Anda di halaman 1dari 33

Logam transisi adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan 3 sampai 12 (IB

sampai VIIIB pada sistem lama). Kelompok ini terdiri dari 38 unsur. Semua logam transisi
adalah unsur blok-d yang berarti bahwa elektronnya terisi sampai orbit d. Dalam ilmu kimia,
logam transisi mempunyai dua pengertian:

 Definisi dari IUPAC[1] mendefinisikan logam transisi sebagai "sebuah unsur yang
mempunyai subkulit d yang tidak terisi penuh atau dapat membentuk kation dengan
subkulit d yang tidak terisi penuh"
 Sebagian besar ilmuwan mendefinisikan "logam transisi" sebagai semua elemen yang
berada pada blok-''d'' pada tabel periodik (semuanya adalah logam) yang memasukkan
golongan 3 hingga 12 pada tabel periodik. Dalam kenyataan, barisan blok-f lantanida dan
aktinida juga sering dianggap sebagai logam transisi dan disebut "logam transisi dalam".

Jensen[2] meninjau ulang asal usul penamaan "logam transisi" atau blok-d. Kata transisi pertama
kali digunakan untuk mendeskripsikan unsur-unsur yang sekarang dikenal sebagai unsur blok-d
oleh kimiawan asal Inggris bernama Charles Bury pada tahun 1921, yang merujuk pada
peralihan/transisi pada perubahan subkulit elektron (contohnya pada n=3 pada baris ke-4 tabel
periodik) dari subkulit dengan 8 ke 18, atau 18 ke 32.[3]

Penggolongan
Bentuk konfigurasi elektron pada atom logam transisi dapat ditulis sebagai []ns2(n-1)dm di mana
subkulit d mempunyai energi yang lebih besar daripada subkulit valensi s. Pada ion dengan dua
dan tiga elektron valensi, yang terjadi adalah sebaliknya dengan subkulit s mempunyai tingkat
energi yang lebih besar. Dampaknya, ion seperti Fe2+ tidak mempunyai elektron pada subkulit s:
ion tersebut memiliki konfigurasi elektron [Ar]3d6 dibandingkan dengan elektron konfigurasi
pada atom Fe, yaitu [Ar]4s23d6. Unsur pada golongan 3 hingga 12 sekarang secara umum dikenal
sebagai unsur logam transisi, meskipun unsur-unsur dari La-Lu, Ac-Lr, dan golongan 12 (dahulu
disebut IIB) mempunyai definisi yang berbeda pada penulis yang berbeda.

1. Banyak buku teks kimia dan tabel periodik yang mencantumkan La dan Ac sebagai unsur
golongan 3 dan termasuk golongan logam transisi, dikarenakan atom-atom tersebut
mempunyai konfigurasi elektron terluar s2d1 seperti Sc dan Y. Elemen dari Ce-Lu
dimasukkan ke dalam baris lantanida ( atau "lanthanoid" menurut IUPAC dan Th-Lr
dalam baris aktinida. Kedua baris tersebut bersama-sama digolongkan dalam unsur blok-f
atau (pada buku-buku lama) sebagai "unsur transisi dalam".
2. Beberapa buku teks kimia memasukkan La ke dalam lantanida dan Ac ke dalam aktinida.
Klasifikasi ini didasarkan pada kemiripan sifat-sifat kimia, dan mendefinisikan kelima
belas elemen pada masing-masing baris ke dalam blok-f meskipun mereka mengakui
bahwa blok-f hanya dapat diisi oleh 14 unsur saja.
3. Klasifikasi ketiga mendefinisikan bahwa unsur-unsur blok-f terdiri atas La-Yb dan Ac-No
dan meletakkan Lu dan Lr pada golongan 3. Hal ini didasarkan pada aturan Aufbau (atau
aturan Madelung) dalam pengisian subkulit elektron, di mana 4f diisi sebelum 5d (atau 5f
sebelum 6d), sehingga subkulit f sudah terisi penuh pada unsur Yb (dan No) sedangkan
Lu (dan Lr) mempunyai konfigurasi []s2f14d1. Meskipun demikian, La dan Ac adalah
pengecualian pada aturan Aufbau dengan konfigurasi elektron []s2d1 (bukan []s2f1 seperti
prediksi aturan aufbau) sehingga tidaklah pasti dari konfigurasi elektronnya apakah La
atau Lu (Ac atau Lr) yang seharusnya diklasifikasikan dalam logam transisi.

Ciri dan Sifat


Ada beberapa ciri yang dimiliki bersama oleh unsur transisi yang tidak dimiliki unsur-unsur lain,
yang disebabkan oleh terisinya sebagian dari subkulit d. Di antaranya adalah:

1. pembentukan senyawa yang warnanya disebabkan oleh transisi elektron d-d


2. pembentukan senyawa dengan banyak bilangan oksidasi, dikarenakan kereaktifan yang
relatif rendah pada elektron subkulit d yang tidak berpasangan
3. pembentukan beberapa senyawa paramagnetik disebabkan oleh adanya elektron subkulit
d yang tidak berpasangan. Beberapa senyawa dari unsur golongan utama juga merupakan
paramagnetik (seperti nitrogen oksida dan oksigen).

Senyawa berwarna

Warna pada senyawa yang mengandung logam transisi pada umumnya disebabkan oleh transisi
elektron dalam dua tipe:

 transfer muatan kompleks. Sebuah elektron dapat melompat dari orbit ligan ke orbit
logam, membentuk ligant to metal charge transfer (LMCT). Hal ini dapat dilihat dengan
mudah jika logam sedang pada bilangan oksidasi yang tinggi. Sebagai contoh, warna
pada ion kromat, dikromat, dan permanganat termasuk tipe ini. Conton lainnya adalah
pada raksa(II) iodida yang berwarna merah larena transisi LMCT.

Transisi metal to ligand charge transfer (MLCT) terjadi ketika logam dalam bilangan oksidasi
yang rendah sehingga ligan dengan mudah tereduksi.

 transisi d-d. Sebuah elektron melompat dadi satu orbit d ke orbit yang lain. Pada senyawa
logam transisi yang kompleks, antarorbit d tidak mempunyai tingkat energi yang sama.
Pola pemisahan orbit d dapat dihitung dengan teori medan kristal. Tingkat pemisahan
tergantung pada jenis logam, bilangan oksidasi, dan sifat dari ligan. Tingkat energi yang
sebenarnya ditunjukkan oleh diagram Tanabe-Sugano.

Pada kompleks yang sentrosimetrik, seperti oktahedral, transisi d-d melanggar aturan Laporte
dan hanya terjadi karena penggabungan vibronik di mana getaran molekul terjadi bersamaan
dengan transisi d-d. Kompleks tetrahedral mempunyai warna yang lumayan terang karena
perpaduan subkulit d dan p dimungkinkan jika tidak ada pusat simetri, sehingga transisi tidak
murni d-d.
Bilangan oksidasi

Salah satu ciri logam transisi adalah di mana unsur-unsur tersebut mempunyai lebih dari satu
bilangan oksidasi. Contohnya, pada senyawa vanadium diketahui mempunyai bilangan oksidasi
mulai -1 pada V(CO)6- hingga +5 pada VO43-. Bilangan oksidasi maksimum pada logam transisi
baris pertama sama dengan jumlah elektron valensi seperti titanium (+4) dan mangan (+7)
namun berkurang pada unsur-unsur selanjutnya. Pada baris kedua dan ketiga ada ruthenium dan
osmium dengan bilangan oksidasi +8. Pada senyawa seperti [Mn04]- dan OsO4, unsur logam
transisi memperoleh oktet yang stabil dengan membentuk empat ikatan kovalen. Bilangan
oksidasi terendah ada pada senyawa Cr(CO)6 (bilangan oksidasi nol) dan Fe(CO)42- (bilangan
oksidasi -2) di mana aturan 18 elektron dipatuhi. Senyawa tersebut juga merupakan kovalen.
Ikatan ion biasanya terbentuk pada bilangan oksidasi +2 atau +3. Pada senyawa yang terlarut, ion
tersebut biasanya berikatan dengan enam molekul air yang tersusun secara oktahedral.

Kemagnetan

Senyawa pada logam transisi biasanya bersifat paramagnetik apabila terdapat satu atau lebih
elektron tak berpasangan pada subkulit d. Pada senyawa oktahedral dengan elektron antara
empat hingga tujuh pada subkulit d, spin tinggi dan spin rendah mungkin terjadi. Senyawa
tetrahedral seperti [FeCl4]2- bersifat spin tinggi dikarenakan pemisahan medan kristal yang
rendah sehingga energi yang diperoleh dari elektron yang berada pada tingkat energi yang lebih
rendah selalu lebih kecil daripada energi yang diperlukan untuk memasangkan spin. Beberapa
senyawa bersifat diamagnetik. Yang termasuk golongan ini adalah senyawa oktahedral, spin
rendah, d6, dan d8 yang berbentuk segi empat planar. Feromagnetisme terjadi jika atom tunggal
bersifat paramagnetik dan arah spin tersusun sejajar satu sama lain pada bahan kristal. Logam
besi dan campuran alniko adalah contoh senyawa logam transisi yang bersifat feromagnetik.
Anti-feromagnetisme adalah contoh sifat kemagnetan yang terbentuk dari susunan khusus dari
spin tunggal pada benda padat.

Sifat katalitik

Logam transisi dan senyawanya diketahui mempunyai aktivitas katalitik sifat homogen dan
heterogen. Aktivitas ini berasal dari kemampuan logam transisi untuk mempunyai lebih dari satu
bilangan oksidasi dan kemampuan membentuk senyawa kompleks. Sebagai contoh Vanadium
(V) oksida dikenal dapat memisahkan besi (pada proses Haber) dan nikel (pada hidrogenasi
katalitik). Katalis pada permukaan bidang padat menyertakan pembentukan ikatan antara
molekul reaktan dan atom pada permukaan katalis. Hal ini mempunyai pengaruh meningkatnya
konsentrasi reaktan pada permukaan katalis dan memperlemah ikatan pada molekul yang
bereaksi (menurunkan energi aktivasi reaksi). Dan juga karena unsur logam transisi dapat
mengubah bilangan oksidasinya, sehingga efektif sebagai katalis.

Sifat Lain

Sesuai namanya, semua logam transisi adalah logam dan merupakan konduktor listrik. Secara
umum, logam transisi mempunyai massa jenis yang tinggi serta titik leleh dan titik didih yang
tinggi. Hal tersebut dikarenakan adanya ikatan logam dengan elektron yang mudah berpindah,
yang menyebabkan kohesi yang meningkatkan jumlah elektron bersama. Meskipun demikian,
logam golongan 12 mempunyai titik didih dan titih leleh yang lebih rendah karena subkulit d
unsur tersebut mencegah ikatan d-d. Air raksa mempunyai titik leleh -38.83 °C (-37.89 °F) dan
merupakan zat cair pada suhu ruang. Logam transisi dapat berikatan membentuk bermacam-
macam ligan.

Kelogaman dari unsur logam golongan transisi lebih kuat dibandingkan golongan-golongan
utama. Hal itu disebabkan karena pada golongan unsur transisi terdapat banyak elektron bebas
dalam orbital d. [4] Dalam subkulit d tidak terisi secara penuh atau mudah menghasilkan ion-ion
dengan subkulit d yang juga tidak terisi penuh.
<="" a="" width="600" height="300">

gpralive

find what do you want guys


Sep 27

Kimia Golongan B (Sifat Kimia, Kegunaan, dll)

GOLONGAN I B

Sifat-sifat umum dari golongan I B adalah sebagai berikut :

Mempunyai titik leleh dan didih yang relatif tinggi.

Paramagnetik (dapat ketarik oleh magnet).

Jika berikatan membentuk senyawa2 berwarna nan rupawan.

Punya biloks (bilangan oksidasi) lebih dari satu.

Dapat membentuk ion kompleks

Berdaya katalitik, beberapa unsur dalam golongan ini digunakan sebagai katalis, baik dalam
proses industri maupun metabolisme.

1. 1. TEMBAGA ( Cu )

Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cu dan nomor
atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin Cuprum.Tembaga merupakan konduktor panas
dan listrik yang baik.Selain itu unsur ini memiliki korosi yang lambat sekali.

Tembaga kadang-kadang ditemukan secara alami, seperti yang ditemukan dalam mineral-mineral
seperti cuprite, malachite, azurite, chalcopyrite, dan bornite.

Sifat-sifat tembaga adalah Kuat dan Ulet,Dapat ditempa, Tahan Korosi, Penghantar listrik dan
panas yang baik dan Logam yang kurang aktif.Bijih tembaga yang terpenting adalah berupa
sulfida sperti kalkosit dan kalkopirit.

Tembaga banyak digunakan dalam Industri elektrik dan lain-lainnya .


1. 2. PERAK ( Ag )

Perak telah dikenal sejak zaman purba kala.Perak adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik
yang memiliki lambang Ag dan nomor atom 47. Lambangnya berasal dari bahasa Latin
Argentum. Sebuah logam transisi lunak, putih, mengkilap, perak memiliki konduktivitas listrik
dan panas tertinggi di seluruh logam dan terdapat di mineral dan dalam bentuk bebas. Perak juga
dapat diambil dalam proses pemurnian tembaga secara elektrolisis.

Logam ini digunakan dalam koin, perhiasan,dan Perak juga digunakan sebagai campuran logam
pengganti gigi, solder, kotak listrik, dan baterai perak-timah dan perak-cadmium. Cat perak
digunakan untuk membuat sirkuit cetak. Perak juga digunakan untuk produksi kaca dan dapat
didepositkan sebagai lapisan pada gelas atau logam .

1. 3. EMAS ( Au )

Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au (bahasa Latin:
‘aurum‘) dan nomor atom 79. Sebuah logam transisi yang lembek, mengkilap, kuning, dan
berat.

Emas melebur dalam bentuk cair pada suhu sekitar 1000oC. Sifat fisik emas sangat stabil, tidak
korosif ataupun lapuk dan jarang bersenyawa dengan unsur kimia lain. Konduktivitas elektrik
dan termalnya sangat baik.

Di alam sumber emas terbesar adalah pada inti bumi, karena kandungan inti bumi adalah 100%
besi, dengan sedikit unsur-unsur ringan, seperti belerang, silikon dan oksigen.

Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa


endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan
pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan (placer). Genesa emas
dikatagorikan menjadi dua yaitu:

Endapan primer

Endapan plaser

Emas murni sangat mudah larut dalam KCN, NaCN, dan Hg (air raksa). Sehingga emas dapat
diambil dari mineral pengikatnya melalui amalgamasi (Hg) atau dengan menggunakan larutan
sianida (biasanya NaCN) dengan karbon aktif. Di antara kedua metode ini, metode amalgamasi
paling mudah dilakukan dan dengan biaya relatif rendah. Hanya dengan modal air raksa dan alat
pembakar, emas dengan mudah dapat diambil dari pengikatnya. Metode ini umumnya dipakai
oleh penduduk lokal untuk mengambil emas dari batuan pembawanya.
Emas digunakan sebagai standar keuangan di banyak negara dan juga digunakan sebagai
perhiasan, dan elektronik. Penggunaan emas dalam bidang moneter dan keuangan berdasarkan
nilai moneter absolut dari emas itu sendiri terhadap berbagai mata uang di seluruh dunia,
meskipun secara resmi di bursa komoditas dunia, harga emas dicantumkan dalam mata uang
dolar Amerika. Bentuk penggunaan emas dalam bidang moneter lazimnya berupa bulion atau
batangan emas dalam berbagai satuan berat gram sampai kilogram.

Isotop Emas ( Au )

Senyawa emas yang paling banyak adalah auric chloride dan chlorauric acid, yang terakhir
banyak digunakan dalam bidang fotografi untuk membuat tinta dan bayangan perak. Emas
memiliki 18 isotop; 198Au dengan paruh waktu selama 2.7 hari dan digunakan untuk terapi
kanker dan penyakit lainnya. Disodium aurothiomalate diberikan melalui lewat otot
(intramuscularly) sebagai terapi arthritis.

GOLONGAN II B

1. 1. ZINK (Zn)

v Sifat kimia
Zn tidak dapat ditarik oleh magnet (diamagnetik) sebab semua elektronnya telah berpasangan
dengan struktur kristal heksagonal.
●Reaksi dengan udara
Seng terkorosi pada udara yang lembab. Logam seng dibakar untuk membentuk seng (II) oksida
yang berwarna putih dan apabila dipanaskan lagi, maka warna akan berubah menjadi kuning.
2Zn(s) + O2(g) → 2ZnO(s)
●Reaksi dengan halogen
Seng bereaksi dengan bromine dan iodine untuk membentuk seng (II) dihalida.
Zn(s) + Br2(g) → ZnBr2(s)
Zn(s) + I2(g) → ZnI2(s)
●Reaksi dengan asam
Seng larut perlahan dalam asam sulfat encer untuk membentuk gas hidrogen.
Zn(s) + H2SO4(aq) → Zn2+(aq) +SO42- (aq) + H2(g)
Reaksi seng dengan asam pengoksidasi seperti asam nitrit dan HNO3 sangat kompleks dan
bergantung pada kondisi yang tepat.
●Reaksi dengan basa
Seng larut dalam larutan alkali seperti potassium hidroksida dan KOH untuk membentuk zinkat.
1.3. Persenyawaan
● Zink klorida (ZnCl2)
Senyawa ini bersifat molekuler, bukan ionik karena memiliki titik leleh nisbi rendah dan mudah
menyublim.
● Zink oksida (ZnO)
Bersifat amfoterik dan membentuk zinkat dengan basa. Zink oksida dibuat melalui oksida zink
panas di udara.

● Zinkat
Adalah garam yang terbentuk oleh larutan zink atau oksida dalam alkali. Rumusnya sering ditulis
ZnO22- walaupun dalam larutan berair ion yang mungkin adalah ion kompleks dengan ion Zn2-
terkoordinasi dengan ion OH-. Ion ZnO22- dapat berada sebagai lelehan natrium zinkat, tetapi
kebanyakan zinkat padat adalah campuran dari berbagai oksida.
●Zink blende
Struktur krital dengan atom zink yang dikelilingi oleh empat atom sulfur pada sudut-sudut
tetrahedron, setiap sulfur dikelilingi oleh empat atom zink. Kristal ini tergolong sistem kubus.
●Zink sulfat
Bentuk umumnya adalah ZnSO4.7H2O Senyawa ini kehilangan air diatas 30°C menghasilkan
heksahidrat dan molekul air selanjutnya dilepaskan diatas 100°C menghasilkan monohidrat.
Garam anhidrat terbentuk pada 450°C dan ini mengurai diatas 500°C.
●Zink sulfide (ZnS)
Menyublim pada 1180 °C.
●Zink hidroksida Zn(OH)2
Zn hidroksi bersifat amfoter dan dapat membentuk kompleks amina bila direaksikan dengan
ammonia kuat berlebih.

v Kegunaan
Dalam bahasa sehari-hari, seng juga dimaksudkan sebagai pelat seng yang digunakan sebagai
bahan bangunan.
Dalam industri zink mempunyai arti penting:
● Melapisi besi atau baja untuk mencegah proses karat.
● Digunakan untuk bahan baterai.
● Zink dan alinasenya digunakan untuk cetakan logam, penyepuhan listrik dan metalurgi bubuk.
● Zink dalam bentuk oksida digunakan untuk industri kosmetik (mencegah kulit agar tidak
kering dan tidak terbakar sinar matahari), plastik, karet, sabun, pigmen warna putih dalam cat
dan tinta (ZnO).
● Zink dalam bentuk sulfida digunakan sebagai pigmen fosfor serta untuk industri tabung
televisi dan lampu pendar.
● Zink dalam bentuk klorida digunakan sebagai deodoran dan untuk pengawetan kayu.
● Zink sulfat untuk mordan (pewarnaan), stiptik (untuk mencegah pendarahan), sebagai supply
seng dalam makanan hewan serta pupuk.
Seng adalah mikromineral yang ada di mana-mana dalam jaringan manusia/hewan dan terlibat
dalam fungsi berbagai enzim dalam proses metabolisme. Tubuh manusia dewasa mengandung 2-
2,5 gram seng. Tiga perempat dari jumlah tersebut berada dalam tulang dan mobilisasinya sangat
lambat. Dalam konsentrasi tinggi seng ditemukan juga pada iris, retina, hepar, pankreas, ginjal,
kulit, otot, testis dan rambut, sehingga kekurangan seng berpengaruh pada jaringan-jaringan
tersebut. Di dalam darah seng terutama terdapat dalam sel darah merah, sedikit ditemukan dalam
sel darah putih, trombosit dan serum. Kira-kira 1/3 seng serum berikatan dengan albumin atau
asam amino histidin dan sistein. Dalam 100 ml darah terdapat 900 ml seng dan dalam 100 ml
plasma terdapat 90-130 mg seng. Seng terlibat pada lebih dari 90 enzim yang hubungannya
denga metabolisme karbohidrat dan energi, degradasi/sintesis protein, sintesis asam nukleat,
biosintesis heme, transpor CO2 (anhidrase karbonik) dan reaksi-reaksi lain.
Pengaruh yang paling nyata adalah dalam metabolisme, fungsi dan pemeliharaan kulit, pankreas
dan organ-organ reproduksi pria, terutama pada perubahan testosteron menjadi
dehidrotestosteron yang aktif. Dalam pankreas, seng ada hubungannya dengan banyaknya sekresi
protease yang dibutuhkan untuk pencernaan.

1. 2. KADMIUM (Cd)

v Sifat kimia
Kadmium memiliki sifat yang serupa dengan zink, kecuali cenderung membentuk kompleks.
Kadmium sangat beracun, meskipun dalam konsentrasi rendah.
●Reaksi dengan udara
Kadmium dibakar untuk menghasilkan kadmium (II) oksida.
2Cd(s) + O2(g) → 2CdO(s)
●Reaksi dengan halogen
Kadmium bereaksi dengan fluorin, bromine dan iodine untuk membentuk kadmium (II) dihalida.
Cd(s) + F2(g) → CdF2(s)
Cd(s) + Br2(g) → CdBr2(s)
Cd(s) + I2(g) → CdI2(s)
●Reaksi dengan asam
Kadmium larut perlahan dalam asam sulfat encer untuk membentuk campuran yang mengandung
ion kadmium (II) dan gas hidrogen.
Cd(s) + H2SO4(aq) → Cd2+(aq) +SO42- (aq) + H2(g)
●Reaksi dengan basa
Kadmium tidak akan larut dalam larutan alkali.
2.3. Persenyawaan
● Kadmium sulfida (CdS)
Merupakan senyawa yang tidak larut dalam air dan dijumpai sebagai mineral grinolit.
●Kadmium oksida (CdO)
Memiliki beberapa warna dari kuning kehijauan sampai coklat yang mendekati hitam tergantung
dengan kondisi suhu pemanasan. Warna tersebut merupakan akibat dari beberapa jenis
terputusnya kisi kristal.
●Kadmium seng telurida (CdZnTe)
Sangat beracun untuk manusia, tidak boleh tertelan, terhirup dan tidak boleh dipegang tanpa
sarung tangan yang tepat.

1. 3. MERKURI (Hg)

v Sifat kimia
Hg tidak dapat ditarik oleh magnet (diamagnetik) sebab semua elektronnya telah berpasangan.
Unsur Hg kurang reaktif dibandingkan zink dan kadmium, dan tidak dapat menggantikan
hidrogen dari asamnya, namun merkuri mampu mengkorosi alumunium dengan cepat, sehingga
pengangkutan dengan pesawat dibatasi. Densitas raksa yang tinggi menyebabkan benda-benda
seperti bola biliar menjadi terapung jika diletakkan di dalam cairan raksa hanya dengan 20%
volumenya terendam.
Sifat yang tak lazim dari Hg adalah dapat membentuk seyawa merkuri (I) yang mengandung ion
Hg22+ dan senyawa merkuri (II) yang mengandung ion Hg2+. Merkuri juga membentuk
sejumlah senyawa kompleks dan organomerkuri. Merkuri menyebabkan kerusakan jantung dan
ginjal, kebutaan, cacat saat dilahirkan, serta sangat merusak bagi kehidupan air.
●Reaksi dengan udara
merkuri dibakar hingga suhu 350ºC untuk membentuk merkuri (II) oksida.
2Hg(s) + O2(g) → 2HgO(s)
●Reaksi dengan halogen
Logam merkuri bereaksi dengan fluorin, klorin, bromine dan iodine untuk membentuk merkuri
(II) dihalida.
Hg(s) + F2(g) → HgF2(s)
Hg(s) + Cl2(g) → HgCl2(s)
Hg(s) + Br2(g) → HgBr2(s)
Hg(s) + I2(g) → HgI2(s)
●Reaksi dengan asam
Merkuri tidak bereaksi dengan asam non oksidasi, tetapi bereaksi dengan asam nitrit
terkonsentrasi atau asam sulfur terkonsentrasi untuk membentuk komposisi merkuri (II) dengan
nitrogen atau sulfur oksida.

v Kegunaan
Raksa banyak digunakan sebagai bahan amalgam gigi,insektisida, termometer, barometer, dan
peralatan ilmiah lain, walaupun penggunaannya untuk bahan pengisi termometer telah digantikan
(oleh termometer alkohol, digital, atau termistor) dengan alasan kesehatan dan keamanan karena
sifat toksik yang dimilikinya.
● Merkuri(II) sulfida sebagai pigmen.
● Merkuri (II) klorida digunakan dalam pembuatan senyawa merkuri lainnya.
● Merkuri (I) klorida digunakan dalam sel kalomel dan sebagai fungisida.
● Merkuri sulfat sebagai katalis dalam produki asetaldehid dari asetilen dan air.

1. 4. UNUNBIUM (Uub)

v Sifat kimia
Ununbium bersifat lebih volatil (mudah menguap) daripada raksa.

v Kegunaan
Belum diketahui

GOLONGAN III B

1. 1. SCANDIUM (Sc)

v Sifat Kimia
Sifat kimia dari Skandium:
Reaksi dengan air:
Ketika dipanaskan maka Skandium akan larut dalam air membentuk larutan yang terdiri dari ion
Sc (III) dan gas hidrogen
2Sc(s) + 6H2O(aq) 2Sc3+(aq) + 6OH-(aq) + 3H2(g)
Reaksi dengan oksigen
Pada reaksi dengan udara atau pembakaran secara cepat maka akan membentuk scandium
(III)oksida
4Sc(s) + 3O2(g) 2Sc2O3(s)
Reaksi dengan halogen
Skandium sangat reaktif ketika bereaksi dengan semua unsur halogen membentuk trihalida
2Sc(s) + 3F2(g) 2ScF3(s)
2Sc(s) + 3Cl2(g) 2ScCl3(s)
2Sc(s) + 3Br2(l) 2ScBr3(s)
2Sc(s) + 3I2(s) 2ScI3(s)
Reaksi dengan asam
Skandium mudah larut dalam asam klrida untuk membentuk larutan yang mengandung ion Sc
(III) dan gas hidrogen
2Sc(s) + 6HCl(aq) 2Sc3+(aq) + 6Cl-(aq) + 3H2(g)

v kegunaan

Skandium Clorida (ScCl3), dimana senyawa ini dapat ditemukan dalam lampu halide, serat
optic, keramik elektrolit dan laser.

Aplikasi utama dari unsure scandium dalah sebagai alloy alumunium- skandium yang
dimanfaatkan dalam industri aerospace dan untuk perlengkapan olahraga ( sepeda, baseball bats)
yang mempunyai kualitas yang tinggi.

Aplikasi yang lain adalah pengunaan scandium iodida untuk lampu yang memberikan
intensitas yang tinggi. Sc2O3 digunakan sebagai katalis dalam pembuatan Aseton

1. 2. YITRIUM (Y)

v Sifat Kimia
Sifat kimia dari Yttrium adalah:
Reaksi dengan air
Ketika dipanaskan maka logam Yttrium akan larut dalam air membentuk larutan yang terdiri dari
ion Y (III) dan gas hidrogen
2Y(s) + 6H2O(aq) 2Y3+(aq) + 6OH-(aq) + 3H2(g)
Reaksi dengan oksigen
Pada reaksi dengan udara atau pembakaran secara cepat maka akan membentuk Yttrium
(III)oksida
4Y(s) + 3O2(g) 2Y2O3(s)
Reaksi dengan halogen
Skandium sangat reaktif ketika bereaksi dengan semua unsur halogen membentuk trihalida
2Y(s) + 3F2(g) 2YF3(s)
2Y(s) + 3Cl2(g) 2YCl3(s)
2Y(s) + 3Br2(g) 2YBr3(s)
2Y(s) + 3I2(g) 2YI3(s)
Reaksi dengan asam
Yttrium mudah larut dalam asam klrida untuk membentuk larutan yang mengandung ion Y (III)
dan gas hidrogen
2Y(s) + 6HCl(aq) 2Y3+(aq) + 6Cl-(aq) + 3H2(g)

v Kegunaan
Senyawa Yttrium biasanya ditemukan dalam bentuk senyawa
– Yttrium Allumunium garnet Y3All5O12 senyawa ini digunakan sebagai laser selain itu untuk
perhiasan yaitu stimulan pada berlian.
– Yttrium(III)Oksida Y2O3 senyawa ini digunakan untuk membuat YVO4 ( Eu + Y2O3) dimana
phosphor Eu memberikan warna merah pada tube TV berwarna. Yttrium oksida juga digunakan
untuk membuat Yttrium-Iron-garnet yang dimanfaatkan pada microwave supaya efektif
– Selain itu Yttrium juga digunakan untuk meningkatkan kekuatan pada logam alumunium dan
alloy magnesium. Penambahan Yttrium pada besi membuat nya mempunyai efektifitas dalam
bekerja.

1. 3. LANTHANUM (La)

v Sifat Kimia
Reaksi dengan air
Lantanum cukup elektropositif dan bereaksi secara lambat dengan air dingin tapi cukup cepat
jika bereaksi dengan air panas membentuk lanthana hidroksida dan gas hidrogen
2La(s) + 6H2O(g) 2La(OH)3(aq) + 3H2(g)
o Reaksi dengan oksigen
Pada reaksi dengan udara atau pembakaran secara cepat maka akan membentuk Lanthana
(III)oksida
4La(s) + 3O2(g) 2La2O3(s)
o Reaksi dengan halogen
Logam lanthanum bereaksi dengan semua unsur halogen membentuk lanthana ( III) halida
2La(s) + 3F2(g) 2LaF(s)
2La(s) + 3Cl2(g) 2LaCl(s)
2La(s) + 3Br2(g) 2LaBr(s)
2La(s) + 3I2(g) 2LaI(s)
o Reaksi dengan asam
Yttrium mudah larut dalam asam klrida untuk membentuk larutan yang mengandung ion Y (III)
dan gas hidrogen
2La(s) + 3H2SO4(aq) 2La3+(aq) + 3SO42-(aq) + 3H2(g)
v kegunaaan
Jarang sekali logam La murni atau senyawa oksidanya mempunyai kegunaan yang spesifik.
Karena unsur-unsur kimia mempunyai kesamaan maka mereka sangat sulit untuk dipisahkan.
Campuran tersebut akan lebih termaanfaatkan dari pada bentuk murninya. sebagai contoh :
“misch metal” adalah campuran dari beberapa “rare earth” dan biasa digunakan untuk “lighter
flints’ dan bentuk oksidasinya juga digunakan dalam phosphor layar televisi (LaMgAl11O19 )
dan beberapa peralatan flouresen serupa.
La2O2 digunakan untuk membuat kaca optic khusus (kaca adsorbsi infra merah, kamera dan
lensa teleskop). Jika La ditambahkan di dalam baja maka akan meningkatkan kelunakan dan
ketahanan baja tersebut. La digunakan sebagai material utama dalam elektroda karbon (carbon
arc electrodes). Garam-garam La yang terdapat dalam katalis zeolit digunakan dalam proses
pengkilangan minyak bumi , karena La dapat menstabilkan zeolit pada temperatur tinggi.
Salah satu kegunaan senyawa-senyawa gol Lanthanida adalah pada industri perfilman untuk
penerangan dalam studio dan proyeksi.
Lantanum dapat mengadsorbsi gas H2 sehingga logam ini disebut dengan “hydrogen sponge”
atau sepon hydrogen. Gas H2 tersebut terdisosiasi menjadi atom H, yang mana akan mengisi
sebagian ruangan (interstice) dalam atom-atom La. Ketika atom H kembali lepas ke udara maka
mereka kembali bergabung membentuk ikatan H-H.

1. 4. ACTINIUM (Ac)

v Sifat Kimia
Reaksi dengan oksigen
Aktinium mudah terbakar membentuk aktinium (III) oksida
4Ac(s) + 3O2(g) 2Ac2O3(s)

v Kegunaan

Sifat keradioaktifan dari Ac 150 kali lebih besar dari Radium, sehingga memungkinkan untuk
menggunakan Ac sebagai sumber netron. Sebaliknya Ac jarang digunakan dalam bidang
Industri.
Ac-225 digunakan dalam pengobatan, yaitu digunakan dalam suatu generator untuk
memproduksi Bi-213. Ac-225 juga dapat digunakan sebagai agen untuk penyembuhan secara
“radio-immunoterapi”.
GOLONGAN IV B

1. 1. TITANIUM (Ti)

v Sifat kimia

Reaksi dengan Air


Titanium akan bereaksi dengan air membentuk Titanium dioksida dan hydrogen.
Ti(s) + 2H2O(g) → TiO2(s) + 2H2(g)
Reaksi dengan Udara
Ketika Titanium dibakar di udara akan menghasilkan Titanium dioksida dengan nyala putih yang
terang dan ketika dibakar dengan Nitrogen murni akan menghasilkan Titanium Nitrida.
Ti(s) + O2(g) → TiO2(s)
2Ti(s) + N2(g) →TiN(s)
Reaksi dengan Halogen
Reaksi Titanium dengan Halogen menghasilkan Titanium Halida. Reaksi dengan Fluor
berlangsung pada suhu 200°C.
Ti(s) + 2F2(s) → TiF4(s)
Ti(s) + 2Cl2(g) → TiCl4(s)
Ti(s) + 2Br2(l) → TiBr4(s)
Ti(s) + 2I2(s) → TiI4(s)
Reaksi dengan Asam
Logam Titanium tidak bereaksi dengan asam mineral pada temperatur normal tetapi dengan
asam hidrofluorik yang panas membentuk kompleks anion (TiF6)3-
2Ti(s) + 2HF (aq) → 2(TiF6)3-(aq) + 3 H2(g) + 6 H+(aq)
Reaksi dengan Basa
Titanium tidak bereaksi dengan alkali pada temperatur normal, tetapi pada keaaan panas.

v Kegunaan

Ø Kira-kira 95% hasil Titanium digunakan dalam bentuk Titanium dioksida (TiO2),sejenis
pigmen putih terang yang kekal dengan kuasa liputan yang baik untuk cat, kertas, obat gigi, dan
plastik.
Ø Alloy Titanium digunakan dalam pesawat, plat perisai, kapal angkatan laut, peluru berpandu.
Dapat juga digunakan dalam perkakas dapur dan bingkai kaca (yang nilai ekonomisnya tinggi).
Ø Titanium yang dialloykan bersama Vanadium digunakan dalam kulit luaran pesawat terbang,
peralatan pendaratan, dan saluran hidrolik.
Ø Karena daya tahannya yang baik terhadap air laut, Titanium digunakan sebagai pemanas-
pendingin akuarium air asin dan pisau juru selam.
Ø Di Rusia, Titanium menjadi bahan utama dalm pembuatan kapal angkatan perang termasuk
kapal selam seperti kelas Alfa, Mike dan juga Typhoon karena kekuatannya terhadap air laut.
Ø Bahan utama batu permata buatan manusia yang secara relatif agak lembut.
Ø Titanium tetraklorida (TiCl4), cairan tidak berwarna yang digunakan untuk melapisi kaca.
Ø Titanium dioksida (TiO2) digunakan dalam pelindung matahari karena ketahanannya terhadap
ultra ungu.
Ø Digunakan dalam implant penggantian sendi karena sifat lengainya secara fisiologi.
Ø Titanium digunakan untuk peralatan operasi.
Ø Karena kelengaiannya dan menghasilkan warna yang menarik menjadikan logam ini populer
untuk menindik badan.
Ø Digunakan dalam implant gigi karena kemampuannya yang luar biasa untuk berpadu dengan
tulang hidup ( osseointegrate ).
Ø Titanium bias dianodkan untuk menghasilkan beraneka warna.

1. 2. ZIRKONIUM (Zr)

v Sifat kimia

Reaksi dengan Air


Zirkonium tidak bereaksi dengan air pada keadaan di bawah normal.
Reaksi dengan Udara
Zr (s) + O2 (g) → ZrO2 (s)
Reaksi dengan Halogen
Zirkonium bereaksi dengan Halogen membentuk Zirkonium (IV) Halida.
Zr (s) + 2F2 (g) → ZrF4 (s)
Zr (s) + 2Cl2 (g) → ZrCl4 (s)
Zr (s) +2Br2 (g) → ZrBr4 (s)
Zr (s) + 2I2 (g) → ZrI4 (s)
Reaksi dengan Asam
Hanya terdapat sedikit kemungkinan logam Zirkonium bereaksi dengan asam. Zirkonium tidak
dapat bercampur dengan asam hidrofluorik, HF, membentuk kompleks fluoro.

v Kegunaan

Kegunaaan utama mineral zirkon (ZrSiO4) yaitu sebagai logam refraktori dan ceramic
opacification. Zirkon juga digunakan sebagai penghias batu permata alami yang digunakan pada
intan. Zirkonium oksida diproses untuk menghasilkan cubic zirkonia. Ini berwujud kristal bening
berkilauan yang digunakan sebagai pengganti intan dengan harga yang lebih rendah.
Kegunaan yang lain :
ü Zirkonium dapat menyerap panas yang lebih rendah sehingga industri tenaga nuklir
menggunakan zirkonium dalam mengisi reaktor nuklir sebagai pemantul.
ü Zirkonium digunakan secara meluas di industri kimia pada pipa yang terletak di lingkungan
korosif terutama pada temperatur tinggi.
ü Zirkonium karbonat digunakan sebagai lotion anti racun namun banyak orang alergi terhadap
produk ini.
ü Logam Zirkonium digunakan dalam teras reaktor nuklir karena tahan korosi dan tidak
menyerap neutron.
1. 3. HAFNIUM (Hf)

v Sifat kimia

Logam Hafnium resistan terhadap kondisi alkali, namun Hafnium bereaksi dengan Halogen
membentuk Hafnium Tetrahalides, misalnya HfCl4, Hf f4.
Selain itu, pada temperature tinggi, Hafnium dapat bereaksi dengan Oksigen membentuk HfO2,
dengan Nitrogen membentuk HfN yang mana mempunyai titik didih 3305oC, dengan Karbon
membentuk HfC, dengan Melting Point mendekati 3890oC ,dan Boron, Silikon serta Sulfur.
Reaksi dengan Air
Tidak bereaksi dengan Air di bawah kondisi normal.
Reaksi dengan Udara
Hf (s) + O2 (g) → HfO2 (s)
Reaksi dengan Halogen
Hf (s) +2F2 (g) → HfF4 (s)

v Kegunaan

ü Sering digunakan sebagai pengontrol rods pada reaktor nuklir karena mempunyai high,
neutron, capture, cross section dibandingkan dengan Zirkonium dengan resistan terhadap korosi
yang bagus.
ü Sebagai gas filled dalam plasma cutting. Hal ini dikarenakan kemampuan nya melepas elektron
ke udara.
ü Dalam bentuk senyawa dasar digunakan sebagai high-k-dielektric gate insulator dalam 45 nm
generation of intregate sircuit.
ü Bersamaan dengan Iron, Niobium, Tantalum, Titanium, dan logam transisi lainnya digunakan
sebagai Alloy.
ü Alloy Tantalum Hafnium Carbide (Ta4HfC5) merupakan senyawa refractory yang paling
dikenal.

1. 4. RUTHERFODIUM (Rf)

v Sifat kimia

dari unsur Rutherfordium belum diketahui.

v Kegunaan

Karena unsur belum diketahui keberadaannya di alam maka kegunaannya belum diketahui.
GOLONGAN V B

1. 1. VANADIUM (V)

v Cara pembuatan

Cara mendapakan Vanadium diantaranya adalah dengan cara ekstraksi dari beberapa senyawa
yaitu :
Dari vanadinite.
Ekstrksi dari bijih ini melibatkan beberapa tahap :
1) Pemisahan PbCl2.
Bijih direaksikan dengan HCl pekat, PbCl2 akan mengendap, dioxovandium chlotida (VO2Cl)
tetap dalam larutan.
2) Pembuatan V2O5.
Setelah PbCl2 dipisahkan, larutan ditambah NH4Cl dan dijenuhkan dengan NH3, sehingga
terbentuk NH4VO3 yang bila dipanaskan akan terbentuk V2O5.
3) Reduksi V2O5.
V2O5 direduksi dengan Ca pada 900 – 950 º C untuk memperoleh vanadium murni ( Mardenand
– Rich, 1927 ).
Dari carnotite.
1) Pembuatan sodium orthovanadate.
Carnotite dicairkan dengan Na2CO3, masa cair yang diperoleh diekstraksi dengan air untuk
mengendapkan Fe(OH)3, larutan dipekatkan dan didinginkan maka didapat Na3VO4.
2) Pembuatan V2O5.
Larutan yang berisi Na3VO4 diberi NH4Cl dan dijenuhkan dengan NH3, sehingga terbentuk
NH4VO3 (amonium metavanadate), yang dipanaskan untuk mendapatkan V2O5.
3) Reduksi V2O5.
Dengan cara Mardenand-Rich diperoleh logam vanadium murni.

Pembuatan logam :
Logam ini sangat sulit diperoleh dalam keadaan murni sebab titik cair yang tinggi dan reaktivitas
terhadap O2, N2 dan C pada suhu tinggi.
v Vanadium ± 99 % dapat diperoleh dengan mereduksi V2O5 dengan Al (proses thermit).
v Vanadium murni diperoleh dengan mereduksi VCl3 dengan Na atau dengan H2 pada suhu 900
º C. VCl3 diperoleh dari reaksi V2O5 dengan S2Cl2 pada 300 º C.
v Reduksi VCl4 dengan Mg dapat memperoleh 99,3 % vanadium.

v Sifat kimia

ü Dipanaskan dalam H2 (tanpa gas lain) pada 1100 º C membentuk vanadium hidrida yang
stabil.
ü Logam ini reaktif dalam keadaan dingin, bila dipanaskan terbentuk V2O (coklat), dipanaskan
terus terbentuk V2O3 (hitam), V2O4 (biru), akhirnya V2O5 (orange). Logam ini terbakar dengan
nyala terang dengan oksigen.
ü Bila dipanaskan dengan Cl2 kering terbentuk VCl4.
ü Logam ini tidak bereaksi dengan air brom, HCl/dingin, melepaskan H2 dengan HF dan
membentuk larutan hijau.
Senyawa-senyawa :
Vanadium membentuk senyawa dengan bilangan oksidasi +5, +4, +3 dan +2. senyawa dengan
bilangan oksidasi rendah merupakan reducing agent, bersifat unik dan berwarna.
1. senyawa V+5 (yang tidak berwarna) direduksi dengan reduktor yang sesuai terjadi perubahan
sebagai berikut :

VO3- → VO+2 → V+3 → V+2


Meta vandate ion vana- hijau ion
(ion tak ber- dyl, V+4 vanado
warna, V+5) (biru) (violet)

1. 2. NIOBIUM (Nb) dan TANTALUM (Ta)

v Sifat – sifat kimia


Kedua logam ini sangat sukar dipisahkan. Logam Niobium bersifat tipis, lunak, keabu-abuan,
mengkilat, dapat dibengkokkan, titik cair tinggi (Nb= 2468 ° C). Logam Tantalum bersifat gelap,
padat, dapat dibengkokkan, lebih keras daripada Niobium, daya hantar panas dan listriknya
tinggi, titik cair tinggi (Ta = 2996° C), sangat tahan terhadap asam. Keduanya dapat dilarutkan
dengan HNO3, HF dan larut sangat lambat dalam alkali cair.
Senyawa – senyawa :
Senyawa Nb+5 dan Ta+5.
a) Nb2O5 dan Ta2O5.
Dibuat dengan dihidroksioksida terhidrat (sering disebut asam niobat atau tantalat), atau dengan
pemanggangan senyawa tertentu dengan oksigen berlebih. Kedua senyawa ini berbentuk bubuk
yang padat, relatif inert secara kimia, hampir tak bereaksi dengan asam kecuali HF pekat. Dapat
pula senyawa ini dilarutkan dengan dicairkan bersama alkali hidrogen sulfat, alkali karbonat atau
alkali hidroksida.
b) NbX5 dan TaX5 (X = halida).
Senyawa NbF5 dan TaF5 dibuat dengan reaksi flourinasi langsung logam atau pentakhloridanya.
Keduanya berbentuk padat putih, mudah menguap. Titik cair Nb = 80 ° C, Ta = 95 ° C. Titik
didih Nb = 235 ° C, Ta = 229 ° C, membentuk cairan dan uap tak berwarna. Senyawa halida
yang lain berwarna kuning sampai coklat, dibuat dengan reaksi langsung logam dengan halogen
berlebih. Halida – halida ini bertitik cair dan titik didih antara 200 – 300 ° C, larut dalam pelarut
organik seperti eter, CCl4, dan sebagainya.
Senyawa Nb dan Ta dengan bilangan oksidasi rendah.
a. Oksida NbO2 dan TaOx (x = 2 s.d 2,5)
b. Tetrahalida.
Semua halida dikenal kecuali TaF4. Senyawa NbF4 berwarna hitam tak mudah menguap,
paramagnetik. Tetrakhlorida dan tetrakronida berwarna hitam coklat atau hitam. NbI4 dapat
diperoleh secara mudah dengan pemanasan NbI5 sampai 300° C. Senyawa ini diamagnetik.

v Kegunaan

§ Niobium
· Sebagai bahan konstruksi pembangkit listrik tenaga nuklir
· Sebagai campuran logam tahan karat (contohnya Niobium foil), yang disebabkan oleh adanya
senyawa Niobium karbit dan Niobium Nitrit, dengan konsentrasi Niobium dalam senyawa
sekitar 0.1%.
· Sebagai superkonduktor magnet (3 tesla clinical Magnetic resonance imaging scanner), dan
superkonduktor radio frekuensi
· Dalam pembuatan mata uang koin (Contohnya Austria 2003, Latvia 2004)
· Dalam peralatan kesehatan, Pace maker
· Dalam pembuatan perhiasan
§ Tantalum
· Digunakan dalam pembuatan anak timbangan dalam laboratorium
· Digunakan dalam membuat piranti elektronika
· Dalam pembuatan lensa kamera
· Untuk memproduksi variasi campuran logam yang memiliki titik didih tinggi serta kekuatan
yang baik
· Pembuatan peralatan karbit yang terbuat dari logam
· Digunakan dalam pembuatan komponen mesin jet\

1. 3. DUBNIUM (Db)

Dubnium merupakan unsur logam transisi golongan Vb yang dibuat melalui reaksi fusi nuklir.
Unsur ini ditemukan oleh Albert Ghiorso pada tahun 1970. Karena inti atom dubnium sangat
besar maka dubnium merupakan unsur yang tidak stabildan dapat segera meluruh ketika
terbentuk.
Unsur Dubnium dapat dibuat dengan menembaki unsur amerisiumdengan atom – atom neon, dan
menghasilkan isotop – isotop dubnium, dan dengan cepat meluruh dengan memancarkan energi
dalam bentuk radiasi elektromagnetik. Reaksinya sebagai berikut:
+4
Senyawa yang dapat terbentuk misalnya Db2O5 (Dubnium pentoksida), DbX5 (Dubnium
Halida), senyawa kompleks halida DbO43- , DbF6-, DbF83-. Keterangan lain tentang unsur
Dubnium belum diketahui secara pasti.
GOLONGAN VI B

1.KROMIUM (Cr)

v Sifat Kimia kromium

Warna : Perak metalik

Fasa : padat

Enthalpy pengatomannya :121,8 KJ/mol pada 250 C;

Keelektronegatifan : 1,66.

Enthalpy peleburannya : 15,3 KJ/mol dan

enthalpy penguapannya : 341,8 KJ/mol

kapasitas panas : 23,35 J/mol K

konduktifitas panasnya : 93,9 W/m K

rasio racun :0,21.

kecepatan suara : 5940 m/s

kekerasan

a. Kekerasan Brinell : 1120 Mpa

b. kekersasan mohsnya : 8,5 Mpa

c. kekerasan vickersnya :1060 Mpa

modulus yaitu

a. modulus young : 297 Gpa

b. modulus shear : 5940 Gpa

c. modulus Bulk : 160 Gpa


resistvittas electric : 125 Ωm

konduktivitas electric :0,0774×106 /cmΩ

v Kegunaan Kromium

Kegunaan dari Chromium adalah untuk membuat stainless steel, juga digunakan untuk melapisi
komponen mobil, untuk magnet pada tape, pisau, untuk laser dan untuk membuat cat. Chromium
(VI) Oksida (CrO3) digunakan untuk industri magnet pada tape, magnet yang dibuat dari
kromium oksida kualitasnya lebih baik dari besi oksida.

2. MOLIBDENUM (Mo)

v Sifat Kimia

Kesetimbangan Elektrokimia : 0.8949g/amp-h

Elektron Fungsi Kerja : 4.6 eV

Elektronegativitas : 2.16 (Pauling); 1.3 (Rochow Allrod)

Energi Ionisasi

Pertama :7,099

Kedua : 16,461

Ketiga : 27,16

Potensi Elektron Valensi (-eV) : 88,6

v Cara Pembuatan

Logam Molibdenum murni dapat diperoleh dari Molibdenum trioksida (Mo0 3) dalam berbagai
cara. Molibdenit ini pertama dipanaskan sampai suhu 700 ° C (1292 ° F) dan sulfida yang
teroksidasi menjadi oksida (VI) molibdenum melalui udara:

2MoS2 + 7O2 → 2MoO3 + 4SO2


Bijih teroksidasi kemudian dipanaskan sampai 1.100 ° C (2010 ° F) untuk menghaluskan
oksida, atau pencucian dengan amonia yang kemudian bereaksi dengan oksida (VI) molibdenum
untuk membentuk molybdate yang larut dalam air:

MoO3 → NH4OH + 2(NH4) 2(MoO4) + H2O

Tembaga merupakan pengotor yang kurang larut dalam amonia sehingga digunakan
hidrogen sulfida untuk mengendapkannya.

v Kegunaan

Molibdenum terutama banyak digunakan di industri, diantaranya adalah:

 Baja,
 Pesawat,
 Rudal,
 Filamen di pemanas listrik,
 Pelumas,
 Lapisan pelindung pelat boiler,
 Pigmen,
 dan katalis.

Sekitar 75 persen dari Molibdenum yang digunakan di Amerika Serikat pada tahun 1996
dijadikan campuran untuk baja dan besi. Hampir setengah dari campuran ini digunakan untuk
membuat stainless dan baja tahan panas. Hasilnya dapat digunakan dalam pesawat terbang,
pesawat ruang angkasa, dan rudal bagian. Penggunaan penting lainnya adalah campuran
Molibdenum dalam produksi alat-alat khusus, seperti: busi, shaft baling-baling, senapan barel,
peralatan listrik digunakan pada temperatur tinggi, dan boiler pelat.

Penggunaan penting lainnya adalah sebagai katalis Molibdenum. Katalis adalah zat yang
digunakan untuk mempercepat atau memperlambat suatu reaksi kimia. Katalis tidak mengalami
perubahan wujud selama reaksi. Katalis Molibdenum digunakan dalam berbagai operasi kimia,
dalam industri minyak bumi, dan dalam produksi polimer dan plastik.

Molibdenum digunakan pada alloy tertentu yang berbasis nikel, seperti Hastelloy ®, yang
mana tahan panas dan tahan korosi bahan kimia. Molibdenum mengoksidasi pada suhu yang
meningkat. Penerapan terbaru molibdenum adalah sebagai elektroda untuk tungku pembakaran
kaca yang dipanaskan dengan listrik. Molibdenum juga digunakan dalam nuklir, dan dalam
pembuatan suku cadang rudal dan pesawat terbang. Molibdenum merupakan katalis penting
dalam pemurnian minyak bumi. Juga diterapkan sebagai bahan filamen dalam dunia elektronik.
Molibdenum adalah unsur esensial dalam jumlah sedikit yang dibutuhkan oleh tanaman;
beberapa daerah tandus karena kekurangan unsur ini dalam tanah. Molibdenum sulfida adalah
pelumas yang sangat berguna, khususnya pada suhu tinggi di mana oli mudah terurai. Hampir
semua baja yang sangat kuat, dengan minimum daya tampung 300.000 psi mengandung
molibdenum sejumlah 0.25 hingga 8%. Secara biologis, molibdenum sebagai unsur penting
dalam pengikatan nitrogen dan proses metabolisme lainnya

1. 3. TUNGSTEN

v Sifat kimia

 No. atom : 74
 Jari – jari atom : 139 am
 Volum Atom : 9.4cm3/mol
 Jumlah Elektron : 74
 Jumlah Neutron : 109
 Jumlah Proton : 74

v Kegunaan

Tungsten adalah logam yang sangat banyak kegunaanya, yang paling banyak
digunakan adalah tungsten carbide (W2C, WC), juga digunakan dalam petroleum, dan industri
konstruksi. Tungsten sangat banyak digunakan dalam industri lampu dan filament tabung vakum,
dapat juga sebagai katoda karena dia dapat mereduksi logam sampai sangat tipis logam yang
punya titik lebur tinggi. Dalam jumlah kecil digunakan untuk campuran logam supaya bertambah
keras. Banyak yang digunakan dalam industri elektronik, untuk membuat alat pemotong.
Tungsten dicampur dengan kalsium atau magnesium menghasilkan fosfor.

1. 4. SEABORGIUM (Sg)

v Sifat kimia

Seaborgium memiliki no atom 106, massa molekul relative 266 g/mol, dan memiliki konfigurasi
electron 2,8,18,32,32,12,2. seaborgium termasuk gol 6, periode 7, blok d, termasuk golongan
logam dan memiliki keadaan oksidasi Sg6+ dan memiliki energi ionisasi 730. untuk informasi
yang lain dari seaborgium belum diketahui.

v Sejarah
Seaborgium ditemukan oleh anggota dari “Joint Institute for Nuclear Research” bekerja pada
laboratorium Lawrence Berkeley dan laboratorium Livermore. Seaborgium ditemukan pada
tahun 1974 di Dubna, USSR/Berkeley Kalifornia. Nama seaborgium diambil dari nama orang
yang pertama kali mensintesisnya yaitu Glenn Searborg. Seaborgium adalah elemen sintetik dan
tidak ditemukan di alam. Sample pertamanya dibuat dari peleburan 249 Cf dengan 18O.
kegunaan dari seaborgium belum diketahui. Nama seaborgium ditetapkan pada bulan Agustus
tahun 1997 oleh “ International Union of Pure and Applied Chemistry Announced”. Semula
namanya adalah Unnilhexium dari bahasa latin “one zero six” karena memiliki no atom 106.
Seaborgium memiliki no atom 106, massa molekul relative 266 g/mol, dan memiliki konfigurasi
electron 2,8,18,32,32,12,2. seaborgium termasuk gol 6, periode 7, blok d, termasuk golongan
logam dan memiliki keadaan oksidasi Sg6+ dan memiliki energi ionisasi 730. untuk informasi
yang lain dari seaborgium belum diketahui.

GOLONGAN VII B

1. 1. MANGAN (Mn)

v Sifat Kimia

sifat-sifat oksida mangan


Mangan memiliki tingkat oksidasi lebih banyak dimana menyebabkan mangan memiliki bebrapa
sifat dari senyawa oksida mangan tersebut, yaitu:
Bilangan oksidasi
Basa
MnO + H2SO4 → MnSO4 + H2O
Basa lemah
Mn2O3 + 6HCl → 2MnCl3 + 3H2O
Amfoter
MnO2 + 4HCl → MnCl2 + 2H2O + Cl2
Asam
3MnO4 + H2O → 2HMnO4 +MnO2
Asam
Mn2O7 + H2O → 2HMnO4

v Cara Pembuatan
Mangan diperoleh dengan ekstraksi oksida-oksidanya dari tambang bijihnya. Prosesnya ada
beberapa cara antara lain:
Reduksi dengan karbon
Oksida mangan yang telah diekstraksi dicampur dengan karbon lalu dipanaskan, sehingga terjadi
reaksi:
Mn3O4 + 4C → 3Mn + 4CO
MnO +2C → Mn + 2CO
Proses alumino thermic
Bijih dicuci dengan mengalirkan air dan dipanggang dengan dialiri udara lalu dipanaskan terus
sampai pijar(merah) dimana MnO2 akan berubah menjadi Mn3O4
MnO2 → Mn3O4 + O2
Oksida yang terbentuk dicampur dengan bubuk aluminium dalam krus, lalu ditimbuni dengan
bubuk magnesium dan barium peroksida. Reduksi terjadi dalam pemanasan
3Mn3O4 + 8Al → 4Al2O3 + 9Mn
Metode elektrolisa
Mangan secara besar-besaran diprodiuksi dengan cara ini:
Bijih digiling dan dipekatkan dengan proses gravity
Bijih yang sudah dipekatkan dipanggang (elumino proses) sampai terbentuk Mn3O4
Mn3O4 diubah menjadi MnSO4
Mn3O4 dipanaskan bersama H2SO4 encar maka terbentuk MnSO4 (larut) dan MnO2 (tak larut).
MnO2 dapat dipijarkan lagi menjadi Mn3O4 dan proses diulang seperti diatas.
Elektrolisa larutan MnSO4 dielektrolisa menggunakan katoda merkuri. Mangan dibebaskan pada
katoda ini membentuk amalgam. Selanjutnya amalgam didestilasi dimana Hg akan menguap
lebih dulu dan tinggal mangan.

v Kegunaan :
Sebagai bahan campuran dalam pembuatan ferromangan (70-80% Mn), besimangan (13% Mn),
manganin (campuran Cu, Mn, Ni)
Bahan pembuat isolator
Beberapa senyawa mangan ditambahkan ke bensin untuk menambah nilai oktan dan menurunkan
ketukan mesin
Untuk pembuatan baterai, as roda, keramik dan saklar rel
Digunakan untuk pewarnaan kaca dan dalam konsentrasi tinggi untuk pewarnaan batu permata
Digunakan untuk mencegah karat atau korosi pada baja

1. 2. TEKNESIUM (Tc)

v Sifat kimia
Reaksi kimia
1.Reaksi dengan air
Teknesium tidak beraksi dengan air
2.Reaksi dengan udara
Teknesium dalam bentuk bubuk dan sponge lebih reaktif. Ketika dibakar dengan oksigen
menghasilkan teknesium (VII) oksida sesuai reaksi :
4Tc(s) + 7O2(g) → 2Tc2O7(s)
3.Reaksi dengan halogen
Teknesium direaksikan dengan fluorin menghasilkan campuran teknesium (VI) fluoride, sesuai
reaksi :
Tc(s) + F2(g) → TcF6(s)
2Tc(s) + 7F2(g) → 2TcF7(s)
4.Reaksi dengan asam
Teknesium tidak larut dalam asam hidroklorik (HCl) dan asam hidroflourik (HF). Teknesium
dapat larut dalam asam nitrit (HNO3) atau H2SO4, dimana dalam keduanya akan teroksidasi
untuk membentuk larutan asam perteknetik (HTcO4), yang memiliki bilangan oksidasi stabil +7.

v Cara pembuatan

Teknesium dibuat pertama kali dengan menembakkan molybdenum dengan deuteron (hydrogen
berat) di siklotron dan merupakan elemen buatan pertama. Di bumi teknesium diproduksi
melalui peluruhan uranium 235 di reactor nuklir. Teknesium juga dideteksi pada spektra bintang
dan matahari

v Kegunaan
Teknesium dapat mencegah korosi dan stabil dalam melawan aktivitas neutron, sehingga dapat
digunakan untuk membangun reactor nuklir.
Isotop Tc-99m digunakan untuk memberikan sumber radiasi/terapi dengan memancarkan sinar
gamma murni dalam pengobatan karena dapat mendeteksi tumor di organ hati, otak, tiroid dan
limpa.
Campuran antara Tc-99m dan senyawa timah dapat menjepit sel darah merah yang selanjutnya
dapat digunakan untuk memetakkan gangguan sirkulatori.
Isotop teknesium-99m digunakan untuk kalibrasi peralatan.
3. RENIUM (Re)

v Proses Pembuatan:

Renium dapat dibuat dengan mereaksikan NH4ReO4 dalam stream atau aliran hidogen melalui
reaksi:

2 NH4ReO4 + 4H2 → 2Re + N2 + 8H2O

v Sifat kimia
Reaksi kimia:
1. Reaksi dengan air
Renium tidak bereaksi dengan air
2. Reaksi dengan udara
Renium bereaksi dengan oksigen membentuk renium (VII) oksida sesuai reaksi
4Re(s) + 7O2(g) → 2Re2O7(s)
3. Reaksi dengan halogen
Renium bereaksi dengan fluorin menghasilkan senyawa renium (VI) fluoride dan renium (VII)
flurida, reaksi:
Re(s) + 3F2(g) → ReF6(s)
2Re(s) + 7F2(g) → 2ReF7(s)
4. Reaksi dengan asam
Renium tidak dapat larut dalam asam hidroklorik (HCl) dan asam hidroflorik (HF), tetapi dapat
larut dalam asam nitrit (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) dimana dalam keduanya renium akan
teroksidasi membentuk larutan perrhenic (HReO4) yang memiliki bilangan oksidasi yang stabil
+7

v Kegunaan

a. Isotop Re-186 dan Re-188 disamping memancarkan sinar gamma juga memancarkan sinar
beta dengan energi sesuai yang digunakan untuk kepentingan terapi
b. Untuk campuran dalam tungsten dan molybdenum yang digunakan untuk pembuatan
komponen misil, filament elektronik, kontak listrik, elektroda dan filament oven
c. Digunakan untuk pembuatan bohlam, permata, pelat atau logam elektrolisis

1. 4. BOHRIUM (Bh)

Bohrium merupakan suatu unsur kimia dalam tabel periodic yang memiliki lambing Bh dan
nomer atom 107. bohrium berwujud padat pada suhu 298 K dan kemungkinan berwarna putih
silver atau keabu-abuan. Bohrium ditemukan oleh ilmuwan soviet di “Joint Institute for Nuclear
Research” di Dubna, Soviet (Rusia) pada tahun 1976. Pada tahun 1975 ilmuwan Soviet di Dubna
melakukan sintesis elemen 107 yang hanya dapat bertahan selam 2/1000detik. Kemudian para
fisikawan di “Heavy Ion Research Laboratiry” di Darmstadt, Jerman Timur menginformasikan
penemuannya dengan mensintesis dan mengidentifikasi 6 nuklei dari elemen tersebut. Pada
Agustus 1997 the International Union of Pure and Applied Chemistry mengumumkan pemberian
nama untuk elemen tersebut adalah Bohrium untuk menghormati fisikawan Denmark yaitu Niels
Bohr. Sebelum dinamakan unnilsentium dari bahasa latin “one zero seven”

Keberadaan:
Bohrium adalah elemen sintetis yang tidak terdapat dialam sama sekali. Bohrium bersifat
radioaktif. Sumbernya berasal dari penembakan Bi204 dengan nuclei Cr54. Isotop bohrium yang
paling stabil adalah Bh-262 yang mempunyai waktu paruh 17detik yang berasal dari reaksi fusi
Pb 209 dengan satu chromium Cr54:
209Pb + 54Cr → 262Bh + 1n
Bilangan oksidasi yang stabil diperkirakan adalah +7. Informasi tentang kegunaan bohrium, sifat
fisika, dan sifat kimia yang lain sampai saat ini belum diketahui karena waktu paruhnya sangat
singkat.

v Sifat-Sifat Bohrium:

Bohrium diproyeksikan untuk menjadi anggota keempat dari seri 6d logam transisi dan anggota
kelompok VII terberat dalam tabel periodik, di bawah mangan , teknesium dan renium . Semua
anggota kelompok mudah menggambarkan kelompok negara oksidasi +7 dan negara menjadi
lebih stabil sebagai kelompok yang turun. Jadi bohrium diharapkan untuk membentuk sebuah
negara yang stabil +7. Teknesium juga menunjukkan keadaan yang stabil +4 sementara renium
pameran stabil +4 dan +3 negara. Bohrium Oleh karena itu mungkin menunjukkan negara-negara
yang lebih rendah juga.

Para anggota kelompok lebih berat dikenal untuk membentuk heptoxides volatil M 2 O 7,
sehingga bohrium juga harus membentuk oksida yang mudah menguap Bh 2 O 7. Oksida harus
larut dalam air untuk membentuk asam perbohric, HBhO 4. Renium dan teknesium membentuk
berbagai oxyhalides dari halogenasi oksida. Para klorinasi oksida membentuk oxychlorides MO 3
Cl, sehingga BHO 3 Cl harus dibentuk dalam reaksi ini. Fluorinasi hasil dalam MO MO 3 F dan 2
F 3 untuk unsur yang lebih berat di samping senyawa renium ReOF 5 dan REF 7. Oleh karena itu,
pembentukan oxyfluoride untuk bohrium dapat membantu untuk menunjukkan eka-renium
properti.

GOLONGAN VIII B

1. 1. Besi (Fe)

v Sifat Kimia
 Unsur besi bersifat elektropositif (mudah melepaskan elektron) sehingga bilangan
oksidasinya bertanda positif.
 Fe dapat memiliki biloks 2, 3, 4, dan 6. Hal ini disebabkan karena perbedaan energy
elektron pada subkulit 4s dan 3d cukup kecil, sehingga elektron pada subkulit 3d juga
terlepas ketika terjadi ionisasi selain electron pada subkulit 4s.
 Logam murni besi sangat reaktif secara kimiawi dan mudah terkorosi, khususnya di udara
yang lembab atau ketika terdapat peningkatan suhu.
 Memiliki bentuk allotroik ferit, yakni alfa, beta, gamma dan omega dengan suhu transisi
700, 928, dan 1530oC. Bentuk alfa bersifat magnetik, tapi ketika berubah menjadi beta,
sifat magnetnya menghilang meski pola geometris molekul tidak berubah.
 Mudah bereaksi dengan unsur-unsur non logam seperti halogen, sulfur, pospor, boron,
karbon dan silikon.
 Larut dalam asam- asam mineral encer.
 Oksidanya bersifat amfoter.

v Pembuatan Besi (Fe)

Bijih besi adalah bahan baku utama untuk pembuatan besi kasar, sedangkan besi kasar tersebut
adalah bahan baku untuk pembuatan besi tempa, besi tuang dan baja. Bijih besi didapat dari hasil
penambangan bijih besi. Sedangkan bahan-bahan lain yang bercampur dengan bijih tersebut
selain kotoran yang merugikan antara lain belerang ,pospor silika, tanah liat juga ada kotoran
yang menguntungkan antara lain emas, platina, perak. Bijih besi yang umum dijumpai yaitu :
Haematit (Fe2O3), Magnetit (Fe3O4), Pyrities (FeS2), Limonite (2Fe2O3.3H2O), Siderite
(FeCO3). Beberapa cara pembuatan besi antara lain:

1. Dalam industri, besi dihasilkan dari bijih, kebanyakan hematit (Fe2O3), melalui reduksi
oleh karbon pada suhu 20000C.

2C + O2 → 2 CO

3CO + Fe2O3 → 2Fe + 3CO2

Besi yang dihasilkan dapat digunakan dalam sintesis senyawa-senyawa yang mengandung Fe.

2. Melalui proses Pirometalurgi Besi

Sejumlah besar proses metalurgi menggunakan suhu tinggi untuk mengubah bijih logam menjadi
logam bebas dengan cara reduksi. Penggunaan kalor untuk proses reduksi disebut pirometalurgi.
Pirometalurgi diterapkan dalam pengolahan bijih besi. Reduksi besi oksida dilakukan dalam
tanur sembur (blast furnace), yang merupakan reaktor kimia dan beroperasi secara terus-
menerus.

Campuran material (bijih besi, kokas, dan kapur) dimasukkan ke dalam tanur melalui puncak
tanur. Kokas berperan sebagai bahan bakar dan sebagai reduktor. Batu kapur berfungsi sebagai
sumber oksida untuk mengikat pengotor yang bersifat asam. Udara panas yang mengandung
oksigen disemburkan ke dalam tanur dari bagian bawah untuk membakar kokas. Di dalam tanur,
oksigen bereaksi dengan kokas membentuk gas CO.

2C(s) + O2(g) → 2CO(g) ΔH = –221 kJ

Reaksinya melepaskan kalor hingga suhu tanur sekitar 2.300°C. Udara panas juga mengandung
uap air yang turut masuk ke dalam tanur dan bereaksi dengan kokas membentuk gas CO dan gas
H2.

C(s) + H2O(g) → CO(g) + H2(g) ΔH = +131 kJ

Reaksi kokas dan oksigen bersifat eksoterm, Kalor yang dilepaskan dipakai untuk memanaskan
tanur, sedangkan reaksi dengan uap air bersifat endoterm. Oleh karena itu, uap air berguna untuk
mengendalikan suhu tanur agar tidak terlalu tinggi (1.900°C). Pada bagian atas tanur ( 1.000°C),
bijih besi direduksi oleh gas CO dan H2 (hasil reaksi udara panas dan kokas) membentuk besi
tuang. Persamaan reaksinya:

Fe3O4(s) + 4CO(g) → 3Fe(l) + 4CO2(g) ΔH = –15 kJ

Fe3O4(s) + 4H2(g) → 3Fe(l) + 4H2O(g) ΔH = +150 kJ

Batu kapur yang ditambahkan ke dalam tanur, pada 1.000oC terurai menjadi kapur tohor. Kapur
ini bekerja mereduksi pengotor yang ada dalam bijih besi, seperti pasir atau oksida fosfor.

CaCO3(s) ⎯Δ⎯→ CaO(l) + CO2(g)

CaO(l) + SiO2(l) →CaSiO3(l)

CaO(l) + P2O5(l) →Ca3(PO4)2(l)

Gas CO2 yang dihasilkan dari penguraian batu kapur pada bagian bawah tanur (sekitar 1.900°C)
direduksi oleh kokas membentuk gas CO. Persamaan reaksinya:

CO2(g) + C(s) → CO(g) ΔH = +173 kJ

Oleh karena bersifat endoterm, panas di sekitarnya diserap hingga mencapai suhu ± 1.500°C.
Besi tuang hasil olahan berkumpul di bagian dasar tanur, bersama-sama terak (pengotor). Oleh
karena terak lebih ringan dari besi tuang, terak mengapung di atas besi tuang dan mudah
dipisahkan, juga dapat melindungi besi tuang dari oksidasi.

v Kegunaan
Besi merupakan logam paling biasa digunakan di antara semua logam, yaitu mengandung 95%
dari semua logam yang dihasilkan di seluruh dunia. Besi amat diperlukan, terutama dalam
penggunaan seperti: Rel kereta, Perabotan, Alat-alat pertukangan, Alat transportasi, peralatan
perang, peralatan mesin, tiang listrik, penangkal petir, pipa saluran,rumah/ gedung menggunakan
besi baja sebagai tiang-tiang penahannya, dan Badan kapal untuk kapal besar.

Manfaat besi ternyata tidak terbatas sebagai bahan pembuatan perlengkapan yang sangat
membantu kehidupan manusia, tetapi besi juga memainkan peranan yang istimewa dalam daur
kehidupan organisme hidup. Besi merupakan salah satu mikronutrien penting bagi makhluk
hidup. Besi sebagian besar terikat dengan stabil dalam logam protein (metalloprotein), karena
besi dalam keadaan bebas dapat menyebabkan terbentuknya radikal bebas yang bersifat toksik
pada sel.

Besi adalah penyusun utama kelangsungan makhluk hidup dan bekerja sebagai pembawa
oksigen dalam hemoglobin. FeSO4 digunakan sebagai sumber mineral besi untuk
terapidefisiensi/kekurangan zat besi dan digunakan untuk membuat tinta bubuk. Fe3SO4
digunakan untuk pewarnaan tekstil dan pengetesan aluminium.

1. 2. RUTENIUM (Ru)

v Cara pembuatan

Rutenium diisolasi besar-besaran dengan proses kimiawi yang rumit, dengan tahap akhirnya
adalah reduksi ammonium rutenium klorida dengan hidrogen, yang menghasilkan bubuk
rutenium. Bubuk ini disatukan dengan tekhnik metalurgi bubuk atau dengan pengelasan busur
argon.

v Sifat Kimia

Rutenium adalah logam berwarna putih, keras dan memiliki modifikasi empat Kristal. Tidak
mudah kusam pada suhu kamar, tapi teroksidasi (dengan menghasilkan ledakan. Mudah bereaksi
dengan senyawa halogen, basa dan lain-lain. Rutenium dapat dilapisi dengan metode elektro
deposisi atau denganmetode dekomposisi suhu. Logam ini merupakan pengeras platina dan
paladium yang paling efektif, dan membentuk alloy dengan platina atau paladium untuk
menghasilkan sifat hambatan listrik yang luar biasa.

Alloy rutenium-molibdenum dilaporkan bersifat superkonduktif pada suhu 10.6K. Ketahanan


korosi pada titanium dapat diperbaiki seratus kali lipat dengan penambahan 0.1% rutenium.
Rutenium juga merupakan katalis yang serba guna. Asam sulfida dapat dipecah oleh cahaya
dengan menggunakan suspensi partikel CdS yang diisi dengan rutenium oksida. Diduga dapat
diterapkan untuk menghilangkan H2S pada pemurnian oli dan proses industri yang lainnya.
Setidaknya, ada delapan bilangan oksidasi yang ditemukan, tapi di antara delapan bilangan
tersebut, hanya bilangan +2, +3, +4 yang umum ditemukan. Senyawa rutenium memiliki ciri-ciri
yang menyerupai senyawa kadmium.

Rutenium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Ru dan nomor
atom 44.

Anda mungkin juga menyukai