kekayaan tersebut secara Cuma-Cuma diberikan oleh tuhan kepada
Indonesia baik hayati maupun non-hayati.Kekayaan tersebut memungkinkan adanya
pertumbuhan ekonomi yang pesat khususnyayang bersumber dari kekayaan tersebut,jika
ditangani dengan baik oleh pemerintah pusat maupun daerah.Bahkan,Indonesia dikatakan
sebagai negara yang gemah ripah loh jinawi,seorang pepatah yang menggambarkan
bagaimana melimpah ruahnya kekayaan alam yang ada di Indonesia.Akan tetapi melihat
kenyataan yang ada saat ini,kekayaan yang dimiliki Indonesia belum dimanfaatkan secara
optimal begitu juga dengan penanganan pulau-pulau terluar (Kusumo,2010)
Pertahanan pulau-pulau terluar terutama pulau-pulau yang berbatasan langsung
dengan negara tetangga dilakukan setidaknya membawa tiga misi yaitu; menjaga
keutuhan Negara Kesatuan Repubfik Indonesia, keamanan nasional, pertahanan negara,
dan menciptakan stabilitas kawasan, pemanfaatan sumber daya alam dalam rangka
pembangunan berkelanjutan dan memberdayakan masyarakat dalam rangka meningkatkan
kesejahteraannya (Asana,2014).
Meski beberapa pulau-pulau kecil terluar telah berhasil didaftarkan dan dimasukkan
ke dalam peta yuridis Indonesia, namun karena mengingat 92 dari pulau-pulau terluar
tersebut berbatasan langsung dengan negara lain, maka pemerintah mengupayakan diplomasi
secara bilateral maupun multilateral dengan negara tetangga. Konsep pertahanan Pemahaman
tentang kebijakan Indonesia mempertahankan kekayaan pulau-pulau kecil terluar dan
pengembangan pulau-pulau terluar Indonesia tersebut sebagai bentuk pertahanan dini
terhadap ancaman pengambilan alihan hak kepemilikan dapat dilakukan melalui beberapa
model pengelolaan dan pengembangan seperti Realisasi Pengakuan Seluruh Kepulauan
Indonesia.

Pemahaman tentang kebijakan Indonesia mempertahankan kekayaan pulau-pulau kecil


terluar tidaklah mudah lalu bagaimana cara pemerintah mempertahankan pulau-pulau
kecil terluar dengan kekayaannya?serta Apa saja Aspek-aspek pengelolaan dan kebijakan
pertahan kekayaan pulau pulau kecil terluar di Indonesia ?sehingga dapat
mempertahankan kekayaan pulau-pulau kecil terluar di Indonesia .

B. PEMBAHASAN
B.1 Upaya pemerintah mempertahankan pulau-pulau kecil terluar dengan
kekayaannya
Indonesia sebagai negara kepulauan dan memiliki garis batas panjang yang
menyimpan potensi kerawanan karena sulitnya pengawasan terhadap wilayah perbatasan
dan pulau-pulau terluar terutama yang berbatasan dengan negara tetangga baik daratan,
laut maupun udara. Berdasarkan UNCLOS 1982, Indonesia diakui sebagai negara
kepulauan, dan konsekuensinya Indonesia harus segera menyusun peraturan perundang-
undangan. Untuk yang berkaitan dengan batas wilayah dengan negara tetangga harus
ditindak lanjuti melalui perjanjian bilateral. Indonesia saat ini telah menjabarkan
UNCLOS 1982 yang dituangkan dalam UU No. 6 Tahun 1996 tentang Perairan
Indonesia, PP No. 61 Tahun 1998 tentang Perubahan Titik Dasar dan Garis Dasar di
sekitar Kepulauan Natuna dan PP No. 38 Tahun 2002 tentang Daftar Koordinat Geografis
Titik-Titik Garis Pangkal Kepulauan Indonesia (Alihar,2018).
Adapun salah satu permasalahannya adalah status pulau-pulau kecil terluar .
Permasalahan status Pulau kecil dan terluar dapat diantisipasi dengan langkah-
langkah strategis dan operasional dalam mempertahankan eksistensi pulau kecil
dan terluar dengan penekanan implementasi Pasal 46 tentang archipelagic state
dan Pasal 47 tentang archipelagic base line. Kasus Sipadan dan Ligitan sudah
menjadi tamparan keras bagi kita bahwa kurangnya penanganan terhadap pulau-
pulau kecil terluar mengakibatkan lepasnya pulau-pulau tersebut dari
kepemilikan pemerintah Indonesia (Theodora,2013)
Dapat dikatakan ada kebijakan yang fokus terhadap sektor maritim, namun tidak
membawa isu pulau-pulau kecil terluar sebagai isu pertahanan. Adapula yang membawa
isu pulau-pulau kecil terluar ke dalam masa pemerintahannya, namun tidak
dimasukkan ke dalam kebijakan pertahanan. Artinya tidak ada kebijakan pertahanan yang
ditujukan kepada pulau-pulau kecil terluar. Dengan kata lain, pulau-pulau kecil terluar
tidak mendapat posisi strategis dan krusial sebagai beranda depan kedaulatan negara
kebijakan tersebut baru ada pada tahap pengelolaan di mana pulau-pulau kecil terluar
belum dianggap sebagai beranda kedaulatan, namun sekedar sebagai bagian dari
wilayah . Kebijakan pertahanan yang terealisasi secara nyata di pulau-pulau kecil terluar
tersebut hanya menjadi bahasan kertas, dan belum ada peran pertahanan di pulau-
pulau kecil terluar di Indonesia. Ada berbagai peraturan dan undang-undang pertahanan
terhadap pulau-pulau kecil terluar untuk mempertahankan kekayaan pulau-pulau
kecilterluar , dapat ditemukan bahwa tujuan, sasaran maupun arah arah kebijakan
pertahanan yang dibuat oleh pemerintahan adalah untuk menyukseskan Doktrin Poros
Maritim Dunia yang diusulkan oleh presiden Republik Indonesia tersebut.
Ada beberapa upaya-upaya kebijakan pemerintah terhadap mempertahankan
kekayaan pulau-pulau kecil terluar yaitu (Asana,2014) :
1. Upaya Yuridiksi: Hukum Internasional dan Peraturan Perundang-
UndanganNasional
Hukum internasional yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah
UNCLOS 1982 Part IV Archipelagic State (Article 46-54). Pada bagian ini berbagai
ketentutan, hak, apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan negara kepulauan di atur di
dalamnya. UNCLOS 1982 Part IV Archipelagic State (Article 46-54) telah menjadi
salah satu tolak ukur yang penting bagi Indonesia dalam menentukan arah
kebijakannya.
2. Peran Kementerian/Lembaga: Kementerian Pertahanan, Kementerian
Kelautan dan Perikanan, dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan
Selain upaya yuridiksi di atas, kebijakan pertahanan Indonesia terhadap pulau-pulau
kecil terluar dapat dilihat melalui peran K/L terkait yakni Kemhan, KKP maupun
BNPP. Ketiga K/L tersebut di tambah Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai
pelaksana kebijakan pertahanan yang disusun Kemhan, menjalankan perannya
sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Adapun Kemhan sebagai otoritas
sipil, menjalankan peran sebagai pengatur pertahanan negara (diatur dalam Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara).
3. Keterlibatan Indonesia dalam Forum Internasional: Kerjasama Bilateral dan
Forum Regional ASEAN
Dalam wawancara yang dilakukan penulis dengan Oktaheroe, meski
beberapa pulau-pulau kecil terluar telah berhasil didaftarkan dan dimasukkan
ke dalam peta yuridis Indonesia, namun karena mengingat 92 dari pulau-pulau kecil
terluar tersebut berbatasan langsung dengan negara lain, maka pemerintah masih
terus mengupayakan diplomasi secara bilateral maupun multilateral dengan
negara tetangga. Sejak masa pemerintah Jokowi, Indonesia melalui Kementerian
Pertahanan mengupayakan berbagai cara untuk menyelesaikan sengketa wilayah
baik darat maupun lautan. Secara khusus, di pulau-pulau kecil terluar, Indonesia telah
mencapai kesepakatan di batas laut dengan Filipina. Hingga saat ini, Indonesia masih
mengupayakan pencapaian kesepakatan dengan negara-negara tetangga lainnya.

Beberapa upaya untuk mempertahankan pulau terluar Indonesia telah dilakukan oleh
bangsa ini. Bangsa Indonesia telah menyiapkan perangkat hukum untuk
mempertahankan pulau terluar kita, dan dalam rangka antisipasi ke depan akan
kemungkinan munculnya konflik perbatasan. Indonesia telah menjabarkan HUKLA
1982 ke dalam beberapa ketentuan hukum dan perundang-undangan. Beberapa
undang-undang telah dihasilkan di antaranya UU No. 6 Tahun 1996 tentang Perairan
Indonesia, PP No. 61 Tahun 1998 tentang Perubahan Titik Dasar dan Garis Dasar di
sekitar Kepulauan Natuna, dan PP No. 38 Tahun 2002 tentang Daftar Koordinat
Geografis Titik-Titik Garis Pangkal Kepulauan Indonesia. UU No. 22 Tahun 1999
tentang Pemerintah Daerah, memasukkan juga pengelolaan wilayah laut dengan
tujuan pemerintah daerah punya tanggung jawab bagi pengembangan potensi
kelautan. Tahun 2005 keluarlah Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 78 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar dengan tujuan untuk menjaga
keutuhan wilayah serta memanfaatkan sumber daya alam, di samping
memberdayakan masyarakat.

B.2 Aspek – aspek pengelolaan dan kebijakan pertahan kekayaan pulau pulau
kecil terluar di Indonesia
Aspek pertahanan dan keamanan diawali dengan adanya penerapan undang-
undang secara baik, tepat dan benar dari jumlah undang-undang yang dikeluarkan
berkenaan dengan Pulau-pulau kecil terluar secara langsung.Ada beberapa produk
perundangan yang berkenaan langsung dengan pulau-pulau kecil berjenjang dari
bentuk peraturan presiden sampai peraturan daerah. Pertahanan dan keamanan yang
dilakukan meliputi lingkup perairan dalam seperti pengawasan terhadap pemanfaatan
sumberdaya pesisir dan laut dan perairan luar seperti pengawasan terhadap
pelanggaran lintas batas perairan oleh pihak negara lain serta tindakan-tindakan
provokasi lainnya. Pertahanan dan keamanan yang terjaga akan menekan tindakan
pelanggaran yang akan terjadi dan harus dilakukan secara terintegrasi antara pihak
pemerintah pusat dan daerah, LSM dan pihak keamanan (Asana,2014).
Secara umum terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan menyangkut
permasalahan kebijakan pertahanan kekyaan pulau-pulau kecil terluar sebagai suatu
wilayah perbatasan, yaitu aspek hukum dan aspek pengelolaan. Aspek hukum
menyangkut bagaimana batas-batas Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki
dasar hukum yang jelas dan kuat. Dasar hukum tersebut dikeluarkan oleh pemerintah
dalam bentuk peraturan perundang-undangan maupun ratifikasi dari perjanjian-
perjanjian. Sedangkan aspek pengelolaan menyangkut bagaimana wilayah perbatasan
negara dikelola dengan suatu kebijakan yang jelas dan terarah. (Adiyanto,2007).
Pengelolaan pulau-pulau kecil terluar terutama pulau-pulau yang berbatasan
Iangsung dengan negara tetangga memiliki dua aspek yang dilihat dalam pengelolaan
pulau-pulau terluar. Pertama, aspek pengelolaan itu sendiri dan kedua, aspek
pemberdayaan masyarakat. Aspek pengelolaan dilihat dari pengembangan dan
pembangunan fisik, baik mempertahankan eksistensi pulau-pulau terluar maupun
pembangunan infrastrukturnya. Adapun dari segi pemberdayaan akan dilihat dari
aspek pembangunan sosial ekonomi kemasyarakatan. Hanya sajapemerintah daerah
biasanya mengelola kawasankawasan yang mempunyai potensi dan nilaiekonomi saja
yang dikelola menjadi sumbernya (Adiyanto,2007)..
Untuk mengantisipasi timbulnya berbagai persoalan yang berkaitan dengan
pengelolaan dan kebijakan mepertahankan pulau-pulau keicl terluar, pemerintah
dituntut untuk membuat kebijakan yang radikal antara lain (Adiyanto,2007) :
(1) Merubah paradigma dalam pengelolaan pulau-pulau terluar dengan menempatkan
pulau pulau tersebut menjadi halaman depan wilayah Indonesia. Secara geopolitik
pulau-pulau terluar tersebut seharusnya mendapat perhatian khusus dari
pemerintah karena secara langsung bersentuhan dengan negara lain;
(2) Melakukan patroli keamanan laut yang dimaksudkan sebagai upaya preventif
(pencegahan) maupun upaya represif (penindakan).
(3) Melakukan perlindungan secara khusus terhadap pulau-pulau terluar yang
terancam tenggelam. Jika pulau-pulau tersebut tenggelam akan berpengaruh terhadap
garis perbatasan wilayah Indonesia;
(4) Mengisi pulau-pulau terluar yang masih jarang atau tidak berpenghuni, baik
secara kuantitas maupun kualitas. Dengan adanya penduduk tersebut menunjukkan
bahwa Indonesia mempunyai kedaulatan di wilayah pulau-pulau terluar;
(5)Meningkatkan program transmigrasi dalam rangkamengisi pulau-pulau terluar,
terutama pulau-pulau yang masih kosong;
(6) Meningkatkan program pemberdayaan masyarakat dengan menciptakanberbagai
teknologi tepat guna dalam meningkatkan kualitas produksi yang dihasilkan dari
pulau-pulau terluar Indonesia, dan;
(7) Perlu diberikan insentif bagi masyarakat yang bersedia tinggal di pulaupulau
terluar Indonesia.
(8)Menjadikan pulau-pulau yang memiliki produktivitas hayati tinggi sebagai
kawasan konservasi.
Dua aspek tersebut bersifat saling menguatkan sehingga tidak dapat dipisah-pisahkan dalam
pelaksanaannya. Tanpa adanya dasar hukum yang kuat terhadap pulau-pulau kecil terluar,
pengelolaan yang dilakukan dapat menjadi sia-sia, karena dasar hukum yang lemah terhadap
kepemilikan pulau-pulau tersebut dapat menjadi peluang bagi negara yang berbatasan untuk
menyengketakannya.Dasar kepemilikan yang lemah menghasilkan kekalahan bagi Indonesia
dalam mempertahankan kekayaan pulau-pulau kecil terluar . Begitu pula sebaliknya, dasar
hukum yang kuat mengenai kepemilikan pulau-pulau kecil terluar tidak akan berarti apa-apa
tanpa ditindak lanjuti dengan pengelolaan yang berkesinambungan. Karena tanpa adanya
tindakan pengelolaan, berarti potensi-potensi yang dimiliki pulau-pulau kecil terluar tidak dapat
tergali dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, penguatan
terhadap kedua aspek tersebut harus dilakukan secara bersamaan di bawah satu payung
kebijakan.
C. KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Indonesia negara kepulauan yang
memiliki aset kekayaan alam yang luar biasa melimpah . Akan tetapi dibalik kekayaan
pulau-pulau kecil terluarnya ada permasalahan yaitu status kebijakan pertahanan
kekayaan pulau-pulau kecil terluar . Permasalahan status kebijakan kekayaan Pulau
kecil dan terluar dapat diantisipasi dengan langkah-langkah strategis
,operasional dalam mempertahankan eksistensi pulau kecil terluar serta upaya –
upaya kebijakan untuk mempertahankan kekayaan pulau-pulau kecil terluar seperti :
Upaya Yuridiksi:Hukum Internasional dan Peraturan Perundang-
UndanganNasional ,Peran Kementerian/Lembaga: Kementerian Pertahanan,
Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan
dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara).dan
Keterlibatan Indonesia dalam Forum Internasional: Kerjasama Bilateral dan Forum
Regional ASEAN.
Adanya upaya-upaya kebijakan mempertahankan kekayaan pulau-pulau kecil
terluar juga terdapat aspek-aspek pengelolaan dan pertahanan kekayaan pulau-pulau kecil
terluar seperti dua aspek yang berhubungan dengan permasalahan kebijakan
pertahanan kekyaan pulau-pulau kecil terluar sebagai suatu wilayah perbatasan, yaitu
aspek hukum dan aspek pengelolaan., dimana Aspek hukum menyangkut tentang batas-
batas Negara Kesatuan Republik Indonesia yang memiliki dasar hukum yang jelas dan
kuat..Sedangkan aspek pengelolaan menyangkut tentang wilayah perbatasan negara
dikelola dengan suatu kebijakan yang jelas dan terarah. Dua aspek tersebut saling
menguatkan,. tanpa adanya dasar hukum yang kuat terhadap pulau-pulau kecil terluar,
pengelolaan yang dilakukan dapat menjadi sia-sia,. Begitu pula sebaliknya, tanpa adanya
dasar hukum yang kuat terhadap kepemilikan pulau-pulau kecil terluar tidak akan berarti
apa-apa tanpa ditindak lanjuti dengan pengelolaan yang saling berkaitan . . Oleh karena
itu kedua aspek serta upaya-upaya kebijakan tersebut harus di laksanakan dengan baik
karena tanpa adanya tindakan hukum, pengelolaan dan kebijakan , berarti potensi-potensi
yang dimiliki pulau-pulau kecil terluar tidak dapat dipertahankan dan dimanfaatkan
untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Adiyanto, Endang.Etty Eidman.Luky Adrianto (2007).Tinjauan Hukum Dan Kebijakan


Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar Indonesia (Studi Kasus Pulau Nipa ). Jurnal
BuletinEkonomiPerikana.Vol.7.No.2
https://media.neliti.com/media/publications/11028-ID-tinjauan-hukum-dan-kebijakan-
pengelolaan-pulau-pulau-kecil-terluar-indonesia-stu.pdf

Alihar,Fadjri (2018). Kebijakan Pengelolaan Pulau-pulau Terluar di Tinjau Dari Aspek


Kependudukan. Jurnal Kebijakan Sosek KP Vol. 8 No.39-51
http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/jkse/article/download/6487/5945

Asana,Rambu. Sri Suwartiningsih.Adrianus Bintang.(2014). Kebijakan Pertahanan Indonesia


Terhadap Pulau-pulau kecil pada masa pemerintahan Jokowi . Jurnal Cakrawala
1693 6248

Baihaqi .Rizki.(2016) Analisis keberadaan 92 pulau terluar di Indonesia dalam mendukung


pengembangan konsep tol. Jurnal Pendidikan Geografi, Volume 16, Nomor 2,
https://ejournal.upi.edu/index.php/gea/article/download/3022/4184

Kusumo, Ayub Torri Satriyo (2010).Optimalisasi pengelolaan dan pemberdayaan pulau-pulau


terluar dalam rangka mempertahankan negara kesatuan republik Indonesia. J urnal
dinamika hukum vol.10 no.3 : Surakarta
http://dinamikahukum.fh.unsoed.ac.id/index.php/JDH/article/view/102

Theodora,Grace (2013).Kewenangan Pemerintahan Daerah Dalam Pengelolaan Pesisir dan


Pulau-Pulau Kecil Terluar di Sulawesi Utara. Jurnal Lex Administratum,Vol.I.No.2
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/administratum/article/viewFile/3026/2571

Anda mungkin juga menyukai